Suasana klinik yang terlihat ramai dan masih sama seperti biasanya. Mike memang anak baru, tapi dirinya mudah bergaul dan itu membuat beberapa orang yang berada di lingkungan ini merasa cepat akrab dengannya. Gio yang sekarang bertugas malam, mulai mengerjakan dokumen pasien yang harus di isi olehnya. Sementara itu, saat ini tepatnya di tempat Freya bekerja. Di tempat ini dirinya sedang sibuk membuat berita bahkan sampai harus terus menerus berada di depan layar monitor dan menulis naskah berita untuk di siarkan di studio. Pekerjaan yang membuatnya merasakan petualangan yang luar biasa membuatnya semakin lama semakin mecapai batasnya. Hingga sekarang ini dirinya terlihat sangat kelelahan. Salah satu dari rekan kerjanya mendatanginya dan kemudian mengajaknya untuk beristirahat.
“Kau masih mengerjakan itu?” ucapnya kepada Freya yang ada di depannya.
“Iya, masih ada yang harus ku lengkapi.”
“Rajin sekali, apa kau tidak lelah. Ayo istir
Mereka masih berdebat kecil dan membuat beberapa orang yang melihatnya merasa aneh dengan pertengkaran mereka yang seperti anak kecil. Selama pertemuan keduanya, Gio merasakan sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman. Namun, dirinya tidak mengetahui apa itu dan hanya terus tenggelam dalam rasa aneh yang kini melanda dirinya. Ketika dirinya kembali ke klinik dan memasuki ruang kerja, rupanya di sana Mike lagi-lagi melambaikan tangan ke arahnya dengan senyuman ramah yang membuatnya merinding. Di sana juga ada Dominic yang sedang sibuk dengan pekerjaanya.“Senior, kau sudah kembali,” ucap Mike kepada Gio“Sudah ku bilang jangan memanggilku seperti itu.”“Eh? Bukankah tidak sopan jika hanya memanggil nama saja.”“Terserah kau saja.”“Sudah ku putuskan, aku akan tetap memanggilmu senior.”“Ya, sesukamu saja.”“Oh iya, dokter dari mana saja?” tanya Domini
Roma yang merasa terkejut begitu mendengar suara dari orang itu seketika membuatnya tersenyum. Rupanya orang yang menghubunginya itu tidak lain adalah detektif yang bernama Alison Beneict. Orang itu merupakan ketua tim investigasi kehajatan yang sebelumnya di tugaskan di kota lain. Sekarang ini, Alison sedang menuju ke suatu tempat yang merupakan rumahnya di kota ini. Dirinya yang sekarang sedang dalam perjalanan menuju ke sana, rupanya sempat-sempatnya menghubungi rekan kerjanya itu. Roma yang terlihat senang mendengar kabar bahwa Alison ada di kota ini membuat dirinya semakin lama semakin berteriak tanpa di sengaja. Beberapa detektif lainnya yang melihatnya seperti itu hanya bisa memandanginya dengan heran. Ternyata tugas yang di berikan oleh pimpinan kepada Alison sudah selesai di laksanakan. Dan alasannya datang kembali ke kota ini tidak lain adalah untuk membantu mereka menangani kasus pembunuhan yang baru-baru ini terjadi di kota ini dan itu sangat membuat mereka kesusahan. Ka
Mendengar ucapan dari Yena, rupanya Gio langsung tersenyum menyerigai dan dirinya kemudian mengatakan sesuatu kepadanya hingga membuatnya merasa terdiam dan kemudian setuju. Gio langsung tersenyum dan tidak lama setelahnya, Mike melihat mereka berdua yang sedang mengobrol di sana dan seketika langsung menghampirinya dengan wajah yang ceria. Mereka berdua yang melihatnya kemudian mulai membicarakan sesuatu dengannya saat itu juga.“Yo, kalian berdua bagaimana dengan dinas malam hari ini?” ucap Mike dengan santai kepada mereka berdua yang sekarang sedang berdiri di sana.“Saya merasa senang karena hari ini terlihat sibuk,” sahut Yena“Apa? anda sungguh mengatakan itu? luar biasa.”“Apa yang kau lakukan?” tanya Gio“Baru saja menangani pasien yang kambuh di ruangan nomor 24.”“Begitu rupanya. Aku pergi dulu.”“Hey, kau akan pergi begitu saja senior?”
Setelah itu, Stella pergi dari ruangan tersebut begitu selesai berpamitan dengan orang yang merupakan tuannya itu. Di balik pintu ruangan itu, Stella terlihat menekan nomor panggilan seseorang dan mulai melakukan panggilan. Sementara saat ini di luar sana, Freya sedang bertemu dengan beberapa temannya di sebuah bar khusus perempuan. Mereka terlihat sedang berbincang dan rupanya pembicaraan mereka cukup membuatnya merasa tertekan. Pasalnya saat ini, berita yang tengah memuncaki saluran televisi merupakan kasus yang masih berlum berakhir dan itu membuat dirinya harus bekerja keras lagi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai perkembangan kasus tersebut. Teman-temannya sekarang sedang mabuk dan mereka mengatakan kata-kata yang tidak seharunya di katakan. Selama beberapa jam di sana, tidak lama setelahnya Freya lansung pergi dan sekarang ini dirinya sedang berjalan sambil menuju ke rumahnya. Di dalam perjalanannya itu, dirinya berpapasan dengan seorang wanita yang terlihat bar
Sementara itu, di luar sana. Hari yang terlihat cukup terik rupanya ini merupakan waktunya untuk para detektif yang tengah menangani kasus ini mencoba untuk mencari semakin banyak bukti demi menangkap pelaku pembunuhan yang sudah menyebabkan banyak korban. Di tengah-tengah rapat tim, rupanya Alison datang menghampiri mereka dan seketika itu membuat mereka yang ada di sana merasa senang karena sekarang kapten mereka sudah kembali. Ketika sebelumnya dirinya di tugaskan ke kota sebelah, posisi kapten di isi oleh salah satu anggotanya untuk sementara waktu. Dan sekarang ini sudah kembali seperti semula. Roma yang melihat Alison datang ke ruang rapat tentu saja membuatnya merasa senang. Tidak lama kemudian, mereka mulai mendiskusikan mengenai kasus yang marak terjadi sekarang ini. Pandangannya mulai berubah serius dan sekarang ini tepat di hadapannya, Roma menjelaskan situasi yang terjadi dan menurut dugaannya ini ada hubungannya satu sama lain. Melihat apa yang di jelaskan oleh Roma, Al
Laporan darurat tersebut membuat mereka yang ada di dalam kantor langsung panik. Menurut orang yang melaporkannya pada hari ini, rupanya di salah satu apartemen tepatnya di kamar nomor 0056 terdapat jenazah korban kekerasan yang sangat mengerikan. Jenazah tersebut terlihat terpotong-potong dan hanya ditemukan bagian kepala hingga torso saja. Salah satu perwakilan penghuni mendatanginya setelah wanita tersebut sudah satu minggu tidak keluar dari rumahnya dan itu membuat mereka curiga pasalnya tidak ada rekaman CCTV yang memperlihatkan bahwa wanita tersebut keluar dari rumahnya itu. Pihak kepolisian yang mendapatkan kabar tersebut langsung pergi menuju ke lokasi dan akan melakukan pemeriksaan. Begitu mereka sampai, ternyata benar saja seperti apa yang sudah di katakan oleh pelapor. Kondisi di dalam apartemen tersebut sangat kacau dan banyak sekali bekas darah yang sudah mengering. Detektif yang ikut ke lokasi tidak lain adalah Alison. Sementara Roma, saat ini sedang sibuk mencari info
Tiba-tiba saja pria tua itu terdiam setelah mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Roma. Wajahnya mencoba untuk menyembunyikan sesuatu darinya dan itu terlihat sangat jelas di mata Roma. Tidak lama setelahnya, pria itu mengatakannya karena merasa terancam akan tatapan Roma yang terlihat sangat dingin. Begitu pria tersebut selesai mengatakan apa yang diinginkan oleh Roma, akhirnya dengan terpaksa dirinya harus mengakui semuanya semudah itu di hadapannya. Melihat reaksi pria yang ada di hadapannya itu, Roma hanya terdiam saja sebelum akhirnya dirinya pergi dari sana dan meninggalkan tempat itu untuk kembali menyelidiki orang yang diduga mencurigakan. Pria itu memang terlihat sangat jujur setelah berhasil di sudutkan. Saat ini, Roma sudah pergi dan menuju ke suatu tempat yang menurutnya ada sesuatu yang mencurigakan. Kematian dari pengemudi tersebut memang mengandung banyak misteri dan itu membuatnya merasa semakin penasaran hingga akhirnya mencoba menyelidikiny
Roma yang mulai merasa kesal karena lagi-lagi pria yang ada di hadapannya itu tidak menjawab pertanyaan yang memang sangat penting dan berkaitan dengan pria itu. Berdasarkan apa yang sebelumnya dikatakan oleh pria tua ditempat sebelumnya, dirinya mengatakan bahwa pria yang sekarang ini ada dihadapan Roma mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada orang itu karena memang merupakan temannya dan bahkan sering kali bertemu dengannya. Entah siapa yang berbohong di sini, Roma tentu berniat untuk membuka rahasia semuanya dan itulah yang sekarang ini sedang dilakukan olehnya. Pria yang terlihat cukup tenang walau pertanyaan terus dilontarkan dan sama sekali dirinya tidak menunjukan tanda-tanda sedang dalam kondisi yang tidak baik. Roma yang terus menerus bertanya kepadanya, akhirnya dirinya mulai menyimpulkan sesuatu dan itu membuatnya merasa cukup tenang.“Kalau begitu, saya permisi dulu.”“Tentu saja. Silahkan.”Roma langsung meninggalkan lo
Keesokan harinya. Pihak kepolisian yang sedang mengadakan upacara pemakaman Sebastian yang dihadiri oleh banyak orang. Kesedihan yang terpancar di mata mereka semua membuat tangisan yang tidak bisa berhenti. Sementara itu, Gio yang sedang berdiri di depan makamnya Damian dan meletakan bunga. Meskipun dirinya kehilangan hal-hal yang paling berharga dan bahkan kenyataan pahit yang harus ditelannya. Semua itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Hidup terus berjalan. Tidak ada waktu untuk terus tenggelam dalam kesedihan. Berita yang tersebar di media bahwa kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban dan bahkan terjadi selama ini membuat semua orang merasa lega. Kasus pembunuhan yang terjadi di 5 tahun yang lalu pun sudah terungkap bahwa pelaku adalah orang yang sama. Mendengar berita yang sangat menggemparkan itu, beberapa dari wartawan sungguh tidak menyangka begitu juga dengan publik. Freya yang saat ini masih dalam perawatan karena luka yang dialaminya sangat parah
Sebastian yang diam-diam membidik kepala Damian namun tidak bisa menembaknya karena orang itu terus bergerak dan kemungkinan hanya akan meleset akhirnya dirinya mengincar jantungnya dan tidak perlu menunggu lama untuk menembaknya. Suara tembakan terdengar dan ternyata mengenai sasaran. Alison yang terkejut akan hal itu kemudian dirinya menghentikan serangannya dan menodong Demian dengan pistolnya lagi. Damian yang sudah terluka kini dirinya tidak bisa lagi menghindari serangan seperti sebelumnya. Sebastian yang keberadaannya sudah diketahui, dirinya mencoba untuk berpindah namun itu terlambat karena Demian dengan cepat menembakan peluru menggunakan pistol tanpa suara ke arahnya dan tepat di kepalanya. Gio yang menyaksikan kematian Sebastian membuat dirinya merasa frustasi dan langsung datang ke arahnya sambil melihat jasadnya.“Pengganggu.”“Keparat! Beraninya kau membunuh Sebastian.”“Ah, aku benci drama.”Meski jantun
Berdasarkan keterangan dari pihak panti asuhan yang sebelumnya menampung Gio dan Damian. Ibu pengurus panti asuhan tersebut seringkali melihat Damian yang masih berumur 6 tahun pada waktu itu. Dirinya terus menerus membunuh serangga dan bahkan hewan-hewan yang dipeliharanya pada saat itu. Melihat apa yang dilakukannya, ibu panti terkejut setengah mati namun Damian mampu memanipulasi orang dewasa tersebut seakan itu adalah kecelakaan. Semenjak saat itu, dirinya tidak dicurigai apa pun dan dinyatakan sehat secara jasmani dan rohani seperti anak-anak yang lainnya tidak terkecuali dengan Gio. Perbedaan mereka berdua yang cukup berbanding terbalik. Namun, seakan Damian sangat terobsesi kepada kakak kandungnya tersebut. Mereka ditemukan pengurus panti di balik pintu dan sampai detik ini tidak diketahui siapa orang tua kandungnya. Di sana hanya tertulis nama dari kedua bayi yang ada di dalam keranjang penuh dengan selimut. Sampai suatu ketika, Gio sudah berusia 10 tahun sedangkan Damian 9
Kenyataan yang menyakitkan. Harapan yang tidak pernah terwujud bahkan semua itu berputar seperti lingkaran setan. Gio yang sudah menyetujui rencana mereka, kini dirinya mencoba kembali ke apartemennya. Namun, beberapa saat kemudian secara tidak terduga dirinya mendapatkan sebuah pesan peringatan dari nomor yang tidak dikenal dan memuluskan kata-kata seolah itu adalah kutukan. Dirinya yang mendadak terdiam masih membacanya dengan serius hingga sampai pada suatu kesimpulan yang membuatnya nyaris tidak percaya. Gio mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke apartemennya. Sedangkan, ditempat lain Freya tertangkap orang asing dan tidak sadarkan diri.“Kenapa firasatku tidak enak,” gumam GioAlison yang dari tadi terus berada di depan monitor komputer dan terus memperhatikan radar. Tiba-tiba Freya berpindah dengan cepat dan kini berada di koordinat yang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang biasanya dikunjunginya. Wilayah yang berada di perbatasan kota
Freya yang sangat terkejut dengan kenyataanya membuat dirinya tidak bisa berkata-kata. Orang yang ada di hadapannya merupakan salah satu orang yang memang pernah bertemu dengannya ketika dirinya masih kuliah. Kabar yang sempat tidak pernah terdengar lagi membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak beres dari orang tersebut. Beberapa saat kemudian, darah terciprat dari tubuh Freya dan membuat dirinya nyaris kehilangan kesadaran untuk yang kedua kalinya. Rintihan terus terdengar dibalik alunan musik klasik yang diputarnya. Suara tawa yang semakin lama semakin keras membuat Freya ketakutan. Tidak lama kemudian, suara tembakan terdengar dari luar dan membuat pria yang ada dihadapan Freya saat ini sangat terkejut.“Apa-apaan ini? Kau memanggil bantuan? Sejak kapan?” ucap pria tersebut dengan tatapan yang mengerikan.Dengan cepat orang-orang yang datang pada saat itu langsung menggeledah setiap ruangan dan rupanya tibalah Alison di dalam ruangan remang-remang da
Suara seorang pria terdengar dari balik kegelapan. Tepat di depan matanya, banyak sekali bekas darah yang sudah mengering dan bahkan ada beberapa potong tubuh manusia. Dirinya yang menyaksikan itu semua membuat keringat dingin menetes di keningnya. Rasa takut bahkan putus asa menghampiri Freya. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas.‘Sial, kenapa aku berada di tempat mengerikan seperti ini,’ batin Freya.Kali ini langkah kakinya terdengar dekat. Tubuhnya tidak bisa digerakan. Tali-tali yang melilit dirinya semakin membuatnya menderita. Saat ini pria tersebut sudah berada di depan Freya. Tubuh tinggi dan pakaian serba hitam seperti malaikat kematian.“Siapa kau? Lepaskan aku sekarang juga!” ucap Freya sambil menatap orang tersebut dengan tatapan dingin.“Kau akan mati. Untuk apa aku melepaskanmu.”“Keparat! Jangan-jangan kau?”Pria tersebut berbalik dan kemudian mengambil be
Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid
Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku