Setelah dirinya mematikan panggilan tersebut, kemudian langsung pergi dengan terburu-buru menuju ke tempat forensik yang berada di rumah sakit kepolisian kota itu. Saat ini Alison sedang dalam perjalanannya ke sana. Hera yang masih sangat terpukul dengan kejadian ini, kemudian dirinya di datangi oleh sekretarisnya Nancy dan juga salah satu pekerjaan yang sangat setia. Mereka terlihat sangat sedih dan sekarang ini sedang mencoba untuk menenangkan Hera yang masih menolak dengan kenyataan. Tidak perlu berlama-lama, akhirnya Alison sampai di tempat tujuan dan sekarang dirinya merasa sangat penasaran dengan apa yang tadi dikatakan oleh dokter. Setibanya disana, dirinya langsung memasuki ruangan forensik dan kemudian dirinya melihat jenazah yang ditutupi kain putih. Dokter langsung menyuruhnya untuk segera membukanya dan melihat apa yang tadi disampaikan olehnya. Dengan perlahan dirinya membukanya.
“Apa maksudnya ini?” gumam Alison yang sangat terkejut dengan sayatan ya
Berita yang terus tersebar membuat respon publik menjadi histeris. Selama ini mereka sudah mulai melupakan semua yang terjadi 5 tahun yang lalu. Namun, begitu pihak media menyebarkan berita tersebut, tentu saja membuat mereka perlahan mengingatnya. Tidak sedikit juga yang sudah tidak lagi mengingat akan hal tersebut dan mereka masih bersikap normal pada umumnya. Sementara di waktu yang sama, pada malam hari yang dipenuhi dengan kegelapan. Gio sekarang berada di kediamannya dan terlihat sangat terkejut begitu menonton berita yang ada di televisi. Dirinya seakan kembali dalam sekejap mata ke waktu itu dan sekarang tidak bisa lepas darinya. Wajahnya yang terus terlihat pucat, dalam sekejap mata dirinya menjadi tidak terkendali. Ingatan yang perlahan memenuhi kepalanya membuat dirinya tidak sengaja menjatuhkan kopi yang sekarang sedang di genggamnya dalam sebuah gelas kaca. Gio saat itu juga merasakan kepanikan sebelum akhirnya dirinya mencoba untuk mengatasinya. Perlahan-lahan, d
Di saat itu juga mereka langsung membawanya ke rumah sakit terdekat dan setelah diperiksa, nyawanya memang sudah tidak ada. Beberapa anggota kepolisian yang mengenalnya, mereka langsung terkejut begitu mendengar kabarnya yang meninggal dunia karena kecelakaan. Pada waktu yang bersamaan, pihak kepolisian juga berhasil menangkap pengemudi truk yang juga meninggal di tempat. Mereka berdua langsung dipindahkan ke ruang jenazah setelah selesai dibersihkan dari darah-darah yang membanjiri tubuhnya. Pihak rumah sakit yang saat itu sedang mengalami kesibukan, membuat mereka sedikit merasa bersalah karena memang dalam menangani jenazah tersebut tidak langsung dengan cepat. Melainkan menunggu untuk beberapa saat.“Bagaimana ini? Salah satu dari rekan kita baru saja mengalami kecelakaan,” ucap salah satu anggota tim kejahatan dan kekerasan.“Sebaiknya kita segera memeriksa rekaman kamera pengawas dan black box,” ucap Alison dengan tenang kepada mereka berd
Barang-barang yang terlihat di temukan oleh detektif sebelumnya yang pernah menangani kasus ini berisikan barang yang bisa dijadikan petunjuk untuk menemukan pelaku. Sebelumnya, semua orang sudah berusaha keras untuk menangkapnya. Namun hasilnya nihil hingga akhirnya memutuskan untuk menutupnya karena pelaku sudah tidak lagi terlihat membunuh orang dan beberapa dari tim penyelidik sebelumnya juga sudah menginformasikan bahwa kemungkinannya pelaku sudah meninggal dunia karena tidak adanya kasus lagi yang sama seperti itu. Tapi, di tahun ini semuanya seakan sudah kembali dan terlihat sangat mirip karena itulah mereka mulai kembali membuka kasus tersebut atas usulan dari Alison yang memang sangat terobsesi dengan kasus pembunuhan yang baru-baru ini terjadi. Roma yang sudah mulai selesai menemukan petunjuk, akhirnya dirinya pergi dari ruangan tersebut dan menuju ke tempat duduknya. “Kau sudah selesai?” tanya orang itu lagi kepada dirinya yang sedang meninggalkan ruangan itu.
Selama beberapa waktu, pihak kepolisian juga tengah menyelidikinya dan sampai saat ini mereka belum menemukan hal aneh yang tentu saja dikaitkan dengan hal itu. Roma yang sekarang berada di suatu wilayah di salah satu distrik kota ini, dirinya tengah melakukan penyelidikan yang diduga mengarah kepada kasus yang saat ini sedang ditangani oleh timnya itu. Wilayah yang terbilang cukup sepi membuat dirinya merasa kesulitan dalam mencari informasi yang sebelumnya pernah ditemukan oleh mendiang detektif yang juga menyelidiki kasus ini. Pada saat Roma sedang berjalan-jalan, tiba-tiba saja dirinya bertemu dengan seseorang yang terlihat seperti orang asli wilayah ini dan dirinya kemudian berpapasan saling menyapa.“Apa anda sedang mencari sesuatu anak muda?” ucap seorang pria paruh baya yang terlihat masih sehat dengan ramah kepada dirinya.“Saya hanya mencari udara segar.”“Begitukah? Tempat ini memang cocok untuk sekedar mencari udara sega
Pada saat ini, Gio yang tengah berbincang dengan pemilik bar tersebut seketika membuat pikirannya teralihkan untuk sementara. Di saat yang bersamaan pula, bartender tersebut terus menceritakan kabar burung yang beredar akhir-akhir ini di sebuah komunitas online. Gio yang merasa itu hanyalah gosip tidak menghiraukannya sama sekali. Selama dirinya kini berada di dalam bar, suasananya semakin lama semakin terlihat membosankan. Tempat yang mana dikerumuni orang penuh dengan kesengsaraan yang terlihat diwajah mereka. Dengan perlahan, Gio mulai beranjak dari tempat duduknya tersebut dan menuju keluar dari sana. Ketika dirinya hendak melewati pintu, tiba-tiba saja dirinya berpapasan dengan seorang pria yang terlihat berpapasan dengan dirinya. Pria tersebut memandangnya dengan pandangan yang cukup mengejutkan.‘Apa-apaan dia,’ batin GioSetelah dirinya selesai keluar dari tempat itu, akhirnya dirinya sekarang ini sampai di rumahnya yang rupanya sudah seperti
Secara tidak sadar, Gio tiba-tiba saja mengatakan sesuatu kepada Alison. Gio yang terlihat cukup membaik. Sekarang mereka mulai merencanakan sesuatu. Tidak lama setelahnya, Gio dengan cepat memberitahukan bahwa dirinya memang pernah melihat sesuatu di masa lalu. Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Gio, Alison langsung terkejut. Dengan kata lain, dirinya sedang mencoba untuk mengulik masa lalu. Tidak lama setelahnya berbunyi suara seseorang yang terlihat datang menghampiri mereka yang saat ini sedang berada di dalam ruangan tersebut. Suara tersebut semakin lama semakin jelas hingga membuat keduanya melihat ke arah suara tersebut. Melihat kedatangan orang tersebut, mereka berdua merasa terheran. Dan sontak mengatakan sesuatu kepadanya saat itu juga.“Wah wah sepertinya kalian sedang sibuk,” ucap orang tersebut dengan nada yang seakan meledek mereka berdua dan kemudian duduk di sebuah kursi.“Apa yang membuat anda datang kemari?” ucap Aliso
Pria tersebut tidak lain adalah mantan pasien Gio. Seorang pria yang bernama Yohanes dan merupakan manajer kantor yang sebelumnya menderita down sindrom. Dirinya yang kerap kali mengalami masalah yang sulit membuatnya terus merasakan keterpurukan yang tiada akhir. Beberapa dari teman kantornya mengatakan bahwa Yohanes sering kali mengatakan sesuatu yang membuat mereka merasa khawatir dengan kondisinya. Sebelumnya dirinya juga ditimpa masalah yang cukup besar yang tidak lain adalah gagalnya proyek yang dikerjakan nya sehingga dirinya memutuskan untuk menjadi pekerja kantoran. Karena kemampuannya yang terbilang cukup mumpuni membuat dirinya dengan mudah naik jabatan. Setelah dirinya berada di posisi tersebut, kenyataannya tidak semudah yang dibayangkannya sebelumnya hingga dirinya sering merasa tertekan dan didiagnosa mengalami down sindrom oleh psikolog yang menangani dirinya.“Maaf, untuk pengobatan sebaiknya anda menghubungi psikiater dan itu tentu akan membantu
Perbincangan mereka terbilang lumayan lama hingga tidak terasa sudah satu jam berlalu. Hari libur Gio dihabiskan dengan bertemu banyak teman dan itu membuat dirinya tidak merasakan kebosanan yang cukup membunuhnya. Kali ini disebuah tempat yang berbeda, Yohanes yang sudah memutuskan tekadnya, dirinya melihat sebuah informasi di internet yang memang berisi mengenai klinik khusus gangguan jiwa yang ada di sekitar kota ini. Setelah dirinya selesai membaca semua informasinya, Yohanes kemudian menghubungi nomor yang tertera di sana dan langsung berbincang dengan operator klinik tersebut. Keesokan harinya, pada saat Gio sedang bertugas datang seorang pasien yang tidak lain adalah Yohanes dan memintanya untuk mengobati penyakitnya. Setelah melalui banyak pemeriksaan, akhirnya Gio menyarankan kepadanya untuk melakukan terapi satu bulan sekali di sana dan juga rutin mengkonsumsi obat yang di resepsinya. Selama hampir beberapa bulan lamanya, perkembangannya cukup membaik dan itu memberikan ke
Keesokan harinya. Pihak kepolisian yang sedang mengadakan upacara pemakaman Sebastian yang dihadiri oleh banyak orang. Kesedihan yang terpancar di mata mereka semua membuat tangisan yang tidak bisa berhenti. Sementara itu, Gio yang sedang berdiri di depan makamnya Damian dan meletakan bunga. Meskipun dirinya kehilangan hal-hal yang paling berharga dan bahkan kenyataan pahit yang harus ditelannya. Semua itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Hidup terus berjalan. Tidak ada waktu untuk terus tenggelam dalam kesedihan. Berita yang tersebar di media bahwa kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban dan bahkan terjadi selama ini membuat semua orang merasa lega. Kasus pembunuhan yang terjadi di 5 tahun yang lalu pun sudah terungkap bahwa pelaku adalah orang yang sama. Mendengar berita yang sangat menggemparkan itu, beberapa dari wartawan sungguh tidak menyangka begitu juga dengan publik. Freya yang saat ini masih dalam perawatan karena luka yang dialaminya sangat parah
Sebastian yang diam-diam membidik kepala Damian namun tidak bisa menembaknya karena orang itu terus bergerak dan kemungkinan hanya akan meleset akhirnya dirinya mengincar jantungnya dan tidak perlu menunggu lama untuk menembaknya. Suara tembakan terdengar dan ternyata mengenai sasaran. Alison yang terkejut akan hal itu kemudian dirinya menghentikan serangannya dan menodong Demian dengan pistolnya lagi. Damian yang sudah terluka kini dirinya tidak bisa lagi menghindari serangan seperti sebelumnya. Sebastian yang keberadaannya sudah diketahui, dirinya mencoba untuk berpindah namun itu terlambat karena Demian dengan cepat menembakan peluru menggunakan pistol tanpa suara ke arahnya dan tepat di kepalanya. Gio yang menyaksikan kematian Sebastian membuat dirinya merasa frustasi dan langsung datang ke arahnya sambil melihat jasadnya.“Pengganggu.”“Keparat! Beraninya kau membunuh Sebastian.”“Ah, aku benci drama.”Meski jantun
Berdasarkan keterangan dari pihak panti asuhan yang sebelumnya menampung Gio dan Damian. Ibu pengurus panti asuhan tersebut seringkali melihat Damian yang masih berumur 6 tahun pada waktu itu. Dirinya terus menerus membunuh serangga dan bahkan hewan-hewan yang dipeliharanya pada saat itu. Melihat apa yang dilakukannya, ibu panti terkejut setengah mati namun Damian mampu memanipulasi orang dewasa tersebut seakan itu adalah kecelakaan. Semenjak saat itu, dirinya tidak dicurigai apa pun dan dinyatakan sehat secara jasmani dan rohani seperti anak-anak yang lainnya tidak terkecuali dengan Gio. Perbedaan mereka berdua yang cukup berbanding terbalik. Namun, seakan Damian sangat terobsesi kepada kakak kandungnya tersebut. Mereka ditemukan pengurus panti di balik pintu dan sampai detik ini tidak diketahui siapa orang tua kandungnya. Di sana hanya tertulis nama dari kedua bayi yang ada di dalam keranjang penuh dengan selimut. Sampai suatu ketika, Gio sudah berusia 10 tahun sedangkan Damian 9
Kenyataan yang menyakitkan. Harapan yang tidak pernah terwujud bahkan semua itu berputar seperti lingkaran setan. Gio yang sudah menyetujui rencana mereka, kini dirinya mencoba kembali ke apartemennya. Namun, beberapa saat kemudian secara tidak terduga dirinya mendapatkan sebuah pesan peringatan dari nomor yang tidak dikenal dan memuluskan kata-kata seolah itu adalah kutukan. Dirinya yang mendadak terdiam masih membacanya dengan serius hingga sampai pada suatu kesimpulan yang membuatnya nyaris tidak percaya. Gio mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke apartemennya. Sedangkan, ditempat lain Freya tertangkap orang asing dan tidak sadarkan diri.“Kenapa firasatku tidak enak,” gumam GioAlison yang dari tadi terus berada di depan monitor komputer dan terus memperhatikan radar. Tiba-tiba Freya berpindah dengan cepat dan kini berada di koordinat yang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang biasanya dikunjunginya. Wilayah yang berada di perbatasan kota
Freya yang sangat terkejut dengan kenyataanya membuat dirinya tidak bisa berkata-kata. Orang yang ada di hadapannya merupakan salah satu orang yang memang pernah bertemu dengannya ketika dirinya masih kuliah. Kabar yang sempat tidak pernah terdengar lagi membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak beres dari orang tersebut. Beberapa saat kemudian, darah terciprat dari tubuh Freya dan membuat dirinya nyaris kehilangan kesadaran untuk yang kedua kalinya. Rintihan terus terdengar dibalik alunan musik klasik yang diputarnya. Suara tawa yang semakin lama semakin keras membuat Freya ketakutan. Tidak lama kemudian, suara tembakan terdengar dari luar dan membuat pria yang ada dihadapan Freya saat ini sangat terkejut.“Apa-apaan ini? Kau memanggil bantuan? Sejak kapan?” ucap pria tersebut dengan tatapan yang mengerikan.Dengan cepat orang-orang yang datang pada saat itu langsung menggeledah setiap ruangan dan rupanya tibalah Alison di dalam ruangan remang-remang da
Suara seorang pria terdengar dari balik kegelapan. Tepat di depan matanya, banyak sekali bekas darah yang sudah mengering dan bahkan ada beberapa potong tubuh manusia. Dirinya yang menyaksikan itu semua membuat keringat dingin menetes di keningnya. Rasa takut bahkan putus asa menghampiri Freya. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas.‘Sial, kenapa aku berada di tempat mengerikan seperti ini,’ batin Freya.Kali ini langkah kakinya terdengar dekat. Tubuhnya tidak bisa digerakan. Tali-tali yang melilit dirinya semakin membuatnya menderita. Saat ini pria tersebut sudah berada di depan Freya. Tubuh tinggi dan pakaian serba hitam seperti malaikat kematian.“Siapa kau? Lepaskan aku sekarang juga!” ucap Freya sambil menatap orang tersebut dengan tatapan dingin.“Kau akan mati. Untuk apa aku melepaskanmu.”“Keparat! Jangan-jangan kau?”Pria tersebut berbalik dan kemudian mengambil be
Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid
Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku