Di dalam bar dipenuhi dengan suara keras musik dan aroma menyengat alkohol. Cahaya lampu di dalam ruangan sangat redup. Ranty sedang memejamkan matanya, seolah-olah tidak merasakan ada yang sedang mendekatinya.“Ranty!” jerit Sonia, lalu mempercepat langkahnya berjalan ke sisi Ranty.Kevin tertegun. Dia spontan menatap ke sisi Sonia. Tiba-tiba Kevin menyadari ada bayangan gelap di hadapan Sonia, dan dia pun dipukul.Sonia terkejut! Kevin jatuh ke lantai dengan darah keluar dari ujung bibirnya. Dia merasa linglung lantaran sudah mabuk!Ekspresi Matias terlihat sangat dingin. Dia langsung menggendong Ranty, membawanya keluar bar.Ranty melebarkan matanya. Ketika melihat keberadaan Matias, dia pun langsung meronta. “Lepasin aku! Dasar ber*ngsek! Lepaskan aku!”Tatapan si lelaki masih terlihat sangat dingin. Dia terus menggendong Ranty, tidak berniat untuk melepaskannya.“Sonia, Sonia, tolong aku!” Ranty menggerakkan kedua kakinya, lalu menjerit Sonia.Sonia lekas meraih lengan Matias.Mat
Hati Sonia berdegup kencang. Dia memalingkan kepalanya untuk melihat ke luar jendela, lalu bergumam, “Nggak ada hubungannya sama kamu!”“Memang nggak ada hubungannya sama aku. Tapi masalah itu juga nggak ada hubungannya sama kamu. Hubungan kamu dan Ranty memang dekat, tapi Ranty itu calon istrinya Matias.”Sonia langsung menatap Reza. Kenapa sepertinya lelaki ini sedang memprovokasi hubungan mereka?Sepertinya Reza mengerti apa yang sedang dipikirkan gadis ini. Dia mengerutkan keningnya, berkata, “Yang aku katakan itu kenyataan!”Sonia menundukkan kepala, dan tidak berbicara lagi.Reza mencondongkan badannya ke sisi Sonia, tapi Sonia spontan mundur.Raut wajah Reza terlihat sangat muram. Dia menatap Sonia dengan kesal karena Sonia sedang menghindar.Reza langsung membantu Sonia untuk memakai sabuk pengaman, lalu langsung menghidupkan mesin mobil, melaju ke Imperial Garden.Pejalan kaki pada larut malam sangatlah sedikit. Namun Reza mengendarai mobilnya dengan sangat lambat … lebih lamb
Setibanya di luar vila, Sonia turun dari mobil. Kebetulan Reza sedang berlari di seberang sana. Reza yang mengenakan pakaian olahraga berwarna putih terlihat sangat tampan.Ketika Sonia melihat keberadaan Max di belakang Reza, dia pun langsung terdiam tak berkutik.Reza berjalan menghampiri Sonia. Keningnya dipenuhi dengan bulir keringat. Air keringat menetes ke pipi, lalu merembes ke kaus putih Reza. Penampilan Reza terlihat sangat menggoda. Jantung Sonia spontan berdegup kencang ketika melihatnya.Reza berjalan ke hadapan Sonia. Dia menundukkan kepalanya untuk melihat Sonia. “Setiap kali aku marah, aku pasti nggak bisa tidur, makanya aku lari pagi. Kamu tahu kenapa aku bisa marah?”Sinar matahari sangat menyilaukan mata. Sonia tidak bisa menatap ekspresi si lelaki. Dia hanya terdiam di tempat saja.Sebenarnya Sonia tidak berani bergerak karena ada Max di belakang Reza. Alasan lainnya adalah mereka berdua sedang berdiri di depan pintu vila. Anggota Keluarga Herdian bisa keluar kapan
Sonia bertanya dengan wajah datar, “Bukannya ada orang tuamu, kenapa Paman Reza juga mengurus masalah sekolahmu?”Tandy berkata dengan tersenyum, “Sekolah kami akan mengadakan perlombaan bola pingpong. Aku sudah mendaftarkan diri. Aku ingin suruh Paman Reza mengajariku, tapi dia bilang dia akan mengajariku kalau aku belajar dengan baik. Jadi, nanti kamu bantu aku bicara, ya.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Pamanmu bisa main pingpong?”“Tentu saja, Paman Reza-ku bisa semuanya!” ucap Tandy dengan bangga.Sonia mengerutkan keningnya. “Aku nggak usah bantu kamu bicara. Aku hanya perlu serahkan kertas latihan ini kepadanya!”Tandy tersenyum. “Kalau aku dapat juara pertama, aku bakal traktir kamu makan.!”“Kalau begitu, aku ucapin terima kasih dulu, ya!”Setelah selesai mengoreksi kertas ujian, Sonia menyuruh Tandy untuk belajar sendiri. Sementara itu, Sonia naik ke lantai atas untuk mencari Reza.Sonia pergi ke ruang baca. Setelah mengetuk pintu selama beberapa saat, Sonia tidak mendapat
Sonia mengangkat kepalanya, dan tatapannya kebetulan berpapasan dengan mata hitam Reza. Dia segera menundukkan kepalanya, berlagak tenang. “Terima kasih atas perhatian Pak Reza. Aku nggak gerah, kok.”“Jadi, kenapa wajahmu merah sekali?” Reza masih menatap Sonia.Mereka berdua kembali bertatapan selama beberapa detik. Terlintas ekspresi kesal dari wajah Sonia. Dia menjulurkan tangan mengambil soal latihan dari tangan Reza, lalu berjalan keluar.Reza pun tersenyum ketika melihat Sonia yang kesal itu. Sonia lekas berjalan menuruni tangga. Dia baru merasa tenang ketika dia berada di depan pintu kamar Tandy. Perilaku Reza tadi pagi masih terasa ambigu. Hanya saja, perilakunya tadi membuat Sonia yakin bahwa Reza sedang menebar pesona. Reza ingin menggodanya!Setelah memasuki kamar, Tandy langsung bertanya, “Apa kata Paman Reza?”Apa yang bisa dia katakan?Telinga Sonia masih memerah. Dia menjawab, “Dia bilang hasil latihanmu cukup bagus. Nanti sore dia bakal bawa kamu untuk latihan bola pi
Saat ini Reza sudah mengganti pakaian formalnya dengan pakaian olahraga berwarna abu-abu. Ketika melihat mereka berdua memasuki ruangan, Reza berjalan menghampiri mereka, lalu berkata pada Tandy, “Kamu pergi cari pelatihmu dulu. Nanti aku baru ajari kamu lagi.”Tandy mengiakan, lalu segera pergi mencari pelatihnya.Tatapan Reza beralih ke sisi Sonia. “Mau main, nggak?”“Aku hanya bisa main bulu tangkis, tapi nggak jago juga.” Sonia mempelajarinya pada saat akhir semester SMA 3.Reza tersenyum. “Aku kira kamu mahir dalam segala hal!”Sonia terdiam membisu.“Kalau begitu, kita main bulu tangkis saja,” ucap Reza, lalu berjalan ke lapangan bulu tangkis.Padahal Sonia belum mengungkapkan pendapatnya, si lelaki malah sudah berjalan pergi. Sonia pun terpaksa meletakkan tasnya, dan berjalan mengikutinya.Saat pelatih Tandy sedang istirahat, dia menyadari ada yang bermain bulu tangkis di sebelah. Dia pun pergi menyaksikan permainan mereka berdua. Si pelatih bertanya pada Tandy, “Guru bimbelmu i
Reza dan Tandy sedang bermain bola pingpong, sedangkan Sonia menyaksikan di samping. Dia merasa Reza terus meliriknya. Demi tidak menimbulkan kecurigaan, Sonia langsung pergi ke area istirahat.Sonia mengeluarkan ponselnya untuk bermain gim sejenak.Cahaya matahari hari ini tidak begitu terik, tapi tubuh Sonia tetap terasa hangat ketika tersinar cahaya matahari.Reza memang sedang bermain bola pingpong, tapi dia terus mencari-cari keberadaan Sonia.Sambil menunggu Reza dan Tandy, Sonia sudah bermain dua ronde permainan. Dia menyimpan ponselnya, lalu pergi ke toilet.Tandy dan pelatih bermain selama satu jam, lalu lanjut bermain setengah jam dengan Reza. Saat ini sekujur tubuh Tandy dibasahi dengan keringat, dan dia juga sudah merasa sangat capek. Tandy langsung berlari ke area istirahat untuk mengambil botol minuman.Reza pergi menghampiri Tandy, lalu duduk di atas sofa. “Bagus, sudah ada kemajuan!”“Pokoknya aku mau dapat juara satu!” balas Tandy.Suasana hati Reza sedang sangat bagus
Reza berdiri di depan jendela lantai tertinggi Hotel Yafurni. Dia memandang pemandangan malam di luar sana dengan tatapan tajam.“Pak Reza!” Chandra berjalan mendekatinya. “Pak Irwan sudah datang!”Reza langsung mengikuti langkah Chandra. Makan malam hari ini ditraktir oleh Bos Grup Bastian, Irwan Bastian. Dia sengaja membawa putranya, Ivan Bastian, untuk menemui Reza.Ivan masuk bersama dengan seorang wanita. Ketika si wanita menemukan sosok Reza, raut wajahnya langsung berubah pucat dan dia merasa sangat gugup. Wanita itu tak lain adalah Siska.Ivan adalah penggemar Siska, dia juga sedang mengejar Siska. Demi mendapatkan wanita idamannya, Ivan sering berkunjung ke lokasi syuting, dan juga membelikan jajanan untuk kru di lokasi syuting. Semua orang dapat merasakan betapa Ivan memanjakan Siska.Namun, sikap Siska sangat ambigu. Dia tahu latar belakang keluarga Ivan cukup mapan, dia tidak berani menyinggung Ivan. Hanya saja, Siska tidak rela untuk melepaskan Reza. Bagaimanapun juga, kek
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja