Sonia menggeleng. “Bukan.”“Aku hanya bercanda!” Senyuman Diana semakin lembut saja. “Kalian naik sana. Tandy juga sudah tidak sabaran ingin bertemu kamu.”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke.”Setelah naik ke lantai atas, Sonia bertanya pada Reza, “Apa aku nggak seharusnya bersikap seperti ini?”Sonia sangat menyukai Lysa dan juga Diana. Hanya saja, mungkin Sonia masih butuh waktu untuk bisa berbaur dengan keluarga ini.“Tidak!” Reza menggenggam erat tangan Sonia. “Terserah apa yang ingin kamu lakukan. Yang penting kamu bahagia.”Reza menghentikan langkahnya, lalu memegang wajah Sonia. “Percaya dengan kemampuan suamimu. Kamu bisa hidup bebas sesuai dengan keinginanmu. Kamu juga tidak perlu peduli dengan pandangan orang lain. Hidupmu sebelum menikah denganku cukup bebas. Jadi, aku tidak akan membuatku kehilangan kebebasanmu hanya karena menikah denganku.”Sonia membalas, “Aku juga nggak merasa terbebani. Aku benar-benar menyukai anggota keluargamu. Hanya saja, mungkin aku masih bel
“Kalian beli hadiah buat aku?” Sonia mengambil kotak, lalu membukanya. Tampak seutas kalung di dalamnya. Di bagian bawah kalung terdapat gantungan kecil dengan tulisan “King” dan di balik tulisan itu diukir nama “Sonia”. Kalung ini sungguh indah.Sonia memakai kalung itu. Tiba-tiba dia mengerutkan keningnya. “Sepertinya cuma aku yang pakai kalung dengan nama lengkap di leher? Apa nggak tergolong pamer?”Lagi-lagi Tandy tertawa.“Terima kasih hadiahnya, tapi lain kali jangan kasih aku apa-apa lagi. Semuanya nggak sesuai aturan!” Sonia sedikit keberatan.“Aturan apa? Kamu itu istrinya pamanku. Apa ada yang berani berkomentar kalau aku beri hadiah kepadamu?” tanya Tandy dengan blak-blakan.“Pokoknya nggak boleh. Karena aku itu guru bimbelmu,” balas Sonia dengan serius. “Pokoknya, lain kali kamu nggak boleh kasih apa-apa lagi. Kalau nggak, aku nggak bakal terima kalung ini.”“Oke! Oke! Hanya sekali ini saja!” balas Tandy dengan acuh tak acuh.“Oke, ayo mulai belajar!”…Selesai bimbel, Rez
Darren berbisik, “Sebelumnya produser ingin menggunakan berita kamu untuk mengiklankan sinetron ini, tapi sepertinya dia mendapat peringatan dari petinggi. Jadi, dia juga nggak berani.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. Orang pertama yang terlintas di benak Sonia adalah Reza!Awalnya Sonia ingin menelepon Reza untuk menanyakan masalah ini. Hanya saja, setelah dipikir-pikir, dia pun mengurungkan niatnya. Sudah banyak yang dilakukan Reza untuknya, Sonia akan mengingatnya!…Waktu satu minggu telah berlalu. Pada hari Rabu, Hendri datang ke lokasi syuting untuk mencari Sonia. Namun, Sonia tidak menemuinya.Tobias juga mengutus orang untuk mencari Sonia. Namun, kedatangan orang itu langsung dihalangi oleh kru lokasi syuting. Sebelumnya, ada orang yang ingin menyiram air keras ke wajah Sonia, apalagi dengan adanya identitas baru Sonia, Teddy semakin memperketat sistem keamanan di lokasi syuting. Selain itu, kru di lokasi syuting juga otomatis untuk melindungi Sonia.Sonia masih sibuk seperti
