Tanpa berlama-lama, Gio langsung meninggalkan ruangan tersebut dan sekarang ini dirinya sedang berjalan menuju ke sebuah ruangan yang sebelumnya adalah ruangan pasien tersebut. Dengan perlahan dirinya melihat kondisinya sekarang ini yang terlihat sangat tenang dan masih tidak sadarkan diri. Melihat ekspresinya sebelumnya yang sedang kambuh itu, seketika dirinya teringat akan sesuatu dan tentu saja itu membuatnya merasa tidak nyaman. Ingatan yang seolah muncul dalam sekejap mata tersebut, membuat dirinya merasa berada di dalam jurang itu dan pikirannya kembali kacau. Gio mencoba untuk tidak mengingatnya dan sekarang ini Mike ada dihadapannya sedang menatapnya dengan pandangan yang terlihat cukup serius.
“Anda baik-baik saja?” ucap Mike
“Iya. Aku baik-baik saja.”
“Jangan berbohong. Sepertinya anda sedang kurang sehat. Apa terjadi sesuatu?”
“Aku baik-baik saja. Berhenti bertanya.”
“Istirahatl
Roma dan salah satu orang dari divisi kejahatan kekerasan yang tidak lain adalah temannya Gio, mereka berdua sedang melakukan penyelidikan meski memang sudah berakhir. Kali ini keduanya berada di tempat yang berbeda dan sekarang sedang mengamati orang yang di curigai oleh mereka sebelumnya. Beberapa jam yang lalu, Alison memberitahukan kepada mereka bahwa ada beberapa orang yang di curigai. Mereka tinggal di daerah distrik merah dan juga salah satu perbatasan kota. Melihat apa yang ada di balik tindakannya yang cukup mencurigakan, Alison menemukan sesuatu yang membuat mereka sangat terkejut. Bukan hanya sebatas transaksi ilegal biasa melainkan jual beli organ yang diduga dilakukan demi keuntungan pribadi. Tidak hanya itu saja, Alison juga menyelidiki latar belakang mereka yang terbilang cukup mengejutkan. Bagaimana tidak, seorang pebisnis lulusan perguruan tinggi ternama dan juga salah satu dokter di sebuah rumah sakit umum di kota ini. Mereka berdua adalah orang yang saat ini sedan
Kasus yang semakin menjadi-jadi membuat pihak kepolisian merasakan sebuah tekanan yang membuat mereka semakin merasa terpojok. Dalam beberapa waktu ini, mereka masih belum menemukan pelaku yang membuat teror di kota ini. Alison sekarang ini sedang menuju ke suatu tempat yang tidak lain adalah sebuah kediaman milik dokter yang selama ini dicurigai oleh dirinya. selama dalam perjalanan, Alison kerap kali mengumpat karena orang yang ingin ditemuinya itu ternyata tidak ada di sana dan itu membuatnya merasa kesal. Polisi yang lain masih berada di lokasi apartemen yang diduga pemiliknya menghilang tidak tahu kemana. Pihak kepolisian juga sudah mulai bergerak untuk mencari keberadaanya. Berdasarkan orang yang melaporkan hal tersebut, membuatnya merasa khawatir karena memang orang itu adalah jaksa penuntut yang terbilang cukup terkenal. Sayangnya, kasus jaksa penuntut yang hilang belum lama ini membuat mereka semakin merasa penasaran akan apa yang sebenarnya terjadi. Kali ini Alison sudah s
Ruangan yang terlihat mengerikan itu seketika membuat Alison mengingat sesuatu yang selama ini dilupakan olehnya. Dalam ingatan yangs sekilas muncul, terlihat dirinya berada di dalam sebuah ruangan yang terlihat asing dan itu membuatnya terus merasakan penasaran yang tidak berujung. Dirinya perlahan terus mendekat hingga pada akhirnya membuatnya merasa tidak bisa mengontrol dirinya yang terus bergerak ke arah sana. Sensasi mengikat seperti magnet. Terasa kuat hingga pada akhirnya dirinya berhadapan dengan sesuatu yang sangat mengerikan. Setelah ingatan yang sekilas tersebut muncul di kepalanya, tepat saat ini di hadapannya ada Andrew yang terlihat seakan dirinya merasa aneh dengan kondisi dari Alison. Tatapan yang terlihat penasaran tersebut seketika merasakan sensasi muak.“Sepertinya anda sedang tidak sehat,” ucap Andrew dengan pandangan yang terlihat memperhatikannya.“Kau salah paham.”“Sungguh? Tapi saya melihat anda dengan jel
Sementara itu, Alison yang masih berada di dalam kediaman orang itu dan sekarang mereka sedang saling berhadapan. Pria tersebut melihat ke arah Alison dan terus menerus menolak kenyataan yang ada di depan matanya. Dokter tersebut terus mengklaim bahwa dirinya tidak ada sesuatu yang harus dicurigai polisi. Pernyataan yang masih ambigu tersebut, terus membuat Alison semakin terobsesi akan kasus ini. Dirinya sebelumnya sudah melacak beberapa orang yang menurutnya terlibat dalam kasus tersebut. Pembunuhan berantai yang dilakukan hanya semata-mata untuk menarik perhatian pihak kepolisian agar kasus mereka hanya terfokus pada itu saja. Sementara, dibelakangnya masih banyak sekali kasus terutama jaringan gelap yang sebelumnya melakukan penjualan organ secara ilegal dan bahkan perjudian. Kali ini orang yang ada di depan mata Alison diduga terlibat dengan penjualan organ secara ilegal. Beberapa hari yang lalu, dirinya sempat mencari banyak sekali informasi dan bahkan sempat meminta bantuan d
Mereka yang terlihat panik, sekarang ini hanya bisa menduga-duga dan tidak lama setelahnya dokter kepala datang memeriksa apa yang terjadi di sana. Mereka yang melihat dokter kepala, membuatnya merasa bersalah karena sudah membuat keributan dengan hilangnya salah satu pasien yang ada di rumah sakit tersebut. Dokter kepala hanya terdiam membeku dan kemudian dirinya langsung melaporkannya kepada polisi. Saat ini tepat di kantor polisi, mereka langsung mendapatkan laporan permintaan dari pihak rumah sakit jiwa itu untuk membantunya mencari pasien yang kabur. Dengan cepat, pihak kepolisian langsung menerima permintaan itu dan mereka akan mengirimkan tim pencari ke lokasi. Selama mereka masih mempersiapkan tim, rupanya salah satu psikiater yang ada di rumah sakit tersebut dinyatakan meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di dekat ruangan yang ada di bawah tangga. Salah satu petugas yang menemukannya merasakan kengerian yang luar biasa. Jasad psikiater pria yang berumur 40 an itu rupan
Hari yang dipenuhi dengan rasa gundah membuat Gio yang sekarang ini sedang menjalani dinas siang, dirinya terlihat sedang memikirkan sesuatu dari tadi. Selama ini ada hal yang membuatnya merasa tidak nyaman dan itu seringkali terjadi kepada dirinya. Dalam ingatannya yang perlahan mulai terbuka, pada hari itu dirinya melihat orang yang ada di sekitarnya menjadi tidak berdaya dan dirinya hanya bisa terdiam sambil menahan rasa terkejut karena di saat itu dirinya hanya seorang pengecut yang biasanya bersembunyi dibalik teman-temannya dan terus mengikuti mereka seakan dirinya anak bebek yang selalu bersama dengan induknya kemana pun dirinya pergi. Dalam hatinya, selalu memiliki keinginan kuat untuk tidak selama menjalani kehidupan seperti itu. Namun, semua hal yang ada di dalam hatinya tersebut hanyalah ilusi belaka. Sampai dirinya berada di titik keputusasaan, melihat matahari terbenam saja rasanya seakan hendak mati. Masa lalu yang terus menerus muncul dan mimpi bertemu dengan orang it
Mereka berdua kembali bekerja. Sekarang waktu sudah menunjukan hampir tengah hari. Di luar sana, pihak kepolisian sedang mencari pasien itu dan mereka semua menyebar ke berbagai sudut kota demi menemukan pasien tersebut. Seseorang yang sedang berjalan di sekitar jalanan yang lumayan sepi. Di sana orang itu secara tidak sengaja menyenggol seorang wanita yang baru saja melewati jalanan tersebut dan wanita itu rupanya meminta maaf dengan sopan dan kemudian melanjutkan perjalanannya. Di satu sisi, orang yang tadi di tabrak oleh wanita tersebut rupanya berjalan menuju ke suatu tempat.“Apa kalian sudah menemukannya?” ucap salah satu detektif melalui walkie talkie.“Tidak. Masih belum.”“Astaga. Ini membuatku gila.”“Sepertinya semua orang juga belum menemukannya. Apa yang akan kita lakukan?”“Terus cari sampai dapat.”“Baik.”“Oh iya, bagaimana dengan Roma?
Gio kemudian meninggalkan kantor, dan dirinya mulai pulang ke rumah. Dalam perjalanannya itu, dirinya merasakan sesuatu yang tidak enak lagi seakan itu adalah firasat yang lumayan kuat. Setibanya di depan apartemennya dan sekarang dirinya memasuki rumahnya itu. Suasana dalam rumah yang terlihat cukup sepi dan seketika dirinya menyalakan televisi. Acara yang dilihatnya saat ini tidak lain adalah berita. Kebetulan sekarang Freya mengisi acara dan dirinya menjadi pembaca berita malam ini. Tidak hanya itu saja, Gio juga kemudian mengirimkan pesan kepada anak itu dan memintanya untuk menemuinya besok karena memang sudah waktunya bagi anak itu untuk menjalani terapi sesuai dengan jadwal yang sebelumnya sudah disepakati oleh mereka berdua.“Hari yang melelahkan,” gumam GioMalam hari yang memang saatnya bagi dirinya untuk tidur, tiba-tiba saja teringat akan sesuatu yang membuatnya tidak bisa beristirahat seperti yang diinginkannya sebelumnya. Di malam ini, Gio rup
Keesokan harinya. Pihak kepolisian yang sedang mengadakan upacara pemakaman Sebastian yang dihadiri oleh banyak orang. Kesedihan yang terpancar di mata mereka semua membuat tangisan yang tidak bisa berhenti. Sementara itu, Gio yang sedang berdiri di depan makamnya Damian dan meletakan bunga. Meskipun dirinya kehilangan hal-hal yang paling berharga dan bahkan kenyataan pahit yang harus ditelannya. Semua itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Hidup terus berjalan. Tidak ada waktu untuk terus tenggelam dalam kesedihan. Berita yang tersebar di media bahwa kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban dan bahkan terjadi selama ini membuat semua orang merasa lega. Kasus pembunuhan yang terjadi di 5 tahun yang lalu pun sudah terungkap bahwa pelaku adalah orang yang sama. Mendengar berita yang sangat menggemparkan itu, beberapa dari wartawan sungguh tidak menyangka begitu juga dengan publik. Freya yang saat ini masih dalam perawatan karena luka yang dialaminya sangat parah
Sebastian yang diam-diam membidik kepala Damian namun tidak bisa menembaknya karena orang itu terus bergerak dan kemungkinan hanya akan meleset akhirnya dirinya mengincar jantungnya dan tidak perlu menunggu lama untuk menembaknya. Suara tembakan terdengar dan ternyata mengenai sasaran. Alison yang terkejut akan hal itu kemudian dirinya menghentikan serangannya dan menodong Demian dengan pistolnya lagi. Damian yang sudah terluka kini dirinya tidak bisa lagi menghindari serangan seperti sebelumnya. Sebastian yang keberadaannya sudah diketahui, dirinya mencoba untuk berpindah namun itu terlambat karena Demian dengan cepat menembakan peluru menggunakan pistol tanpa suara ke arahnya dan tepat di kepalanya. Gio yang menyaksikan kematian Sebastian membuat dirinya merasa frustasi dan langsung datang ke arahnya sambil melihat jasadnya.“Pengganggu.”“Keparat! Beraninya kau membunuh Sebastian.”“Ah, aku benci drama.”Meski jantun
Berdasarkan keterangan dari pihak panti asuhan yang sebelumnya menampung Gio dan Damian. Ibu pengurus panti asuhan tersebut seringkali melihat Damian yang masih berumur 6 tahun pada waktu itu. Dirinya terus menerus membunuh serangga dan bahkan hewan-hewan yang dipeliharanya pada saat itu. Melihat apa yang dilakukannya, ibu panti terkejut setengah mati namun Damian mampu memanipulasi orang dewasa tersebut seakan itu adalah kecelakaan. Semenjak saat itu, dirinya tidak dicurigai apa pun dan dinyatakan sehat secara jasmani dan rohani seperti anak-anak yang lainnya tidak terkecuali dengan Gio. Perbedaan mereka berdua yang cukup berbanding terbalik. Namun, seakan Damian sangat terobsesi kepada kakak kandungnya tersebut. Mereka ditemukan pengurus panti di balik pintu dan sampai detik ini tidak diketahui siapa orang tua kandungnya. Di sana hanya tertulis nama dari kedua bayi yang ada di dalam keranjang penuh dengan selimut. Sampai suatu ketika, Gio sudah berusia 10 tahun sedangkan Damian 9
Kenyataan yang menyakitkan. Harapan yang tidak pernah terwujud bahkan semua itu berputar seperti lingkaran setan. Gio yang sudah menyetujui rencana mereka, kini dirinya mencoba kembali ke apartemennya. Namun, beberapa saat kemudian secara tidak terduga dirinya mendapatkan sebuah pesan peringatan dari nomor yang tidak dikenal dan memuluskan kata-kata seolah itu adalah kutukan. Dirinya yang mendadak terdiam masih membacanya dengan serius hingga sampai pada suatu kesimpulan yang membuatnya nyaris tidak percaya. Gio mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke apartemennya. Sedangkan, ditempat lain Freya tertangkap orang asing dan tidak sadarkan diri.“Kenapa firasatku tidak enak,” gumam GioAlison yang dari tadi terus berada di depan monitor komputer dan terus memperhatikan radar. Tiba-tiba Freya berpindah dengan cepat dan kini berada di koordinat yang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang biasanya dikunjunginya. Wilayah yang berada di perbatasan kota
Freya yang sangat terkejut dengan kenyataanya membuat dirinya tidak bisa berkata-kata. Orang yang ada di hadapannya merupakan salah satu orang yang memang pernah bertemu dengannya ketika dirinya masih kuliah. Kabar yang sempat tidak pernah terdengar lagi membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak beres dari orang tersebut. Beberapa saat kemudian, darah terciprat dari tubuh Freya dan membuat dirinya nyaris kehilangan kesadaran untuk yang kedua kalinya. Rintihan terus terdengar dibalik alunan musik klasik yang diputarnya. Suara tawa yang semakin lama semakin keras membuat Freya ketakutan. Tidak lama kemudian, suara tembakan terdengar dari luar dan membuat pria yang ada dihadapan Freya saat ini sangat terkejut.“Apa-apaan ini? Kau memanggil bantuan? Sejak kapan?” ucap pria tersebut dengan tatapan yang mengerikan.Dengan cepat orang-orang yang datang pada saat itu langsung menggeledah setiap ruangan dan rupanya tibalah Alison di dalam ruangan remang-remang da
Suara seorang pria terdengar dari balik kegelapan. Tepat di depan matanya, banyak sekali bekas darah yang sudah mengering dan bahkan ada beberapa potong tubuh manusia. Dirinya yang menyaksikan itu semua membuat keringat dingin menetes di keningnya. Rasa takut bahkan putus asa menghampiri Freya. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas.‘Sial, kenapa aku berada di tempat mengerikan seperti ini,’ batin Freya.Kali ini langkah kakinya terdengar dekat. Tubuhnya tidak bisa digerakan. Tali-tali yang melilit dirinya semakin membuatnya menderita. Saat ini pria tersebut sudah berada di depan Freya. Tubuh tinggi dan pakaian serba hitam seperti malaikat kematian.“Siapa kau? Lepaskan aku sekarang juga!” ucap Freya sambil menatap orang tersebut dengan tatapan dingin.“Kau akan mati. Untuk apa aku melepaskanmu.”“Keparat! Jangan-jangan kau?”Pria tersebut berbalik dan kemudian mengambil be
Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid
Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku