“Aku tanya kamu apa yang dikatakan Kiara tadi. Tapi kamu tidak jawab dengan jujur. Jadi, aku marah!” Jason menggigit telinga Kelly dengan pelan.Selain itu, setiap kali melihat Kelly berbicara dengan formal, Jason merasa dirinya bagai sedang ditindas saja. Jason pun sudah cukup bersabar!Kelly menggigit bibir bawahnya. “Dia tanya aku apa kamu sudah pacaran atau belum. Kamu ingin aku jawab apa?”Jason menghentikan aksinya, lalu memiringkan kepala untuk menatapnya. “Kamu tidak tahu bagaimana menjawabnya? Apa kamu tidak tahu aku sudah punya pacar atau belum?”Kelly memundurkan tubuhnya menatap si pria dengan mata berlinangkan air mata. “Jangan-jangan aku beri tahu dia, Tuan Jason sudah berpacaran. Pacarnya itu wanita di hadapannya!”Jason spontan mengangguk. “Iya, apa ada yang salah dengan ucapanmu? Bukannya kamu selalu bersikap jujur?”“Nanti dia bakal korek latar belakangku. Kemudian, dia akan mengarang seribu satu alasan, beri tahu aku kalau aku nggak pantas untuk bersamamu!” balas Kel
Yana melambaikan tangan dengan patuh. “Sampai jumpa, Bibi!”Sonia dan Reza juga tidak ke rumah malam ini. Kelly hanya memasak untuknya dan Yana saja.Mereka berdua makan bersama, lalu bermain bersama. Setelah itu, Kelly memandikan Yana, kemudian membaca dongeng sebelum tidur.Semua sama seperti biasanya. Hanya saja, malam ini Jason tidak bersama mereka. Entah kenapa Kelly merasa ada sesuatu yang kurang. Yana juga terus bertanya, “Di mana Paman?”“Sudah malam, kenapa Paman masih belum pulang?”…Saat hendak meniduri Yana, Kelly menerima pesan masuk dari Jason.[ Apa Yana mencariku? ]Kelly menatap Yana yang masih membuka mata lebar-lebar. Dia spontan tersenyum.[ Iya. ]Jason segera membalas.[ Bagaimana denganmu? Apa kamu merindukanku? ]Jantung Kelly berdebar kencang, entah bagaimana membalasnya. Pada saat ini, Yana mengintip layar ponsel. “Pesan dari Paman, ya?”“Iya, Paman lagi sibuk. Hari ini nggak bisa tiduri kamu. Biarkan Ibu saja yang baca dongeng buat kamu.” Kelly mengesamping
Di Hotel Venila.Saat acara berakhir, waktu sudah hampir menunjukkan pukul 12 malam. Anggota Grup Kumala masih ingin lanjut pergi berendam. Jason pun mencari alasan untuk menolak ajakan mereka.Jason melihat jam. Dia takut akan membangunkan Kelly jika pulang pada waktu ini. Jadi, dia menyuruh anak buah untuk memesan kamar eksekutif di hotel. Dia akan bermalam di hotel hari ini.Saat naik ke lantai 22, Jason melihat ada seorang wanita sedang menunggu di depan kamarnya. Wanita itu mengenakan terusan panjang dua tali yang berwarna hitam. Rambut ikalnya digerai panjang di pundaknya. Dia sedang bersandar di dinding sembari melayangkan tatapan genit ke sisi Jason.Wanita ini tak lain adalah wanita pendamping yang dibawa Jack dari Grup Kumala tadi, Vera. Saat di acara tadi, Vera terus bersulang terhadap Jason. Maksud dan tujuannya sudah sangat jelas.“Pak Jason!” Vera sedang bersandar di dinding dengan setengah mabuk. Dia kelihatan semakin genit saja. “Kepalaku sakit sekali. Aku nggak tahu ak
Kelly membalikkan kepalanya, lalu menggeleng dengan panik. “Aku nggak tahu. Sepertinya Kak Kenzo lagi sakit. Aku mau telepon ambulans.”Jason berjalan mendekat untuk mengamati kondisi Kenzo. Keningnya spontan berkerut. “Sepertinya dia mengalami gangguan pencernaan akibat minum alkohol. Jangan tunggu ambulans lagi. Biar aku bawa mobil untuk antar dia ke rumah sakit saja.”Kelly terbengong sejenak, lalu menggeleng. “Nggak usah. Ambulans akan segera tiba. Tuan Jason masih sibuk!”Raut Jason menjadi muram. Dia menatap Kelly dengan datar. “Aku bisa sibuk apa?”Hati Kelly sungguh sesak ketika melihat pria ini. Belum sempat Kelly membalas, Kenzo yang tadinya berbaring di atas ranjang tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan muntah. Kelly segera melihat kondisi abangnya.Kenzo telungkup di pinggir ranjang, memuntahkan cairan berwarna kuning. Kelly segera menepuk-nepuk punggung Kenzo, lalu menuangkan air hangat untuknya.Jason sudah menelepon Simon. Tak lama kemudian, Simon sudah datang ke kamar. Dia
Wilona berkata dengan gusar, “Hanya kakakmu saja. Katanya, atasan sangat memprioritaskannya. Apa ini yang dinamakan prioritas? Kalau begini terus, bisa jadi dia akan mati muda!”“Aku akan bujuk kakakku!” balas Kelly, “Sudah malam, aku akan jaga Kak Kenzo di sini. Kak Wilona juga cepat istirahat sana. Kalau ada apa-apa, aku akan hubungi Kak Wilona lagi.”“Terima kasih, ya, Kelly!”“Kita itu satu keluarga. Kamu nggak usah bersikap sungkan!”Kelly memutuskan panggilan. Jason melihatnya, lalu berdiri. “Kamu istirahat dulu di ranjang kecil ini. Aku pergi telepon sebentar.”Kelly mengira Jason sedang ada urusan. Dia hanya mengangguk saja.Jason berjalan keluar ruangan UGD, lalu berjalan ke area yang lebih sepi untuk menelepon.Sekarang sudah tengah malam, tetapi orang di ujung telepon langsung mengangkat panggilannya. Dia berkata dengan gelisah, “Pak Jason?”Jason langsung bertanya, “Apa kamu yang mengatur jadwal lembur Kenzo setiap hari?”Lewis dari perusahaan cabang merasa kaget, lalu sege
“Mungkin gara-gara aku menghadiri acara pernikahan kakakmu, orang-orang di perusahaan cabang jadi memendam niat lain terhadap kakakmu. Ada yang ingin mempromosikannya demi menjilatku, ada juga yang merasa terancam lantaran kakakmu dipromosikan terlalu cepat. Jadi, itulah sebabnya kakakmu sering diatur untuk menjamu klien,” jelas Jason dengan perlahan.Kelly masih tidak mengerti. “Ada yang ingin menghalangi kakakku naik jabatan? Bukannya semakin banyak yang dilakukan kakakku, perusahaan akan semakin memprioritaskannya?”Jason membalas, “Bukan, terkadang semakin banyak pekerjaan yang dilakukan, malah akan lebih gampang melakukan kesalahan. Ini adalah cara senior untuk menyingkirkan karyawannya.”Akhirnya Kelly mengerti. “Ternyata begitu.”Jason berkata dengan suara serius, “Jadi, semua ini gara-gara aku. Maaf.”Kelly menggeleng. “Semua ini nggak ada hubungannya sama kamu. Kalau aku menyalahkanmu, sepertinya aku terlalu nggak pengertian!”Jason menatap Kelly dengan tatapan dalam. “Sebenar
Kenzo merasa kaget hingga kedua matanya terbelalak lebar. Dia berpikir sejenak, lalu berkata dengan suara ringan, “Kelly, hidupmu cukup sengsara selama bertahun-tahun ini. Aku berharap hidupmu bisa lebih santai jika bersama Tuan Jason. Tapi aku juga takut kamu akan terluka setelah kalian jadian nanti.”Kelly menggeleng dengan tersenyum tipis. “Aku nggak akan terluka. Aku sudah tahu bagaimana akhir dari hubungan kami. Jadi, aku juga sudah mempersiapkan mentalku.”Kening Kenzo tampak berkerut. Dia sungguh kasihan terhadap Kelly.Kelly berkata, “Sementara ini, Kakak jangan beri tahu masalah aku dengan Jason sama Ibu dan Kak Wilona, ya.”Kenzo segera mengangguk. “Aku mengerti!”Kelly meletakkan sendok di dalam mangkuk bubur. “Karena hubunganku dengan Jason, kemungkinan kamu akan menjadi pusat perhatian di perusahaan. Kamu mesti lebih hati-hati.”Kenzo tersenyum. “Apa Tuan Jason yang beri tahu kamu masalah ini? Sebenarnya aku tahu apa yang ada di hati Pak William. Aku sendiri yang ingin bek
Yana memutar bola mata hitamnya. “Makanya Yana bilang hampir menangis.”Kelly pun tersenyum, lalu mencubit pipi Yana. “Sekarang Yana nggak nangis lagi, itu berarti Yana sudah gede!”“Ibu, Ibu ke mana?”“Ibu jagain Paman Kenzo. Paman Kenzo sakit.”“Apa Paman Kenzo takut makan obat? Apa boleh aku pergi menjenguk Paman?” Ekspresi serius Yana kelihatan sangat imut.Kelly berkata, “Paman nggak takut, kok. Paman sangat pemberani. Akhir pekan nanti Ibu nggak kerja, Ibu akan bawa kamu mengunjungi Nenek dan Paman, ya?”“Oke, kita belikan dua bungkus permen kelinci buat Paman, ya?”“Serius buat Paman?” Linda yang sedang berdiri di samping pun tertawa. Dia menuangkan segelas air untuk Kelly. “Kelly, kamu minum dulu. Kamu pasti sudah capek. Nanti Bibi pulangnya malam saja.”“Gimana kalau Bibi makan bersama kami dulu, baru pulang? Hari ini Sonia nggak kemari. Cuma kita bertiga saja.”Linda bertanya, “Bagaimana dengan Tuan Jason?”Kelly tertegun sejenak, lalu membalas dengan tersenyum, “Seharusnya d
Setelah makan, Sonia pergi menemui Kase.Saat Kase menatap Sonia hanya berpakaian kaus putih dengan celana jeans, keningnya spontan berkerut. “Sepertinya cara berpakaianmu tidak mirip seperti pasanganku?”Sonia menjawab, “Orang-orang juga nggak bakal heran dengan bagaimana penampilan pasangan yang kamu miliki!”Kase tertawa terbahak-bahak. “Kenapa aku selalu suka dengan setiap kata-katamu?” Dia membuka kotak kulit kambing di sampingnya. “Ini untukmu!”Sonia berjalan mendekat untuk melihatnya. Ada sebuah pistol di dalamnya dengan model terbaru MP22 yang bisa memuat 20 butir peluru. Fungsi tetap berjalan stabil di suhu cuaca tinggi maupun dingin. Pistol ini juga memiliki fungsi cahaya layar, membuat pengguna lebih gampang menggunakannya di malam hari.Sonia mengambil pistol. Tiba-tiba dia merasa aman sekarang. “Terima kasih!”“Jangan sungkan. Aku juga mempersiapkannya demi keselamatanku sendiri.” Kase menjulurkan tangannya ke sisi Sonia. “Aku harap kerja sama kita menyenangkan!”Sonia ti
Iya! Ada dirinya di atas papan almarhum.Suki!Tiba-tiba Sonia merasa dunia ini sangat ajaib. Jika dia tidak datang ke Hondura, selamanya dia tidak akan tahu ada orang yang membangun altar untuknya di sini. Perasaan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!Sonia mengambil dupa tersebut. Saat melihat papan namanya sendiri, dia pun tertegun. Kase berjalan ke dalam, lalu mengambil dupa dari tangannya. Setelah dupa dinyalakan, Kase pun memasangnya.Setelah itu, Kase menyeka papan nama itu dengan lembut. Dia bahkan mencium papan nama itu.Kening Sonia berkerut. Dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa. “Dia itu wanita idamanmu?”Tatapan Kase tertuju pada nama di atas papan. “Iya, namanya Suki. Namanya bagus, ‘kan?”Sonia tidak menjawab, melainkan bertanya, “Apa kamu nggak tahu biasanya hanya leluhur saja yang diletakkan di dalam aula persembahan seperti ini?”Kase meletakkan papan nama itu kembali ke posisi semula, lalu membalikkan kepalanya untuk berkata, “Dia itu wanit
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s
Sonia menggerakkan alisnya. “Ada apa?”Tatapan Kase menjadi lembut. Mata indahnya mengeluarkan cahaya indah. Dia terus menatap Sonia sembari tersenyum. “Ternyata kamu secantik yang aku bayangkan!”Sonia bertanya lagi, “Apa kamu kekurangan pengawal?”“Tentu saja!” Kase tersenyum cengengesan menunjukkan gigi putihnya. “Aku kekurangan satu pengawal cantik.”Sonia berkata, “Kalau kamu mau aku jadi pengawalmu, harganya bakal mahal!”Kase mendekatinya. Kedua matanya masih tertuju pada diri Sonia. “Katakanlah! Biar aku tahu semahal apa?”“Mungkin ….” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Aku menginginkan nyawamu!”“Haha!” Kase tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa dengan sangat bahagia. “Kalau kamu menginginkan nyawaku, aku akan berikan malam ini!”Sonia memalingkan kepalanya. Isi pikiran pria ini selalu saja melenceng. Sonia pun tidak menghiraukannya.“Katakanlah, kamu minta berapa!” tanya Kase dengan nada memelas.Sonia berpikir sejenak, lalu berkata, “Satu juta … pound sterwing! Masa kerja satu bula
Pelayan mengangguk, lalu menyerahkan sebotol air yang belum dibuka segelnya kepada Sonia.Sonia meneguk minumannya. Dia menyadari si pria sedang memeluk seorang wanita seksi dan mencium bibir si wanita. Para wanita lainnya juga segera mendekati si pria. Sonia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap bersikap tenang.Pria yang bernama Kase ini tidak kelihatan berbahaya. Sonia mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan, lalu membuang waktu dengan bermain gim.Sekitar setengah jam kemudian, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat permainan mereka. Saat ini, seorang wanita berambut biru sedang melepaskan atasannya dan duduk di atas pangkuan Kase. Dia menuang alkohol di gelasnya ke bagian lehernya sendiri. Kase pun menunduk untuk meminumnya ….Sonia melirik sekilas, lalu lanjut bermain gim ponselnya.Saat level terbaru belum berhasil dilewati Sonia, seorang wanita berpakaian terusan tali dua berjalan mendekat. Dia menatap Sonia dengan tatapan provokasi. “Kamu kekasih barunya Kase
Kening Sonia berkerut. “Kenapa aku mesti pergi sama kamu?”“Lindungi aku!” jawab si pria dengan langsung, “Aku sudah beri kamu tumpangan. Anggap saja itu bayarannya.”Sonia berkata, “Aku bisa beri kamu uang.”Tiba-tiba si pria tersenyum. “Nona, apa kamu merasa aku seperti orang yang kekurangan uang?”Sonia menatap si pria dengan dingin. “Tadi aku sudah bilang aku akan membayarmu.”“Kamu bisa membayar dengan banyak cara. Bantu aku juga salah satu cara untuk membayar ongkos tumpanganmu. Siapa suruh kamu tidak bilang dengan jelas.” Si pria menatap Sonia dengan tersenyum. “Jangan-jangan kamu mau ngeyel?”Raut wajah Sonia berubah dingin. Dia bertanya, “Kamu mau aku ngapain?”“Jangan panik. Aku hanya ingin kamu melindungi keselamatanku saja!” Si pria mengangkat-angkat alisnya melihat ke sisi Sonia. “Aku percaya semua itu tidak sulit bagimu.”Sonia pun tidak berbicara lagi.Kota Hondura adalah kota kuno yang sudah memiliki sejarah selama 200 tahun. Kota ini tidak hanya mempertahankan ciri kha
Ketika pria yang berada di dalam mobil melihat Sonia keluar toilet dalam keadaan baik-baik saja, dia pun mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget.Sonia kembali ke swalayan untuk membeli sebotol air soda lagi. Kemudian, dia duduk di bawah tenda sembari menyantap kue yang dibelinya tadi.Wanita itu juga sudah merapikan pakaiannya, lalu berjalan keluar toilet. Dia duduk di hadapan Sonia, lalu bertanya, “Kamu juga dari Negara Cendania?”Sonia berkata, “Iya!”“Namaku Hallie.” Si wanita memperkenalkan diri, lalu bertanya dengan penasaran, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Sonia mengangkat tangannya, lalu membersihkan sisa serpihan roti di bibirnya. Nada bicaranya sangat datar. “Aku lagi cari orang!”Hallie merasa sangat kaget. “Aku juga datang buat cari orang. Aku cari kekasihku. Setengah tahun lalu, temannya bawa dia untuk cari uang di sini. Sudah satu bulan aku nggak ada kabarnya, makanya aku ke sini. Bagaimana denganmu?”Sonia tidak menjawab, dia hanya berkata, “Nggak seharusny