Jason menggendong Yana untuk meninggalkan halaman. Saskia kembali mengejar, lalu berpesan, “Kalian jangan main sampai larut malam. Yana mesti tidur tepat pada waktunya!”“Selain itu, pesan teman-temanmu untuk jangan merokok. Jangan biarkan Yana mengisap asap rokok. Tidak bagus buat kesehatannya!”“Nanti malam cuaca agak dingin ….”“Sudahlah, Ibu!” Jason memotong ucapan Saskia. “Aku itu ayah kandungnya. Aku akan perhatikan semua pesanmu. Kami permisi dulu. Kamu tidak usah tunggu Yana!”Jason membawa Yana ke dalam mobil. Saskia hanya bisa melambaikan tangannya kepada Yana, melihat mobil melaju pergi.Tetiba hati Saskia terasa hampa. Dia berkata pada suaminya yang berdiri di belakang, “Kalau kita rebut secara paksa, kira-kira kemungkinan menang kita tinggi tidak?”Aldrich menghela napas. “Susah untuk diprediksi. Sepertinya kalau kita tidak menerima Kelly, Jason tidak akan mengizinkan kita untuk bertemu dengan Yana lagi!”Mendengar ucapan itu, amarah Saskia langsung membeludak. “Aku rasa d
“Selamat, Kak Jason. Sekarang kamu sudah menang! Kamu bisa dapat istri dan anak dalam sekaligus!”“Aku masih tidak mengerti. Siapa yang bisa jelaskan kepadaku? Kenapa anaknya Kelly bisa jadi anaknya Kak Jason?”“Kelly, sudah seharusnya kamu beri penjelasan kepada kami. Sejak kapan kamu meniduri Kak Jason? Bahkan Kak Jason sendiri juga tidak tahu!”“Berita ini cukup heboh. Aku berencana untuk viralkan berita ini!”Jason memarahi teman-temannya dengan tersenyum. “Bisa tidak kalian jangan heboh sendiri? Kalau ada pertanyaan, kalian bisa tanya aku, tidak usah tanya Kelly!”Kelly sungguh merasa canggung saat ini. Dia menarik Sonia ke balkon.Bondan berkata dengan tersenyum, “Kak Jason, waktu itu siapa yang peringati aku untuk jauhi Kelly? Kamu ini tidak setia kawan sekali! Ayo, jujur, siasat apa yang kamu gunakan hingga bisa mendapatkan Kelly?”Jason tersenyum. Kali ini, senyuman di wajahnya semakin lebar lagi. Dia duduk di samping Reza, lalu mengatakan, “Reza, perkenalkan, ini putriku, Yan
Sonia berkata, “Sebenarnya aku merasa kondisi sekarang cukup pas. Saat kamu memantapkan hatimu, itu berarti kamu sudah berhasil lolos dari ujian. Kamu bisa mendalami hubungan kalian tanpa perlu berpikir terlalu banyak!”Kelly memalingkan kepalanya untuk menatap Sonia. “Terima kasih, Sonia. Serius! Sejak awal, kamu selalu mendukung dan memahamiku. Kalau nggak ada kamu, mungkin aku nggak bisa bertahan sampai saat ini!”“Bukan.” Sonia menggeleng. “Meski tanpa aku, akhirnya juga akan seperti sekarang. Aku hanya membuatmu memahami isi hatimu saja.”Kelly berpikir sejenak, lalu tersenyum.“Oh, ya, Ranty masih belum tahu masalah ini. Hari ini sudah terlalu malam. Lain hari aku ajak dia ketemuan. Dia pasti akan gembira banget!” ujar Sonia.Kelly mengangguk. “Oke!”Johan dan Frida datang telat. Ketika melihat Sonia sedang berada di balkon, Frida pun menghampirinya. Tak lama kemudian, Kelly mendengar Jason mulai memamerkan putrinya kepada Johan.Kelly sungguh tidak sanggup melihat tingkah Jason!
[ Yana sama seperti kamu kecil dulu. Dia suka menendang selimut ketika lagi tidur. Nanti dia malah masuk angin! ][ Ayahmu tidak bisa tidur. ]Jason menunduk untuk membaca isi pesan. Dia pun memalingkan kepalanya untuk menatap Kelly. “Gimana kalau begini saja, kita biarkan Bibi Linda untuk menjaga Yana di hari biasa. Kemudian, kita antar Yana ke rumah orang tuaku di akhir pekan. Mereka sangat menyukai Yana!”Kebetulan Jason dan Kelly bisa menikmati dunia milik mereka berdua di akhir pekan.Kelly mengangguk. “Boleh, kok!”Namun, Jason tidak memberi jawaban pasti kepada ibunya, melainkan membalas.[ Aku akan usahakan untuk bujuk Kelly. Tunggu kabarku. ][ Saskia: Apa kamu tidak bisa ambil keputusan? ][ Jason: Tidak bisa. ]Saking emosinya, Saskia tidak menghiraukan Jason lagi.…Sonia dan Reza baru pulang setelah Kelly dan yang lain pulang. Begitu sampai di rumah, Reza langsung menindih Sonia di dinding dan memberinya ciuman penuh gairah. Dia seolah-olah memiliki maksud lain.Beberapa s
Ada sebuah rapat pada jam sembilan pagi. Saat rapat, para petinggi perusahaan merasa semakin tegang saja ketika melihat tingkah laku presdir mereka. Dari tadi Jason memangku si anak perempuan sembari menghiburnya dan mendengar isi rapat.Anak perempuan yang berusia sekitar dua tahun itu kelihatan sangat patuh. Dia duduk di atas pangkuan Jason dengan memegang pena, mencoret-coret di atas kertas.Dari wajah anak itu, seharusnya anak itu adalah milik presdir mereka? Jangan-jangan ini anak yang disembunyikan pak presdir?Kenapa mereka tidak pernah mendengar kabar itu sebelumnya?Apa yang mesti mereka lakukan? Pura-pura tidak tahu atau memberi ucapan selamat?Kalau memberi ucapan selamat, apa mereka mesti memberi amplop sebagai hadiah pernikahan dan untuk anaknya?Mereka semua kesulitan untuk fokus dalam rapat hari ini!Sepertinya hanya Howard yang duduk di samping Jason saja yang kelihatan terus tersenyum.Setelah rapat berakhir, Jason menggendong Yana, lalu berkata, “Kalian jangan heboh s
Howard menunjukkan ekspresi kaget. “Aku kira kisah cinta Tuan Jason dan Kelly itu kisah seorang bos yang mencintai asistennya. Setelah dilihat-lihat ternyata kisah kembali bersama mantan!”Jason menunjukkan senyuman risi. “Kembali bersama mantan? Aku dan Kelly itu memang ditakdirkan untuk bersama!”Howard terbengong sejenak. Dia sungguh kehabisan kata-kata untuk menghadapi Jason yang sekarang!Setelah Howard meninggalkan tempat, Jason menghubungi penanggung jawab perusahaan cabang untuk bertanya, “Bagaimana kerja Kenzo sekarang?”Mendengar Jason mempertanyakan soal Kenzo, penanggung jawab segera menjawab, “Performa kerja Kenzo sangat bagus. Beberapa hari ini, aku berencana untuk mempromosikan Kenzo dan menaikkan gajinya!”Suara Jason terdengar dingin. “Tidak usah. Pecat saja!”Penanggung jawab merasa kaget. “Pecat?”“Iya, beri kompensasi sesuai dengan kontrak kerja. Pecat saja!” Nada bicara Jason semakin dingin lagi.“Baik, aku mengerti!”Dalam setengah hari ini, Jason sedang sibuk unt
Tito memperkenalkan diri. “Siang, Bu Sandora. Aku adalah penanggung jawab dari Perusahaan Teknologi Yorna. Sedangkan, yang berada di sampingku ini adalah istri dari pemilik grup perusahaan kami!”Sandora sangat takut Tito akan menagih utang kepadanya. Jadi, dia tidak fokus dengan ucapan Tito, melainkan segera berkata, “Aku tidak peduli siapa kalian. Masalah ganti rugi kebakaran sudah tidak ada hubungannya sama kami. Kalian cari Kelly saja!”Raut wajah Tito menjadi kaku. Dia menatap Sandora dengan tidak berdaya.Saskia merasa agak syok. Dia bertanya dengan tersenyum datar, “Kenapa mesti cari Kelly? Iwan itu suamimu. Dia juga bukan ayah Kelly seorang diri!”Wilona langsung menerjang ke depan. “Tapi Kelly sudah tanda tangan perjanjian sama kami. Ke depannya, kami hanya bertugas untuk menghidupi ibuku, sedangkan dia bertugas untuk mengurus ayahnya. Otomatis Kelly mesti tanggung jawab atas masalah ganti rugi kerusakan yang disebabkan ayahnya!”Saskia melihat ke sisi Tito. Tito pun menganggu
Tito segera menceritakan kejadian di rumah sakit waktu itu kepada Saskia. “Awalnya anggota Keluarga Samosir ingin menggunakan masalah cedera Iwan dalam bekerja untuk memeras perusahaan. Kemudian, setelah mendengar mereka mesti membayar ganti rugi nominal besar, mereka pun segera melarikan diri, bahkan mendorong semua tanggung jawab ke diri Nona Kelly.”“Nona Kelly juga cukup tegas. Waktu itu, dia langsung menandatangani surat perjanjian pembagian tugas membiayai orang tua, kemudian menanggung semua ganti rugi itu sendiri.”“Nona Kelly orangnya sangat berani dan baik hati. Dia juga sering mengatakan kalau dia tidak akan lari dari tanggung jawab. Dia akan membayar semua ganti rugi. Pokoknya, aku merasa Kelly berbeda dengan anggota keluarganya yang lain!”Setelah Saskia mendengar cerita Tito, dia mengangguk dengan perlahan dan tidak berbicara lagi. Dia berjalan keluar kompleks, lalu segera memasuki mobil.Setelah mobil Saskia melaju jauh, Tito baru menghubungi Jason. “Tuan Jason, Bu Saski
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m
Saat makan malam, Rose sudah kelihatan bersemangat saat turun ke lantai bawah. Ketika melihat Juno, dia pun memberi salam dengan terkejut, “Juno, kapan kamu pulangnya?”Juno tidak ingin menghiraukan Rose. Dia hanya melirik Rose sekilas, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke ruang makan.“Kenapa malah nggak hiraukan aku?” Rose mengejarnya. “Apa hanya karena aku nggak tunggu kamu, lebih dulu kembali dari Kota Kibau saja? Aku merindukan Sonia!”Langkah kaki Juno semakin cepat lagi. Dia masih saja tidak berbicara.“Kenapa, sih!” Rose mengejar, lalu mengadang di hadapan Juno. Dia memutar bola matanya dan bertanya, “Jangan-jangan kamu marah karena aku tidur di ranjangmu?”Bola mata di balik kacamata Juno kelihatan dingin dan datar. “Aku takut kamu tular flumu ke aku, boleh, ‘kan?”“Aku malah mau tularin ke kamu!” Rose membelalakinya. “Biar kita sama-sama sakit. Namanya juga senasib sepenanggungan!”Juno menatap Rose, lalu mengangkat tangannya untuk memegang kening Rose. “Apa kamu masih demam?
Tenggorokan Juno bergerak. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuh Rose.Rose malah langsung membukanya lagi. “Panas! Panas sekali!”Juno kembali menarik selimut, lalu menahan Rose tidak mengizinkannya untuk bergerak. Keningnya sendiri juga ikut berkeringat.Biasanya orang yang demam akan merasa kedinginan. Kenapa Rose malah berbeda?Juno mencari pakaian Rose, lalu memasukkannya ke dalam selimut. Dia meraba-raba mulai memakaikan pakaian di tubuh Rose. Meskipun hendak memanggil pelayan, Rose juga mesti duluan mengenakan pakaiannya. Jika tidak, bagaimana pemikiran orang lain ketika melihat Rose tidak mengenakan apa-apa di dalam kamarnya?Mungkin karena merasa gugup dan tidak pernah membantu orang lain untuk mengenakan pakaian dalam, Juno pun meneliti beberapa saat baru berhasil mengenakannya. Di antaranya, tentu saja tersentuh bagian yang tidak seharusnya tersentuh. Juno memaksakan dirinya untuk menganggap Rose sebagai anak kecil yang baru datang ke rumah Aska saja.Pada akhirnya, Juno m