Hati Kelly berdegup kencang. Dia mengangguk dengan asal-asalan, lalu berjalan ke kamarnya. Jujur saja, Kelly memang merasa agak capek. Setelah mandi, dia pun merasa lebih nyaman.Lantaran ada Jason di rumah, Kelly pun tidak berani mengenakan piama di rumah. Dia mengenakan pakaian rumah santai. Saat becermin menyadari tidak ada yang aneh, dia baru keluar kamar mandi.Ketika Jason melihat Kelly memasuki kamar, dia berkata pada Yana, “Yana main sendiri dulu. Aku pergi keringin rambut Ibu dulu, ya?”Yana mengangguk dengan patuhnya. “Aku bangun istana buat Ibu.”“Oke, nanti aku akan bawa Ibu kemari!” Jason mengusap kepala Yana, lalu berjalan ke kamar.Kelly sedang berdiri sembari mengeringkan rambutnya. Tetiba pengering rambut di tangan Kelly diambil oleh Jason.Aura si lelaki menyelimuti ruangan. Sekujur tubuh Kelly spontan terasa tegang. Dia membalikkan tubuhnya, lalu melihat ke sisi Jason. “Aku bisa keringin sendiri!”“Jangan bergerak. Hari ini aku kasihan sama kamu. Jadi, aku harap kamu
Kurir pengantar makanan juga bersikap sangat sungkan. “Tidak apa-apa. Salah kami juga tidak telepon duluan. Apa kami boleh masuk?”“Silakan!” balas Kelly dengan tersenyum, lalu membuka lebar pintu rumah.Dua kurir pengantar makanan membuka kotak, lalu menghidangkannya satu per satu ke atas meja. Setelah itu, mereka pun membungkuk dengan hormat. “Semoga makan malam kalian menyenangkan!”“Terima kasih.” Kelly sedikit mengangguk.Jason memesan enam jenis sayuran dan satu jenis sup. Sup yang dipesan pun adalah sup kurma kesukaan Yana. Kelly membereskan meja. Ketika menyadari Jason masih belum keluar kamar, keningnya spontan berkerut. Kelly menurunkan Yana di atas kursi, lalu pergi ke kamar untuk mencarinya.Jason sedang membelakanginya berdiri di depan balkon. Di bawah cahaya gelap, bayangan punggung kekar itu kelihatan kesepian.Kelly menggigit bibir bawahnya, lalu bertanya dengan suara kecil, “Ada apa?”Bukankah Kelly tidak melawan tadi? Kenapa Jason malah tidak senang?Jason membalikka
Kelly mengangkat kepalanya. Raut wajahnya seketika berubah.Selesai berbicara, Jason menyadari sepertinya dia telah salah bicara. Dia pun langsung mengalihkan topik pembicaraan. “Apa benar anggota Keluarga Wijaya tidak mengizinkan Yana jadi flower girl?”Kelly menjelaskan, “Yana masih terlalu kecil.”“Jangan bohongi aku dengan alasan seperti itu!” Raut wajah Jason menjadi muram. “Memangnya mereka kira mereka itu siapa!”Tetiba Jason berdiri, lalu pergi ke ruang tamu untuk mengambil ponselnya.“Jason!” Kelly segera menjeritnya, “Resepsi pernikahan sudah berakhir. Apa yang ingin kamu lakukan?”“Resepsi pernikahan memang sudah berakhir, tapi Keluarga Wijaya masih hidup!” Ekspresi Jason semakin dingin saja.Kelly tahu betapa jeleknya temperamen Jason. Dia tidak ingin memperbesar masalah yang tidak perlu. Jadi, Kelly pun segera berkata, “Yana memang nggak ngerti. Kelak kami dan anggota Keluarga Wijaya juga nggak bakal saling berhubungan. Nggak usah perhitungan lagi!”“Kelly, justru karena k
Kelly menggigit bibir bawahnya dengan erat, lalu sedikit menunduk.“Semua salah aku. Tidak seharusnya aku marah-marah sama kamu, apalagi banting pintu di hadapan Yana. Aku minta maaf sama kamu!” Suara Jason sangat lembut.Kelly semakin terisak-isak lagi. Dia segera menggeleng, lalu berkata, “Bukan, aku nggak salahin kamu. Aku tahu kamu melakukannya demi kebaikanku dan Yana. Benar apa katamu, aku sendiri yang nggak berguna, nggak bisa jaga Yana dengan baik.”Kening Jason tampak berkerut. “Ketika mendengar orang-orang itu menggosip dan merendahkanmu, aku tidak bisa menahan emosiku. Hari ini aku sudah cukup bersabar. Kamu boleh tidak bersikap keras. Kamu bisa berdiri di belakangku saja. Jangan halangi apa yang ingin aku lakukan.”Kelly mengangkat kepala untuk melihatnya. “Jason, posisi kita berbeda. Kamu memang ingin melampiaskan amarah aku dan Yana, tapi aku nggak bisa nggak pikirin Kak Kenzo. Seandainya ada orang lain yang menindas Yana, aku pasti nggak bakal tinggal diam. Tapi hari ini
“Kalian mesti berdiri bersama!” Yana memutar bola mata hitamnya, lalu berkata dengan nada serius.“Baik!” Jason meletakkan miniatur pangerannya di atas panggung. Kelly terpaksa mengambil miniatur tuan putrinya kemari.Si “flower girl” Yana sedang berjalan dengan perlahan, lalu berkata pada Jason, “Paman mesti gandeng tangan Ibu.”Jason menggandeng tangan Kelly tanpa ragu sedikit pun. Dia mengangkatnya tinggi untuk diperlihatkan kepada Yana. “Seperti ini, ‘kan?”“Betul!” Yana mengangguk, kemudian melanjutkan dengan tersenyum, “Kalian sudah bisa mengucapkan janji!”“Janji apa?” tanya Kelly.Yana mengeluarkan suara gemasnya. “Seperti janji yang diucapkan Paman Kenzo tadi!”Kelly melepaskan tangan Jason, lalu berkata dengan tersenyum, “Sudah malam, sudah saatnya Yana tidur.”Yana menggeleng. “Resepsi pernikahan masih belum selesai. Yana nggak mau tidur!”Jason kembali menggenggam erat tangan Kelly. “Anggap saja kamu kabulkan keinginan Yana untuk menjadi flower girl. Lagi pula cuma main-mai
Kelly sudah ingat. Mainan ini dibelikan Ranty waktu itu.“Ternyata benar-benar ada, ya!” ujar Jason dengan kaget. Dia mengambil kedua cincin itu, lalu berkata dengan tersenyum, “Ukurannya terlalu kecil. Aku modifikasi dulu.”Ada pengait di bagian cincin itu. Jason melirik jari tangan Kelly sekilas, lalu memodifikasi sesuai dengan ukuran jari Kelly. Kemudian, Jason mencabut bunga mawar dari cincinnya, lalu memodifikasinya sesuai dengan ukuran jari tangannya.“Begini saja!”“Paman hebat sekali!” Yana tersenyum kegirangan.“Ulurkan tanganmu!” Jason melihat ke sisi Kelly.Kelly spontan menyembunyikan tangannya di belakang. “Kamu pakaikan di tangan miniatur tuan putri saja!”“Kamu itu tuan putriku!” Jason menatapnya, lalu menarik tangan yang disembunyikan Kelly. Dia memasangkan cincin di jari manis Kelly. Bunga mawar berwarna merah muda membuat tangan Kelly kelihatan semakin putih lagi.Jason menggenggam tangannya, lalu berkata, “Cantik sekali!”Kelly menarik napas dalam-dalam, kemudian seg
Seandainya Kelly tidak menikah untuk selamanya, “resepsi pernikahan” hari ini akan membekas di hati Kelly untuk selamanya.Tetiba Kelly merasa takut. Dia takut Jason hanya bercanda untuk menghibur Yana saja, sedangkan dia malah jatuh ke dalam perasaan itu. Dia sungguh takut akan mengikuti jejak Yerin yang tidak bisa mengendalikan perasaannya, kemudian dicampakkan oleh Jason.Nasib wanita yang pernah bersama Jason tidaklah bagus! Salah! Lebih tepatnya adalah nasib wanita yang pernah mencintai Jason tidaklah bagus!Kelly melepaskan cincinnya dengan perlahan, lalu membuka laci di nakas. Dia memasukkan cincin itu di bagian paling dalam.Yana sudah ketiduran. Kelly berbaring di samping Yana sembari menatap sosok imut si kecil. Hingga saat ini, jantung Kelly masih berdegup dengan kencang. Apa Kelly harus menjauhi Jason? Sepertinya Kelly sudah bisa melihat jurang di hadapannya. Jika Kelly melangkah maju lagi, dia pun akan hancur lebur!…Selesai mandi, Jason menerima sebuah panggilan. Setelah
“Kamu ….” Kelly terbata-bata. “Kamu … tentu saja kamu punya kehidupanmu sendiri.”Jason juga tidak bertele-tele lagi. Dia langsung berkata, “Sudah berhari-hari, apa kamu sudah mempertimbangkan usulanku?”Kelly menggigit bibirnya. “Aku akan membantumu untuk mengobati penyakitmu. Aku akan menebus kesalahanku.”Jason mencubit pipi Kelly. “Kelly, kamulah sumber penyakitku!”Jantung Kelly tiba-tiba berdetak kencang. Sepertinya dia tidak bisa menghindar lagi.Jason menopang lantai dengan salah satu tangannya, lalu membungkukkan tubuhnya untuk mendekati Kelly. Jari tangannya mengusap sisa bir di bibir Kelly. Dia pun berkata dengan perlahan, “Kelly, kamu tahu membayar utangmu kepada orang lain. Bahkan, kamu bisa toleransi terhadap orang-orang yang nggak berutang padamu. Kenapa kamu malah merasa santai ketika berutang padaku?”Kelly menggeleng. “Aku mengingatnya!”“Kalau begitu, kamu mesti membayarku. Aku hanya menginginkan waktu tiga bulanmu. Setelah tiga bulan, aku akan melepaskanmu. Terserah
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m