Di Kediaman Keluarga Dikara.Mereka sekeluarga melarikan diri dari aula konferensi pers. Tobias masih merasa sangat syok. Mengenai yang lain, mereka masih sedang membahas masalah Sonia adalah King. Semua sungguh terasa tidak masuk akal.Tobias berjalan mondar-mandir di dalam rumah. Tiba-tiba dia menoleh untuk bertanya, “Di mana Hendri?”Putra sulung Tobias, Bagas, segera menjawab, “Hendri lagi temani Reviana dan Stella!”“Untuk apa hirauin si Stella lagi?” Tobias segera berkata, “Cepat telepon dia untuk segera kemari!”“Oke! Oke!” Bagas segera menghubungi Hendri. Panggilan berdering beberapa saat baru diangkat. “Hendri, Ayah ada urusan mencarimu.”Tobias langsung merebut ponsel Bagas untuk bertanya, “Hendri, kamu lagi di mana?”Hendri membalas dengan suara serius, “Stella jatuh pingsan. Kami baru saja membawanya ke rumah. Ada banyak reporter di luar sana!”“Kamu tidak usah peduliin dia lagi. Segera bawa Sonia ke rumah, lalu publikasikan identitasnya sebagai bagian dari Keluarga Dikara.
Hendri yang berdiri di samping ranjang menghela napas, lalu berjalan meninggalkan kamar.Stella membuka matanya dengan perlahan. Tersimpan rasa benci dan dendam di dalam tatapannya. Dia meremas selimut dengan erat. Kuku panjangnya menancap ke dalam telapak tangan, membuat selimut sutra berwarna putih itu dinodai dengan warna merah.Perasaan yang tadinya berada di surga malah jatuh ke neraka sungguh mengerikan! Stella sungguh membenci Sonia yang lagi-lagi merusak masa depannya. Dia telah menghancurkan segalanya!Kenapa Sonia bisa menjadi King?Kenapa masalah berkembang menjadi seperti ini?Pantas saja Juno begitu memercayai Sonia ketika di Arkava Studio waktu itu!Juno mengetahui identitas Sonia, itu berarti Welmus juga mengetahuinya. Namun, Welmus malah tidak memberi tahu Stella di saat telepon waktu itu! Jika Welmus memberitahunya, dia juga tidak perlu bersikap begitu waspada! Mereka pasti ingin mempermalukan Stella!Sekarang Stella telah kehilangan segalanya. Semuanya sudah berakhir!
Reviana kelihatan putus asa. “Sebelumnya kita sudah memilih Stella dan melepaskan Sonia. Dia pasti sangat membenci kita. Meskipun dia itu King, semuanya juga tidak ada hubungannya sama kita.”Hendri berkata, “Yang kita lakukan sebelumnya memang sedikit keterlaluan. Hanya saja, kita tetap sedarah. Sonia tidak bisa memungkirinya.”Reviana tersenyum dingin. “Dia itu orangnya kejam. Dia tidak akan mengakui kita! Aku bahkan curiga semua ini adalah jebakannya. Dia sengaja membuat Stella menjadi terkenal, lalu menjatuhkannya! Dia sengaja mengungkapkan identitas King-nya juga demi balas dendam terhadap Stella dan juga kita! Bisa jadi, dia sengaja membuat Stella melihat hasil desainnya!”Kening Hendri berkerut. “Kamu jangan berpikir sembarangan. Sonia tidak mungkin berbuat seperti itu!”“Jadi, kenapa sekarang dia malah memublikasikan identitas King-nya?” Terlintas raut dingin di wajah Reviana. “Dia pasti sengaja. Dia sengaja membuat jebakan ini untuk menjebak Stella. Sonia memang kejam sekali!”
“Sonia, kenapa setiap kali Stella memiliki sedikit prestasi, kamu pasti ingin menjatuhkannya! Kalau kamu benci aku pilih kasih sama dia, kamu bisa serang aku! Kenapa kamu mesti melukai Stella? Apa kamu baru akan puas setelah dia mati?” jerit Reviana dengan histeris. Terdengar nada benci dan gusar di dalam suaranya!Tatapan Sonia berubah dingin. “Kenapa sampai saat ini kamu masih saja merasa aku lagi mencelakainya? Apa aku yang suruh dia mencuri hasil karyaku untuk mengikuti program acara TV? Apa aku juga yang suruh dia jangan mengakui kesalahannya, lalu fitnah aku? Atau aku yang memaksanya untuk bersikap arogan, kemudian membayar akun-akun Instagram untuk menyerangku?”Reviana membalas dengan dingin, “Kamu pelakunya! Kamu pasti sengaja perlihatkan hasil desainmu kepada Stella, ‘kan? Kamu sengaja ingin menjebaknya!”Kening Sonia berkerut. Dia sungguh kaget dengan ucapan Reviana. “Bu Reviana, apa kamu dan Stella itu selalu merasa ada yang ingin mencelakai kalian? Oke, meski aku sengaja p
Ada urusan perusahaan yang harus diselesaikan Reza. Setelah selesai telepon, dia kembali ke dalam ruangan. Namun, Reza tidak bisa melihat batang hidung Sonia lagi.Reza terbengong sejenak. Baru saja dia hendak menelepon Sonia, tampak ponsel Sonia diletakkan di atas meja dan jendela ruangan terbuka. Dari kaca jendela, dapat terlihat seorang wanita sedang duduk memeluk kakinya di bawah pohon. Sinar matahari menembus daun pepohonan dan menciptakan bayangan di punggung Sonia. Dia tampak kesepian dan suram.Hati Reza terasa tegang. Dia segera pergi mencari Sonia.Setelah berjalan ke halaman, Reza baru menyadari ternyata Sonia sedang memberi makan kelinci. Saat terdengar ada suara langkah kaki, Sonia mengangkat kepalanya, lalu tersenyum lebar.Senyuman Sonia sangat indah dan menawan. Reza merasa apa yang dilihatnya di dalam ruangan tadi hanyalah halusinasi belaka.Reza duduk di samping Sonia. Kelinci yang satu lagi berlari ke ujung kaki Reza, juga minta untuk diberi sayuran hijau.Sonia berk
Sonia menyerahkan sayur hijau terakhir kepada kelinci, lalu menepuk-nepuk tangannya. “Ayo, kita pergi!”“Emm!” Reza menggandeng tangan Sonia.Sonia bertanya, “Kamu mau kembali ke perusahaan, ‘kan? Biar aku pulang sendiri saja!”“Aku tidak kembali ke perusahaan lagi!” Reza melihat jam tangannya. “Aku temani kamu sore hari ini.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Apa kamu takut aku akan kenapa-napa? Kamu tenang saja! Setelah Stella terkena masalah, semua akun yang dibeli agensinya juga sudah dicabut. Mengenai Stella, sekarang dia masih dalam penanganan dokter. Mana mungkin dia punya tenaga untuk mencari masalah sama aku?”“Aku hanya ingin menemanimu saja!” Reza menggenggam tangan Sonia. “Ayo, kita pergi!”Setelah Reza mengurus masalah perusahaan, dia pun mematikan ponselnya. Seharian ini dia menemani Sonia untuk membaca buku, menonton film, dan juga duduk santai berjemur di depan balkon.Sonia juga mematikan ponselnya untuk menikmati keheningan di sore hari ini.Pada keesokan sorenya, Cin
Kasus ini mulai menghilang dari perhatian publik. Sekarang warganet sedang sibuk membahas anak haram seorang selebritas.Cindy juga sering menghubungi Sonia untuk memberi tahu kondisi Keluarga Dikara. Jadi, meski Sonia tidak mengikuti perkembangan, dia tetap mengetahui apa yang terjadi.Contohnya, Stella telah keluar dari rumah sakit. Dengar-dengar, telah terjadi sedikit masalah dengan mentalnya. Stella jadi sering menyendiri, bahkan takut untuk bertemu orang …. Tubuhnya juga semakin kurus. Reviana pun mencarikan psikolog untuknya.Demi membayar biaya ganti rugi atas masalah yang diperbuat Stella, pada akhirnya Hendri menjual dua perusahaannya. Jika Stella tidak membayarnya, dia pun akan dijebloskan ke penjara. Gara-gara masalah ini, anggota Keluarga Dikara lainnya bertengkar parah dengan Hendri.Dalam waktu satu minggu ini, Tobias dan Sutini juga sering menelepon Sonia. Nada bicara mereka sangat amat ramah, bahkan terdengar nada memelas. Mereka menyuruh Sonia untuk pulang. Mereka ingi
Sonia menggeleng. “Bukan.”“Aku hanya bercanda!” Senyuman Diana semakin lembut saja. “Kalian naik sana. Tandy juga sudah tidak sabaran ingin bertemu kamu.”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke.”Setelah naik ke lantai atas, Sonia bertanya pada Reza, “Apa aku nggak seharusnya bersikap seperti ini?”Sonia sangat menyukai Lysa dan juga Diana. Hanya saja, mungkin Sonia masih butuh waktu untuk bisa berbaur dengan keluarga ini.“Tidak!” Reza menggenggam erat tangan Sonia. “Terserah apa yang ingin kamu lakukan. Yang penting kamu bahagia.”Reza menghentikan langkahnya, lalu memegang wajah Sonia. “Percaya dengan kemampuan suamimu. Kamu bisa hidup bebas sesuai dengan keinginanmu. Kamu juga tidak perlu peduli dengan pandangan orang lain. Hidupmu sebelum menikah denganku cukup bebas. Jadi, aku tidak akan membuatku kehilangan kebebasanmu hanya karena menikah denganku.”Sonia membalas, “Aku juga nggak merasa terbebani. Aku benar-benar menyukai anggota keluargamu. Hanya saja, mungkin aku masih bel
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera
Hani menatap putrinya sendiri dengan ekspresi serbasalah.Hani tahu dirinya tidak seharusnya bersikap seperti anggota Keluarga Dikara lainnya untuk menjebak Sonia. Namun, seandainya mereka tidak mengikuti perkataan Keluarga Tamara, kelak, tidak peduli di Kota Jembara maupun di Kota Kibau, mereka pun tidak memiliki tempat untuk berdiri lagi.Nama Sonia memang sangat terkenal di dalam negeri. Dia juga memiliki banyak koneksi dengan orang kaya, tetapi dia hanyalah seorang desainer yang tidak memiliki kekuasaan apa pun. Apalagi dengan kondisi sekarang, sepertinya akan sulit baginya untuk bisa bangkit dari dunia desainer.Jika ingin berpikir panjang, demi masa depan putra-putrinya, mereka terpaksa melakukan hal yang melawan hati nurani mereka. “Cindy, keluar!” ucap Harun dengan nada serius.“Nggak mau!” Cindy menggeleng sembari berlinangkan air mata. “Meskipun kalian nggak membantu Sonia, kalian juga jangan menambah masalah. Aku mohon sama kalian!”Saat ini, Ferdi juga membuka pintu ruanga
Hani tersenyum dingin. “Ayah ingin bersikap tidak sungkan seperti bagaimana?”Nada bicara Tobias terdengar gusar. “Kalian akan segera tahu!”Panggilan diakhiri. Hani menatap Harun dengan tidak tenang. “Suamiku, apa kita sudah menyinggung Ayah? Apa akan terjadi sesuatu?”Harun berkata dengan serius, “Masalah sudah berkembang menjadi seperti ini. Terserah saja!”Hani duduk di bangku. “Kita bisa membantu Sonia untuk melakukan klarifikasi karena permintaan Bondan dan juga kasihan terhadap Sonia. Kenapa dia sial sekali? Malah bisa punya orang tua seperti Kak Hendri dan Kak Reviana!”Harun merenung sembari berkata, “Apa kamu tidak merasa masalah ini sangat aneh? Pertama-tama, ada yang mengekspos Sonia menerima sogokan, sengaja mengalah terhadap negara lain. Disusul, aib buruk King terbongkar. Setelah itu, Kak Hendri dan Kak Reviana segera mengunggah pernyataan. Kenapa semuanya seolah-olah sudah direncanakan saja? Menurutmu, kenapa mereka berbuat seperti ini?”Setelah mendengar ucapan Harun,