Reza mengangkat kepalanya, dan menatap Sonia dengan terkejut. “Apa?”Sonia menuruni tangga sambil berbicara dengan lembut, “Mereka sedang bantu Mellisa untuk cari satu pasang gelang giok. Gelang itu sangat berharga bagi Mellisa. Kalau dia bisa menemukannya, Maxwell akan semakin percaya dan bahkan berterima kasih sama Rendi. Kemungkinan Maxwell dan Rendi akan menjadi mitra kerja sama.”Dari ucapan Robi tadi, Sonia merasa tebakannya memang benar. Rendi memang ingin menyingkirkan Reza, dia ingin bekerja sama sendiri dengan Maxwell. Jika tidak, mana mungkin dia akan menyembunyikan masalah ini dari Reza, pergi mencari gelang giok sendiri.Jika salah satu pihak menyimpan niat lain, kerja sama pun tidak akan tercapai!Hanya saja Rendi tidak tahu, setelah Vivian pergi semalam, Mellisa juga membicarakan masalah gelang giok dengan Sonia.Robi bertanya, “Tadi Nona Sonia bilang kamu tahu keberadaan gelang giok itu?”“Emm, aku tahu!” Tatapan Sonia berkilauan. “Mellisa juga minta bantuanku untuk men
Konon katanya leluhur Keluarga Bina adalah pejabat tinggi di zaman kuno. Nama Keluarga Bina juga sangat terkenal di area Atria. Pada saat masa peperangan, anggota Keluarga Bina membentuk tim untuk melakukan perlawanan. Mereka bahkan menyerahkan sebagian besar harta, dan membangun puluhan tenda di dalam Atria untuk menghidupi hampir separuh penduduk Atria.Kemudian, Keluarga Bina menggeluti bisnis barang antik dan kayu menjadi orang terkaya di Atria. Hanya saja penerus Keluarga Bina semakin menipis. Kepala Keluarga generasi sebelumnya bahkan hanya punya seorang putra saja yang bernama Hudson Bina. Sialnya Hudson mengalami kecelakaan mobil di usia 40 tahun, dan meninggal bersama dengan sang istri. Jadi saat ini Keluarga Bina hanya tersisa seorang cucu laki-laki yang berumur hampir sepuluh tahun.Kakek dan cucu ini sudah melindungi Keluarga Bina selama belasan tahun. Sayangnya cucu dari Keluarga Bina ini tidak suka dengan berbisnis. Dia terus berkelana di luar, dan hanya sisa si Kakek s
Pengurus Kediaman Bina membawa mereka bertiga ke dalam. Saat ini hati Robi terasa sangat gugup. Kediaman ini memang terlihat sangat sederhana, tapi kenyataannya semua perabotan yang digunakan bahkan lebih berharga dibandingkan dengan emas.Setelah sampai di luar ruang tamu, si lelaki tua menyuruh Reza dan yang lainnya menunggu di luar. Dia akan masuk untuk melapor kepada Kevin.Tak sampai hitungan menit, dia pun keluar dengan tersenyum. “Pak Kevin persilakan kalian ke dalam!”“Terima kasih!” Reza mengangguk, lalu membawa Sonia ke dalam ruang tamu.Ruang tamu didekor dengan ornamen kayu dengan jendela di tiga sisi ruangan. Jadi begitu masuk ke dalam, ruangan tidak akan terasa gelap.Di dalam ruangan masih terdapat sebuah pintu lagi yang menghubungkan kolam di luar sana. Kevin sedang memancing saat ini. Dia pun meletakkan alat pancing ke dalam. Tatapannya tertuju pada diri Sonia untuk beberapa saat, kemudian baru beralih ke sisi Reza. “Pak Reza?”Reza langsung membalas dengan sopan, “Kam
Sonia awalnya sedang menyesap teh. Dia merasa gembira lantaran Kakek Kevin masih tahu bahwa dia suka dengan daun teh jenis ini. Namun setelah mendengar ucapan Kevin, Sonia hampir saja memuncratkan tehnya. Dia tidak berani mengangkat kepalanya dan terus berdeham.Reza terkejut, dan tatapannya seketika berubah datar. “Apa maksud Pak Kevin?”Kevin menggoyangkan kipasnya dan menjawab, “Kamu jangan salah paham. Bunga terataiku akan mekar malam ini. Jadi aku butuh satu orang untuk mengumpulkan serbuk sarinya. Aku ingin minta bantuan dia. Kalau Pak Reza bersedia, kamu bisa datang jemput dia besok pagi, dan sekalian bawa pergi gelang giok itu. Aku tidak akan minta sepeser pun.”Tatapan Reza berubah dingin. “Sepertinya aku tidak bisa memenuhi permintaan Pak Kevin. Lebih baik Pak Kevin buka harga saja.”Kevin menggeleng. “Kalau kamu nggak izinkan dia kumpul serbuk sari, silakan keluar dari sini!”Raut wajah Reza berubah dingin. Dia menggenggam tangan Sonia. “Maaf, Pak Kevin, sudah mengganggu wa
Sonia langsung membalikkan tubuhnya, lalu bertanya, “Apa Pak Kevin berubah pikiran?”Raut wajah Kevin seketika berubah muram. “Berhubung kalian itu junior, aku terpaksa mengalah. Kalau kalian bersedia untuk nginap di sini, silakan saja. Tapi … jangan cuma pacaran saja, ingat kumpulkan serbuk sari.”Langsung terlihat senyuman di wajah Sonia. “Siap, aku pasti akan mengumpulkan serbuk sari.”“Farel!” panggil Kevin.Lelaki tua yang membawa mereka ke ruang tamu tadi berjalan memasuki ruangan. “Tuan, ada perintah apa?”“Bawa mereka ke kamar belakang untuk beristirahat. Nanti malam ingat bawa mereka ke taman bungaku,” pesan Kevin. Kemudian dia berpesan kepada Reza dan Sonia, “Kalian ikut Indra. Kalau tidak ada urusan lain, jangan ganggu aku.”Reza langsung membalas, “Terima kasih, Pak!”Kevin dengan tidak senang mengiakan, lalu kembali ke kolam untuk memancing. Saat tirai jendela ruangan tertutup semua, Kevin yang awalnya terlihat muram langsung tersenyum. Dia terlihat sangat gembira sambil m
Reza duduk di hadapan Sonia. Tatapannya terlihat tajam ketika melihat sosok wanita cantik di depannya. Dia tiba-tiba berpikir, alangkah bagusnya jika waktu bisa berhenti di saat seperti ini.Mereka berdua makan dengan perlahan. Terkadang Sonia bisa menceritakan cerita Kota Atria. Mungkin Sonia sedang berada di tempat yang familier baginya, makanya dia lebih banyak bicara daripada biasanya. Sonia yang seperti ini membuat Reza merasa asing dan juga senang.Meskipun mereka sedang dipersulit oleh Kevin, Sonia tetap merasa gembira, bahkan Reza juga tidak mempermasalahkannya lagi.Setelah makan selama satu jam lebih, Sonia merasa sangat kenyang. Dia bertanya pada Reza, “Sore nanti kamu ada urusan?”“Kenapa?” tanya Reza.“Waktu aku datang, aku melihat pemandangan di sekitar cantik banget. Bagaimana kalau kita jalan-jalan?” Tatapan Sonia berkilauan.Reza mengangguk. “Oke.”Mereka berdua memberi tahu Indra, lalu keluar kediaman.Mereka melewati jalan kerikil. Kedua sisi dipenuhi dengan pohon c
Sonia menoleh dan melihat Reza sudah dikelilingi oleh para wanita. Begitu banyak wanita, setidaknya mereka akan mengusik Reza dalam beberapa waktu. Cukup bagi Sonia untuk menyantap es krim.Sonia berjalan ke pojok ruangan, dan dia merasa sangat gembira. Tiba-tiba ponselnya menyala, dan masuk pesan dari Ranty. Ranty bertanya kapan dia akan pulang ke Jembara.Saat Sonia menundukkan kepalanya untuk membalas pesan, seseorang datang mengantar jus dan es krim.“Terima kasih!” Sonia berterima kasih. Tatapannya tertuju pada es krim favoritnya, lalu beralih ke tangan orang yang menyuguhkan pesanan.Tangannya terlihat sangat putih dan mulus, tampak juga sebuah jam tangan mahal di pergelangan tangannya. Sonia seketika terkejut langsung menengadah kepalanya.Reza memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Dia menunduk menatap Sonia.Sonia tersenyum dan suaranya terdengar ketakutan. “Paman!”“Demi es krim, kamu malah mengkhianatiku?” Reza tersenyum sinis, dan nada bicaranya sangat lambat.Sonia men
Saat mereka berdua berjalan keluar toko, dua orang pelayan menatap bayangan punggung mereka dengan tatapan iri. Salah seorang pelayan yang berperawakan agak tinggi berbicara dengan tatapan berkilauan, “Cowok itu ganteng banget! Beruntung banget cewek itu bisa disayang sama paman yang ganteng!”Percakapan Sonia dan Reza tidak terdengar oleh kedua pelayan. Mereka hanya mendengar Sonia memanggil si lelaki tampan dengan sebutan Paman.Pelayan yang agak pendek melirik rekan kerjanya. “Kamu kira hubungan mereka sebatas paman dengan keponakan? Coba lihat ekspresi mereka, lihat juga tatapan manja si cowok, jelas-jelas mereka adalah pasangan!”“Hah? Masa iya?” Pelayan bertubuh tinggi menjerit terkejut.“Kenapa nggak mungkin? Percayalah sama aku, cowok itu pasti sangat suka sama cewek itu!”Pelayan bertubuh tinggi sedikit kecewa. “Bukannya aku nggak ada harapan lagi? Aku kira kalau dia datang lagi, aku ingin minta nomor WhatsApp-nya.”“Jangan mimpi, deh. Lihat saja dari cara berpakaiannya, dia p
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera
Setelah Sandora mendapatkan jaminan dari Yerin, dia pun mengangguk. “Oke, kapan?”“Aku sangat membutuhkannya. Kamu bawa anak itu besok!” Yerin kelihatan panik.Sandora mengangguk dengan serbasalah. “Besok aku akan hubungi kamu lagi.”Yerin mengiakan, lalu berkata, “Pergilah! Jangan kasih tahu siapa pun masalah kita ketemuan hari ini. Jangan beri tahu orang tuaku juga!”“Oke!” balas Sandora dengan lesu. Dia berdiri, lalu berpamitan. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!”“Hubungi aku besok!” pesan Yerin.“Aku mengerti!” Setelah Sandora berjalan keluar restoran, dia kelihatan sangat galau. Kelly masih berutang terhadap Perusahaan Teknologi Yorna. Dia pasti sudah tidak memiliki uang. Bagaimana caranya dia bisa mengembalikan utangnya terhadap Yerin?Meski sekarang mereka sudah putus hubungan, sebagai seorang ibu, Sandora tetap merasa sakit hati!Sudahlah! Lagi pula ada banyak teman kaya di sisi Kelly. Dia bisa pinjam uang dari mereka!Keesokan harinya.Setelah Kelly pergi bekerja, Sandora p
Yerin menjawab, “Di Kota Jembara!”Sandora berkata dengan kaget, “Yerin, apa kamu sudah pulang? Sudah bertahun-tahun kamu belum pulang.”“Bibi, coba kamu keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu!”“Masalah apa?”“Masalah yang sangat penting!”“Oh!”Yerin berkata, “Aku kasih alamat ke kamu. Kamu ke sini naik taksi. Segera, ya!”“Oke!” Sandora mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menerima pesan masuk dari Yerin.Malam hari ini, Kenzo dan Wilona pergi berkencan di luar sana. Sandora meletakkan belanjaannya, lalu buru-buru meninggalkan tempat.Tempat yang dicari Yerin adalah sebuah restoran yang sangat terpencil dan tidak terkenal. Setelah Sandora memasuki ruangan VIP, Yerin baru melepaskan maskernya. “Bibi, sudah lama kita nggak bertemu!”“Yerin, ke mana saja kamu selama beberapa tahun ini? Kenapa kamu tidak pernah pulang?” tanya Sandora dengan penuh perhatian.Yerin meliriknya sekilas, lalu berkata dengan nada dingin, “Bukannya semua itu gara-gara putrimu!”Kali ini, Yerin