“Ah, aku mengerti. Tapi jika kau berada di sana pun kurasa tidak akan mengubah apa pun. Dan mungkin kau juga akan mati. Apa kau sungguh tidak apa-apa meninggalkan Damian seorang diri?”
“Astaga.”
“Aku paham dengan rasa bersalahmu. Tapi, apa kau akan tetap seperti ini? Oh iya, bagaimana dengan kuliah nanti? Kau sudah berpikir akan mengambil apa?”
“Sudah kuputuskan. Aku akan mengambil psikiater.”
“Ya. Kau cocok dan lagi jangan lupa kau tidak sendirian.”
Saat ini detektif yang masih bersikeras untuk melakukan penyelidikan itu, tiba-tiba dirinya mendapat sebuah pesan dari salah satu informannya dan langsung kembali mengumpulkan bukti terkait. Rumahnya yang kini sudah menjadi markas pribadinya, terlihat di papan kaca yang berisikan beberapa bukti dan juga orang-orang yang selama ini dicurigai oleh dirinya terlibat dalam kasus ini salah satunya adalah anggota petinggi kepolisian. Orang yang selam
Mereka berdua saat ini sedang membicarakan mengenai informasi terkait orang yang dicari oleh detektif itu sebelumnya. Pembicaraan mereka terbilang lama dan sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk menyelidiki orang yang dicurigainya lebih dalam lagi. Suasana yang terbilang cukup mengejutkan. Di waktu yang sama pula seseorang meminta bantuan kepada pihak kepolisian karena dirinya sedang dalam bahaya. Hal tersebut membuat pihak kepolisian dilanda kepanikan dan saat itu juga langsung mengirimkan tim bantuan untuk seorang wanita yang diduga sedang dalam bahaya. Sementara itu, pria tua yang sebelumnya sedang membicarakan mengenai seseorang, kini dirinya memutuskan untuk pergi dari sana.“Kalau begitu saya permisi dulu,” ucap pria itu“Ya. Hati-hati dijalan tuan.”Selama pembicaraan sebelumnya, detektif kini menemukan sebuah petunjuk mengenai pelaku. Bukti yang semakin terkumpul dan sekarang dirinya memutuskan untuk pergi ke suatu tem
Sementara itu sekarang, beberapa orang yang sebelumnya dikirimkan pihak kepolisian untuk menyelidiki mengenai gangster itu ternyata menemukan sebuah fakta bahwa mereka memang terlibat dalam kartel narkoba dan sekarang ini kasusnya sedang menjadi sorotan publik. Detektif yang sebelumnya bersama dengan Gio, kini dirinya sekarang berada di sebuah bar dan menanyakan mengenai informasi orang yang ada di fotonya itu. Pria tersebut memperlihatkan sebuah foto kepada bartender dan lagi-lagi tidak mendapatkan satu petunjuk apa pun.“Apa anda sedang mencari seseorang?” ucap salah satu pria yang terlihat seumuran dengannya yang tengah duduk dan meminum wine.“Apa anda mengenai orang ini?”“Aku pernah melihatnya tapi dimana?”“Coba ingat kembali apa anda sungguh mengenalnya?”“Ah, aku ingat. Jeki. Itulah namanya.”“Bisakah kau memberitahuku alamatnya?”“Orang itu tidak s
Sebastian memasuki ruangan kaptennya dan sekarang dirinya sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya itu. Walau dirinya masih tidak percaya dengan apa yang sedang dilakukan oleh kaptennya itu, dirinya mencoba untuk tetap santai dan melihat kaptennya sibuk berpikir sambil membuka beberapa barang yang diduga itu merupakan barang bukti kasus pembunuhan mutilasi.“Apa anda sungguh tidak akan menyerah?” tanya Sebastian dengan wajah yang terlihat penasaran.“Ya.”“Bagaimana anda bisa mengerjakan semua ini seorang diri?”“Karena tidak ada yang berada dipihakku, jadi kuputuskan untuk menyelesaikannya sendirian.”“Bagaimana dengan petinggi? Mereka akan marah jika anda ketahuan keras kepala.”“Biarkan saja. Lagi pula aku tidak peduli asalkan pelakunya tertangkap dan dihukum semestinya.”“Ah, ternyata anda memang teguh sekali dengan pendirian anda.”&ldquo
Mereka berdua kemudian pergi dari sana dan tidak lama setelahnya datang Gio. Dengan wajah yang terlihat malas dirinya kemudian menekan bel rumahnya Loen. Dirinya yang terlihat sudah mulai kesal dan akhirnya membuka pintu rumah tersebut yang ternyata tidak terkunci. Begitu Gio membuka pintu tersebut, dirinya seketika terjatuh karena saking terkejutnya dengan apa yang ada di depan matanya itu.“Mustahil. Apa-apaan ini?” gumam GioTepat di depan matanya terlihat banyak sekali darah yang berceceran di lantai dan juga dinding. Keadaan rumah yang sangat berantakan membuat terlihat mengerikan. Bukan hanya itu saja, dirinya juga melihat beberapa potongan tubuh tergeletak dilantai. Dirinya melihat jari-jari tangan yang sudah terpisah dan itu sungguh membuatnya ketakutan. Pemandangan yang sama yang pernah dilihatnya di dalam rumahnya sendiri di hari hari itu. Gio yang sekarang sudah tidak berdaya, akhirnya mencoba untuk menghubungi polisi. Beberapa menit kemudian, te
Keesokan harinya. Pihak keluarga korban mengadakan upacara pemakaman dan di sini Gio juga turut hadir dalam upacara tersebut. Dirinya yang masih dipenuhi dengan rasa bersalah yang sangat kuat membuatnya merasa semakin menderita. Kejadian yang sama menimpa temannya dan itu sudah cukup membuatnya merasa sengsara. Setelah selesai dalam upacara pemakaman tersebut, tiba-tiba saja ada seseorang yang terlihat memperhatikannya. Gio yang kemudian merasa ada yang mengawasinya lantas membuatnya melihat ke berbagai arah dan ternyata itu tidak ada siapa pun. Angin terus berhembus dan membuat dirinya seakan merasakan kehampaan. “Apa itu tadi?” gumam Gio Satu minggu kemudian. Malam harinya, detektif yang melakukan penyelidikan ini tewas dalam suatu insiden. Sebastian yang mendengar kabar itu membuatnya nyaris gila dan tidak bisa menerima kenyataan. Beberapa saat yang lalu kaptennya menjalani misinya dengan baik dan tidak ada tanda-tanda dalam bahaya. Semua itu terjadi secara mengej
Gio yang sebelum memasuki bangunan tersebut dirinya seolah teringat akan hari itu. Hari dimana rasa bersalah itu muncul dan terus menghantuinya setiap saat. Pagi hari ketika dirinya berada di sebuah rumah sakit dan sedang duduk menunggu saudara laki-lakinya tersebut. Pandangan yang seakan sudah tidak sanggup lagi untuk hidup membuatnya merasakan keputusasaan. Gio beranjak dari tempat duduknya dan melihat Demian dari balik pintu. Wajahnya yang masih tidak sanggup untuk menemuinya, akhirnya mencoba memberanikan diri dan membuka pintu tersebut. Demian yang melihat pintu ruangannya terbuka dan disanalah Gio yang berdiri menghampirinya. Raut wajah Demian seketika berubah menjadi sangat ceria. Gio yang melihat hal itu membuatnya terkejut dan sekali lagi mendekatinya.“Ternyata kakak datang menemuiku. Kupikir itu dokter,” ucap Demian dengan senyuman yang tampak di wajahnya.“Maafkan aku. Ini semua salahku.”“Untuk apa meminta maaf?”
Tidak terasa semuanya berjalan sesuai dengan harapan. Gio yang sudah berpamitan dengan adik laki-lakinya itu, dirinya sekarang pergi menuju ke tempat yang tinggalnya yang baru. Sebelumnya, Gio pindah karena memang tempat tinggalnya itu sudah sangat mengerikan dan sering kali membangkitkan kenangan yang selama ini ingin dilupakannya. Bayangan pemandangan berdarah, potongan tubuh dan bahkan suara tangisan adiknya membuat dirinya merasa frustasi. Kali ini dirinya berada di tempat yang terbilang cukup menyenangkan dan terasa hangat. Hampir selama beberapa pekan ini, pihak rumah sakit belum memberikan kabar terkait mengenai adiknya itu. Walau dirinya masih merasa tidak enak, namun itu demi kebaikannya. Selama anak itu bisa kembali seperti semula maka dirinya tidak apa-apa. Sampai suatu ketika mereka kembali menghubunginya dan mengatakan kabar yang sulit untuk dipercaya.“Apa? Tolong jangan bercanda?” ucap Gio“Kami tidak bercanda. Anda bisa memeriksa
Freya terpaksa berdiam untuk sementara di sana dan ternyata begitu memasuki ruangan tunggu, terlihat sepi dan itu seperti berada di dalam sebuah penjara. Dominic kembali melanjutkan pekerjaannya. Tidak lama setelahnya, seorang petuga lain datang menghampiri Freya dan terlihat ramah. Selama hampir satu jam dirinya menunggu di sini, sampai pada waktunya untuk memutuskan pulang dari klinik tersebut. Setelah selesai berpamitan dengan petugas yang sedang dinas malam, Freya memutuskan pulang saja ke rumahnya. Hari semakin malam dan rasanya seperti ada sesuatu yang sangat aneh. Kali ini pihak kepolisian yang sedang berada di kantor pusat terlihat sibuk dan mereka juga tidak lupa untuk menghubungi rekannya yang sedang berada di lokasi kejadian. Secara mengejutkan, rupanya salah satu anggota polisi berhasil menemukan jasad psikiater dan beberapa rekannya di sebuah ruangan yang gelap. Gio yang saat ini sedang bersama dengan polisi tersebut, juga merasa terkejut bagaimana tidak semua tubuhnya