Gio yang sebelum memasuki bangunan tersebut dirinya seolah teringat akan hari itu. Hari dimana rasa bersalah itu muncul dan terus menghantuinya setiap saat. Pagi hari ketika dirinya berada di sebuah rumah sakit dan sedang duduk menunggu saudara laki-lakinya tersebut. Pandangan yang seakan sudah tidak sanggup lagi untuk hidup membuatnya merasakan keputusasaan. Gio beranjak dari tempat duduknya dan melihat Demian dari balik pintu. Wajahnya yang masih tidak sanggup untuk menemuinya, akhirnya mencoba memberanikan diri dan membuka pintu tersebut. Demian yang melihat pintu ruangannya terbuka dan disanalah Gio yang berdiri menghampirinya. Raut wajah Demian seketika berubah menjadi sangat ceria. Gio yang melihat hal itu membuatnya terkejut dan sekali lagi mendekatinya.
“Ternyata kakak datang menemuiku. Kupikir itu dokter,” ucap Demian dengan senyuman yang tampak di wajahnya.
“Maafkan aku. Ini semua salahku.”
“Untuk apa meminta maaf?”<
Tidak terasa semuanya berjalan sesuai dengan harapan. Gio yang sudah berpamitan dengan adik laki-lakinya itu, dirinya sekarang pergi menuju ke tempat yang tinggalnya yang baru. Sebelumnya, Gio pindah karena memang tempat tinggalnya itu sudah sangat mengerikan dan sering kali membangkitkan kenangan yang selama ini ingin dilupakannya. Bayangan pemandangan berdarah, potongan tubuh dan bahkan suara tangisan adiknya membuat dirinya merasa frustasi. Kali ini dirinya berada di tempat yang terbilang cukup menyenangkan dan terasa hangat. Hampir selama beberapa pekan ini, pihak rumah sakit belum memberikan kabar terkait mengenai adiknya itu. Walau dirinya masih merasa tidak enak, namun itu demi kebaikannya. Selama anak itu bisa kembali seperti semula maka dirinya tidak apa-apa. Sampai suatu ketika mereka kembali menghubunginya dan mengatakan kabar yang sulit untuk dipercaya.“Apa? Tolong jangan bercanda?” ucap Gio“Kami tidak bercanda. Anda bisa memeriksa
Freya terpaksa berdiam untuk sementara di sana dan ternyata begitu memasuki ruangan tunggu, terlihat sepi dan itu seperti berada di dalam sebuah penjara. Dominic kembali melanjutkan pekerjaannya. Tidak lama setelahnya, seorang petuga lain datang menghampiri Freya dan terlihat ramah. Selama hampir satu jam dirinya menunggu di sini, sampai pada waktunya untuk memutuskan pulang dari klinik tersebut. Setelah selesai berpamitan dengan petugas yang sedang dinas malam, Freya memutuskan pulang saja ke rumahnya. Hari semakin malam dan rasanya seperti ada sesuatu yang sangat aneh. Kali ini pihak kepolisian yang sedang berada di kantor pusat terlihat sibuk dan mereka juga tidak lupa untuk menghubungi rekannya yang sedang berada di lokasi kejadian. Secara mengejutkan, rupanya salah satu anggota polisi berhasil menemukan jasad psikiater dan beberapa rekannya di sebuah ruangan yang gelap. Gio yang saat ini sedang bersama dengan polisi tersebut, juga merasa terkejut bagaimana tidak semua tubuhnya
Salah satu anggota kepolisian yang membawa jasa-jasad itu ke tim forensik dan sekarang ini mereka terlihat sangat sibuk dengan banyaknya mayat yang harus mereka periksa. Kebanyakan dari jasad tersebut merupakan petuga medis dan bahkan ada seorang psikiater wanita yang diduga bekerja di rumah sakit jiwa itu. Semakin banyaknya korban yang berjatuhan, beberapa anggota tim kejahatan dan kekerasan mendesak kepala kepolisian untuk membuka kasus tersebut dan menyelidikinya lebih lanjut. Mereka yang kini masih berada di lokasi kejadian sedang mencoba untuk menangkap pelaku begitu juga dengan Gio. Rasa penasaran yang semakin memuncak. Kejadian 5 tahun yang lalu dan bahkan sesuatu yang mengerikan terjadi di depan matanya membuat dirinya yakin siapa yang melakukan ini. Penjahat yang sama dengan di masa lalu, itulah yang ada dipikirannya sekarang ini. Semakin lama dirinya mencari ke semua sudut ruangan di lantai atas, tidak ada satu pun petunjuk apalagi keberadaan pelaku. Gio yang sudah setenga
Alison terdiam. Melihat amarah yang keluar dari diri Gio membuat dirinya semakin marah dan mengepalkan tangannya sekali lagi. Beberapa menit kemudian, air hujan menetes dari langit di bawah malam yang gelap. Gemuruh terdengar dimana-mana. Semuanya sudah selesai mengamankan jasad yang mereka temukan dalam bangunan rumah sakit jiwa ini dan saat itu juga pihak kepolisian memasang garis polisi agar tidak sembarang orang dapat memasukinya. Saat ini tepatnya di kediaman Freya. Dirinya yang melihat ke arah jendela dan menyaksikan hujan yang turun dengan lebat membuatnya merasakan sesuatu yang tidak enak. Keheningan dibawah kegelapan semuanya begitu pekat. Gio yang juga pergi bersama dengan Alison, dirinya terlihat sangat kacau. Anggota polisi yang lain mulai kembali ke kantor dan melaporkan apa yang sudah terjadi. Mereka semua hanya bisa terdiam sambil menunduk. Gio yang sedang berada di kursi panjang di koridor, dirinya terdiam sambil menahan kegelisahan.“Aku tidak tahu haru
Keesokan paginya. Freya yang saat ini bergegas pergi menuju ke tempat kerjanya setelah sebelumnya dirinya mengetahui berita yang menggemparkan semua orang. Dengan wajah yang terlihat ambisius, Freya akhirnya sampai di kantornya dan tidak lama kemudian duduk di kursinya. Beberapa orang yang berada di kantor tersebut sibuk sekali membicarakan apa yang terjadi malam itu. Mereka semua nyaris tidak menyangka akan kejadian mengerikan tersebut dan tidak sedikit yang mengatakan bahwa terror ini seperti kutukan. Kebanyakan dari mereka menyangkut pautkan hal-hal yang berada diluar nalar. Dengan santai, seorang reporter yang merupakan rekan kerjanya Freya datang menghampirinya dan mengatakan sesuatu kepadanya saat itu juga.“Freya, bagaimana harimu?”“Apa?”“Kau terlihat sibuk sekali. Apa ini ada hubungannya dengan yang sedang mereka bicarakan?”“Rupanya kau sudah mendengarnya.”“Jadi memang seperti itu ya
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku
Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj
Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid