Darwin menunduk dan memejamkan matanya sambil berkata, "Baik Kak, aku mengerti!"
"Segera pergi!" Fredy melepaskan cengkeramannya dan berteriak sambil menunjuk ke arah pintu.
"Baik!" Darwin menatap Fredy lalu menatap Dela, setelah berpikir sejenak dia baru keluar dari kamar pasien!
Hati Dela yang dingin seperti es seperti sedang menonton pertunjukan langsung sebuah drama, setelah pertunjukan itu berakhir dia menurunkan pandangannya.
Waktu di dalam kamar seolah-olah sudah berhenti, suasana sangat hening sampai bisa mendengar suara napas mereka berdua.
Fredy menghela napas dengan berat lalu melirik Dela sekilas dan dengan cepat mengalihkan pandangannya lagi.
Kedua tangannya yang berada dalam saku membuat orang merasakan perasaan dingin, "Ternyata kalian masih berhubungan?"
Dela tidak menjawab pertanyaannya malah membahas urusannya sendiri, "Tadi aku sudah menyuruh Ibu Sinta pergi mencari pengacara Dave, kebetulan kamu datang jadi urusann
Merinding.Dela tercengang menatap orang di depan cermin, dia sama sekali tidak bersedia percaya kalau itu adalah dirinya sendiri. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah peduli terhadap penampilannya seperti saat ini.Mengerikan sekali, penampilannya benar-benar sangat mengerikan!Pantas saja Fredy berkata dia sangat mengerikan, bahkan Dela sendiri terkejut.Dela meletakkan cermin dan melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 sore, "Bukankah katanya pengacara Dave akan datang hari ini, kenapa masih belum datang!"Dela yang sudah tidak sabar mengambil ponselnya dan menekan sebuah nomor, dengan cepat nada dering telepon terdengar.Setelah menunggu beberapa detik, terdengar suara operator, "Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!"Dela menatap ponselnya beberapa saat lalu menelepon lagi."Maaf … "Hasil yang sama setelah beberapa kali mencoba, tidak ada yang menjawab panggilan telep
Dela memeluk lutut dan menempatkan dagunya di atas, "Nenek dia bukan pangeranku, dia tidak melindungiku, tidak menyayangiku, tidak memelukku saat petir hebat di malam hari, tidak menjagaku saat sakit.""Tapi aku tidak bisa menyalahkan dia karena itu bukan kehendaknya sendiri, aku sendiri yang memaksa dia menjadi pangeranku. Aku memang pantas menerima rasa sakit ini, aku tahu itu!"Air mata dengan cepat membasahi selimut yang menutupi lututnya,matanya yang cerah terlihat penuh dengan rasa sakit dan kesepian, "Tidak masalah, aku bisa sendiri. Aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri. Saat kecil dulu aku juga seperti ini, jadi sekarang aku yang sudah dewasa pasti bisa!"Kemarin ayahnya sudah mengatakan kepadanya lewat telepon, kalau Dela bercerai maka Dela tidak akan diakui lagi sebagai anak, tidak boleh pulang ke rumah lagi!Bagus juga seperti ini, sebenarnya Dela juga tidak berani untuk pulang!Dela menyeka air matanya dengan kuat, tapi air mat
Pria itu menyipitkan mata dan menatap penyiar di layar tv untuk waktu yang lama, membelai fitur wajahnya dengan tatapan yang dalam.Sudah 6 tahun, perubahannya sangat besar mungkin karena sudah berdandan. Fitur wajahnya terlihat lebih menonjol dari sebelumnya, pipinya yang bulat membuat dia terlihat semakin menawan, membuat pria ini terpesona sampai tidak bisa mengalihkan pandangan.Fredy tersenyum sambil mengejek, di mata orang-orang mungkin dia terlihat anggun, elegan dan sulit dijangkau tapi Fredy tahu dengan jelas wajah aslinya.Tubuh yang terbungkus dengan rapi di bawah setelan jas putih formal, bagaimana wanita itu akan berteriak di bawah tubuhnya.Fredy menghisap cerutunya dua kali untuk meredakan rasa panas di bagian bawah perutnya.penyiar wanita!Cih, penyiar wanita adalah lompatan terbaik untuk menikah ke keluarga kaya. Sepertinya, menikah ke keluarga kaya benar-benar adalah impian abadinya!Wanita yang sudah pernah menikah
Dela mencondongkan tubuhnya ke jendela lalu menggeser lehernya untuk menghindar, "Tidak, kamu mengemudi saja!"Julius yang tidak mendapatkan keinginannya hanya bisa menghela napas, tatapan matanya masih penuh hormat kepada Dela, "Hah, benar-benar tidak berdaya padamu!"Dela tersenyum, termasuk menjawab ucapannya.Dalam percakapan mereka selanjutnya, Julius terus menceritakan hal menyenangkan untuk Dela, menyesuaikan suasana yang terlalu hening di antara mereka dan selalu dia yang mengambil peran ini.Saat mobil bisnis edisi terbatas berhenti di lantai bawah apartemen Dela, Julis menarik Dela yang hendak turun, "Dela, aku punya hal penting yang ingin aku katakan. Besok malam temani aku ke sebuah acara makan malam, sangat penting!""Urusan pribadi atau pekerjaan?" Dela ingin memutuskan terlebih dulu apakah ingin ikut atau tidak."Urusan pekerjaan!""Apa tidak bisa ditemani oleh orang lain?" Kalau saja urusan pekerjaan, Julius bisa meminta sekretaris atau orang lain untuk menemaninya!"
Dela menatap ponselnya dengan penasaran, dia mendecak lalu menyimpan ponselnya dan membuka pintu.Melihat lampu di apartemen lantai 12 sudah menyala, Julius yang bersandar di mobil bersiap membuka pintu mobilnya.Saat ini, sebuah mobil muncul dari kegelapan melewati mobilnya sehingga hampir menabrak Julius, "Hei, apa kamu bisa menyetir atau tidak."Mobil itu langsung berhenti, pemilik mobil seolah-olah sengaja memprovokasi dengan melemparkan puntung rokok keluar lalu melaju pergi.Dela yang memakai gaun bermerek warna emas mengikuti Presdir MBS masuk ke sebuah hotel lokal yang terkenal, mereka berdua menuju sebuah ruangan pribadi di lantai dua.Ruang pribadi yang didekorasi dengan begitu megah cukup untu menampung pesta kecil berjumlah 30 orang. Di atas meja bundar yang sangat bersih terdapat sebuah lampu kuning bulat, cahaya keemasan yang lembut membuat ruangan itu terlihat lebih indah.Namun, dalam ruangan sebesar ini tidak terlihat orang lain selain mereka berdua!Dela mengernyit d
"Haha, tidak disangka Presdir Wijaya humoris juga!" Julius yang masih mudah hanya ikut tertawa, Fredy yang hanya mengucapkan beberapa kata kasar sudah membuat Julius merasa hubungan mereka sudah dekat.Dela sangat kesal sampai tidak bisa berbicara, sekarang dia baru tahu ternyata Julius itu sama seperti wanita lain, tidak tahu bagaimana cara menghormati wanita.Julius menjawab ucapan tapi Fredy malah tidak melanjutkan pembicaraan ini, "Lebih baik kita kembali ke bisnis saja, ayo pesan makanan dulu, jangan biarkan manajernya panik! Dela, coba lihat apa yang kamu suka?"Panggilan Fredy terdengar semakin akrab, tadi dia masih memanggil Dela Amanda, lalu Nona Dela dan sekarang langsung memanggil nama Dela.Panggilan ini membuat Dela merasa tidak nyaman, atas dasar apa Fredy memanggil namanya dengan begitu akrab? Lagi pula, Dela semakin tidak suka Fredy yang mendekat sesuka hati dan menyemburkan hawa panas pada tubuh Dela.Untuk menghindari gangguan dar
Fredy melemparkan orang yang mabuk sampai tidak bisa berdiri dengan stabil ini ke atas ranjang besar di kamar presidential suite.Julius yang sudah tidak sadarkan diri bergumam tidak jelas di atas ranjang, gerakan tangannya juga terlihat tidak jelas.Dela yang masuk setelahnya sengaja tidak menutup pintu, "Terima kasih Presdir Wijaya sudah membawa Presdir Julius kemari, aku saja yang menjaganya di sini tidak perlu merepotkan Presdir Wijaya lagi."Dela berdiri di samping pintu, mengucapkan terima kasih dengan sopan dan formal lalu meminta Fredy untuk pergi.Fredy sepertinya tidak mendengar ucapannya, dia menghembuskan napas dan berbalik menatap Dela, "Aku sedikit haus, bisakah ambilkan sedikit air untukku!"Kamar presidential suite memiliki segalanya dan akan terlihat sedikit berlebihan kalau meminta pelayan mengantarnya. Bagaimanapun juga dia sudah membawa Julius kemari, tidak peduli sebagai pacar atau bawahan Julius, Dela tidak bisa menolak permin
"Bajingan, Fredy … lepaskan aku!"Saat ini, Dela sudah didesak ke sudut ruangan oleh Fredy, roknya sudah terangkat dan sepasang kaki putih terjalin dengan kaki panjang yang dilapisi dengan celana berwarna biru tua, mereka secara tidak sengaja membentuk sebuah pose ambigu yang menarik."Akan kulepaskan, tapi nanti." Fredy mengeluarkan kesayangannya yang sudah berdiri tegak dari dalam celananya, "Ayolah, cepat! Pacarmu sudah tidur lelap!""Kamu benar-benar menjijikkan, kenapa sebelumnya aku tidak menyadari kalau kamu begitu menyebalkan?" Dela menolehkan kepala, sikap Fredy sekarang benar-benar membuatnya merasa sangat kecewa. Awalnya dalam hati Dela, Fredy seperti pangeran sempurna dalam cerita dongeng, wajahnya yang tampan yang elegan dan berkarisma, sangat terdidik dan berasal dari lingkungan ternama.Selamanya Dela hanya perlu memandangnya saja, Dela tidak hanya mencintainya, dia juga menghormati dan kagum pada Fredy.Walaupun Fredy pernah