“Ini kuda putih. Kuda putihnya Pangeran,” jelas Sonia dengan tersenyum.Yana mengerutkan keningnya tanda dirinya merasa bingung. “Sebenarnya aku ingin seekor keledai yang bisa ditunggang. Apa ia bisa menunggangku untuk pergi belanja?”Sonia pun tersenyum ketika melihat keluguan anak kecil ini. Dia mengangguk, lalu berkata, “Tentu saja bisa. Nanti ia akan bawa Tuan Putri pergi belanja, oke?”Kali ini Yana baru tersenyum lebar. Dia mengeluarkan gigi putihnya. Tetiba dia melihat ke luar jendela, lalu berkata dengan nada imut, “Sudah malam, nanti setelah belanja, cepat makan dan tidur, ya. Emm … gimana kalau belanjanya besok saja?”Sonia yang duduk di lantai itu pun tersenyum. “Oke, terserah Yana mau belanjanya kapan.”Mereka berdua sedang memainkan istana. Tetiba Yana bertanya pada Sonia, “Bibi, kenapa Paman nggak cari aku lagi?”Senyuman di wajah Sonia langsung terkaku. Dia memeluk Yana, lalu berkata dengan suara lembut, “Belakangan ini Paman lagi sibuk sekali. Nanti dia pasti akan mengu
Saat Sonia pergi mengambil kotak makan, tim produksi mengambilkan sebuah kotak makan dari kotak penghangat khusus untuknya. “Nona Sonia, ini punyamu.”Kotak makan ini memang adalah kotak sekali pakai. Namun, kualitasnya kelihatan lebih bagus daripada yang lain. Kotak makan ini bahkan ada tiga tingkat.Darren melihat dengan penasaran, lalu berkata dengan tersenyum, “Pak Teddy memperlakukanmu dengan khusus atau semua ini ulah orang lain?”Sonia bertanya pada tim produksi kenapa kotak makannya berbeda dengan yang lain. Orang itu pun hanya membalas dengan tersenyum bahwa dirinya juga tidak tahu apa-apa, dia hanya mendengar apa perintah atasan saja.Sonia tidak bertanya lagi. Dia membawa kotak makan dan berjalan pergi.Setelah pulang, Sonia membuka kotak makannya. Darren spontan merasa kaget.Pada tingkat pertama kotak makan itu terdapat empat jenis lauk, ada daging ikan, daging sapi, dan dua jenis sayur hijau. Di tingkat kedua ditaruh nasi putih dan juga kue kering. Sementara, tingkat yang
Pretty datang dengan membawa manajer, penata rias, dan ketiga asistennya.Manajer menjelaskan kepada Teddy bahwa tadi pagi Pretty memiliki kegiatan lain. Berhubung jadwal sudah sempat disusun sebelumnya, mereka tidak enak hati untuk menolak.Meski sebenarnya Teddy merasa kesal, dia juga berlagak lapang dada, tidak mempermasalahkannya.Sonia berjalan ke ruang rias untuk mencari Pretty, lalu memilih sepotong busana untuk syuting adegan pertamanya nanti sore. Pretty kelihatannya sangat mengantuk, dia menguap sembari mendengar penjelasan Sonia.Saat mendengar hingga setengah, tetiba Pretty merasa kesal. “Ngantuk sekali ini. Semalam aku main gim kemalaman, aku malah dibangunkan di siang hari. Aku masih nggak bersemangat, gimana ceritanya aku bisa syuting?”Manajer segera memberi isyarat mata, menyuruh Pretty untuk jangan berbicara lagi.Sonia berlagak tidak kedengaran apa-apa. Dia menyerahkan pakaian yang dipilihkan kepada asistennya.Pretty melirik sekilas, lalu mengerutkan keningnya. “Pak
Saat berjalan keluar, Sonia menyadari seorang lelaki berperawakan tinggi dan kurus, dengan mata sipit dan bibir tipis. Lelaki itu tidak tergolong tampan, hanya saja dia tergolong berkarisma.Saat mereka berdua berpapasan, si lelaki spontan melirik wajah Sonia. Kemudian, dia memalingkan kepalanya dengan tatapan dingin.Edward berjalan ke dalam ruangan istirahat. Ketika melihat Pretty, dia langsung tersenyum lebar. “Selamat Dik atas kerja samamu dengan sutradara terkenal. Kali ini, kamu pasti akan tenar!”Pretty mencemberutkan bibirnya. “Masa aku disuruh pakai pakaian rongsokan. Kesal sekali!”Edward langsung duduk di sofa, lalu melirik pakaian-pakaian itu. “Pakaiannya memang murahan, tapi adik sepupuku ini sangat berkelas, kamu pasti akan tetap cantik meski mengenakan pakaian yang biasa.Setelah mendengar ucapan itu, terlihat senyuman di wajah Pretty. Dia bertanya pada Edward, “Apa Bibi yang suruh kamu kemari?”“Ibuku khawatir kamu tidak terbiasa di Jembara. Jadi, dia buatkan kue khas K
Setelah setengah jam kemudian, Stella dan Edward duduk di dalam ruangan VIP sebuah restoran barat mewah. Stella meletakkan buket bunga di samping, lalu berkata dengan tersenyum, “Sebenarnya aku ingin minta bantuan Tuan Edward.”Edward menuangkan segelas anggur merah kepada Stella. “Kenapa kamu berbicara seperti ini? Kamu tidak perlu sungkan sama aku, katakan saja!”Stella berkata dengan tersenyum, “Begini, kamu tahu juga aku sudah membuka studioku sendiri. Tapi belakangan ini bisnis studioku kurang bagus. Adik sepupu Tuan Edward itu pemeran utama dalam sinetron Pak Teddy. Aku ingin kenalan sama dia. Siapa tahu aku bisa menjadi desainer busana Nona Pretty.”“Oh begitu!” Sebenarnya Edward sudah menebaknya sejak awal. Dia hanya sedang bersandiwara saja “Sepertinya sudah ada desainer busana di lokasi syuting mereka.”Stella berkata, “Nona Pretty itu aktris besar. Sudah sepantasnya dia memiliki desainer busana pribadi.”Edward membalas dengan tersenyum, “Adikku itu baru saja memulai syuting
Awalnya Stella tidak ingin pergi. Hanya saja, dia takut akan memancing emosi Edward. Sudah lama studio Stella tidak menerima proyek. Bisa saja Reviana akan memutuskan aliran dananya. Jadi, Stella mesti memikirkan cara untuk mempertahankannya.Stella berpikir sejenak, lalu mengeluarkan senyuman lembut. “Oke!”Setelah kedua orang selesai makan, Edward membawa Stella ke pub.Stella tahu dirinya pasti harus berkorban sedikit malam ini. Saat mereka sedang duduk di dalam ruangan VIP di pub, Edward yang sedikit mabuk itu pun langsung menciumnya. Stella juga menahan diri untuk tidak menolak.Stella pernah mencintai orang hebat seperti Juno. Jadi, mana mungkin Edward akan masuk ke dalam hatinya?Namun pada akhirnya, Stella mulai menolak. Untung saja Edward benar-benar menyukainya. Jadi, dia juga tidak berani terlalu memaksa Stella.Saat mereka berdua meninggalkan pub, waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Setibanya di Kediaman Dikara, waktu pun sudah menunjukkan pukul 12 malam.Stella ti
Keesokan harinya, Stella mengendarai mobil ke dalam lokasi syuting. Dia memperkenalkan dirinya kepada yang lain bahwa dirinya adalah desainer pribadi yang direkrut langsung oleh Pretty.Pretty masih belum tiba. Kru lokasi syuting membawa Stella untuk menunggu di dalam. Stella mengamati ruangan rias. Ketika melihat orang-orang sedang sibuk, dia pun duduk menunggu di samping.Sonia membawa asistennya kemari, lalu menyusun busana untuk syuting hari ini.Pemain yang sedang merias wajahnya pun memberi salam kepada Sonia. Sejak sinetron ini melakukan syuting ulang, semua orang semakin segan terhadap Sonia.Sudah dua tahun Stella tidak bertemu dengan Sonia. Ketika bertemu saat ini, dendam di masa dulu seketika meluap kembali. Dia mengepal erat tangannya sembari berpikir, kira-kira ekspresi apa yang akan ditunjukkannya ketika menyapa Sonia nanti?Setelah berpikir lama, Sonia malah tidak melirik ke sisinya. Dia langsung pergi setelah menyusun busana.Stella segera berdiri, lalu mengikuti langka
Pretty melirik Stella sekilas, baru berkata dengan acuh tak acuh, “Ikuti aku!”Pretty memiliki ruangan riasnya sendiri. Setelah masuk ke ruangan, tampak pakaian yang dipersiapkan Sonia semalam untuk Pretty. Hanya saja, Pretty tidak menyukainya sama sekali. Jadi, hari ini Pretty datang dengan membawa satu kardus pakaian yang biasa dikenakannya.Asisten menggantung pakaian ke rak pakaian yang lain. Semuanya adalah pakaian bermerek dengan model bervariasi, dimulai dari model santai, modis, bahkan ada juga gaun panjang.“Selera Nona Pretty bagus sekali!” Stella mengambil sepotong terusan desain merek terkenal. “Aku juga suka banget sama terusan ini. Tapi setelah aku mencobanya, aku merasa aku nggak cocok. Aku kelihatan biasa-biasa saja dengan terusan ini.”Harga terusan ini sekitar 200-an juta. Pretty mengamati Stella, lalu bertanya, “Keluarga kalian bisnis apa?”“Ayahku punya perusahaan sendiri. Hanya saja, perusahaan itu dikelola oleh ayahku, aku nggak ikut campur dalam masalah bisnisnya
Reza membalas, “Setelah aku menghancurkan bom kobalt, aku akan segera ke Istana Fers. Rayden sangat memahamimu. Jadi, kamu mesti memperhatikan keselamatanmu. Aku merasa dibandingkan dengan Tritop, dia lebih ingin menghadapimu.”“Aku mengerti!” Morgan pun tersenyum. “Hari ini adalah hari ulang tahun Sonia. Sudah malam, aku beri sisa waktu untuk kalian. Aku pamit dulu!” Kemudian, Morgan melihat ke sisi Sonia. “Selamat ulang tahun!”“Jaga dirimu. Jangan lupa dengan apa katamu. Kamu akan pulang bersamaku untuk mengunjungi Kakek!” Kening Sonia kelihatan berkerut.“Emm!” Morgan mengangguk dengan kuat, kemudian menepuk pundak Sonia. Dia berpamitan dengan Reza, lalu berbalik untuk meninggalkan tempat.Setelah sosok pria tinggi itu menghilang, Sonia menoleh menatap ke luar jendela. Dia melihat Morgan memasuki mobil, lalu meninggalkan vila.Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Jangan khawatir. Kamu mesti melindungi dirimu dalam misi besok.”Pelukan Reza sangat erat. Dia memejamkan matanya,
“Di mana?” tanya Morgan.Sonia mengambil selembar kertas di atas meja, lalu menggambar sketsa kasar peta Benua Delta. Setelah itu, dia mencocokkan posisi rasi bintang Biduk dengan peta, lalu berkata dengan suara rendah, “Seharusnya di sini lokasinya!”Namun, posisi dua bintang, titik Phecda dan Megrez sedikit bergeser. Dia tidak tahu apa artinya.Reza dan Morgan saling bertukar pandang. Mata mereka disipitkan. Suara juga terdengar dingin. “Besar sekali ambisi Tritop!”Ketujuh bom kobalt itu ditempatkan di perbatasan Hondura, Federasi Mali, dan Barkia. Sebagian besar area tersebut adalah kawasan tidak berpenghuni, tetapi ternyata Tritop diam-diam membangun pangkalan militer di sana.Empat bom ditempatkan di barat laut, kemudian pola berbelok, dengan tiga bom lainnya diletakkan di perbatasan dengan Federasi Mali.Morgan menatap posisi keempat bom kobalt di barat laut, lalu memeriksa kondisi geografis wilayah tersebut. Tetiba suaranya menjadi dingin dan berat. “Target Tritop bukan aku.”“
Morgan mengangguk. “Aku datang ke Istana Fers untuk menghancurkan virus penyakit itu. Selain itu, yang paling penting adalah untuk menyelidiki Rayden!”Mereka berdua duduk di sofa. Reza bertanya, “Apa Rayden kenal sama kalian? Apa dulu dia itu anggotamu?”Morgan mengangguk. “Aku juga curiga. Sebelumnya aku sudah menghabisi beberapa bawahannya. Semuanya ada hubungannya sama dia. Dia sangat mengenal orang-orang di sekelilingku, juga mengetahui beberapa rahasia di dalam organisasi. Jadi, keberadaannya cukup mengancam!”Reza tersenyum dingin. “Sudah pasti. Apa ada yang kamu curigai?”Morgan menggeleng. “Tidak ada. Anggotaku tidak akan mengkhianatiku, hanya ada beberapa orang yang sudah meninggalkan organisasi saja. Aku juga sudah menyelidiki mereka, tidak ada satu pun yang sesuai dengan kriteria Rayden. Jadi, aku baru kepikiran untuk menyelidikinya sendiri. Entah siapa dia sebenarnya?”Kening Reza berkerut. “Aku semakin khawatir kalau dia menargetkan Sonia!”Morgan berkata, “Sementara ini
Reza tersenyum tipis. “Karena kamu adalah yang pertama kubawa ke sini. Tentu saja mereka beranggapan kamu itu istriku!”Langkah kaki Reza berhenti. Dia memalingkan kepalanya melihat ke sisi Sonia. “Tidak peduli aku itu Tuan Reza atau Raja Bondala, kamu adalah satu-satunya!”Sonia menatapnya. “Apa dulu kamu nggak pernah suka wanita?”Reza terdiam membisu. Dia langsung menggendong Sonia, menelusuri ruang tamu yang megah dan penuh dengan seni, lalu berkata dengan tersenyum, “Apa kamu lapar? Kalau kamu tidak lapar, sekarang aku bisa buktikan kepadamu betapa aku menyukai wanita … wanitaku!”Sonia yang berada di dalam pelukan Reza membalikkan tubuhnya dengan lincah. Kedua kakinya melingkari pinggang Reza. Dia berkata dengan merangkul pundak Reza. “Kamu nggak usah buktikan. Cahaya matahari sebagus ini. Kita duduk di pekarangan saja.”Reza menatap pekarangan di luar jendela, lalu mengangguk. “Oke, hari ini kamu bebas melakukan apa pun. Aku akan mendengar semua keinginanmu!”Reza tidak menurunk
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k