Tatapan Kelly menjadi dingin. Dia menggeleng dengan datar. “Nggak ngerti!”Masalah Yerin sebelumnya adalah ulah Sandora. Kenzo juga tidak mengetahuinya. Jadi, Kelly tidak pernah menyalahkan Kenzo sama sekali. Hubungan mereka sangatlah bagus. Jadi, Kelly tidak menyalahkannya ketika mereka menjual rumah lama untuk membeli rumah baru Kenzo. Dia bahkan tidak menyalahkan Kenzo atas masalah Sandora mengkhianatinya demi mendapatkan uang renovasi rumahnya.Namun sekarang, tetiba Kelly merasa sangat kecewa.Kenzo segera berkata, “Kelly, kamu salah paham. Aku tidak suruh kamu melakukan apa-apa dengan Pak Jason! Serius, kamu itu adik kandungku. Aku hanya merasa sikapmu terhadap Pak Jason terlalu dingin. Jadi, aku merasa tidak tenang. Bagaimanapun, Pak Jason telah banyak membantuku, kita seharusnya berterima kasih sama dia.”Kelly mengangguk. “Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan.”“Aku paham, aku bisa mendapatkan pekerjaan ini juga berkat kamu,” ucap Kenzo dengan menunduk.“Bukan, kamu jangan
Di lantai bawah.Kelly memasuki mobil. Tak disangka raut wajah Jason malah terlihat muram. “Duduk di depan. Ada yang ingin aku katakan padamu.”Kelly terpaksa menuruni mobil, lalu duduk di baris depan.Setelah Kelly memasang sabuk pengaman, Jason baru menjalankan mobil.Lantaran duduk berdampingan dengan Jason, Kelly merasa semakin gugup lagi. Tak peduli ke mana arah tatapan Kelly, sepertinya dia tidak bisa menekan aura yang dibawa lelaki di sampingnya.Jason yang dulunya diandalkan dan dipercaya Kelly sudah menghilang. Sekarang Kelly malah merasa lelaki ini sangat berbahaya. Dia ingin sekali melarikan diri.Jason melirik Kelly sekilas. Dia juga dapat merasakan betapa Kelly menakutinya. Hatinya pun semakin kesal lagi.Tetiba Jason mengulurkan tangan menyerahkan selembar formulir pendaftaran pekerjaan kepadanya. “Hari Senin nanti kamu laporan ke perusahaan. Bawa kartu identitas dan data-datamu. Ada yang akan membantumu untuk mengatur pekerjaanmu.”Kelly terbengong. “Ke mana?”Tidak terl
Kelly dikejutkan dengan tatapan Jason. Dia menarik napas dalam-dalam. “Kamu nggak pernah menyinggungku. Aku yang bersalah padamu!”“Jangan pura-pura lagi!” Jason mencengkeram pundak Kelly. Raut wajahnya sangat dingin bagai hendak menghabisi Kelly saja. “Kalau kamu benar-benar merasa bersalah padaku, kamu dengarkan omonganku. Jangan harap kamu bisa menjauhiku demi hidup tenang! Aku tidak akan melepaskan satu pun orang yang menyinggungku. Siapa pun tidak akan kulepaskan!”Pundak Kelly terasa sangat sakit. Namun, dia malah tidak berani menghindar sama sekali. Dia melebarkan matanya untuk menatap Jason. Dia sungguh marah saat ini. “Oke, aku nggak akan menghindar. Aku akan menuruti apa katamu. Tapi kamu mesti beri aku satu batas waktu!”“Batas waktu?” Jason tersenyum dingin. “Aku tidak pernah dengar orang yang berutang berhak untuk mengajukan persyaratan! Kalau kamu ingin minta batas waktu, oke, seumur hidup itu terlalu banyak atau terlalu sedikit? Mungkin kelak aku akan menikah dan punya a
Kelly menahan rasa sakit di hatinya, lalu tersenyum lembut. “Emm.”Linda yang bertanya di samping bertanya, “Apa neneknya Yana sudah keluar dari rumah sakit?”“Sudah pulang, kok,” balas Kelly dengan mengangguk.“Baguslah kalau begitu!” Linda tersenyum.Yana berkata dengan gembira, “Sekarang Nenek sudah keluar dari rumah sakit. Apa aku boleh pergi mengunjungi Nenek?”“Oke, nanti Ibu bawa kamu ke sana!”Kelly melambaikan tangannya ke sisi Yana. “Ayo ke sini. Jangan ganggu Paman. Paman masih ada urusan.” Yana sangatlah patuh. Dia langsung meninggalkan Jason, lalu berlari ke sisi Kelly.Begitu Yana keluar dari pelukan Jason, hati Jason terasa hampa. Dia berdiri dengan perlahan, lalu berpamitan dengan Yana.“Sampai jumpa, Paman. Ingat makan dengan teratur, ya!” Yana menatap Jason dengan tidak tega. Dia berpesan kepada Jason dengan nada bicara Kelly.Jason pun tersenyum tipis. Dia pergi berjalan ke sisi mobil. Saat melewati sisi Kelly, dia berkata dengan suara kecil, “Jangan lupa ke perusaha
Sonia tidak berbicara. Hatinya terasa penat. Apa benar Kelly tidak keberatan sama sekali?Kelly yang berbadan dua itu tinggal di luar negeri sendirian. Demi mengembalikan uang Yerin, setiap harinya dia pun mesti melakukan tiga jenis pekerjaan. Pernah sekali Kelly pulang kemalaman dan jatuh pingsan di depan pintu rumahnya. Beberapa jam kemudian, dia baru ditemukan oleh pemilik rumah yang bangun subuh.Bahkan pemilik rumah juga sangat kasihan dengan Kelly. Dia merasa hidup Kelly terlalu keras. Kemudian, pemilik rumah sengaja mengatakan dirinya tidak bisa memasak, ingin merekrut Kelly memasak untuknya. Dengan alasan itu, pemilik rumah baru menggratiskan biaya sewa rumah dan makan Kelly.Sewaktu Kelly masih baru tiba di luar negeri dan belum menemukan pekerjaan, dia pun menggunakan kartu yang diberikan Sonia waktu itu. Namun setelah itu, dia tidak pernah menggunakan uang di dalam kartu lagi.Selama satu tahun Sonia dan Melvin tinggal di Kowloon, hidup Kelly baru mulai membaik.Hasil karya
Pada hari Sabtu esok hari, Sonia pergi ke Kediaman Herdian. Seperti biasanya, ada sopir yang pergi menjemputnya.Sonia membaca bahan pelajaran yang akan diajarinya nanti. Dia sungguh merasa bersalah kepada Tandy. Sejak menjadi guru bimbel Tandy, dia selalu saja meminta izin. Dia bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskan masalah ini kepada Diana nantinya.Setibanya di Kediaman Herdian, terdengar suara ricuh dari halaman.Sonia mencari ke arah datangnya suara. Tampak Reza dan Tandy sedang bermain sepak bola.Ada sebuah gawang di ujung halaman. Mereka berdua mengenakan pakaian olahraga sembari berlari.Sonia tidak pernah melihat Reza bermain sepak bola sebelumnya. Dia pun kepikiran dengan ucapan Reza di saat Bondan dan yang lainnya sedang bertanding sepak bola waktu itu. Hatinya seketika berdegup kencang.Sonia membatin, ‘Padahal sudah dua tahun, lelaki ini semakin kekanak-kanakan saja!’Sonia berjalan menghampiri mereka dengan perlahan, lalu berdiri di pinggiran sembari menyaksikan permain
Sonia merasa semakin canggung lagi. Dia memelototi Reza sekilas, lalu berkata pada Tandy dengan serius, “Ayo cepat! Sudah waktunya bimbel!”Selesai berbicara, Sonia memikul tas ranselnya, lalu berjalan ke dalam vila.Tandy mengangkat-angkat alisnya menatap ke sisi Reza, lalu menghela napas. “Paman, sepertinya Bu Sonia masih tidak ingin menghiraukanmu? Kamu harus lebih berusaha lagi!”Reza menepuk-nepuk pundaknya. “Kamu juga harus berusaha!”“Berusaha apaan?” balas Tandy dengan bingung.“Berusaha membantu pamanmu untuk mengejar bibimu!” balas Reza dengan wajah tak ekspresi.Tandy berlagak dewasa. “Tidak masalah. Aku pasti akan membantumu. Bagaimanapun, sekarang hubungan Bu Sonia dengan aku lebih dekat daripada denganmu.”Reza tidak berkata-kata!…Sonia sedang duduk di dalam kamar Tandy. Saat menunggu Tandy yang sedang mandi itu, dia pun memeriksa tugas yang dilakukan Tandy selama satu minggu ini.Tandy tahu Sonia sedang menunggunya. Dia juga tidak berani berlama-lama. Dia segera mengga
Tandy berkata dengan lugu, “Untuk apa kamu melihatku? Awalnya aku ingin suruh kamu makan di sini. Pamanku juga tidak tahu kamu tidak jadi makan di sini.”Mana mungkin Sonia percaya dengan omongan Tandy. Jelas-jelas dia terus memegang ponsel dari tadi.Reza juga menunjukkan wajah lugunya. “Apa yang lagi kalian katakan?”Sonia tidak berbicara, hanya menuruni tangga saja.Reza dan Tandy saling bertukar pandang, lalu mengikuti langkah Sonia.Setelah memasuki mobil, Reza berkata, “Sudah jam segini, kita pergi makan dulu!”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah janjian sama Kelly untuk makan siang di tempatnya.”“Kamu bisa membatalkannya.”Sonia melihat jam. “Sepertinya Kelly sudah mulai masak.”Reza tidak berkata lain lagi. Dia hanya berkata, “Sebelumnya kamu sudah janji sama aku. Setelah Kelly kembali ke Kowloon, kamu akan pindah ke Imperial Garden.”Kening Sonia sedikit berkerut. Dia berpikir sejak kapan dirinya berjanji? Dia memalingkan kepalanya, lalu mengangguk. “Oke!”Reza merasa kag
“Oh, ya?” Celine berkata dengan nada bercanda, “Bukannya aku seharusnya dideskripsikan dengan kata sangat berkompeten? Atau asisten andal yang pintar dalam membantu pekerjaan Tuan Reza!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa ada yang berbeda dengan Celine hari ini.“Tentu saja! Tentu saja!” balas Iqbal dengan segera, “Kemampuan kerja asisten pribadi Tuan Reza pasti berbeda dengan asisten pada umumnya!”Para hadirin lainnya juga segera menimpali.“Sudah bertahun-tahun Nona Celine bekerja di sisi Tuan Reza. Kamu pasti sangat bisa diandalkan!”“Nona Celine bukan hanya berkompeten, tapi juga cantik sekali. Kami semua sungguh iri dengan Tuan Reza!”“Sepertinya hanya Tuan Reza saja yang sanggup mempekerjakan wanita cantik dan berbakat seperti Nona Celine!”…Ujung bibir Celine melengkung ke atas. Dia masih menunjukkan senyuman lembut di wajahnya.Reza tidak suka menghadiri acara jamuan malam, begitu pula dengan Celine. Namun malam ini, tiba-tiba dia merasa enak juga untuk menghadiri aca
Kase terus melangkah ke tempat duduk yang ditempati Sonia tadi. Dia duduk di hadapan kursi Sonia. Dia melihat Sonia hanya sempat menyesap setengah gelas minumannya, juga sepotong kue coklat yang belum sempat dimakannya. Saat Sonia menerima panggilannya tadi, Sonia pasti langsung bergegas ke istana untuk melindunginya.Kase menarik napas dalam-dalam. Hatinya terasa berat bagai ditimpa beban ratusan kilogram saja. Saking beratnya, dia pun merasa kesulitan untuk bernapas.Kase berkata kepada dirinya sendiri. Sonia hanyalah seorang wanita saja. Tidak seharusnya Kase terlalu memedulikannya. Hanya saja, sejak Sonia dibawa pergi tadi, hatinya mulai merasa tidak tenang.Tadi Rayden mengatakan dirinya ingin menggunakan Sonia sebagai objek penelitian, tidak akan membahayakan nyawanya. Namun, sebenarnya Kase paham, setelah memasuki gedung itu, Sonia tidak mungkin akan keluar lagi!Kase melihat kue coklat di atas piring. Seketika dia kepikiran dengan tatapan kecewa dan benci dari kedua mata Sonia.
Setelah melihat Kase berjalan ke dalam, Sonia baru pergi ke kafe. Dia memesan secangkir kopi dan juga sepotong kue tar coklat. Baru saja mencicipi kopinya, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kase.Sonia mengangkatnya. “Halo?”“Ruila!” Suara Kase terdengar buru-buru. “Perbincangan tidak berakhir menyenangkan ….”Tiba-tiba panggilan terputus. Sonia langsung berdiri, kemudian bergegas keluar kafe, berlari ke istana.Sekuriti yang berjaga di depan pintu gerbang hendak menghalangi langkah Sonia. Namun, kerah pakaiannya diremas oleh Sonia. Kemudian, kepalanya dihantam keras di pintu kayu.Sebelumnya Sonia sudah pernah ke dalam. Dia cukup familier dengan letak ruangan di dalam istana. Tanpa menunda waktu, Sonia langsung berlari ke lantai tujuh. Dia langsung mendobrak pintu ruangan, kemudian tampak Kase sedang diikat di bangku. Dia menatap Sonia dengan kedua mata terbelalak lebar.“Bamm!” Pintu ruangan ditutup. Lima orang pria bertubuh kekar di belakang menyerbu ke sisi Sonia.Sonia melomp
Raut wajah Kase langsung berubah. “Kamu tahu?”“Tentu saja!”Kase memang pernah mencari faktor kematian Suki. Hanya saja, masalah kematian Suki juga tergolong rahasia di internal. Ditambah lagi Kase bukan berasal dari lingkaran tentara militer, dia pun semakin kesulitan dalam mengaksesnya.Setelah kematian Suki, semua informasi tentangnya telah dihapus. Seolah-olah Suki tidak pernah datang ke dunia ini saja. Meski telah mengerahkan banyak tenaga, Kase tetap tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun.Masalah ini sudah berlalu lama dan terus menjadi simpul di hati Kase. Sepertinya Rayden bukan hanya memahami kejadian waktu itu, dia juga menyelidikinya.Kase menyipitkan matanya menatap Rayden. Tiba-tiba dia merasa orang ini sangat mengerikan!…Saat Kase kembali ke vila, Sonia masih belum tidur.Sonia baru saja selesai bertelepon dengan Reza. Saat dia hendak turun ke lantai bawah untuk minum, dia melihat Kase berjalan ke dalam rumah dengan sedikit kaget. Kenapa pulangnya cepat sekali?Kas
Ketika Kase memasuki kafe, Sonia sedang bosan membolak-balik majalah. Melihatnya masuk, Sonia bertanya sambil mendongak, "Kamu sudah bertemu Rayden?""Sudah," jawab Kase sambil duduk dan meletakkan lengannya dengan santai di sandaran kursi. Dia berujar dengan nada mengejek, "Sama seperti yang diceritakan orang, dia memakai topeng dan berlagak misterius. Entah apa yang dia sembunyikan.""Gimana hasil pembicaraan kerja samanya?" tanya Sonia."Lumayan. Masih perlu membahas beberapa detail." Kase menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Sebenarnya, siapa yang kamu cari di sini?"Sonia melihatnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia menjawab pelan, "Kakakku."Kase bertanya sambil tersenyum, "Kakakmu? Dia ada di Hondura?""Ya, seseorang pernah melihatnya di sini," balas Sonia.Kase bertanya lagi, "Apa kamu punya fotonya? Coba tunjukkan. Mungkin aku bisa membantumu mencarinya."Sonia merespons, "Makasih, tapi nggak perlu. Biar aku yang
Kase tertegun sejenak. Namun, Sonia sudah berbalik dan naik ke lantai atas. Sambil minum isi gelasnya, pria itu merasa sedikit kesal. Dalam pikirannya, adakah orang di dunia ini yang lebih hebat darinya?Kase meremehkan pernyataan Sonia. Dia meyakini bahwa gadis itu sebenarnya hanya bucin. Hanya orang yang terlalu memuja cinta yang tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fakta.Bahkan, Kase sempat tergoda untuk meminta Sonia memanggil pacarnya agar mereka bisa membuktikan siapa yang lebih unggul.....Keesokan harinya, pagi-pagi sekali seseorang dari pihak Winston datang menemui Kase dengan pesan bahwa Rayden telah kembali dan ingin bertemu dengannya untuk berdiskusi.Kali ini, Kase tidak lagi menolak. Dia mengajak Sonia untuk ikut bersamanya. Setibanya di sana, Sonia tetap menunggu di kafe yang sama seperti sebelumnya, sementara Kase mengikuti Winston melewati pintu putih besar hingga menghilang di dalamnya.Sonia sebenarnya penasaran ingin melihat seperti apa sosok Rayden yang mis
Jelas sekali, Kase sudah tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan Winston. Setiap malam, Sonia mengantar camilan tetapi dia belum berhasil menemukan orang yang dia cari. Apakah mungkin orang itu begitu disiplin hingga bahkan tidak makan camilan?Sonia juga sudah mencoba pergi ke lantai bawah tanah ke-11, tetapi tetap tidak mendapatkan hasil apa pun. Namun, tidak menemukan apa pun juga merupakan kabar baik. Setidaknya itu berarti kakaknya tidak termasuk dalam kelompok orang yang dijadikan subjek eksperimen.Sonia memutuskan untuk beristirahat selama dua hari. Bagaimanapun, pelayan yang setiap hari dia samarkan identitasnya itu, sering bangun dengan keluhan leher yang sakit dan bahkan sudah memutuskan untuk pergi ke dokter.Malam itu, Sonia dan Kase duduk berdampingan di bar. Mereka mengobrol santai sambil menikmati suasana.Hallie datang mengenakan seragam pelayan yang dirancang khusus untuk bar itu. Dia menyerahkan dua gelas minuman pada Sonia dan Kase, lalu berujar sambil tersenyum
Begitu pintu lift terbuka, Sonia melangkah keluar. Di hadapannya, terbentang lorong panjang dengan lampu neon putih yang dingin dan suram menggantung di atas kepala.Sonia keluar dari lift dan melangkah ke koridor. Di kedua sisi koridor, terdapat laboratorium dan ruang penyimpanan. Melalui pintu-pintu kaca, dia bisa melihat berbagai macam alat yang aneh dan rumit. Dia terus berjalan lebih dalam.Suasana di sekitarnya begitu sunyi hingga terasa mencekam. Tiba-tiba, telinganya menangkap suara aneh, seperti kuku yang menggores kaca, bercampur dengan suara geraman liar yang menyerupai auman binatang buas.Sonia mengikuti arah suara itu. Tak jauh di depan, sebuah pintu besar terlihat berdiri kokoh. Pintu itu terlihat sangat kuat dan dilengkapi dengan sistem pengamanan berbasis sandi. Dia segera mengirim perintah ke Frida.Dalam waktu 30 detik, Frida berhasil membobol sistem pengamanan tersebut. Setelah memasukkan kode yang diberikan, pintu itu perlahan terbuka secara otomatis. Ketika Sonia
Sonia menggigit kue cokelat di depannya, lalu bertanya, "Apa kamu sudah tanya, kapan Rayden akan kembali?"Kase menatapnya tajam sembari balik bertanya, "Kamu sangat suka cokelat?"Sonia mengangkat alis dengan tenang. Dia membalas, "Hampir semua wanita menyukainya."Senyum Kase penuh pesona ketika menimpali, "Kupikir, kamu berbeda dari yang lain."Sonia mengulang pertanyaannya, "Jadi, kapan Rayden akan kembali?"Kase mendekatkan tubuhnya ke arah Sonia, menatap matanya dengan intens, lalu berucap pelan, "Aku curiga Rayden sebenarnya masih ada di Istana Fers.""Lho?" Sonia mengangkat kepala. Dia jelas sangat terkejut.Mata Kase bertemu langsung dengan tatapan Sonia dan memancarkan kesan yang menggoda. Dia menjelaskan, "Winston adalah perwakilan Rayden, tapi untuk proyek sebesar ini, dia nggak mungkin mengambil keputusan sendiri.""Aku rasa Rayden sebenarnya nggak meninggalkan Istana Fers. Dia cuma nggak mau menemui orang." Dugaan Kase memang sangat sesuai dengan karakter Rayden yang dike