Mereka berdua kemudian pergi dari sana dan tidak lama setelahnya datang Gio. Dengan wajah yang terlihat malas dirinya kemudian menekan bel rumahnya Loen. Dirinya yang terlihat sudah mulai kesal dan akhirnya membuka pintu rumah tersebut yang ternyata tidak terkunci. Begitu Gio membuka pintu tersebut, dirinya seketika terjatuh karena saking terkejutnya dengan apa yang ada di depan matanya itu.
“Mustahil. Apa-apaan ini?” gumam Gio
Tepat di depan matanya terlihat banyak sekali darah yang berceceran di lantai dan juga dinding. Keadaan rumah yang sangat berantakan membuat terlihat mengerikan. Bukan hanya itu saja, dirinya juga melihat beberapa potongan tubuh tergeletak dilantai. Dirinya melihat jari-jari tangan yang sudah terpisah dan itu sungguh membuatnya ketakutan. Pemandangan yang sama yang pernah dilihatnya di dalam rumahnya sendiri di hari hari itu. Gio yang sekarang sudah tidak berdaya, akhirnya mencoba untuk menghubungi polisi. Beberapa menit kemudian, te
Keesokan harinya. Pihak keluarga korban mengadakan upacara pemakaman dan di sini Gio juga turut hadir dalam upacara tersebut. Dirinya yang masih dipenuhi dengan rasa bersalah yang sangat kuat membuatnya merasa semakin menderita. Kejadian yang sama menimpa temannya dan itu sudah cukup membuatnya merasa sengsara. Setelah selesai dalam upacara pemakaman tersebut, tiba-tiba saja ada seseorang yang terlihat memperhatikannya. Gio yang kemudian merasa ada yang mengawasinya lantas membuatnya melihat ke berbagai arah dan ternyata itu tidak ada siapa pun. Angin terus berhembus dan membuat dirinya seakan merasakan kehampaan. “Apa itu tadi?” gumam Gio Satu minggu kemudian. Malam harinya, detektif yang melakukan penyelidikan ini tewas dalam suatu insiden. Sebastian yang mendengar kabar itu membuatnya nyaris gila dan tidak bisa menerima kenyataan. Beberapa saat yang lalu kaptennya menjalani misinya dengan baik dan tidak ada tanda-tanda dalam bahaya. Semua itu terjadi secara mengej
Gio yang sebelum memasuki bangunan tersebut dirinya seolah teringat akan hari itu. Hari dimana rasa bersalah itu muncul dan terus menghantuinya setiap saat. Pagi hari ketika dirinya berada di sebuah rumah sakit dan sedang duduk menunggu saudara laki-lakinya tersebut. Pandangan yang seakan sudah tidak sanggup lagi untuk hidup membuatnya merasakan keputusasaan. Gio beranjak dari tempat duduknya dan melihat Demian dari balik pintu. Wajahnya yang masih tidak sanggup untuk menemuinya, akhirnya mencoba memberanikan diri dan membuka pintu tersebut. Demian yang melihat pintu ruangannya terbuka dan disanalah Gio yang berdiri menghampirinya. Raut wajah Demian seketika berubah menjadi sangat ceria. Gio yang melihat hal itu membuatnya terkejut dan sekali lagi mendekatinya.“Ternyata kakak datang menemuiku. Kupikir itu dokter,” ucap Demian dengan senyuman yang tampak di wajahnya.“Maafkan aku. Ini semua salahku.”“Untuk apa meminta maaf?”
Tidak terasa semuanya berjalan sesuai dengan harapan. Gio yang sudah berpamitan dengan adik laki-lakinya itu, dirinya sekarang pergi menuju ke tempat yang tinggalnya yang baru. Sebelumnya, Gio pindah karena memang tempat tinggalnya itu sudah sangat mengerikan dan sering kali membangkitkan kenangan yang selama ini ingin dilupakannya. Bayangan pemandangan berdarah, potongan tubuh dan bahkan suara tangisan adiknya membuat dirinya merasa frustasi. Kali ini dirinya berada di tempat yang terbilang cukup menyenangkan dan terasa hangat. Hampir selama beberapa pekan ini, pihak rumah sakit belum memberikan kabar terkait mengenai adiknya itu. Walau dirinya masih merasa tidak enak, namun itu demi kebaikannya. Selama anak itu bisa kembali seperti semula maka dirinya tidak apa-apa. Sampai suatu ketika mereka kembali menghubunginya dan mengatakan kabar yang sulit untuk dipercaya.“Apa? Tolong jangan bercanda?” ucap Gio“Kami tidak bercanda. Anda bisa memeriksa
Freya terpaksa berdiam untuk sementara di sana dan ternyata begitu memasuki ruangan tunggu, terlihat sepi dan itu seperti berada di dalam sebuah penjara. Dominic kembali melanjutkan pekerjaannya. Tidak lama setelahnya, seorang petuga lain datang menghampiri Freya dan terlihat ramah. Selama hampir satu jam dirinya menunggu di sini, sampai pada waktunya untuk memutuskan pulang dari klinik tersebut. Setelah selesai berpamitan dengan petugas yang sedang dinas malam, Freya memutuskan pulang saja ke rumahnya. Hari semakin malam dan rasanya seperti ada sesuatu yang sangat aneh. Kali ini pihak kepolisian yang sedang berada di kantor pusat terlihat sibuk dan mereka juga tidak lupa untuk menghubungi rekannya yang sedang berada di lokasi kejadian. Secara mengejutkan, rupanya salah satu anggota polisi berhasil menemukan jasad psikiater dan beberapa rekannya di sebuah ruangan yang gelap. Gio yang saat ini sedang bersama dengan polisi tersebut, juga merasa terkejut bagaimana tidak semua tubuhnya
Salah satu anggota kepolisian yang membawa jasa-jasad itu ke tim forensik dan sekarang ini mereka terlihat sangat sibuk dengan banyaknya mayat yang harus mereka periksa. Kebanyakan dari jasad tersebut merupakan petuga medis dan bahkan ada seorang psikiater wanita yang diduga bekerja di rumah sakit jiwa itu. Semakin banyaknya korban yang berjatuhan, beberapa anggota tim kejahatan dan kekerasan mendesak kepala kepolisian untuk membuka kasus tersebut dan menyelidikinya lebih lanjut. Mereka yang kini masih berada di lokasi kejadian sedang mencoba untuk menangkap pelaku begitu juga dengan Gio. Rasa penasaran yang semakin memuncak. Kejadian 5 tahun yang lalu dan bahkan sesuatu yang mengerikan terjadi di depan matanya membuat dirinya yakin siapa yang melakukan ini. Penjahat yang sama dengan di masa lalu, itulah yang ada dipikirannya sekarang ini. Semakin lama dirinya mencari ke semua sudut ruangan di lantai atas, tidak ada satu pun petunjuk apalagi keberadaan pelaku. Gio yang sudah setenga
Alison terdiam. Melihat amarah yang keluar dari diri Gio membuat dirinya semakin marah dan mengepalkan tangannya sekali lagi. Beberapa menit kemudian, air hujan menetes dari langit di bawah malam yang gelap. Gemuruh terdengar dimana-mana. Semuanya sudah selesai mengamankan jasad yang mereka temukan dalam bangunan rumah sakit jiwa ini dan saat itu juga pihak kepolisian memasang garis polisi agar tidak sembarang orang dapat memasukinya. Saat ini tepatnya di kediaman Freya. Dirinya yang melihat ke arah jendela dan menyaksikan hujan yang turun dengan lebat membuatnya merasakan sesuatu yang tidak enak. Keheningan dibawah kegelapan semuanya begitu pekat. Gio yang juga pergi bersama dengan Alison, dirinya terlihat sangat kacau. Anggota polisi yang lain mulai kembali ke kantor dan melaporkan apa yang sudah terjadi. Mereka semua hanya bisa terdiam sambil menunduk. Gio yang sedang berada di kursi panjang di koridor, dirinya terdiam sambil menahan kegelisahan.“Aku tidak tahu haru
Keesokan paginya. Freya yang saat ini bergegas pergi menuju ke tempat kerjanya setelah sebelumnya dirinya mengetahui berita yang menggemparkan semua orang. Dengan wajah yang terlihat ambisius, Freya akhirnya sampai di kantornya dan tidak lama kemudian duduk di kursinya. Beberapa orang yang berada di kantor tersebut sibuk sekali membicarakan apa yang terjadi malam itu. Mereka semua nyaris tidak menyangka akan kejadian mengerikan tersebut dan tidak sedikit yang mengatakan bahwa terror ini seperti kutukan. Kebanyakan dari mereka menyangkut pautkan hal-hal yang berada diluar nalar. Dengan santai, seorang reporter yang merupakan rekan kerjanya Freya datang menghampirinya dan mengatakan sesuatu kepadanya saat itu juga.“Freya, bagaimana harimu?”“Apa?”“Kau terlihat sibuk sekali. Apa ini ada hubungannya dengan yang sedang mereka bicarakan?”“Rupanya kau sudah mendengarnya.”“Jadi memang seperti itu ya
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku