Tandy melihat bayangan punggung Tasya yang buru-buru itu. Dia tersenyum sinis. Sepertinya ada yang dirahasiakan Tasya!…Sewaktu Yandi kembali ke restoran, yang lain masih sedang bermain kartu. Dia membasuh tubuhnya, lalu berbaring di atas ranjang. Ketika Yandi hendak menyalakan rokoknya, tiba-tiba dia teringat gambaran di dalam mobil tadi.Yandi sedang berpikir apakah dia perlu memberi tahu masalah ini kepada Sonia atau tidak. Bisa jadi Sonia bisa menasihati Tasya.Benar! Bagi Yandi, Tasya tidak seharusnya menyukainya. Semua itu adalah sebuah kesalahan fatal. Atau Yandi perlu mempertimbangkan lagi untuk mengeluarkan Tasya dari restoran steamboat.Perkuliahan Tasya sudah hampir berakhir. Dengan prestasi unggulnya, ada banyak perusahaan besar yang ingin merekrutnya. Namun, dia tidak bekerja di Herdian Group dan perusahaan-perusahaan lainnya, malah bekerja di restoran steamboat. Sepertinya Yandi mesti mencari waktu untuk membicarakan masalah ini.Waktu itu hubungan mereka berdua sempat t
Di dalam kegelapan, Yandi bersandar di sisi ranjang sembari merokok dengan perlahan. Asap rokok mengepul di dalam kegelapan, menyamarkan raut dinginnya. Sepertinya Yandi telah dihadapkan dengan persoalan yang sangat sulit.Selama ini, Yandi menganggap Tasya sebagai adiknya. Entah bagaimana caranya agar Tasya bisa menyerah?…Yandi tidur sangat malam semalam. Jadi, hari ini dia bangun kesiangan. Di luar sana sangatlah hening. Leon dan yang lain sedang sibuk di lantai bawah, bersiap-siap untuk mulai bekerja.Setelah membasuh tubuh, Yandi turun ke lantai bawah. Saat berjalan melewati pintu dapur, dia mendengar suara air dan juga suara Tasya dari halaman belakang. Yandi langsung berbelok berjalan ke dalam halaman.Di dalam halaman, Tasya sedang menyiram bunga mawar. Hari ini dia mengenakan kemeja putih dengan celana jeans gantung. Dia menyiram bunga sembari memercik Meong. Senyuman di wajahnya bagai pelangi sehabis hujan, kelihatan sangat indah dan polos.Ketika menyadari ada yang datang,
Leon berkata, “Aku nggak tahu. Dia pergi dari sore, kemudian baru kembali tengah malam.”Kening Bruno berkerut. “Kalian nggak usah tanya panjang lebar tentang masalah Bos. Kita cukup kerjakan pekerjaan kita saja. Jangan buat Bos marah!”Leon dan yang lain spontan mengangguk.Rokok Yandi ketinggalan di lantai atas. Dia hendak ke lantai atas untuk mengambilnya. Saat melewati dapur, tiba-tiba langkah kakinya berhenti, kemudian berjalan ke halaman.Tasya sedang menggunting daun bunga mawar yang menguning. Ketika melihat Yandi, dia pun menyapanya, “Bos Yandi, bantu aku pindahkan tangga ke sini.”Yandi melihat sekilas tangga di sisi dinding. Namun, dia tidak bergerak sama sekali. Raut wajahnya kelihatan muram. “Bahaya!”Tasya berkata dengan tersenyum, “Nggak kenapa-napa. Aku juga nggak naik sampai ke paling atas. Aku cuma ingin gunting daun di bagian atas, sudah lebat banget. Nanti bungaku jadi nggak bisa mekar.”“Aku bilang tidak usah!” ujar Yandi dengan serius.Kali ini, Tasya menyadari ad
Tasya mendengus dingin. “Aku tahu kamu nggak khawatir. Kamu juga berharap aku bisa suka sama Oscar, biar nggak mengganggumu lagi.”Yandi mengerutkan keningnya sambil menggertakkan giginya. Dia tidak berbicara sama sekali.“Sekarang, bisa nggak kamu bantu pindahin tangganya?” tanya Tasya dengan mengangkat kepalanya.Yandi tidak berbicara lagi, langsung membalikkan tubuhnya untuk memindahkan tangga.Tasya melihat pria di hadapannya. Tiba-tiba dia bertanya, “Ngomong-ngomong kenapa kamu marah tadi?”Punggung Yandi terkaku. Dia menyangkal dengan sangat tenang, “Aku tidak marah.”Tasya mengangkat-angkat alisnya, lalu bergumam, “Jelas-jelas kamu lagi marah!”Yandi berjalan dengan cepat, berlagak tidak mendengar.Tangga dipindahkan ke sisi pot bunga mawar. Kemudian, Yandi berkata, “Mau gunting gimana? Kamu beri tahu aku saja. Biar aku yang gunting!”“Jangan! Nanti kamu malah gunting semua bungaku,” balas Tasya dengan risi, “Biar aku sendiri saja.”Yandi tidak sanggup mengalahkannya. Dia menata
Tiba-tiba Tasya malah memiringkan tubuhnya memeluk leher Yandi dengan erat. Dia tidak bersedia untuk turun dari pelukan Yandi.Tubuh kekar Yandi seketika terkaku. Wajah miring sang gadis menempel di leher Yandi. Aroma wangi dan sentuhan lembut itu membuat sekujur tubuh Yandi menjadi tegang. Tasya juga terkejut dengan gerakannya sendiri. Dia merasa sepertinya dirinya sudah gila. Itulah sebabnya dia menyatakan perasaan terhadap seorang pria, lalu melakukan hal memalukan seperti ini.Jantung Tasya berdebar semakin kencang lagi. Wajahnya terasa memanas. Hanya saja, dia masih tidak bersedia untuk melepaskan Yandi.Setelah hening selama beberapa saat, akhirnya Yandi duluan mengeluarkan suara seraknya, “Turun.”Tasya terbengong sejenak, kemudian segera melepaskan tangannya dan turun dari gendongan Yandi. Dia menunduk bagai seorang anak kecil yang telah melakukan kesalahan saja. Dia sungguh merasa malu. “Ma … Maaf!”Yandi berlagak tidak terjadi apa-apa. Dia pergi memindahkan tangga. “Jangan g
Baru saja Anastasia hendak berbicara, tiba-tiba dia menyadari Kelly kembali rapat dengan mengambil tumpukan dokumen. Dia langsung menutup mulutnya, lalu bertanya, “Nona Kiara, kamu mau minum apa?”“Teh saja,” balas Kiara dengan tersenyum.“Oke, kamu tunggu sebentar!” Anastasia melihat Kelly sekilas, lalu membalikkan tubuhnya menyeduh teh untuk Kiara.Kiara memalingkan kepalanya melihat Kelly. Dia pun menyapa dengan sok akrab, “Kelly!”Kelly mengangguk dengan perlahan. “Bu Kiara!”“Sudah selesai rapatnya? Di mana Tuan Jason?” tanya Kiara dengan ramah.Kelly berkata, “Lagi kedatangan tamu. Jadi, Tuan Jason lagi menjamu tamu. Apa Nona Kiara ada urusan?”“Aku ada sedikit urusan ingin cari Tuan Jason, tapi aku juga nggak buru-buru, kok. Aku tunggu saja.” Kiara mengeluarkan parfum lain dari tasnya. Ekspresinya kelihatan semakin hangat. “Buat kamu!”Kelly menolak. “Terima kasih, Nona Kiara. Tapi, nggak usah, ya!”“Hanya hadiah kecil saja. Anastasia juga ada, kok.” Kiara memaksa untuk memasukk
“Memang nggak ada hubungan. Aku hanya penasaran saja!” Kiara mengangkat-angkat alisnya, menunjukkan ekspresi menyesal. “Sebelumnya kamu telah melukai hatiku. Aku sempat merasa bodoh karena sudah menghabiskan masa mudaku di dirimu. Jadi, aku langsung jadian dengan cowok yang lagi mengejarku. Sayangnya, aku masih nggak ada perasaan sama dia setelah jadian selama satu bulan. Rasanya jadian dengan orang yang nggak aku cintai itu sangat menyiksa.”Jason hanya menatap Kiara saja. Dia tidak berbicara sama sekali.Kiara melanjutkan, “Jadi, aku langsung putus sama dia! Seumur hidupku, sepertinya aku nggak akan putus asa sebelum mendapatkanmu. Aku merasa nggak ada yang bisa dibandingkan sama kamu!”Jason mengambil sebatang rokok, lalu menyalakannya. Nada bicaranya sangat datar. “Kamu tidak perlu bersikap seperti ini. Aku benar-benar tidak menyukaimu!”Kiara mengangkat-angkat pundaknya. “Kita tunggu saja. Kita juga nggak bisa menebak apa yang akan terjadi di kemudian hari!”Kiara berdiri, lalu b
“Aku tanya kamu apa yang dikatakan Kiara tadi. Tapi kamu tidak jawab dengan jujur. Jadi, aku marah!” Jason menggigit telinga Kelly dengan pelan.Selain itu, setiap kali melihat Kelly berbicara dengan formal, Jason merasa dirinya bagai sedang ditindas saja. Jason pun sudah cukup bersabar!Kelly menggigit bibir bawahnya. “Dia tanya aku apa kamu sudah pacaran atau belum. Kamu ingin aku jawab apa?”Jason menghentikan aksinya, lalu memiringkan kepala untuk menatapnya. “Kamu tidak tahu bagaimana menjawabnya? Apa kamu tidak tahu aku sudah punya pacar atau belum?”Kelly memundurkan tubuhnya menatap si pria dengan mata berlinangkan air mata. “Jangan-jangan aku beri tahu dia, Tuan Jason sudah berpacaran. Pacarnya itu wanita di hadapannya!”Jason spontan mengangguk. “Iya, apa ada yang salah dengan ucapanmu? Bukannya kamu selalu bersikap jujur?”“Nanti dia bakal korek latar belakangku. Kemudian, dia akan mengarang seribu satu alasan, beri tahu aku kalau aku nggak pantas untuk bersamamu!” balas Kel
Setelah makan, Sonia pergi menemui Kase.Saat Kase menatap Sonia hanya berpakaian kaus putih dengan celana jeans, keningnya spontan berkerut. “Sepertinya cara berpakaianmu tidak mirip seperti pasanganku?”Sonia menjawab, “Orang-orang juga nggak bakal heran dengan bagaimana penampilan pasangan yang kamu miliki!”Kase tertawa terbahak-bahak. “Kenapa aku selalu suka dengan setiap kata-katamu?” Dia membuka kotak kulit kambing di sampingnya. “Ini untukmu!”Sonia berjalan mendekat untuk melihatnya. Ada sebuah pistol di dalamnya dengan model terbaru MP22 yang bisa memuat 20 butir peluru. Fungsi tetap berjalan stabil di suhu cuaca tinggi maupun dingin. Pistol ini juga memiliki fungsi cahaya layar, membuat pengguna lebih gampang menggunakannya di malam hari.Sonia mengambil pistol. Tiba-tiba dia merasa aman sekarang. “Terima kasih!”“Jangan sungkan. Aku juga mempersiapkannya demi keselamatanku sendiri.” Kase menjulurkan tangannya ke sisi Sonia. “Aku harap kerja sama kita menyenangkan!”Sonia ti
Iya! Ada dirinya di atas papan almarhum.Suki!Tiba-tiba Sonia merasa dunia ini sangat ajaib. Jika dia tidak datang ke Hondura, selamanya dia tidak akan tahu ada orang yang membangun altar untuknya di sini. Perasaan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!Sonia mengambil dupa tersebut. Saat melihat papan namanya sendiri, dia pun tertegun. Kase berjalan ke dalam, lalu mengambil dupa dari tangannya. Setelah dupa dinyalakan, Kase pun memasangnya.Setelah itu, Kase menyeka papan nama itu dengan lembut. Dia bahkan mencium papan nama itu.Kening Sonia berkerut. Dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa. “Dia itu wanita idamanmu?”Tatapan Kase tertuju pada nama di atas papan. “Iya, namanya Suki. Namanya bagus, ‘kan?”Sonia tidak menjawab, melainkan bertanya, “Apa kamu nggak tahu biasanya hanya leluhur saja yang diletakkan di dalam aula persembahan seperti ini?”Kase meletakkan papan nama itu kembali ke posisi semula, lalu membalikkan kepalanya untuk berkata, “Dia itu wanit
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s
Sonia menggerakkan alisnya. “Ada apa?”Tatapan Kase menjadi lembut. Mata indahnya mengeluarkan cahaya indah. Dia terus menatap Sonia sembari tersenyum. “Ternyata kamu secantik yang aku bayangkan!”Sonia bertanya lagi, “Apa kamu kekurangan pengawal?”“Tentu saja!” Kase tersenyum cengengesan menunjukkan gigi putihnya. “Aku kekurangan satu pengawal cantik.”Sonia berkata, “Kalau kamu mau aku jadi pengawalmu, harganya bakal mahal!”Kase mendekatinya. Kedua matanya masih tertuju pada diri Sonia. “Katakanlah! Biar aku tahu semahal apa?”“Mungkin ….” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Aku menginginkan nyawamu!”“Haha!” Kase tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa dengan sangat bahagia. “Kalau kamu menginginkan nyawaku, aku akan berikan malam ini!”Sonia memalingkan kepalanya. Isi pikiran pria ini selalu saja melenceng. Sonia pun tidak menghiraukannya.“Katakanlah, kamu minta berapa!” tanya Kase dengan nada memelas.Sonia berpikir sejenak, lalu berkata, “Satu juta … pound sterwing! Masa kerja satu bula
