Kelly terkejut. Dia spontan mengangkat kepalanya untuk menatap Sonia.Saat ini raut wajah Sonia terlihat sangat normal seperti biasa. Dia menundukkan kepalanya untuk menyantap steak di depannya.Pacarnya Yusa, Tere, kebetulan duduk di samping. Dia pun menyodorkan piring berisi kue tar keju ke hadapan Gina, lalu berkata dengan tersenyum, “Ini pemberian Pak Reza untuk Nona Gina, cepat dimakan!”“Mari kita makan sama-sama!” Gina tersenyum ramah. Sebenarnya dia merasa sangat gembira saat ini.Matahari sudah terbenam. Lampu di taman sudah mulai menyala. Angin di malam hari ini sangatlah hangat dan segar. Mereka semua sedang mengobrol sambil menyantap makan malam yang dimasak langsung oleh koki restoran bintang lima.…Selesai makan malam, mereka semua kembali ke dalam vila, dan mulai bersiap-siap untuk pesta kostum. Gina membawa para wanita ke lantai atas untuk mengganti pakaian. Gina sudah memilih kostumnya, dia berencana memakai terusan bulu hitam dengan renda di bagian leher. Kostum itu
Bondan mengundang Kelly untuk berdansa. Kelly menyadari Bondan begitu menjaganya, dia pun tidak enak hati untuk menolak. Pada akhirnya, Kelly mengikuti langkah Bondan berjalan ke tengah ruang tamu.Untung saja Kelly pernah mengikuti ekstrakulikuler berdansa ketika perkuliahan tahun pertama. Jadi, dia pun tidak mempermalukan diri sendiri.Yusa dan yang lainnya juga sudah membawa pasangan mereka untuk berdansa. Berhubung semua orang mengetahui hubungan Sonia dengan Reza, tidak ada yang berani mengajak Sonia untuk berdansa.Sonia juga tidak bisa berdansa. Dia mengganti pakaiannya juga hanya karena tuntutan kondisi. Saat ini dia hanya duduk di sofa sambil meneguk jusnya.Tadi Sonia sempat minum segelas anggur sewaktu makan malam, sekarang dia pun merasa agak pusing.Tiba-tiba sesosok bayangan hitam menutupi dirinya. Sonia menengadah kepalanya, dan tampak Reza yang sedang tersenyum padanya.Reza mengulurkan tangannya. “Mau pergi berdansa?”Sonia menggeleng. “Aku nggak bisa.”“Aku akan ajari
“Masa lalu sudah berlalu. Sekarang bukannya kamu sudah kembali?” hibur Johan.Gina mengangguk dengan tersenyum. “Iya, aku sudah kembali. Aku pulang untuk menebus semua kesalahanku.”Kemudian, Gina berpesan, “Jangan beri tahu siapa pun mengenai masalah aku dengan Reza. Oh ya, jangan ungkit masalah ini di depan Reza. Aku berharap masalah kami berdua bisa kami selesaikan sendiri!”“Oke, aku mengerti!” Johan mengangguk. “Tapi kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa minta tolong sama aku. Aku akan selalu ada untukmu!”Gina menyindir, “Apa aku lebih penting daripada Kak Reza-mu?”Johan tersenyum. “Semuanya sama-sama penting bagiku!”“Terima kasih, Johan!” Gina sungguh terharu.Selesai berdansa, lampu di ruang tamu kembali dinyalakan. Semuanya membubarkan diri untuk beristirahat.Namun, Reza masih belum melepaskan tangan Sonia. Dia tiba-tiba berteriak, “Tutup lampu selama tiga menit. Start!”Semua lampu ruangan langsung padam, dan ruangan menjadi gelap gulita. Semua orang awalnya terkejut. Kemudi
Sopir Jason langsung mengendarai mobil kemari. Kemudian, Jason berpamitan dengan yang lainnya, “Kami pulang dulu!”Sonia dan Kelly juga berpamitan dengan yang lainnya. Sebelum pulang, Bondan masih sempat-sempatnya meminta nomor WhatsApp Kelly. “Kabari aku setelah sampai rumah!”Kelly mengangguk dengan sopan, lalu mengikuti Sonia untuk memasuki mobil.Setelah mobil melaju pergi, Robi juga sudah mengendarai mobilnya ke depan.Gina membuka pintu mobil, lalu memasuki mobil. Namun, dia menyadari Reza masih belum memasuki mobil. Gina pun menatap Reza dengan sedikit terkejut. “Kenapa kamu masih di luar?”“Aku akan suruh Robi antar kamu pulang. Aku masih urusan, nanti aku bawa mobil Bondan saja.”Raut wajah Gina berubah muram. Dia menyembunyikan rasa kecewa, lalu berpamitan dengan Reza. “Kalau begitu, hati-hati di jalan.”“Emm!”Gina hanya duduk tanpa berbicara lagi.Setelah semuanya pergi, Bondan menyerahkan kunci mobil kepada Reza. “Kak Reza, kamu nggak mau nginap di sini?”“Aku masih ada ur
Raut wajah Reza berubah muram. Tatapannya juga semakin tajam. Dia menatap Sonia sambil berkata, “Kamu kira semuanya bisa berakhir begitu saja?”Di bawah cahaya lampu redup, dapat terlihat betapa pucat dan dingin wajah Sonia. “Bukannya kita sudah janji? Ketika ada salah satu pihak yang ingin mundur, kita bisa mengakhiri hubungan ini kapan saja. Nggak boleh tarik ulur dan langsung putus!”“Langsung putus?” Tampak kekesalan di wajah Reza. Dia tersenyum berkata, “Coba kamu beri tahu aku bagaimana caranya bisa langsung putus?”Sonia memalingkan kepalanya dan tidak berbicara.Ekspresi Reza semakin dingin lagi. “Apa semuanya gara-gara Yandi? Sejak kehadiran dia, terus ada masalah di antara kita. Demi dia, kamu malah bohongi aku. Kamu bahkan menjaganya sewaktu dia dirawat di rumah sakit. Sekarang demi dia, kamu malah ingin putus sama aku? Apa kamu begitu suka sama dia?”Sonia langsung mengerutkan keningnya. “Masalah ini nggak ada hubungannya sama dia. Hubungan aku sama dia nggak seperti yang k
Mengenai Yandi, tidak peduli bagaimana hubungan Sonia dengan Yandi sebelumnya, sejak Sonia menjadi wanita Reza, Sonia sudah ditakdirkan untuk menjadi milik Reza. Siapa pun tidak bisa merebutnya dari sisi Reza!Reza menginginkan Sonia! Reza sudah tidak bisa menahan diri lagi!Sonia dikagetkan oleh gairah si lelaki. Tubuh Sonia langsung dilahap oleh si lelaki.Saat ini Sonia berusaha untuk berpikir dengan jernih. Dia mencoba mendorong Reza, tapi dia tidak bisa melakukannya. Jadi, Sonia terpaksa menggigit pundaknya.Si lelaki kesakitan, lalu menempelkan wajahnya di atas pundak Sonia. “Sayangku, coba gigit lagi.”Sonia memegang wajah Reza, dan tampak kekesalan di matanya. “Bukannya kamu seharusnya jelasin masalah Siska?”Reza menatap Sonia dengan penuh gairah. Ketika melihat ekspresi cemberut si Sonia, Reza malah merasa semakin menyukainya!Alhasil Reza tak tahan kuasa untuk mengecup bibir yang sedang cemberut itu. “Malam itu Ivan terus mengganggunya. Jadi, Siska nggak bisa pulang, terpaks
Semalaman ini Sonia hampir tidak tidur.Gairah yang ditahan si lelaki diempaskan dalam satu malam.Pada jam delapan pagi, saat Sonia menerima panggilan dari Kelly. Dia berusaha membuka matanya untuk mengambil ponsel, lalu mengangkat dengan suara seraknya.Kelly yang berada di ujung telepon berkata dengan tersenyum, “Kamu capek banget, ya? Kamu masih belum bangun?”“Emm.” Sonia mengantuk hingga tidak bisa membuka matanya.“Cepat bangun, aku sudah masakin sarapan buat kamu. Aku sudah kukus kue telur kesukaanmu.”“Nanti, ya!” jawab Sonia dengan asal-asalan, lalu langsung mengakhiri panggilan.Sonia lanjut berbaring, dan dia pun ditarik masuk ke dalam pelukan Reza. Reza menyuapkan susu kepada Sonia. “Nanti aku akan beri tahu Kelly untuk nggak usah sisain sarapan buat kamu. Kamu tidur saja … istirahat saja.”Sonia memejamkan matanya sambil meneguk susu hangat. Dia perlahan terbangun, lalu menatap Reza. “Sudah jam berapa?”Begitu Reza bangun, dia langsung menghangatkan susu untuk Sonia. Dia
Sonia pergi membuka pintu. Seketika tampak ada pelayan toko yang berpakaian seragam suatu toko merek mewah berdiri di depan pintu. “Selamat siang, Nona Sonia!”“Kalian?” tanya Sonia.Orang yang berdiri di paling depan adalah kepala toko. Dia berkata dengan tersenyum, “Kami dari toko PR. Pak Reza membeli beberapa pakaian dan aksesori untuk Nona Sonia. Kami bawa kemari untuk dicoba Nona Sonia.”Sonia sungguh kebingungan. Dia terpaksa mempersilakan mereka untuk memasuki rumah.Setelah mereka semua masuk, Sonia baru menyadari mereka datang dengan membawa dua kardus besar. Satu kardus berisi pakaian, dan satu kardus lainnya berisi segala jenis aksesori.Kepala toko memuji Sonia, lalu mengeluarkan terusan garis hitam putih kepada Sonia. “Ini model terbaru, sangat cocok dengan Nona Sonia. Sini biar aku bantu pakaikan.”Sonia berkata, “Aku ambil yang ini saja. Nggak usah coba lagi. Sisanya kalian bawa pulang saja.”Kepala toko terbengong, lalu berkata dengan tersenyum, “Nona Sonia, Anda sudah
Morgan mengangguk. “Aku datang ke Istana Fers untuk menghancurkan virus penyakit itu. Selain itu, yang paling penting adalah untuk menyelidiki Rayden!”Mereka berdua duduk di sofa. Reza bertanya, “Apa Rayden kenal sama kalian? Apa dulu dia itu anggotamu?”Morgan mengangguk. “Aku juga curiga. Sebelumnya aku sudah menghabisi beberapa bawahannya. Semuanya ada hubungannya sama dia. Dia sangat mengenal orang-orang di sekelilingku, juga mengetahui beberapa rahasia di dalam organisasi. Jadi, keberadaannya cukup mengancam!”Reza tersenyum dingin. “Sudah pasti. Apa ada yang kamu curigai?”Morgan menggeleng. “Tidak ada. Anggotaku tidak akan mengkhianatiku, hanya ada beberapa orang yang sudah meninggalkan organisasi saja. Aku juga sudah menyelidiki mereka, tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriteria Rayden. Jadi, aku baru kepikiran untuk menyelidikinya sendiri. Entah siapa dia sebenarnya?”Kening Reza berkerut. “Aku semakin khawatir kalau dia menargetkan Sonia!”Morgan berkata, “Sementara ini
Reza tersenyum tipis. “Karena kamu adalah yang pertama kubawa ke sini. Tentu saja mereka beranggapan kamu itu istriku!”Langkah kaki Reza berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia. “Tidak peduli aku itu Tuan Reza atau Raja Bondala, kamu adalah satu-satunya!”Sonia menatapnya. “Apa dulu kamu nggak pernah suka wanita?”Reza terdiam membisu. Dia langsung menggendong Sonia, menelusuri ruang tamu yang megah dan penuh dengan seni, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu lapar? Kalau kamu tidak lapar, sekarang aku bisa buktikan kepadamu betapa aku menyukai wanita … wanitaku!”Sonia yang berada di dalam pelukan Reza membalikkan tubuhnya dengan lincah. Kedua kakinya melingkari pinggang Reza. Dia berkata dengan merangkul pundak Reza. “Kamu nggak usah buktikan. Cahaya matahari sebagus ini. Kita duduk di pekarangan saja.”Reza menatap pekarangan di luar jendela, lalu mengangguk. “Oke, hari ini kamu bebas melakukan apa pun. Aku akan mendengar semua keinginanmu!”Reza tidak menurunk
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“