Bondan menunjukkan ekspresi kaget. “Kak Reza, apa ada yang pantas untuk dibanggakan? Kalau kamu tidak pernah beri bunga, apa mungkin kamu bisa mendapatkan Sonia?”Tandy menimpali, “Pamanku hanya mengandalkan pesonanya saja!”Terlihat senyuman lebar di wajah Bondan. “Benar juga!”Semua orang berbincang-bincang dengan tersenyum lebar. Sonia dan Frida mengobrol di balkon.Frida menyerahkan segelas koktail kepada Sonia. “Bagaimana rasanya jadi orang terkenal?”“Kalau bukan karena didesak Stella, aku juga nggak bakal ekspos identitasku.” Sonia menyesap alkohol, lalu menatapnya. “Setiap identitas adalah sebuah pengalaman bagiku. Aku merasa semua itu hanya milikku seorang diri.”Frida berkata dengan tersenyum, “Aku memahami pemikiranmu. Contohnya, Yirla. Di mata orang lain, nama ‘Yirla’ hanyalah sebuah panggilan. Tapi di mataku, ‘Yirla’ itu salah satu bagian dari dirimu.”Sonia mengangguk. “Benar!”“Bagaimana dengan Stella?” Frida mengangkat-angkat alisnya. “Beberapa bulan ini, aku sibuk memb
Frida berkata dengan suara datar, “Maaf, ya. Aku nggak membantu apa-apa dalam dua tahun ini.”Kelly segera menggeleng. “Nggak, kok. Selama ini aku nggak hubungi kamu. Waktu itu, aku perginya juga buru-buru, kemudian terjadi sedikit masalah. Jadi, aku juga nggak berhubungan dengan siapa-siapa.”Frida mengangguk. “Sekarang kamu jadian sama Kak Jason?”Sebentar lagi Frida akan bertunangan dengan Johan. Johan adalah adik sepupu dari Jason. Jika Kelly sedang bersama dengan Jason, bisa jadi mereka akan menjadi satu keluarga.Kelly malah tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini. Dia pun tersenyum tidak berdaya. “Hanya sementara saja!”Frida mengatakan, “Dulu Kak Jason memang orangnya suka gonta-ganti pacar. Hanya saja, dia bisa menerima putrimu, itu berarti dia sangat menyukaimu!”Kedua mata Kelly tampak berkilauan. “Kak Jason memang memperlakukanku dengan sangat baik. Hanya saja, jarak di antara kami terlalu jauh.”Frida melengkungkan ujung bibirnya ke atas. “Jangan bicara seperti ini. K
Tasya duduk di sofa balkon sembari mengepang rambut Yana, lalu mengikat ujung rambut dengan pita bunga daisy.Selesai rambut dikepang, Yana berdiri di depan pagar. Tasya pun memotretnya. Pagar hitam dengan ukiran itu terasa kuno. Di sampingnya terdapat pot bunga dengan tanaman rambat yang menjuntai ke bawah. Yana mengenakan gaun kecil berwarna hijau dengan kepangan yang dihiasi bunga kecil. Dia bersandar di pagar besi sambil menunjukkan senyum yang polos dan manis.Matahari memang sudah terbenam, tetapi langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja yang menyinari wajah Yana menambah kesan hangat dan ceria pada dirinya.Tasya mengambil beberapa foto, lalu mengacungkan jempol ke sisi Yana. “Yana hebat sekali. Nanti kamu perlihatkan ke ibumu, ya.”Tandy datang untuk melihat foto. Kemudian, mereka bertiga foto bersama dengan girangnya.Langit semakin menggelap. Pelayan menghidangkan makanan ke dalam ruangan. Jason menggendong Yana untuk menyantap makan malam. Ketika melihat foto Yana di pon
“Tidak tergolong gede, hanya sebuah restoran kecil saja,” balas Yandi dengan suara datar. Berhubung ada wanita di hadapannya, Yandi tidak bisa merokok. Dia pun merasa semakin gelisah saja.Baru saja Yandi ingin mencari alasan untuk meninggalkan tempat, tiba-tiba tatapannya tertuju pada wanita yang sedang berjalan mendekat.Tasya berlagak tidak mengenali Yandi. Dia duduk di samping meja mereka. Pelayan datang. Dia memesan secangkir cokelat panas dan juga roti mentega.Yandi memalingkan kepalanya menatap wajah samping Tasya.Tasya malah memalingkan kepalanya untuk melihat ke sisi pagar.“Tuan Yandi?” panggil Katie dengan suara kecil.“Ya?” Yandi membalikkan kepalanya. “Ada urusan apa?”Katie berkata dengan tersenyum, “Kamu buka restoran steamboat di daerah apa? Aku suka banget makan steamboat. Apa aku boleh makan di sana?”Yandi membalas, “Di sekitar Gotham ….”Belum sempat Yandi menyelesaikan omongannya, tiba-tiba dia menerima panggilan masuk. Yandi melihat sekilas. Dia mengangguk pada
“Aku mohon jangan cari manajerku! Boleh tidak dikurangi lagi? Aku bukan penduduk Kota Jembara. Gajiku baru saja aku gunakan untuk bayar rumah kontrakan. Aku tidak punya uang sebanyak itu lagi!” Pelayan hampir menangis.“Pokoknya 130 juta! Jangan omong kosong lagi! Cepat transfer ke aku!” Katie menyadari orang di meja sebelah sedang menatapnya. Dia juga takut Yandi akan segera kembali. Jadi, dia segera mendesak pelayan untuk mengirim uang ganti rugi.Pelayan itu kelihatan baru berusia 20 tahun saja. Dia merasa gugup dan juga takut. Dia berdiskusi dengan Katie dengan suara kecil, “Gimana kalau 60 juta? Aku hanya sanggup bayar segitu saja.”“Apa? Cuma 60 juta?” Katie menunjukkan senyum menyindir. Dia membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi. “Aku juga nggak ingin omong kosong lagi sama kamu. Aku langsung cari manajer kalian saja.”“Aku mohon, jangan cari manajer. Nanti aku malah dipecat!” Pelayan memohon Katie dengan raut tidak berdaya, “Gimana kalau aku bikin surat utang? Nanti setelah
Himawan menjabat tangan Sonia dengan senyuman ramah yang tulus, lalu berucap, "Selamat datang, Cantik. Semoga kamu bersenang-senang di sini!"Sonia membalas sambil mengangguk, "Makasih!"Kemudian, Himawan mengatur tempat tinggal untuk mereka berdua dan menyuruh pelayan untuk mengantar mereka.Tempat yang disiapkan untuk mereka adalah sebuah vila kecil. Lantai bawahnya terdiri dari ruang tamu dan ruang baca, sementara di lantai atas ada tiga kamar tidur. Dari tampilannya, tempat ini memang sengaja disediakan untuk para tamu yang berkunjung.Malam telah tiba. Begitu mereka masuk ke dalam, semua lampu di ruangan menyala secara otomatis.Seorang pelayan mendorong troli makan ke dalam, lalu menata berbagai makanan lezat di atas meja makan dan diakhiri dengan sebotol anggur merah Lafite yang mewah. Pelayan itu berujar dengan sikap hormat, "Semoga kalian menikmati makan malam ini."“Kehadiranku mungkin akan sedikit mengganggu seleramu, tapi malam ini kita harus makan bersama!" ucap Kase sambi
“Belum!” Kase tersenyum. “Aku haus mau minum kopi. Kamu mau?”Sonia memalingkan kepalanya. Dia melihat memang ada sebuah toko kopi kecil di pinggir jalan. Saat ini, Sonia menggeleng. “Nggak mau. Kamu pergi sendiri saja!”“Kalau begitu, aku pergi dulu, tidak lama, kok!” Kase menuruni mobil, lalu berjalan ke sisi toko kopi.Sonia melihat bayangan tubuh si pria. Dia melihat setelah Kase selesai membeli kopi, dia tidak segera kembali ke mobil, melainkan mengobrol dengan wanita dengan rambut dikuncir tinggi.Sonia menopang kepalanya sembari melihat ponselnya. Saat Sonia mengangkat kepalanya lagi, tiba-tiba tidak kelihatan sosok tubuh Kase lagi. Raut wajah Sonia berubah dingin dalam seketika. Dia segera menuruni mobil dan berlari ke sisi toko kopi.Saat tiba di depan pintu toko, langkah kaki Sonia berhenti. Dia melihat di bawah pohon tinggi, Kase sedang berpelukan dan berciuman dengan wanita yang baru dikenalnya tadi.Sonia terdiam membisu. Apa-apaan ini! Sonia pun kembali ke mobil.Setelah
Setelah makan, Sonia pergi menemui Kase.Saat Kase menatap Sonia hanya berpakaian kaus putih dengan celana jeans, keningnya spontan berkerut. “Sepertinya cara berpakaianmu tidak mirip seperti pasanganku?”Sonia menjawab, “Orang-orang juga nggak bakal heran dengan bagaimana penampilan pasangan yang kamu miliki!”Kase tertawa terbahak-bahak. “Kenapa aku selalu suka dengan setiap kata-katamu?” Dia membuka kotak kulit kambing di sampingnya. “Ini untukmu!”Sonia berjalan mendekat untuk melihatnya. Ada sebuah pistol di dalamnya dengan model terbaru MP22 yang bisa memuat 20 butir peluru. Fungsi tetap berjalan stabil di suhu cuaca tinggi maupun dingin. Pistol ini juga memiliki fungsi cahaya layar, membuat pengguna lebih gampang menggunakannya di malam hari.Sonia mengambil pistol. Tiba-tiba dia merasa aman sekarang. “Terima kasih!”“Jangan sungkan. Aku juga mempersiapkannya demi keselamatanku sendiri.” Kase menjulurkan tangannya ke sisi Sonia. “Aku harap kerja sama kita menyenangkan!”Sonia ti
Iya! Ada dirinya di atas papan almarhum.Suki!Tiba-tiba Sonia merasa dunia ini sangat ajaib. Jika dia tidak datang ke Hondura, selamanya dia tidak akan tahu ada orang yang membangun altar untuknya di sini. Perasaan ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!Sonia mengambil dupa tersebut. Saat melihat papan namanya sendiri, dia pun tertegun. Kase berjalan ke dalam, lalu mengambil dupa dari tangannya. Setelah dupa dinyalakan, Kase pun memasangnya.Setelah itu, Kase menyeka papan nama itu dengan lembut. Dia bahkan mencium papan nama itu.Kening Sonia berkerut. Dia sungguh tidak tahu harus berbuat apa. “Dia itu wanita idamanmu?”Tatapan Kase tertuju pada nama di atas papan. “Iya, namanya Suki. Namanya bagus, ‘kan?”Sonia tidak menjawab, melainkan bertanya, “Apa kamu nggak tahu biasanya hanya leluhur saja yang diletakkan di dalam aula persembahan seperti ini?”Kase meletakkan papan nama itu kembali ke posisi semula, lalu membalikkan kepalanya untuk berkata, “Dia itu wanit
Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Musuhmu?”“Mana mungkin?” Kase tertawa. Dia mengedipkan matanya ke sisi Sonia. “Dia itu wanita idamanku!”Sonia berkata dengan datar, “Sepertinya kamu juga panggil Julie dan Laura yang semalam sebagai wanita idamanmu.”Kase tersenyum tipis. “Apa mereka bisa disamakan?” Usai berbicara, Kase melihat ke sisi Sonia. “Jujur saja, matamu sungguh mirip dengan wanita idamanku!”Semalam saat bertemu Sonia di luar bar, Kase sungguh merasa syok. Dia hampir saja mengira Sonia adalah wanita di dalam foto. Sayangnya, wanita idamannya sudah tidak berada di muka bumi ini lagi.Hanya saja, semua itu tidaklah penting. Hal yang paling penting adalah wanita idamannya akan selalu hidup di dalam hatinya.Sonia berkata dengan suara datar, “Oh, ya?”“Iya! Ngomong-ngomong aku masih tidak tahu namamu?” tanya Kase.“Sonia!”Kase mengangguk. “Nama yang sangat bagus!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa kamu mencariku?”Kase tersenyum lembut. “Aku mau pergi ke Istana Fers untuk membah
Pelayan berjalan di depan untuk memandu jalan. Ketika melewati koridor gantung di luar kastil, Sonia melihat sebuah bangunan bergaya tradisional yang sangat mencolok di belakang kastil.Bangunan itu tersembunyi di antara pepohonan, tampak seperti sebuah aula leluhur.Di dalam sebuah kastil kuno seperti ini, keberadaan aula bergaya tradisional terasa agak aneh dan tidak selaras dengan keseluruhan desain. Namun, mengingat Keluarga Milana juga memiliki garis keturunan dari Negara Cendania, sepertinya wajar jika para tetua menyukai gaya kuno seperti ini.Sonia tidak berpikir kebanyakan. Dia melewati koridor dan terus berjalan ke depan.Beberapa saat kemudian, Sonia tiba di ruang kerja Kase. Ruang kerja yang klasik dan elegan itu memiliki luas sekitar 100 meter persegi. Satu sisi dindingnya adalah jendela besar, sisi lainnya adalah area istirahat, sementara dua sisi lainnya dipenuhi rak buku dari kayu merah yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Pemandangan itu terasa begitu menges
Kase juga tidak menyangkal, malah bertanya dengan tersenyum, “Bagaimana menurutmu?”Raut wajah pengurus rumah kelihatan serius. “Belakangan ini, Nona Linda akan datang ke Hondura untuk mengunjungi Tuan. Kalau Tuan sudah punya wanita yang kamu sukai, lebih baik kamu jangan bawa dia ke rumah.”Kase tersenyum sinis. “Dia itu calon menantu yang disukai ayahku, bukan yang aku sukai. Aku saja tidak setuju!”Pengurus rumah berkata, “Suaramu tidak penting!”Kase sedang berjalan ke dalam rumah. Saat mendengar ucapan itu, dia langsung memalingkan kepalanya menatap pengurus rumah yang bersikap hormat itu, tapi yang suka membatasi gerak-geriknya. “Akhirnya aku tahu kenapa ayahku bisa mengutusmu untuk bekerja di sisiku?”“Emm?” Pengurus rumah mengangkat kepalanya menatap Kase dengan bingung.“Karena ….” Kase tersenyum sinis. “Ayahku pasti juga sangat membencimu!”Raut wajah pengurus rumah berubah dalam seketika. “Aku lebih memilih untuk dibenci majikanku daripada menjadi orang yang munafik.”Kase s
Sonia menggerakkan alisnya. “Ada apa?”Tatapan Kase menjadi lembut. Mata indahnya mengeluarkan cahaya indah. Dia terus menatap Sonia sembari tersenyum. “Ternyata kamu secantik yang aku bayangkan!”Sonia bertanya lagi, “Apa kamu kekurangan pengawal?”“Tentu saja!” Kase tersenyum cengengesan menunjukkan gigi putihnya. “Aku kekurangan satu pengawal cantik.”Sonia berkata, “Kalau kamu mau aku jadi pengawalmu, harganya bakal mahal!”Kase mendekatinya. Kedua matanya masih tertuju pada diri Sonia. “Katakanlah! Biar aku tahu semahal apa?”“Mungkin ….” Tatapan Sonia menjadi sinis. “Aku menginginkan nyawamu!”“Haha!” Kase tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa dengan sangat bahagia. “Kalau kamu menginginkan nyawaku, aku akan berikan malam ini!”Sonia memalingkan kepalanya. Isi pikiran pria ini selalu saja melenceng. Sonia pun tidak menghiraukannya.“Katakanlah, kamu minta berapa!” tanya Kase dengan nada memelas.Sonia berpikir sejenak, lalu berkata, “Satu juta … pound sterwing! Masa kerja satu bula
Pelayan mengangguk, lalu menyerahkan sebotol air yang belum dibuka segelnya kepada Sonia.Sonia meneguk minumannya. Dia menyadari si pria sedang memeluk seorang wanita seksi dan mencium bibir si wanita. Para wanita lainnya juga segera mendekati si pria. Sonia menarik napasnya dalam-dalam berusaha untuk tetap bersikap tenang.Pria yang bernama Kase ini tidak kelihatan berbahaya. Sonia mengeluarkan ponselnya untuk membalas pesan, lalu membuang waktu dengan bermain gim.Sekitar setengah jam kemudian, Sonia mengangkat kepalanya untuk melihat permainan mereka. Saat ini, seorang wanita berambut biru sedang melepaskan atasannya dan duduk di atas pangkuan Kase. Dia menuang alkohol di gelasnya ke bagian lehernya sendiri. Kase pun menunduk untuk meminumnya ….Sonia melirik sekilas, lalu lanjut bermain gim ponselnya.Saat level terbaru belum berhasil dilewati Sonia, seorang wanita berpakaian terusan tali dua berjalan mendekat. Dia menatap Sonia dengan tatapan provokasi. “Kamu kekasih barunya Kase