Pelayan mengangguk, lalu menyerahkan sebotol air yang belum dibuka segelnya kepada Sonia.Sonia meneguk minumannya. Dia menyadari si pria sedang memeluk seorang wanita seksi dan mencium bibir si wanita. Para wanita lainnya juga segera mendekati si pria. Sonia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap bersikap tenang.Pria yang bernama Kase ini tidak kelihatan berbahaya. Sonia mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan, lalu membuang waktu dengan bermain gim.Sekitar setengah jam kemudian, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat permainan mereka. Saat ini, seorang wanita berambut biru sedang melepaskan atasannya dan duduk di atas pangkuan Kase. Dia menuang alkohol di gelasnya ke bagian lehernya sendiri. Kase pun menunduk untuk meminumnya ….Sonia melirik sekilas, lalu lanjut bermain gim ponselnya.Saat level terbaru belum berhasil dilewati Sonia, seorang wanita berpakaian terusan tali dua berjalan mendekat. Dia menatap Sonia dengan tatapan provokasi. “Kamu kekasih barunya Kase
Kening Sonia berkerut. “Kenapa aku mesti pergi sama kamu?”“Lindungi aku!” jawab si pria dengan langsung, “Aku sudah beri kamu tumpangan. Anggap saja itu bayarannya.”Sonia berkata, “Aku bisa beri kamu uang.”Tiba-tiba si pria tersenyum. “Nona, apa kamu merasa aku seperti orang yang kekurangan uang?”Sonia menatap si pria dengan dingin. “Tadi aku sudah bilang aku akan membayarmu.”“Kamu bisa membayar dengan banyak cara. Bantu aku juga salah satu cara untuk membayar ongkos tumpanganmu. Siapa suruh kamu tidak bilang dengan jelas.” Si pria menatap Sonia dengan tersenyum. “Jangan-jangan kamu mau ngeyel?”Raut wajah Sonia berubah dingin. Dia bertanya, “Kamu mau aku ngapain?”“Jangan panik. Aku hanya ingin kamu melindungi keselamatanku saja!” Si pria mengangkat-angkat alisnya melihat ke sisi Sonia. “Aku percaya semua itu tidak sulit bagimu.”Sonia pun tidak berbicara lagi.Kota Hondura adalah kota kuno yang sudah memiliki sejarah selama 200 tahun. Kota ini tidak hanya mempertahankan ciri kha
Ketika pria yang berada di dalam mobil melihat Sonia keluar toilet dalam keadaan baik-baik saja, dia pun mengangkat-angkat alisnya tanda dirinya merasa kaget.Sonia kembali ke swalayan untuk membeli sebotol air soda lagi. Kemudian, dia duduk di bawah tenda sembari menyantap kue yang dibelinya tadi.Wanita itu juga sudah merapikan pakaiannya, lalu berjalan keluar toilet. Dia duduk di hadapan Sonia, lalu bertanya, “Kamu juga dari Negara Cendania?”Sonia berkata, “Iya!”“Namaku Hallie.” Si wanita memperkenalkan diri, lalu bertanya dengan penasaran, “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Sonia mengangkat tangannya, lalu membersihkan sisa serpihan roti di bibirnya. Nada bicaranya sangat datar. “Aku lagi cari orang!”Hallie merasa sangat kaget. “Aku juga datang buat cari orang. Aku cari kekasihku. Setengah tahun lalu, temannya bawa dia untuk cari uang di sini. Sudah satu bulan aku nggak ada kabarnya, makanya aku ke sini. Bagaimana denganmu?”Sonia tidak menjawab, dia hanya berkata, “Nggak seharusny