“Aku mohon jangan cari manajerku! Boleh tidak dikurangi lagi? Aku bukan penduduk Kota Jembara. Gajiku baru saja aku gunakan untuk bayar rumah kontrakan. Aku tidak punya uang sebanyak itu lagi!” Pelayan hampir menangis.“Pokoknya 130 juta! Jangan omong kosong lagi! Cepat transfer ke aku!” Katie menyadari orang di meja sebelah sedang menatapnya. Dia juga takut Yandi akan segera kembali. Jadi, dia segera mendesak pelayan untuk mengirim uang ganti rugi.Pelayan itu kelihatan baru berusia 20 tahun saja. Dia merasa gugup dan juga takut. Dia berdiskusi dengan Katie dengan suara kecil, “Gimana kalau 60 juta? Aku hanya sanggup bayar segitu saja.”“Apa? Cuma 60 juta?” Katie menunjukkan senyum menyindir. Dia membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi. “Aku juga nggak ingin omong kosong lagi sama kamu. Aku langsung cari manajer kalian saja.”“Aku mohon, jangan cari manajer. Nanti aku malah dipecat!” Pelayan memohon Katie dengan raut tidak berdaya, “Gimana kalau aku bikin surat utang? Nanti setelah
Katie memang tidak puas dengan lawan kencan butanya. Namun, hatinya mulai tergerak ketika melihat wajah tampan Yandi. Dia mencoba untuk bertanya, “Telepon dari restoran, ya? Bisnis restoran steamboat-mu pasti bagus sekali. Gimana dengan keuntungannya?”Jika keuntungan restoran cukup besar, Katie juga bisa mempertimbangkan Yandi.“Biasa saja!” Yandi mengangguk sedikit kepalanya.Katie tersenyum lembut. “Nanti setelah selesai makan, gimana kalau kita pergi nonton bioskop?”Baru saja Yandi hendak menolak, Tasya yang duduk di samping mengangkat teleponnya. “Halo, aku lagi nggak di rumah. Aku lagi kencan buta di luar!”“Orangnya lumayan tampan, tapi sepertinya dia bukan anak orang kaya, cuma buka sebuah restoran steamboat saja. Dia nggak pakai barang bermerek sama sekali.”“Orang yang jodohin aku pasti lagi bohongi aku!”“Nggak seharusnya aku pinjam kartu VIP untuk makan di sini. Gimana kalau dia nggak sanggup untuk bayar tagihan ini? Malu-maluin saja, ‘kan!”“Oh ya, tadi pelayan nggak sen
Katie menggertakkan giginya. Dia memiliki kesan bagus terhadap Yandi. Dia pun merasa malu ketika menjadi buah bibir orang-orang.Katie hanya mengenakan pakaian dalam di dalamnya. Dia tidak mungkin melepaskan terusannya untuk Tasya. Jadi, dia terpaksa mengembalikan uang 136 juta yang diterimanya tadi kepada Tasya, kemudian segera meninggalkan tempat.Tasya kembali duduk di bangkunya, menyesap cokelat hangatnya. Suasana hatinya terasa sangat bagus.Meskipun Tasya kaya, dia juga tidak mungkin menghamburkan uangnya semena-mena, apalagi untuk wanita arogan seperti Katie!Yandi memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kemari!”Tasya mendengus dingin. “Aku nggak mau duduk di tempatnya. Kamu saja yang kemari.”Yandi tersenyum tidak berdaya. Dia berdiri, lalu duduk di samping Tasya.“Kamu mau makan apa? Biar aku traktir!” Yandi menyerahkan menu makanan kepadanya.“Kenapa? Apa kamu ingin berterima kasih kepadaku? Aku takut nanti kamu nggak bisa bayar.” Tasya menopang dagu dengan kedua tangannya. Di
Tasya terbengong sejenak, lalu segera membalikkan tubuhnya. Di dalam kerumunan, terlihat Yandi sedang memegang sekotak popcorn di tangannya sembari mengangkat telepon. Yandi juga sedang menatapnya.Orang-orang berdesakan di sekitar. Namun, hanya ada Yandi di dalam tatapan Tasya. Kali ini, hati Tasya mulai terasa tenang, bahkan sedikit hangat!Dalam beberapa tahun ini, bahkan belasan tahun kemudian, Tasya akan selalu mengingat gambaran ini! Tidak, Tasya tidak akan melupakan gambaran ini untuk selamanya!Yandi memutuskan panggilan. Dia menyerahkan popcorn kepada Tasya dengan canggung. “Nah!”Tasya mengambilnya. Mungkin karena dia terlalu panik tadi, dia merasa dirinya sangat lucu. Tasya pun tertawa.“Kenapa malah tertawa?” Kening Yandi tampak berkerut.Tasya memeluk kotak popcorn sembari menggeleng. “Sudah saatnya masuk bioskop. Ayo, kita pergi antre!”Yandi mengangguk. “Oke.”Mereka berdua duduk di baris belakang. Biasanya di baris belakang adalah tempat berkumpulnya para pasangan. Sep
Yandi merasa syok. Detak jantungnya mulai berdetak. Suasana di sekitar terasa hening. Hanya saja, pikiran Yandi malah terasa kacau. Dia tidak sanggup untuk menenangkan dirinya, apalagi berpikir dengan kepala jernih.Ketika melihat tatapan keras kepala dan lugu gadis di hadapannya, kening Yandi semakin berkerut lagi. Dia membalas dengan suara serak, “Tasya, kamu masih kecil.”“Aku nggak mau dengar!” Tasya langsung menyela. Tatapannya semakin tegas lagi. “Kamu juga nggak usah beri tahu aku kalau kamu nggak suka sama aku. Selama kamu belum berpacaran dan menikah, aku berhak untuk mengejarmu. Kamu nggak bisa menghalangi perasaanku. Aku sendiri juga nggak bisa melakukannya.”Pencahayaan di dalam mobil sangat gelap. Tatapan Yandi semakin dalam lagi. Sepertinya dia tidak tahu bagaimana cara membujuk Tasya. Itulah sebabnya hatinya terasa sangat penat.“Yandi,” panggil Tasya sekali lagi.Yandi spontan memalingkan kepalanya, lalu melihat Tasya mendekatinya dan mencium pipinya. Kedua mata Yandi t
Tandy melihat bayangan punggung Tasya yang buru-buru itu. Dia tersenyum sinis. Sepertinya ada yang dirahasiakan Tasya!…Sewaktu Yandi kembali ke restoran, yang lain masih sedang bermain kartu. Dia membasuh tubuhnya, lalu berbaring di atas ranjang. Ketika Yandi hendak menyalakan rokoknya, tiba-tiba dia teringat gambaran di dalam mobil tadi.Yandi sedang berpikir apakah dia perlu memberi tahu masalah ini kepada Sonia atau tidak. Bisa jadi Sonia bisa menasihati Tasya.Benar! Bagi Yandi, Tasya tidak seharusnya menyukainya. Semua itu adalah sebuah kesalahan fatal. Atau Yandi perlu mempertimbangkan lagi untuk mengeluarkan Tasya dari restoran steamboat.Perkuliahan Tasya sudah hampir berakhir. Dengan prestasi unggulnya, ada banyak perusahaan besar yang ingin merekrutnya. Namun, dia tidak bekerja di Herdian Group dan perusahaan-perusahaan lainnya, malah bekerja di restoran steamboat. Sepertinya Yandi mesti mencari waktu untuk membicarakan masalah ini.Waktu itu hubungan mereka berdua sempat t
Di dalam kegelapan, Yandi bersandar di sisi ranjang sembari merokok dengan perlahan. Asap rokok mengepul di dalam kegelapan, menyamarkan raut dinginnya. Sepertinya Yandi telah dihadapkan dengan persoalan yang sangat sulit.Selama ini, Yandi menganggap Tasya sebagai adiknya. Entah bagaimana caranya agar Tasya bisa menyerah?…Yandi tidur sangat malam semalam. Jadi, hari ini dia bangun kesiangan. Di luar sana sangatlah hening. Leon dan yang lain sedang sibuk di lantai bawah, bersiap-siap untuk mulai bekerja.Setelah membasuh tubuh, Yandi turun ke lantai bawah. Saat berjalan melewati pintu dapur, dia mendengar suara air dan juga suara Tasya dari halaman belakang. Yandi langsung berbelok berjalan ke dalam halaman.Di dalam halaman, Tasya sedang menyiram bunga mawar. Hari ini dia mengenakan kemeja putih dengan celana jeans gantung. Dia menyiram bunga sembari memercik Meong. Senyuman di wajahnya bagai pelangi sehabis hujan, kelihatan sangat indah dan polos.Ketika menyadari ada yang datang,
Leon berkata, “Aku nggak tahu. Dia pergi dari sore, kemudian baru kembali tengah malam.”Kening Bruno berkerut. “Kalian nggak usah tanya panjang lebar tentang masalah Bos. Kita cukup kerjakan pekerjaan kita saja. Jangan buat Bos marah!”Leon dan yang lain spontan mengangguk.Rokok Yandi ketinggalan di lantai atas. Dia hendak ke lantai atas untuk mengambilnya. Saat melewati dapur, tiba-tiba langkah kakinya berhenti, kemudian berjalan ke halaman.Tasya sedang menggunting daun bunga mawar yang menguning. Ketika melihat Yandi, dia pun menyapanya, “Bos Yandi, bantu aku pindahkan tangga ke sini.”Yandi melihat sekilas tangga di sisi dinding. Namun, dia tidak bergerak sama sekali. Raut wajahnya kelihatan muram. “Bahaya!”Tasya berkata dengan tersenyum, “Nggak kenapa-napa. Aku juga nggak naik sampai ke paling atas. Aku cuma ingin gunting daun di bagian atas, sudah lebat banget. Nanti bungaku jadi nggak bisa mekar.”“Aku bilang tidak usah!” ujar Yandi dengan serius.Kali ini, Tasya menyadari ad
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera
Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga
Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,