“Bagaimana dengan acara tender hari ini?” tanya Anastasia dengan datar.Kelly menjelaskan, “Tadi pagi sebenarnya Pak Jason ingin menyuruhmu ke sana. Tapi karena kamu kedatangan klien penting, Pak Jason terpaksa membawaku ke acara tender itu!”“Nggak apa-apa!” Anastasia berusaha untuk tersenyum. “Kita berdua sama-sama ikut serta dalam tender ini. Kamu juga sudah paham dengan isi tender itu. Siapa pun yang pergi sama saja!”“Emm, nanti aku akan beri tahu progres tender kepadamu,” balas Kelly dengan tersenyum lembut.“Nggak usah buru-buru. Semalam aku bergadang urus proposal kerja sama dengan perusahaan lain. Kamu bikinin kopi buat aku, ya!” Anastasia mengetik keyboard tanpa melihat Kelly.“Oke,” balas Kelly dengan segera, lalu pergi menyeduh kopi untuknya.Saat kembali dari menyuguhkan kopi, Anastasia menyerahkan setumpukan dokumen kepada Kelly. “Kamu pergi fotokopi sana. Aku sudah tulis di atasnya mau fotokopi berapa set. Yang cepat, ya!”“Oke!” balas Kelly.“Kelly, kamu antarkan dokume
Anastasia segera menjawab, “Kebetulan sekali Pak Jason baru saja keluar. Sebelumnya kamu nggak telepon Pak Jason?”Kiara mengangkat-angkat alisnya. “Aku kira mau beri kejutan!”Anastasia menunjukkan ekspresi mengerti. “Kalau nggak, kamu nunggu di ruangan Pak Jason saja. Pak Jason akan segera kembali!”“Baik!” Kiara melirik Kelly sekilas, baru berjalan ke dalam ruangan.Anastasia langsung menyeduh secangkir kopi untuk Kiara. Pintu ruangan ditutup, Anastasia meletakkan kopi di atas meja. “Gulanya sedikit dan nggak ditaruh susu!”Kiara membalas dengan tersenyum, “Terima kasih sudah mengingat seleraku!” Tetiba Kiara tertegun sejenak, lalu bertanya, “Wajah asisten baru itu kelihatan sangat asing. Kenapa dia bisa dimutasi ke lantai 39?”Anastasia menjawab, “Aku juga nggak jelas. Tiba-tiba malah kedatangan asisten baru di lantai 39. Anehnya, dia nggak pernah bekerja di perusahaan sebelumnya!”Kiara berpikir sejenak. “Dia direkomendasi oleh Jason?”Anastasia menggeleng. “Sepertinya bukan. Pak
Jason mengangguk dengan perlahan, lalu melangkah ke dalam ruangannya.Setelah masuk ke ruangan, si lelaki melirik sekilas wanita yang duduk di sofa. Raut wajahnya kelihatan sangat lembut, tetapi dapat terasa jarak di antara mereka. “Apa Nona Kiara ada urusan?”Kiara menatap Jason dengan lembut. “Sejak ketemuan di ecopark, kita nggak pernah bertemu lagi. Apa kamu nggak kangen sama aku?”Jason melepaskan jas meletakkannya di atas kursi. Sebatang rokok dinyalakan. Asap memburamkan tatapan dinginnya. “Kiara, kita semua sudah dewasa, tidak perlu melakukan trik tarik ulur. Kalau aku bilang aku tidak suka, berarti aku memang tidak suka. Kamu tidak usah buang-buang waktu di diriku.”Kiara tersenyum tipis. “Apa kamu punya wanita yang kamu sukai?”Jason tertegun sejenak, lalu mengantukkan rokoknya. Dia menunduk dan berkata, “Tidak ada!”“Kalau begitu, aku masih ada kesempatan!” Senyuman Kiara berubah lembut. Jason membalas, “Seharusnya kamu memahamiku. Kalau aku menyukai seorang wanita, kami pa
Hati Kiara menjadi masam. Bukankah biasanya Jason memperlakukan wanita dengan sangat lembut? Ternyata dia tidak akan bersikap lembut terhadap wanita yang tidak disukainya.Rasa putus asa seketika terlukis di wajah Kiara. Dia mengangguk dengan perlahan. “Benar apa katamu, aku sendiri yang nggak tahu diri!”Selesai berbicara, Kiara mengambil tasnya, lalu meninggalkan tempat dengan emosi.Saat ini, Anastasia masih tidak bergerak. Dia memberanikan diri untuk berkata, “Pak Jason, aku sudah mengetahui kesalahanku. Mohon ampuni aku sekali ini!”“Cuma sekali ini saja! Kalau sampai ketahuan kamu menindas Kelly lagi, aku pasti akan mengusirmu!” Jason membaca laporannya, lalu berkata dengan galak.Anastasia mengangguk dengan kuat. “Baik, terima kasih, Pak Jason!”“Keluarlah! Panggil Kelly kemari!” balas Jason.Anastasia mengiakan, lalu berjalan keluar dengan telapak tangan yang dipenuhi keringat dingin. Dia berjalan ke sisi Kelly, menatapnya dengan tatapan kesal. “Pak Jason panggil kamu ke ruanga
Jason juga kelihatan fokus. Dia berkata dengan datar, “Bukan hanya itu saja. Coba kamu lihat perubahan aset tetapnya juga tidak wajar.”Kemudian, Jason menjelaskan beberapa bagian janggal dari dalam laporan. Dia mengajari Kelly untuk menganalisis kecurangan Perusahaan Golden.Kelly mendengar dengan sangat serius. Setelah diingatkan oleh Jason, dia pun mengerti.Bukan hanya kali ini saja, sejak Kelly mulai bekerja di perusahaan, Jason seringkali mengajarinya. Bahkan saat mereka sedang makan siang bersama, Jason pun tetap menjelaskan semua pertanyaan Kelly dengan serius.Hati Kelly seketika berdegup kencang. Dia memalingkan wajahnya menatap wajah tampan si lelaki. Saat ini, dia baru menyadari betapa dekatnya jarak mereka berdua. Kelly spontan merasa gugup.Tatapan Jason tertuju pada daun telinga Kelly yang memerah. Dia pun berkata dengan datar, “Apa kamu ingat dengan semua yang aku katakan?”Kelly segera mengangguk. “Aku mengerti!”“Yang fokus! Aku hanya akan menjelaskan sekali saja!” Ja
Hati Sonia terasa penat. Dia menunduk, lalu berkata dengan datar, “Belajar sana! Kamu nggak usah ikut campur dalam masalah orang dewasa!”Tandy kembali menegaskan, “Kamu mesti menghargai pamanku. Kamu pasti akan menyesal kalau sampai dia direbut sama orang lain!”Sonia mendengus dingin. “Kamu bilang kamu nggak pilih kasih. Tapi sebenarnya kamu lebih berpihak sama Paman Reza-mu, ‘kan?”Tandy mengangkat-angkat alisnya. “Kata siapa? Aku mengatakan semua ini juga demi kamu. Apa kamu tidak merasakannya?”Terlintas ekspresi dingin di wajah Sonia. “Nggak, tuh!”“Haih!” Tandy menghela napas. “Sia-sia aku bersikap baik sama kamu!”Sonia tak kuasa menahan tawanya ketika melihat Tandy yang berlagak dewasa itu. “Ayo, mulai bimbelnya!”…Siang harinya, saat Kelly dan Yana sedang membaca buku cerita, tetiba ada panggilan masuk dari Sandora.Suara Sandora sangatlah lembut. “Kelly, apa kamu lagi istirahat sekarang?”“Iya, aku lagi temani Yana di rumah,” balas Kelly dengan tersenyum.Yana mengangkat ke
Awalnya, Kenzo juga marah ketika tahu Kelly melahirkan anak di luar nikah. Namun ketika bertemu dengan Yana sekarang, dia merasa dirinya bisa menerima anak yang imut ini.Kenzo menatap Yana dengan penuh gembira. Dia menoleh, lalu berbisik pada Kelly, “Sungguh mirip dengan kamu dulu.”Kelly tersenyum ringan. “Aku sendiri nggak menyadarinya.”Mereka berdua berbicara sembari memasuki kamar. Kenzo menggendong Yana ke ruang tamu, lalu berkata dengan tersenyum, “Ibu, coba lihat siapa yang datang?”Sandora melihat anak di dalam pelukannya. Dia seketika tersenyum lebar, lalu melangkahkan kakinya dengan cepat. “Yana, sini biar Nenek gendong!”Kelly memalingkan kepalanya. Kedua matanya spontan terbelalak lebar ketika melihat sosok lelaki di dalam ruang tamu.Derrick berdiri, lalu tersenyum lembut padanya. “Dia anakmu? Imut sekali!”Kelly malah merasa agak bingung. “Dok, kenapa kamu bisa ada di sini?”Sandora yang sedang menggendong Yana memberi isyarat mata kepada Kelly. Dia berkata dengan terse
Sandora tersenyum. “Kamu juga jangan berbicara seperti ini. Setidaknya kamu juga mahasiswi tamatan universitas terkenal. Kamu anaknya juga cantik. Kalau tidak, kamu kira Pak Derrick akan sebodoh itu?”“Jangan teruskan lagi! Aku dan Pak Derrick nggak memungkinkan.” Sikap Kelly sangat tegas. “Setelah melahirkan Yana, aku sudah memutuskan untuk nggak menikah dan melahirkan lagi. Aku juga nggak bakal cariin ayah tiri buat Yana!”Kening Sandora spontan berkerut ketika melihat sikap keras kepala putrinya. “Temperamenmu sungguh mirip dengan ayahmu! Memangnya aku mengatakan semua ini demi siapa? Bukannya demi kebaikanmu juga? Apa kamu tahu betapa susahnya membesarkan seorang anak?”“Iya, aku tahu. Aku sudah menghadapinya selama dua tahun. Aku pun nggak takut lagi!”“Sekarang kamu masih muda. Jalan hidupmu masih panjang!”“Jangan katakan lagi. Aku nggak akan berubah pikiran!” Raut wajah Kelly sangatlah tegas. Dia mencuci apel, lalu meletakkannya ke atas piring buah-buahan. Dia membawanya keluar
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia
Sonia makan siang bersama Ranty.Saat makan, mereka berdua terus membahas soal Morgan dan Theresia. Satunya tampan dan satunya cantik. Ranty merasa sangat percaya diri terhadap perjodohannya kali ini.Di satu sisi, Sonia berharap semua bisa berjalan sesuai dengan kemauan Ranty. Namun di sisi lain, akal sehatnya memberitahunya bahwa mereka berdua tidak memungkinkan!Tentu saja Ranty tidak ingin menghancurkan rasa optimis Ranty.Selesai makan, Ranty menerima panggilan dari perusahaan. Dia pun mesti kembali ke perusahaan untuk mengurus pekerjaannya. Kebetulan Sonia juga menerima panggilan dari Mandy. Ada dua lembar desain yang memerlukan sarannya. Mandy meminta bantuan Sonia untuk merevisinya.Sonia kembali ke Imperial Garden. Setelah dia merevisi dua lembar desain, waktu setengah hari pun telah berlalu. Sonia ingin menelepon abangnya untuk menanyakan hasil kencan buta. Belum sempat dia menelepon, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Aska.“Pak Guru!” Sonia meregangkan tubuhnya, lalu berj
“Emm, aku tidur siang!” Theresia meregangkan tubuhnya.Nada bicara Theresia begitu terang-terangan. Ranty pun tidak berpikir kebanyakan. Dia hanya bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi siang?”Theresia terdiam sejenak, lalu berkata dengan tersenyum, “Sepertinya nggak begitu cocok.”Morgan membangkitkan tubuhnya, lalu bersandar di atas ranjang melihat ke sisi wanita yang sedang bertelepon. Dia yang membungkus tubuhnya dengan jubah tidur sedang membelakangi Morgan dan berkata pada orang di ujung telepon bahwa mereka berdua tidak cocok.“Nggak cocok?” Ranty merasa agak kecewa. “Kenapa? Apa kamu nggak suka sama dia? Atau dia yang nggak suka sama kamu?”Theresia berkata dengan nada bercanda, “Kami saling nggak suka.”“Jadi, kalian nggak nonton opera?”“Nggak!”“Kakak temanku memang lebih besar beberapa tahun dari kamu, tapi nggak kelihatan sama sekali. Apalagi dia itu orangnya agak kalem. Dia bukan nggak suka sama kamu. Kalau kamu punya perasaan sama dia, aku rasa kalian bisa coba untuk
Morgan memalingkan kepalanya, lalu mengambil boneka unicorn untuk melihatnya. Tiba-tiba dia kepikiran dengan ulang tahun ke-17 Theresia, Morgan baru pulang dari luar. Theresia menyuguhkan mie masakannya untuk dicicipinya.Morgan menyantap mie masalah Theresia, lalu memberinya sebuah gantungan kunci unicorn dan memberinya ucapan selamat ulang tahun.Pada malam hari itu juga, Morgan meminta pertama kalinya.Morgan melepaskan mantelnya, lalu meletakkannya di atas sofa. Theresia menyeduh teh, kemudian menyuguhkannya kepada Morgan. Dia berbicara dengan nada bersalah, “Hanya ada daun teh, coba dicicipi.”“Oke, tidak masalah!” Tatapan Morgan kelihatan tajam. Berhubung sering berhubungan dengan tentara bayaran, dia pun selalu menunjukkan sisi dinginnya.Theresia melangkah mundur selangkah, lalu melihat dia meminum teh.Morgan mengenakan kemeja berwarna hitam. Wibawanya kelihatan jelas. Dia memegang cangkir teh sembari duduk di atas sofa. Gambaran ini membuatnya terasa sangat ajaib.Morgan menye
Saat Theresia pergi, Morgan telah memberinya uang yang cukup banyak untuk melewati sisa hidupnya. Kenapa Theresia mesti bekerja dengan susah payah lagi?“Emm!”Theresia mengangguk. “Setelah tiba di Kota Jembara, aku berencana untuk tinggal di sini, tapi aku tidak ingin jadi pengangguran. Aku merasa aku seharusnya melakukan sesuatu. Kemudian, aku pun mendirikan sebuah perusahaan humas. Jujur saja, maksud awalku adalah perusahaan humas memiliki banyak sumber informasi. Aku pikir mungkin bisa membantumu. Aku juga nggak menyangka ternyata hasilnya cukup baik.”Morgan mengangguk.Pelayan datang untuk mengantar makanan. Mereka berdua menghentikan obrolan, lalu menyantap makanan dengan tenang.Setelah makan beberapa saat, Theresia mengangkat kepalanya dan bertanya, “Apa kamu datang ke Kota Jembara karena masalah Sonia?”“Iya!” Morgan mengangguk. “Sementara ini aku tinggal di rumah Pak Aska.”Theresia pun mengerti. Dia berkata dengan tersenyum, “Aku lihat di internet, sekarang semua opini berpi
Mereka berdua naik ke restoran lantai dua. Sonia mengirim pesan kepada Ranty.[ Kita sudah sampai! ]Ranty segera membalas pesan.[ Theresia sudah menunggu selama sepuluh menit. Suruh Tuan Morgan ke meja nomor enam! ][ Oke! ]Sonia menoleh untuk melihat Morgan. “Aku ke toilet dulu. Kamu tunggu aku di meja nomor enam. Aku akan segera kembali.”“Emm!” Morgan juga tidak merasa curiga. Dia pun berjalan ke meja makan nomor enam.Restoran di dalam opera house ini penuh dengan hawa seni. Jendela tinggi dipadukan dengan lukisan dinding dan lampu kristal kuno. Ada beberapa tamu sedang mengobrol santai. Hawa romantis dan klasik muncul di mana-mana.Morgan tahu wanita ini berada di kota ini. Hanya saja, saat bertemu, Morgan tetap merasa syok!Theresia juga terbengong. Dia spontan berdiri. Raut wajahnya seketika berubah menjadi ekspresi hormat. “Tuan Morgan!”Wanita Itu mengenakan mantel panjang berwarna hitam dengan riasan tipis di wajahnya. Alisnya indah bagai lukisan di kejauhan. Matanya bening
Sonia melirik Reza dengan tidak berdaya. Kemudian, dia memalingkan kepalanya melihat ke luar jendela. “Cuaca sudah cerah?”“Iya, sudah cerah!” Reza memiringkan tubuhnya, menopang kening dengan pergelangan tangannya. “Apa suasana hatimu sudah membaik?”Sonia meregangkan tubuhnya. “Suasana hatiku selalu baik!”Kemudian, Sonia memalingkan kepala untuk melihatnya. “Apa sudah seharusnya kamu pergi ke perusahaan untuk bekerja?”“Kamu pergi bersamaku!” Reza memasukkan tubuh lembut Sonia ke dalam pelukannya, tidak rela untuk melepaskannya.“Nggak bisa. Hari ini aku mau ke rumah Pak Aska.” Sonia mengangkat kepala untuk menatapnya. “Sekalian minta sesuatu dari Pak Guru. Aku mau mempersiapkan tes DNA Hallie.”“Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Setelah kamu pergi ke rumahnya Pak Aska, aku baru pergi bekerja!”“Oke!”Reza menunduk, lalu mencium Sonia untuk beberapa saat. Kemudian, dia baru menggendong Sonia.Saat sarapan, Sonia baru terbaca pesan yang dikirim Ranty semalam.[ Aku sudah berhasil atasi
Reza menatap Sonia. “Jadi, jangan harap untuk meninggalkanku!”Sonia mengulurkan tangan untuk memeluknya. “Aku nggak pernah berpikir seperti itu, nggak pernah sama sekali!”Suara Reza terdengar serak. “Sayang, apa kamu peduli dengan perasaanku?”“Peduli!”“Sekarang aku sangat panik!”Sonia memeluknya. “Aku ada di dalam pelukanmu. Kenapa kamu malah panik?”“Tapi, setelah kamu tidur, kamu tidak menginginkanku lagi!” Nada bicara si pria terdengar gusar.Sonia terdiam membisu.“Sonia!” Reza mencubit dagunya. Nada bicaranya terdengar sabar dan lembut. “Kematian Serigala tidak ada hubungannya sama kamu. Dia membantu Tritop dalam begitu banyak hal. Dia sudah tidak bisa kembali lagi. Meninggal tanpa penyesalan adalah akhir yang paling bagus untuknya.”Sonia menggigit erat bibirnya. Dia tidak berbicara.“Aku bukan lagi mengatakan kata-kata yang tidak ingin kamu dengar. Kalau kamu tidak mendetoks racun di dalam tubuhmu, cepat atau lambat kamu akan diserang oleh pengaruh obat. Kalau suatu hari nan
Reza berkata dengan perlahan, “Kamu mau muntahin ke dalam air lagi?”Tangan Sonia yang sedang menekan ponsel berhenti. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi sang pria.Hanya ada satu lampu yang dinyalakan di dalam kamar. Pencahayaan lampu redup dipancarkan ke lima indra tajam si pria. Di dalam suasana istimewa ini, wajah tampan Reza kelihatan agak dingin.Terdengar juga samar-samar suara turun salju di luar sana. Angin dingin mengembus kepingan salju, lalu dijatuhkan ke atas kaca. Rasa dingin mulai terasa.Mereka berdua bertatapan untuk beberapa saat, kemudian Reza berkata dengan nada datar, “Aku terus mencari alasan kenapa obat ini tidak berkhasiat. Bahkan aku juga menyuruh anggotaku untuk mencari Billy dan Profesor Regan, aku yakin mereka tidak membohongiku. Obat penawar untuk racun yang disuntikkan di tubuhmu juga tidak salah.”“Aku tidak habis pikir, padahal obat itu manjur, kemudian aku mendapatkan jawabannya pada tiga hari lalu. Aku tahu kenapa obat itu tidak manjur?”“Selain m