Pretty melirik Stella sekilas, baru berkata dengan acuh tak acuh, “Ikuti aku!”Pretty memiliki ruangan riasnya sendiri. Setelah masuk ke ruangan, tampak pakaian yang dipersiapkan Sonia semalam untuk Pretty. Hanya saja, Pretty tidak menyukainya sama sekali. Jadi, hari ini Pretty datang dengan membawa satu kardus pakaian yang biasa dikenakannya.Asisten menggantung pakaian ke rak pakaian yang lain. Semuanya adalah pakaian bermerek dengan model bervariasi, dimulai dari model santai, modis, bahkan ada juga gaun panjang.“Selera Nona Pretty bagus sekali!” Stella mengambil sepotong terusan desain merek terkenal. “Aku juga suka banget sama terusan ini. Tapi setelah aku mencobanya, aku merasa aku nggak cocok. Aku kelihatan biasa-biasa saja dengan terusan ini.”Harga terusan ini sekitar 200-an juta. Pretty mengamati Stella, lalu bertanya, “Keluarga kalian bisnis apa?”“Ayahku punya perusahaan sendiri. Hanya saja, perusahaan itu dikelola oleh ayahku, aku nggak ikut campur dalam masalah bisnisnya
Tak sampai lima menit, Sonia pun berjalan kemari. “Pak Teddy, kamu mencariku?”Teddy berusaha melembutkan sikapnya. Namun, masih saja terlihat kerutan di keningnya. “Sepertinya pakaian yang kamu padukan untuk Pretty tidak sesuai dengan karakternya?”Sonia melirik ke sisi layar. “Bukan aku yang memadukannya. Nona Pretty sudah merekrut desainer pribadi untuk memadukan busananya.”“Kenapa tidak ada yang memberitahuku?” Teddy mengerutkan keningnya, lalu memerintah kepada wakil sutradara, “Panggilkan desainer pribadi Pretty ke sini.”Tak lama kemudian, Stella berjalan kemari, lalu berkata dengan tersenyum lembut, “Pak, kamu panggil aku?”Teddy bertanya, “Kamu yang memadukan pakaian untuk Pretty?”“Iya!” Senyuman di wajah Stella sangatlah lembut.Teddy malah menunjukkan wajah muramnya. “Apa kamu pernah membaca naskah? Apa kamu tahu apa peran yang dilakoninya?”Stella tertegun sejenak. Dia tidak membaca naskah, hanya bertanya saja.“Dia adalah putri dari pelayan vila. Hidupnya sangatlah pas-p
Sonia memilih pakaian, lalu menyuruh Amelia untuk mengantarnya. Kali ini Pretty tidak berkata lain, dia langsung pergi mengganti pakaiannya.Stella pun pergi ke ruang ganti untuk membantu Pretty. Namun baru saja memasuki ruangan, Pretty pun melampiaskan amarahnya ke diri Stella. “Kamu punya otak nggak, sih? Sebagai seorang desainer busana, kamu malah nggak sadar dengan logo sebesar ini. Apa kamu nggak punya mata? Kamu malah membuatku dimarahi sama sutradara. Kalau bukan karena Kak Edward, aku pasti sudah mengusirmu!”Stella dimaki habis-habisan. Hatinya semakin murka lagi. Jelas-jelas Pretty sudah menyetujuinya. Sekarang dia malah mendorong semua kesalahan ke diri Stella.Betapa inginnya Stella menampar Pretty, lalu pergi begitu saja.Namun Stella terpaksa menenangkan dirinya. Dia memberi tahu dirinya untuk tidak boleh bersikap gegabah. Jika dia pergi begitu saja, bagaimana dia menjelaskannya kepada Reviana?Reviana kelihatan sangat antusias semalam. Tadi pagi dia juga sengaja mempersi
“Jadi, kamu biarkan dia menindasmu?” Reviana sungguh emosi. “Dia itu memang pembawa sial. Sewaktu kamu di Arkava Studio dulu, kamu malah dipecat gara-gara dia. Sekarang ketika masuk ke lokasi syuting, dia malah ingin mencelakaimu lagi. Kenapa hatinya bisa sejahat itu? Sebenarnya siapa yang telah membesarkannya?”“Mungkin Kak Sonia cemburu karena aku mendapatkan kasih sayang dari Ibu. Tapi aku nggak bersalah, aku juga nggak takut. Tak peduli apa pun yang dilakukan Kak Sonia, asalkan aku melakukan pekerjaanku dengan baik, aku juga nggak merasa takut!” Stella merangkul lengan Reviana. “Ibu, kamu begitu mencintaiku. Meski aku dibenci sama Kak Sonia, aku juga nggak mempermasalahkannya!”Reviana mengusap wajah Stella, lalu berkata, “Kamu pasti sangat menderita!”“Nggak, kok. Nggak sama sekali!” Stella menggeleng. Dia pun berkata dengan lembut, “Aku hanya perlu kasih sayang dari Ibu saja.”“Tentu saja Ibu sayang sama kamu. Kamu itu putri yang paling Ibu sayangi!” Reviana menenangkan Stella. “
“Selama kita bersama, aku merasa kamu adalah wanita yang sangat baik. Dulu aku datang ke rumah sakit hanya untuk bekerja saja. Tapi sejak bertemu dengan kamu, aku sungguh menantikan setiap hari ke rumah sakit.” Derrick menatap Kelly dengan tulus. “Aku sudah memahami kondisimu. Mungkin kamu tidak paham dengan kondisiku. Orang tuaku sudah pensiun sekarang. Tahun ini aku berumur 30 tahun. Sebelumnya aku pernah berpacaran sekali, tapi kami sudah putus dua tahun lalu. Aku punya satu rumah, satu mobil seharga 400-an juta. Biasanya selain bekerja, aku suka olahraga. Aku tidak punya kebiasaan buruk yang lain, kecuali agak suka kebersihan ….”“Pak Derrick!” Kelly terpaksa memotong ucapannya. Dia merasa sangat konyol. “Apa kamu sadar apa yang lagi kamu katakan?”“Tentu saja aku sadar. Aku hanya lagi memperkenalkan diriku supaya kamu mengenal diriku. Aku tahu mungkin aku bukanlah lelaki yang sangat unggul, tapi aku akan berusaha. Aku merasa kita sangat serasi.”Kelly tertegun sejenak berusaha me
Orang-orang di dalam kamar serempak melihat ke sisi pintu. Kelly menatap Jason dengan penuh waspada. “Kenapa kamu kemari?”Kenzo mengerutkan keningnya. “Kelly, Pak Jason berbaik hati membantu mengurus prosedur keluar rumah sakit Ibu. Kenapa kamu bersikap seperti ini?”Kelly menarik napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan dirinya. Dia bertanya pada Kenzo, “Bukannya kamu kerja hari ini?”“Aku ambil cuti,” balas Kenzo dengan tersenyum, “Apa masih ada yang perlu diurus lagi? Biar aku saja, kamu temani Pak Jason dulu.”Kelly segera menjawab, “Semuanya sudah diurus!”Kelly tidak ingin berdua dengan Jason!Tatapan Jason berubah muram. Dia pun berkata dengan perlahan, “Kalau begitu, ayo pergi.”Sikap dingin Kelly terhadap Jason membuat Kenzo merasa canggung. Jason pun segera mengalihkan topik pembicaraan, menyuruh Kelly untuk membereskan barang bawaan.Sandora sudah mengganti seragam pasiennya. Barang bawaan juga sudah dikemas. Saat mereka hendak meninggalkan tempat, tetiba pintu kamar pa
Jason hanya fokus dalam mengendarai mobil saja. Dia melihat jalanan di depan, seolah-olah tidak memiliki waktu untuk meladeni Kelly saja.Kelly tak berhenti mengelap telapak tangan yang dipenuhi dengan keringat itu ke celananya. Selama setengah jam perjalanan, sepertinya Kelly sudah mengelap selama 7-8 kali.Akhirnya tiba juga di kompleks perumahan Kenzo. Saat Kelly hendak menuruni mobil, dia menyadari Jason tidak bergerak sama sekali. Dia pun berkata, “Apa Tuan Jason mau ke atas?”Jason melirik Kelly dari kaca spion tengah dengan tatapan dingin. “Tidak usah. Sepertinya tidak leluasa membiarkan orang luar untuk mendengar percakapan kalian. Aku tunggu kamu di mobil saja.”“Nggak usah!” Kelly menggeleng dengan kuat. “Kamu pulang saja. Aku bisa pulang sen ….”“Lakukan sesuai yang kukatakan tadi!” Tanpa menunggu Kelly menyelesaikan omongannya, Jason langsung memotong ucapannya. “Jangan melawanku!”Tetiba Kelly terdiam. Dia melihat tatapan dingin si lelaki dari dalam kaca spion tengah, lalu
Tatapan Kelly menjadi dingin. Dia menggeleng dengan datar. “Nggak ngerti!”Masalah Yerin sebelumnya adalah ulah Sandora. Kenzo juga tidak mengetahuinya. Jadi, Kelly tidak pernah menyalahkan Kenzo sama sekali. Hubungan mereka sangatlah bagus. Jadi, Kelly tidak menyalahkannya ketika mereka menjual rumah lama untuk membeli rumah baru Kenzo. Dia bahkan tidak menyalahkan Kenzo atas masalah Sandora mengkhianatinya demi mendapatkan uang renovasi rumahnya.Namun sekarang, tetiba Kelly merasa sangat kecewa.Kenzo segera berkata, “Kelly, kamu salah paham. Aku tidak suruh kamu melakukan apa-apa dengan Pak Jason! Serius, kamu itu adik kandungku. Aku hanya merasa sikapmu terhadap Pak Jason terlalu dingin. Jadi, aku merasa tidak tenang. Bagaimanapun, Pak Jason telah banyak membantuku, kita seharusnya berterima kasih sama dia.”Kelly mengangguk. “Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan.”“Aku paham, aku bisa mendapatkan pekerjaan ini juga berkat kamu,” ucap Kenzo dengan menunduk.“Bukan, kamu jangan
“Oh, ya?” Celine berkata dengan nada bercanda, “Bukannya aku seharusnya dideskripsikan dengan kata sangat berkompeten? Atau asisten andal yang pintar dalam membantu pekerjaan Tuan Reza!”Reza mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa ada yang berbeda dengan Celine hari ini.“Tentu saja! Tentu saja!” balas Iqbal dengan segera, “Kemampuan kerja asisten pribadi Tuan Reza pasti berbeda dengan asisten pada umumnya!”Para hadirin lainnya juga segera menimpali.“Sudah bertahun-tahun Nona Celine bekerja di sisi Tuan Reza. Kamu pasti sangat bisa diandalkan!”“Nona Celine bukan hanya berkompeten, tapi juga cantik sekali. Kami semua sungguh iri dengan Tuan Reza!”“Sepertinya hanya Tuan Reza saja yang sanggup mempekerjakan wanita cantik dan berbakat seperti Nona Celine!”…Ujung bibir Celine melengkung ke atas. Dia masih menunjukkan senyuman lembut di wajahnya.Reza tidak suka menghadiri acara jamuan malam, begitu pula dengan Celine. Namun malam ini, tiba-tiba dia merasa enak juga untuk menghadiri aca
Kase terus melangkah ke tempat duduk yang ditempati Sonia tadi. Dia duduk di hadapan kursi Sonia. Dia melihat Sonia hanya sempat menyesap setengah gelas minumannya, juga sepotong kue coklat yang belum sempat dimakannya. Saat Sonia menerima panggilannya tadi, Sonia pasti langsung bergegas ke istana untuk melindunginya.Kase menarik napas dalam-dalam. Hatinya terasa berat bagai ditimpa beban ratusan kilogram saja. Saking beratnya, dia pun merasa kesulitan untuk bernapas.Kase berkata kepada dirinya sendiri. Sonia hanyalah seorang wanita saja. Tidak seharusnya Kase terlalu memedulikannya. Hanya saja, sejak Sonia dibawa pergi tadi, hatinya mulai merasa tidak tenang.Tadi Rayden mengatakan dirinya ingin menggunakan Sonia sebagai objek penelitian, tidak akan membahayakan nyawanya. Namun, sebenarnya Kase paham, setelah memasuki gedung itu, Sonia tidak mungkin akan keluar lagi!Kase melihat kue coklat di atas piring. Seketika dia kepikiran dengan tatapan kecewa dan benci dari kedua mata Sonia.
Setelah melihat Kase berjalan ke dalam, Sonia baru pergi ke kafe. Dia memesan secangkir kopi dan juga sepotong kue tar coklat. Baru saja mencicipi kopinya, tiba-tiba dia menerima panggilan dari Kase.Sonia mengangkatnya. “Halo?”“Ruila!” Suara Kase terdengar buru-buru. “Perbincangan tidak berakhir menyenangkan ….”Tiba-tiba panggilan terputus. Sonia langsung berdiri, kemudian bergegas keluar kafe, berlari ke istana.Sekuriti yang berjaga di depan pintu gerbang hendak menghalangi langkah Sonia. Namun, kerah pakaiannya diremas oleh Sonia. Kemudian, kepalanya dihantam keras di pintu kayu.Sebelumnya Sonia sudah pernah ke dalam. Dia cukup familier dengan letak ruangan di dalam istana. Tanpa menunda waktu, Sonia langsung berlari ke lantai tujuh. Dia langsung mendobrak pintu ruangan, kemudian tampak Kase sedang diikat di bangku. Dia menatap Sonia dengan kedua mata terbelalak lebar.“Bamm!” Pintu ruangan ditutup. Lima orang pria bertubuh kekar di belakang menyerbu ke sisi Sonia.Sonia melomp
Raut wajah Kase langsung berubah. “Kamu tahu?”“Tentu saja!”Kase memang pernah mencari faktor kematian Suki. Hanya saja, masalah kematian Suki juga tergolong rahasia di internal. Ditambah lagi Kase bukan berasal dari lingkaran tentara militer, dia pun semakin kesulitan dalam mengaksesnya.Setelah kematian Suki, semua informasi tentangnya telah dihapus. Seolah-olah Suki tidak pernah datang ke dunia ini saja. Meski telah mengerahkan banyak tenaga, Kase tetap tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun.Masalah ini sudah berlalu lama dan terus menjadi simpul di hati Kase. Sepertinya Rayden bukan hanya memahami kejadian waktu itu, dia juga menyelidikinya.Kase menyipitkan matanya menatap Rayden. Tiba-tiba dia merasa orang ini sangat mengerikan!…Saat Kase kembali ke vila, Sonia masih belum tidur.Sonia baru saja selesai bertelepon dengan Reza. Saat dia hendak turun ke lantai bawah untuk minum, dia melihat Kase berjalan ke dalam rumah dengan sedikit kaget. Kenapa pulangnya cepat sekali?Kas
Ketika Kase memasuki kafe, Sonia sedang bosan membolak-balik majalah. Melihatnya masuk, Sonia bertanya sambil mendongak, "Kamu sudah bertemu Rayden?""Sudah," jawab Kase sambil duduk dan meletakkan lengannya dengan santai di sandaran kursi. Dia berujar dengan nada mengejek, "Sama seperti yang diceritakan orang, dia memakai topeng dan berlagak misterius. Entah apa yang dia sembunyikan.""Gimana hasil pembicaraan kerja samanya?" tanya Sonia."Lumayan. Masih perlu membahas beberapa detail." Kase menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Sebenarnya, siapa yang kamu cari di sini?"Sonia melihatnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Setelah beberapa saat, dia menjawab pelan, "Kakakku."Kase bertanya sambil tersenyum, "Kakakmu? Dia ada di Hondura?""Ya, seseorang pernah melihatnya di sini," balas Sonia.Kase bertanya lagi, "Apa kamu punya fotonya? Coba tunjukkan. Mungkin aku bisa membantumu mencarinya."Sonia merespons, "Makasih, tapi nggak perlu. Biar aku yang
Kase tertegun sejenak. Namun, Sonia sudah berbalik dan naik ke lantai atas. Sambil minum isi gelasnya, pria itu merasa sedikit kesal. Dalam pikirannya, adakah orang di dunia ini yang lebih hebat darinya?Kase meremehkan pernyataan Sonia. Dia meyakini bahwa gadis itu sebenarnya hanya bucin. Hanya orang yang terlalu memuja cinta yang tidak bisa membedakan antara kenyataan dan fakta.Bahkan, Kase sempat tergoda untuk meminta Sonia memanggil pacarnya agar mereka bisa membuktikan siapa yang lebih unggul.....Keesokan harinya, pagi-pagi sekali seseorang dari pihak Winston datang menemui Kase dengan pesan bahwa Rayden telah kembali dan ingin bertemu dengannya untuk berdiskusi.Kali ini, Kase tidak lagi menolak. Dia mengajak Sonia untuk ikut bersamanya. Setibanya di sana, Sonia tetap menunggu di kafe yang sama seperti sebelumnya, sementara Kase mengikuti Winston melewati pintu putih besar hingga menghilang di dalamnya.Sonia sebenarnya penasaran ingin melihat seperti apa sosok Rayden yang mis
Jelas sekali, Kase sudah tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan Winston. Setiap malam, Sonia mengantar camilan tetapi dia belum berhasil menemukan orang yang dia cari. Apakah mungkin orang itu begitu disiplin hingga bahkan tidak makan camilan?Sonia juga sudah mencoba pergi ke lantai bawah tanah ke-11, tetapi tetap tidak mendapatkan hasil apa pun. Namun, tidak menemukan apa pun juga merupakan kabar baik. Setidaknya itu berarti kakaknya tidak termasuk dalam kelompok orang yang dijadikan subjek eksperimen.Sonia memutuskan untuk beristirahat selama dua hari. Bagaimanapun, pelayan yang setiap hari dia samarkan identitasnya itu, sering bangun dengan keluhan leher yang sakit dan bahkan sudah memutuskan untuk pergi ke dokter.Malam itu, Sonia dan Kase duduk berdampingan di bar. Mereka mengobrol santai sambil menikmati suasana.Hallie datang mengenakan seragam pelayan yang dirancang khusus untuk bar itu. Dia menyerahkan dua gelas minuman pada Sonia dan Kase, lalu berujar sambil tersenyum
Begitu pintu lift terbuka, Sonia melangkah keluar. Di hadapannya, terbentang lorong panjang dengan lampu neon putih yang dingin dan suram menggantung di atas kepala.Sonia keluar dari lift dan melangkah ke koridor. Di kedua sisi koridor, terdapat laboratorium dan ruang penyimpanan. Melalui pintu-pintu kaca, dia bisa melihat berbagai macam alat yang aneh dan rumit. Dia terus berjalan lebih dalam.Suasana di sekitarnya begitu sunyi hingga terasa mencekam. Tiba-tiba, telinganya menangkap suara aneh, seperti kuku yang menggores kaca, bercampur dengan suara geraman liar yang menyerupai auman binatang buas.Sonia mengikuti arah suara itu. Tak jauh di depan, sebuah pintu besar terlihat berdiri kokoh. Pintu itu terlihat sangat kuat dan dilengkapi dengan sistem pengamanan berbasis sandi. Dia segera mengirim perintah ke Frida.Dalam waktu 30 detik, Frida berhasil membobol sistem pengamanan tersebut. Setelah memasukkan kode yang diberikan, pintu itu perlahan terbuka secara otomatis. Ketika Sonia
Sonia menggigit kue cokelat di depannya, lalu bertanya, "Apa kamu sudah tanya, kapan Rayden akan kembali?"Kase menatapnya tajam sembari balik bertanya, "Kamu sangat suka cokelat?"Sonia mengangkat alis dengan tenang. Dia membalas, "Hampir semua wanita menyukainya."Senyum Kase penuh pesona ketika menimpali, "Kupikir, kamu berbeda dari yang lain."Sonia mengulang pertanyaannya, "Jadi, kapan Rayden akan kembali?"Kase mendekatkan tubuhnya ke arah Sonia, menatap matanya dengan intens, lalu berucap pelan, "Aku curiga Rayden sebenarnya masih ada di Istana Fers.""Lho?" Sonia mengangkat kepala. Dia jelas sangat terkejut.Mata Kase bertemu langsung dengan tatapan Sonia dan memancarkan kesan yang menggoda. Dia menjelaskan, "Winston adalah perwakilan Rayden, tapi untuk proyek sebesar ini, dia nggak mungkin mengambil keputusan sendiri.""Aku rasa Rayden sebenarnya nggak meninggalkan Istana Fers. Dia cuma nggak mau menemui orang." Dugaan Kase memang sangat sesuai dengan karakter Rayden yang dike