Tidak terasa hari ini sudah mulai malam. Tepat di daerah distrik bagian barat daya, disana sekelompok remaja sedang asik minum alkohol sambil bernyanyi-nyanyi. Suara mereka sangat keras hingga membuat beberapa orang yang berada di wilayah tersebut merasa terganggu karena ulah mereka. Seorang pria tua kira-kira berusia 50an datang menegur mereka dan rupanya mereka sama sekali tidak mendengarkannya bahkan ada yang sengaja mengejeknya. Akibat dari perbuatannya itu, pria tua tersebut memanggil petugas keamanan setempat karena memang sangat terganggu dengan mereka. Tidak lama setelahnya, pihak keamanan datang ke sana dan mereka dengan cepat langsung kabur. Salah satu orang yang sempat tertinggal dan jatuh terpeleset, membuatnya tertangkap oleh pihak keamanan dan langsung membawa mereka ke kantor polisi karena perbuatannya itu. Sesampainya di kantor polisi, ternyata anak itu memang mengelak dan tidak mau mengakui kesalahannya sehingga membuat polisi yang mengintrogasinya merasa emosi. Per
Akhirnya Gio membuka kota pizza itu dan mulai menikmati makanannya sambil beristirahat sejenak. Situasi yang cukup sulit bagi dirinya adalah ketika melakukan terapi kepada pasien pribadinya itu yang bernama Nancy. Orang itu sama sekali tidak mengalami perkembangan bahkan meskipun hanya 0.001%. Dirinya yang merasa terkadang memang tidak cocok menjadi dokternya sering kali berpikir seperti itu. Bahkan, pikiran itu memenuhi isi kepalanya. Dokter kepala yang sebelumnya sudah mempercayakannya kepada dirinya seolah itu adalah beban berat yang baru saja diterima olehnya dengan suka rela. Kali ini dirinya mulai lagi mengalami hal yang sama karenanya mencoba untuk melupakannya dengan makan yang banyak. Akhir-akhir ini, Gio juga sering bermimpi aneh dan dirinya merasa tidak percaya bahwa semua yang tidak ingin di ingatnya dan itu adalah alasannya menjadi dokter jiwa. Kini perlahan ingatan itu muncul kembali dan menjadikannya berada di dalam ruangan mimpi buruk setiap kali memejamkan mata.
Gio terus mendengarkan apa yang saat ini sedang dikatakan oleh anak itu. semua yang dialaminya memang sudah diketahui oleh Gio. Namun, sekarang ini secara tidak langsung dirinya sedang melakukan anamnesa. Apa yang disampaikan oleh Gio rupanya perlahan-lahan meruntuhkan dinding keras kepalanya hingga akhirnya anak itu mau berbicara walau tidak semua yang dikatakannya itu berkaitan dengan penyakitnya. Dirinya masih menolak kenyataan dan juga masih tidak bisa mempercayai apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya bahkan sudah dua jam lamanya dirinya berada di depan Gio. Isi kepala anak ini lumayan rumit jika dibandingkan dengan apa yang terjadi kepada anak seusianya pada umumnya. Setelah mereka berdua terus berbincang hingga akhirnya anak itu memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Gio kemudian mempersilahkannya dan mengatakan sesuatu kepada anak itu sebelum dirinya meninggalkan pintu rumah Gio.“Untuk saat ini sebaiknya kau melakukan apa yang sudah ku katakan dan beristiraha
Orang tersebut dengan asiknya memotong-motong tubuh pria tersebut sambil mendengarkan musik Gloomy Sunday dengan sangat keras. Tubuh yang sudah tidak utuh lagi, sekarang berada di atas meja yang mirip dengan meja operasi. Orang itu seketika meletakan sarung tangannya dan kemudian pergi ke ruangan lain. Di tempat yang berbeda, sekarang ini polisi sedang bertugas dan mereka masih menyelidiki kasus tersebut hingga membuatnya merasa pusing.“Roma. Kau belum pulang?” tanya salah satu rekannya kepada dirinya yang masih duduk di depan meja kerjanya.“Masih ada yang harus kulakukan.”“Kau ini rajin sekali. apa kau tidak memperdulikan kesehatanmu?”“Aku baik-baik saja, jangan cemas.”“Sekarang mungkin kau mengatakan seperti itu, bagaimana dengan hari-hari kedepannya.”“Ayolah, anda terlalu mencemaskan saya.”“Bukan itu masalahnya. Jika kau tidak sehat, kasus
Setelah orang itu sadar, Roma langsung membawanya ke kantor polisi dan langsung memasukkannya ke dalam penjara. Kejahatan yang dilakukannya tidak lain adalah perdagangan ilegal dan perjudian. Orang itu bukan pembunuh yang selama ini dicari oleh pihak kepolisian. Berdasarkan pengakuan dirinya, ternyata alasan dia berada di dalam apartemen itu dan tertangkap polisi tidak lain adalah karena dirinya sedang melakukan transaksi dengan seorang pria yang saat ini juga sudah ditangkap oleh polisi karena membeli dan menggunakan obat terlarang itu. Keduanya menjalani interogasi dan mereka sama sekali tidak mengetahui siapa orang yang selama ini meneror kota. Mereka hanya penjual dan pembeli. Mendengar pernyataan dari keduanya dan itu memang membuat detektif merasa frustasi karena masih saja salah. Roma yang terlihat selesai mengintrogasinya dan juga sekarang ini dirinya mulai menanyakan sesuatu kepada salah satu dari mereka mengenai bukti yang ditemukan di lokasi pembunuhan yang tidak la
Dalam perjalanannya menuju ke kantor polisi, rupanya Alison seketika mendapatkan panggilan dari kepala kepolisian dan menyuruhnya untuk bertemu dengan dirinya sekarang juga. Di saat yang bersamaan, dirinya merasa kesal karena terlambat menyadari sesuatu. Sesampainya di depan gedung kepolisian kota ini, dirinya perlahan keluar dari mobilnya dan hendak menuju ke suatu tempat. Kakinya yang di perban itu memang sudah tidak terasa sakit lagi karena itulah dirinya dengan cepat bergegas menuju ke sana. Sesampainya dirinya di dalam ruangan kepala kepolisian, Alison bertemu dengan tuan David. Tatapannya yang terlihat seolah sedang marah membuatnya merasa terkejut. Alison kemudian dipersilahkan untuk duduk di kursi dan mereka terlihat sedang berbicara. Selama pembicaraan berlangsung, Alison merasa tidak terima dengan keputusan dari kepala. Dirinya tentu saja tidak akan setuju karena itu memang sudah kewajiban mereka dalam menangkap penjahat. Kasus yang sekarang ini sangat rumit dan meme
Namun, entah bagaimana bisa orang itu berakhir tragis. Setelah mengetahui sedikit informasi tersebut, Alison kemudian pergi dan dirinya bertemu dengan rekan kerjanya yang lain di dalam kantor polisi. Mereka juga terlihat penasaran dengan apa yang sudah ditanyakan kepada orang itu.“Kau sungguh datang ke penjara?” tanya salah satu rekannya.“Tentu saja, mana mungkin bisa tinggal diam.“Tunggu dulu, bukankah kasus ini sudah berakhir?”“Berakhir apanya? Pelakunya saja belum ditemukan. Ini masih berlanjut.”“Jangan bercanda! Kau berniat membantah perintah pak kepala?”“Lalu, apa kau akan membiarkan bajingan itu berkeliaran? Dia sudah banyak melakukan tindakan keji. Apa kau sungguh akan berdiam diri dan membiarkan mimpi buruk ini terus berlanjut? Yang benar saja.”“Saya setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh kapten Alison. Karena itu saya tidak peduli walau ha
Berita yang membuat semua orang sangat terkejut sekaligus marah membuatnya merasa kecewa juga dengan apa yang terjadi hari ini. Gio yang tengah menonton berita pagi, rupanya dirinya juga tidak habis pikir dengan mereka. Tidak lama kemudian, Gio memutuskan untuk pergi ke tempat kerjanya dan melaksanakan dinas pagi. Sesampainya di tempat kerja, hari ini cukup sibuk karena ada beberapa pasien yang harus menjalani terapi dan bahkan Mike juga mengurusi beberapa pasien yang sedang dalam proses terapi. Kesembuhan mereka bisa dibilang masih sangat panjang. Selama dirinya melakukan pekerjaannya itu, tidak banyak hal yang membuatnya merasa kesal selain dari pasiennya yang memang menyebalkan dan tiba-tiba kambuh dihadapannya. Kali ini Gio sudah berada di dalam ruangan terapi dan mencatat perkembangan yang terjadi dari terapi yang sudah dijalani oleh pasien tersebut. Tidak perlu berlama-lama, dirinya mencatat data semua pasien yang melakukan terapi hari ini. Sampai menunggu jam minum obat, Gio
Di sebuah tempat yang tidak lain adalah sebuah kantor tepat di dalam gedung perusahaan JJ Group. Di sana, Nancy memasuki ruangannya dan tiba-tiba saja dirinya bergumam dengan kata-kata yang terdengar cukup kasar. Dirinya beberapa kali juga mengumpat akan sesuatu yang terjadi kepada dirinya hari ini. Sebelum dirinya sampai di sini, rupanya Nancy sempat mendatangi sebuah tempat dan bertemu dengan seorang wartawan yang menanyakan mengenai peluncuran produk dari perusahaannya yang banyak dinantikan oleh orang-orang. Awalnya pembicaraan mereka cukup baik hingga pada akhirnya dirinya merasa kesal dengan apa yang ditanyakan oleh orang yang ada di hadapannya itu. Setelah selesai, Nancy langsung pergi dan juga sambil marah-marah. Emosinya yang mendadak meledak itu bukanlah pertama kalinya. Setibanya di dalam ruangannya, sekarang ini dirinya sedang duduk sambil memandangi beberapa pekerjaannya yang sudah menumpuk. Selama dirinya pergi untuk konsultasi, ternyata ada banyak lagi yang harus dike