Reza menggenggam tangan Sonia, lalu berkata pada Kelly, “Terima kasih sudah menjaganya selama beberapa waktu ini.”“Nggak … nggak, kok!” Kelly segera menggeleng. “Malahan Sonia yang menjagaku.” Seusai berbicara, tetiba Kelly kepikiran dengan hal penting. Dia pun bertanya, “Kalian benar-benar sudah baikan?”Tatapan Sonia kelihatan lembut. “Awalnya aku ingin beri tahu kamu ketika makan malam nanti.”“Bagus sekali!” Kelly mengejapkan mata ke sisi Sonia. “Aku gembira sekali.”Sebelumnya Sonia memang pernah dilukai oleh Reza, Ranty juga memiliki bias terhadap Reza. Dia bahkan memperingati Sonia untuk jangan mendekati Reza lagi. Namun sebenarnya Kelly mengerti, Sonia tidak mungkin akan melupakan Reza dan memilih untuk bersama dengan Melvin.Terkadang ada orang yang mencintai seseorang untuk seumur hidupnya. Meskipun pernah dilukai, orang itu masih saja tenggelam di hati.Kelly juga percaya dengan firasatnya sendiri. Dia yakin Reza sangat mencintai Sonia … sangat amat mencintai Reza! Sekarang
Sonia melirik Reza, lalu berdiskusi, “Gimana kalau diganti jadi dua kotak kecil?”Reza mengangguk. “Oke!”Sonia mengeluarkan dua kotak es krim dari dalam troli dengan tidak rela. Dia diam-diam menghela napas. ‘Celaka! Sepertinya kelak aku nggak bisa makan es krim sesuka hatiku lagi.’“Kamu masih belum jawab pertanyaanku. Apa kata Jason?” tanya Sonia.“Apa lagi yang bisa dia katakan? Tentu saja dia merasa gembira!”Sonia mengangguk. Seandainya Kelly benar-benar bisa bersama dengan Jason, bisa jadi semuanya akan menjadi permulaan yang bagus untuk mereka.Setelah kembali ke lantai atas, Reza membawa barang belanjaan ke dalam dapur. Sonia mengeluarkan biskuit untuk Yana, lalu berkata kepada Kelly, “Nanti Jason juga akan ke sini.”Kelly menatapnya dengan syok. “Apa?”“Aku sudah membuat keputusan sendiri.” Sonia merasa agak bersalah. “Dia nggak bakal tahu identitas Yana. Sekarang kamu itu bawahan dia, sudah seharusnya kalian menjalin hubungan baik.”Kelly mencemberutkan wajahnya. “Aku akan m
“Kita akan tahu jawabannya setelah buka pintu!” Sonia berjalan pergi membukakan pintu. Ketika melihat Jason sedang berdiri di luar sana, dia pun tersenyum. “Secepat ini?”Jason mengenakan kemeja berwarna abu-abu dengan menenteng buah tangan dan alkohol. Dia membalas senyuman Sonia. “Kebetulan aku lagi di sekitar, jadi langsung kemari. Di mana Reza?”“Di dalam!”Jason melepaskan sepatunya, lalu menjerit, “Yana!”Yana berlari ke sisi Jason dengan tersenyum lebar. “Paman!”Kelly mengambil barang dari tangan Jason dengan sedikit tegang. “Lain kali nggak usah bawa apa-apa.”Jason menggendong Yana, lalu membalas dengan datar, “Itu pemberian orang lain. Sayang kalau dibiarkan.”Kelly meletakkan barang bawaan ke samping. “Kamu ngobrol sama Pak Reza dulu. Aku masak sebentar.”Reza berdiri, lalu mengusulkan, “Gimana kalau hari ini aku dan Jason saja yang masak? Kalian berdua temani Yana saja.”Kelly segera mengatakan, “Nggak usah, aku masaknya cepat, kok.”“Ide bagus!” Sonia menarik Kelly ke rua
Reza menunduk sembari menguliti udang. Suaranya kecilnya terdengar tegas. “Seumur hidupku aku hanya ingin memilikinya saja. Jadi, untuk apa aku mempersulit diri sendiri?”Jason meliriknya sembari tersenyum. “Jangan bicara omong kosong seperti itu. Intinya kamu sudah merindukannya, ‘kan!”Reza meliriknya. “Terserah aku!”Jason mengangguk sembari tersenyum. “Iya, asalkan kamu bersedia, apa pun bisa kamu lakukan.”“Kalau aku jadi kamu, aku tidak akan berminat untuk ikut campur dalam urusan orang lain!” Reza tersenyum dingin.Jason melihat kemari. “Apa hubungannya sama aku?”“Dengar-dengar keluarganya Kelly mulai mencarikan kekasih untuknya?” Reza mengangkat-angkat alisnya. “Ada benar ada masalah seperti ini?”Senyuman di wajah Jason terkaku. Dia lanjut mencuci tomat, lalu membalas dengan nada datar, “Apa hubungannya sama aku!”Kening Reza tampak berkerut. Dia berkata dengan serius, “Dua tahun ini Kelly melewati hari-harinya dengan sangat menderita. Kalau ada yang cocok, aku akan menyuruh
Sup masih harus dimasak beberapa saat lagi. Mereka pun memulai santapan mereka duluan.Jason duduk di samping Yana. Dia mengambil telur goreng tomat kepada Yana. “Ini masakan Paman Reza. Coba dicicipi bagaimana rasanya?”Yana mengembus telur tersebut, lalu mencicipinya. “Emm, enak sekali!” Kemudian, Yana bertanya pada Jason, “Apa Paman Jason bisa masak?”Jason tertegun sejenak. Dia tidak ingin merusak citranya di hati Yana. Jadi, dia berkata dengan tersenyum, “Tentu saja, lain kali Paman goreng telur untuk kamu. Paman jamin rasanya akan lebih enak daripada yang kamu makan sekarang!”Sonia pun tersenyum. “Nggak boleh bohong sama anak kecil. Kalau kamu sudah setuju, kamu mesti melakukannya!”Jason berkata, “Paling-paling aku akan belajar dari Reza. Toh bukan hal yang sulit!”Kelly segera menimpali, “Yana hanya asal bicara saja, nggak usah dianggap serius.”Seusai berbicara, Kelly melihat ke sisi Reza. “Apa Pak Reza akan tinggal di sini? Kelak kamu dan Sonia bisa makan di rumahku.”“Oke,
Ini adalah pertama kalinya Jason melakukan pekerjaan seperti ini. Hanya saja, pekerjaan ini memang sangat gampang, hanya perlu membersihkan piring kotor saja.Kelly tidak maju untuk menghalangi Jason lagi. Dia ke samping untuk mengelap meja, sekalian meletakkan piring bersih ke dalam rak.Saat Kelly meletakkan piring, dia diam-diam melirik pria yang berada di sampingnya. Dia mencuci piring dengan sangat serius. Lengan kemejanya digulung ke atas, menunjukkan lengan kokohnya. Kelly berusaha untuk bersikap tenang, tidak berpikir kebanyakan.Di ruang tamu.Sonia sedang menemani Yana untuk bermain balok. Sementara, Reza menatap mereka dari samping dengan tatapan lembut.Ketika melihat interaksi Sonia dengan Yana, tiba-tiba Reza merasa kesal. Padahal Jason tidak melakukan apa-apa, tetapi dia malah memiliki putri seimut ini.Sementara, Reza sudah bersama Sonia dalam waktu yang sangat lama. Mereka malah tidak dianugerahkan anak. Hidup memang tidak adil!“Ada apa?” Sonia menatap Reza.Reza ber
Kelly berbicara dengan nada pelan, “Yang patuh, tidur bareng Ibu. Ibu akan cerita dongeng buat kamu.”“Jangan, aku mau ditidurin Paman!” Yana sungguh mengantuk saat ini. Saking ngantuknya, ucapannya juga terdengar tidak jelas. Namun, dia masih bersikeras tidak ingin melepaskan Jason.Reza dan Sonia saling bertukar pandang. Mereka sungguh merasa tidak berdaya. Mereka semua juga tidak menyangka Yana akan begitu menempel dengan Jason!“Biar aku tiduri dia saja!” Jason berkata dengan suara rendah. Dia menggendong Yana dengan lembut ke dalam kamar. “Paman tiduri kamu.”“Emm!” Yana memeluk erat leher Jason.Kelly menggigit bibirnya dengan tidak berdaya.Saat hendak memasuki kamar, langkah kaki Jason terhenti. Bagaimanapun, kamar ini adalah kamar wanita, bukanlah hotel, apalagi ini adalah tempat tidurnya Kelly.Usai memasuki kamar, terdengar aroma wangi yang mirip dengan aroma tubuh Kelly. Interior kamar sangatlah sederhana. Hanya ada selembar ranjang dengan seprai bercorak bunga daisy berwar
Reza menimpali, “Aku juga tidak akan melepaskannya!”Kelly melebarkan kedua matanya. Dia melihat kedua orang dengan tidak berdaya.Reza menarik tangan Sonia, lalu berjalan keluar. Sekarang hanya tersisa Kelly sendirian di dalam ruang tamu. Kelly menggertakkan giginya dengan kesal. Dia memutuskan tidak akan menghiraukan Sonia lagi!Saat Sonia berjalan ke lantai atas, dia merasa agak takut. “Apa nggak apa-apa tinggalin mereka berdua di bawah?”“Tenang saja, Jason tahu batasan,” ucap Reza dengan tersenyum datar, “Apa kamu tidak merasa mereka butuh kesempatan untuk berbicara? Tidak mungkin mereka selalu jaga jarak seperti ini.”Sonia menunduk sembari merenung. “Aku hanya nggak yakin sama Jason. Setidaknya sampai saat ini, aku juga nggak yakin dia masih suka sama Kelly atau nggak. Meskipun suka, apa dia akan setia?”Mantan kekasih Jason terlalu banyak!“Beri dia satu kesempatan! Aku percaya kali ini dia sudah berubah.” Reza menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan tersenyum lembut.“Em
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera