Pembicaraan mereka kemudian terhenti. Kepala kepolisian yang memanggilnya ke ruangannya kini memberikan perintah untuk segera mencabut kasus tersebut. Mendengar hal itu, tentu saja membuat dirinya tidak terima. Setelah apa yang dikatakan oleh kepala kepolisian, dirinya terus bersikeras untuk membongkar kasus tersebut meski harus kehilangan pekerjaannya. Melihat kenyataan itu, beberapa dari rekannya meminta maaf dan kemudian meninggalkan kasus tersebut. Setelah semuanya memutuskan untuk tunduk kepada yang diatas. Hanya dirinya seorang yang tidak mendengarkannya dan memilih menyelesaikan semuanya. Salah satu rekannya yang memang dekat dengan dirinya mencoba untuk membicarakan hal tersebut tepatnya di sebuah bar yang terletak tidak jauh dari kantor mereka. Mereka berdua memesan minuman dan saat ini juga langsung membicarakannya.
“Apakah anda yakin dengan keputusan itu? Bukankah akan berbahaya jika hanya anda seorang diri yang melakukannya?”
“Tidak
Gio kembali terdiam. Suasana rumah sakit yang semakin lama semakin sepi. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12 malam. Mereka berdua masih berada ditempat yang sama dan sekarang saling terdiam satu sama lain. Gio mencoba menenangkan dirinya dan sekarang mulai mengatakan sesuatu lagi.“Apa yang sebenarnya terjadi?” ucap Gio dengan nada parau.“Aku tidak yakin dengan kronologinya, hanya berdasarkan penyelidikanku mereka di bunuh dan di mutilasi. Sisa-sisa tubuhnya berada di lokasi namun sebagiannya lagi tidak ada di tempat.”“Apakah itu caramu mendeskripsikan hal mengerikan kepada keluarga korban?” Gio mulai merasa kesal lagi.“Kau harus tahu. Karena itu adalah kenyataannya.”“Aku bisa gila.”“Saat itu, kau sedang kemana? Kau tidak ada di lokasi bukan?”“Apakah ini interogasi?”“Bukan, hanya pertanyaan biasa.”“Aku m
Keduanya melewati beberapa lorong dan di sampingnya terdapat banyak sekali ruangan. Namun, rasanya sangat berbeda dengan tempat pada umumnya. Di tempat ini, rasanya seperti memasuki sebuah penjara rahasia itulah yang saat ini ada di benak Loen. Sambil berjalan, dirinya memperhatikan sekitar dan beberapa orang yang melewati mereka sebelumnya terlihat menakutkan dengan tatapan dinginnya. Akhirnya mereka berdua sampai di depan sebuah ruangan di ujung lorong. Gio kemudian membuka pintu ruangan tersebut dan mereka berdua melihat seorang anak laki-laki yang tengah duduk disebuah kusi dan dihadapannya sebuah meja. Anak itu duduk membelakangi mereka berdua.“Damian, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Aku menunggu di luar ya,” ucap Gio“Hey, jangan bercanda,” ucap Loen“Selamat datang. Senang bertemu denganmu,” ucap Damian kepada Loen dengan senyum cerah diwajahnya.“Hai, bagaimana kabarmu?” ucap Loen
“Ah, aku mengerti. Tapi jika kau berada di sana pun kurasa tidak akan mengubah apa pun. Dan mungkin kau juga akan mati. Apa kau sungguh tidak apa-apa meninggalkan Damian seorang diri?”“Astaga.”“Aku paham dengan rasa bersalahmu. Tapi, apa kau akan tetap seperti ini? Oh iya, bagaimana dengan kuliah nanti? Kau sudah berpikir akan mengambil apa?”“Sudah kuputuskan. Aku akan mengambil psikiater.”“Ya. Kau cocok dan lagi jangan lupa kau tidak sendirian.”Saat ini detektif yang masih bersikeras untuk melakukan penyelidikan itu, tiba-tiba dirinya mendapat sebuah pesan dari salah satu informannya dan langsung kembali mengumpulkan bukti terkait. Rumahnya yang kini sudah menjadi markas pribadinya, terlihat di papan kaca yang berisikan beberapa bukti dan juga orang-orang yang selama ini dicurigai oleh dirinya terlibat dalam kasus ini salah satunya adalah anggota petinggi kepolisian. Orang yang selam
Mereka berdua saat ini sedang membicarakan mengenai informasi terkait orang yang dicari oleh detektif itu sebelumnya. Pembicaraan mereka terbilang lama dan sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk menyelidiki orang yang dicurigainya lebih dalam lagi. Suasana yang terbilang cukup mengejutkan. Di waktu yang sama pula seseorang meminta bantuan kepada pihak kepolisian karena dirinya sedang dalam bahaya. Hal tersebut membuat pihak kepolisian dilanda kepanikan dan saat itu juga langsung mengirimkan tim bantuan untuk seorang wanita yang diduga sedang dalam bahaya. Sementara itu, pria tua yang sebelumnya sedang membicarakan mengenai seseorang, kini dirinya memutuskan untuk pergi dari sana.“Kalau begitu saya permisi dulu,” ucap pria itu“Ya. Hati-hati dijalan tuan.”Selama pembicaraan sebelumnya, detektif kini menemukan sebuah petunjuk mengenai pelaku. Bukti yang semakin terkumpul dan sekarang dirinya memutuskan untuk pergi ke suatu tem
Sementara itu sekarang, beberapa orang yang sebelumnya dikirimkan pihak kepolisian untuk menyelidiki mengenai gangster itu ternyata menemukan sebuah fakta bahwa mereka memang terlibat dalam kartel narkoba dan sekarang ini kasusnya sedang menjadi sorotan publik. Detektif yang sebelumnya bersama dengan Gio, kini dirinya sekarang berada di sebuah bar dan menanyakan mengenai informasi orang yang ada di fotonya itu. Pria tersebut memperlihatkan sebuah foto kepada bartender dan lagi-lagi tidak mendapatkan satu petunjuk apa pun.“Apa anda sedang mencari seseorang?” ucap salah satu pria yang terlihat seumuran dengannya yang tengah duduk dan meminum wine.“Apa anda mengenai orang ini?”“Aku pernah melihatnya tapi dimana?”“Coba ingat kembali apa anda sungguh mengenalnya?”“Ah, aku ingat. Jeki. Itulah namanya.”“Bisakah kau memberitahuku alamatnya?”“Orang itu tidak s
Sebastian memasuki ruangan kaptennya dan sekarang dirinya sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya itu. Walau dirinya masih tidak percaya dengan apa yang sedang dilakukan oleh kaptennya itu, dirinya mencoba untuk tetap santai dan melihat kaptennya sibuk berpikir sambil membuka beberapa barang yang diduga itu merupakan barang bukti kasus pembunuhan mutilasi.“Apa anda sungguh tidak akan menyerah?” tanya Sebastian dengan wajah yang terlihat penasaran.“Ya.”“Bagaimana anda bisa mengerjakan semua ini seorang diri?”“Karena tidak ada yang berada dipihakku, jadi kuputuskan untuk menyelesaikannya sendirian.”“Bagaimana dengan petinggi? Mereka akan marah jika anda ketahuan keras kepala.”“Biarkan saja. Lagi pula aku tidak peduli asalkan pelakunya tertangkap dan dihukum semestinya.”“Ah, ternyata anda memang teguh sekali dengan pendirian anda.”&ldquo
Mereka berdua kemudian pergi dari sana dan tidak lama setelahnya datang Gio. Dengan wajah yang terlihat malas dirinya kemudian menekan bel rumahnya Loen. Dirinya yang terlihat sudah mulai kesal dan akhirnya membuka pintu rumah tersebut yang ternyata tidak terkunci. Begitu Gio membuka pintu tersebut, dirinya seketika terjatuh karena saking terkejutnya dengan apa yang ada di depan matanya itu.“Mustahil. Apa-apaan ini?” gumam GioTepat di depan matanya terlihat banyak sekali darah yang berceceran di lantai dan juga dinding. Keadaan rumah yang sangat berantakan membuat terlihat mengerikan. Bukan hanya itu saja, dirinya juga melihat beberapa potongan tubuh tergeletak dilantai. Dirinya melihat jari-jari tangan yang sudah terpisah dan itu sungguh membuatnya ketakutan. Pemandangan yang sama yang pernah dilihatnya di dalam rumahnya sendiri di hari hari itu. Gio yang sekarang sudah tidak berdaya, akhirnya mencoba untuk menghubungi polisi. Beberapa menit kemudian, te
Keesokan harinya. Pihak keluarga korban mengadakan upacara pemakaman dan di sini Gio juga turut hadir dalam upacara tersebut. Dirinya yang masih dipenuhi dengan rasa bersalah yang sangat kuat membuatnya merasa semakin menderita. Kejadian yang sama menimpa temannya dan itu sudah cukup membuatnya merasa sengsara. Setelah selesai dalam upacara pemakaman tersebut, tiba-tiba saja ada seseorang yang terlihat memperhatikannya. Gio yang kemudian merasa ada yang mengawasinya lantas membuatnya melihat ke berbagai arah dan ternyata itu tidak ada siapa pun. Angin terus berhembus dan membuat dirinya seakan merasakan kehampaan. “Apa itu tadi?” gumam Gio Satu minggu kemudian. Malam harinya, detektif yang melakukan penyelidikan ini tewas dalam suatu insiden. Sebastian yang mendengar kabar itu membuatnya nyaris gila dan tidak bisa menerima kenyataan. Beberapa saat yang lalu kaptennya menjalani misinya dengan baik dan tidak ada tanda-tanda dalam bahaya. Semua itu terjadi secara mengej