Pada saat ini, Gio yang tengah berbincang dengan pemilik bar tersebut seketika membuat pikirannya teralihkan untuk sementara. Di saat yang bersamaan pula, bartender tersebut terus menceritakan kabar burung yang beredar akhir-akhir ini di sebuah komunitas online. Gio yang merasa itu hanyalah gosip tidak menghiraukannya sama sekali. Selama dirinya kini berada di dalam bar, suasananya semakin lama semakin terlihat membosankan. Tempat yang mana dikerumuni orang penuh dengan kesengsaraan yang terlihat diwajah mereka. Dengan perlahan, Gio mulai beranjak dari tempat duduknya tersebut dan menuju keluar dari sana. Ketika dirinya hendak melewati pintu, tiba-tiba saja dirinya berpapasan dengan seorang pria yang terlihat berpapasan dengan dirinya. Pria tersebut memandangnya dengan pandangan yang cukup mengejutkan.
‘Apa-apaan dia,’ batin Gio
Setelah dirinya selesai keluar dari tempat itu, akhirnya dirinya sekarang ini sampai di rumahnya yang rupanya sudah seperti
Secara tidak sadar, Gio tiba-tiba saja mengatakan sesuatu kepada Alison. Gio yang terlihat cukup membaik. Sekarang mereka mulai merencanakan sesuatu. Tidak lama setelahnya, Gio dengan cepat memberitahukan bahwa dirinya memang pernah melihat sesuatu di masa lalu. Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Gio, Alison langsung terkejut. Dengan kata lain, dirinya sedang mencoba untuk mengulik masa lalu. Tidak lama setelahnya berbunyi suara seseorang yang terlihat datang menghampiri mereka yang saat ini sedang berada di dalam ruangan tersebut. Suara tersebut semakin lama semakin jelas hingga membuat keduanya melihat ke arah suara tersebut. Melihat kedatangan orang tersebut, mereka berdua merasa terheran. Dan sontak mengatakan sesuatu kepadanya saat itu juga.“Wah wah sepertinya kalian sedang sibuk,” ucap orang tersebut dengan nada yang seakan meledek mereka berdua dan kemudian duduk di sebuah kursi.“Apa yang membuat anda datang kemari?” ucap Aliso
Pria tersebut tidak lain adalah mantan pasien Gio. Seorang pria yang bernama Yohanes dan merupakan manajer kantor yang sebelumnya menderita down sindrom. Dirinya yang kerap kali mengalami masalah yang sulit membuatnya terus merasakan keterpurukan yang tiada akhir. Beberapa dari teman kantornya mengatakan bahwa Yohanes sering kali mengatakan sesuatu yang membuat mereka merasa khawatir dengan kondisinya. Sebelumnya dirinya juga ditimpa masalah yang cukup besar yang tidak lain adalah gagalnya proyek yang dikerjakan nya sehingga dirinya memutuskan untuk menjadi pekerja kantoran. Karena kemampuannya yang terbilang cukup mumpuni membuat dirinya dengan mudah naik jabatan. Setelah dirinya berada di posisi tersebut, kenyataannya tidak semudah yang dibayangkannya sebelumnya hingga dirinya sering merasa tertekan dan didiagnosa mengalami down sindrom oleh psikolog yang menangani dirinya.“Maaf, untuk pengobatan sebaiknya anda menghubungi psikiater dan itu tentu akan membantu
Perbincangan mereka terbilang lumayan lama hingga tidak terasa sudah satu jam berlalu. Hari libur Gio dihabiskan dengan bertemu banyak teman dan itu membuat dirinya tidak merasakan kebosanan yang cukup membunuhnya. Kali ini disebuah tempat yang berbeda, Yohanes yang sudah memutuskan tekadnya, dirinya melihat sebuah informasi di internet yang memang berisi mengenai klinik khusus gangguan jiwa yang ada di sekitar kota ini. Setelah dirinya selesai membaca semua informasinya, Yohanes kemudian menghubungi nomor yang tertera di sana dan langsung berbincang dengan operator klinik tersebut. Keesokan harinya, pada saat Gio sedang bertugas datang seorang pasien yang tidak lain adalah Yohanes dan memintanya untuk mengobati penyakitnya. Setelah melalui banyak pemeriksaan, akhirnya Gio menyarankan kepadanya untuk melakukan terapi satu bulan sekali di sana dan juga rutin mengkonsumsi obat yang di resepsinya. Selama hampir beberapa bulan lamanya, perkembangannya cukup membaik dan itu memberikan ke
Alison kemudian pergi dari ruang rapat dan meninggalkan Sebastian yang masih duduk di sana sambil menikmati kopi. Setelah selesai dengan pekerjaan hari ini dirinya kemudian memutuskan untuk pulang. Tidak hanya itu saja, Alison juga sempat menemui salah satu tahanan yang diduga melakukan pembunuhan terhadap pewaris JJ Group. Pria itu sekarang terlihat menyedihkan. Alison kemudian mengatakan sesuatu kepadanya dan membuat orang itu sangat terkejut.“Apa yang kau inginkan?” ucap orang itu kepada Alison dengan raut wajah yang terlihat ketakutan.Malam hari yang sangat mengerikan di sebuah klinik khusus gangguan jiwa. Di sini Mike sedang dinas malam bersama dengan Ruddy. Mereka telah selesai memberikan obat kepada pasien dan juga beberapa terapi. Mengingat menumpuknya pekerjaan mereka, Mike dengan cepat langsung menyelesaikannya satu persatu. Ketika sedang sibuk dengan dokumen medis pasien, tiba-tiba saja seseorang menelpon Mike dan kemudian dirinya terliha
Hari ini beberapa orang berkumpul di depan sebuah rumah yang terlihat banyak sekali noda darah. Mereka yang menyaksikan tempat itu kini sudah diberi garis polisi. Seorang anak yang dinyatakan selamat dalam peristiwa tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Dokter yang sebelumnya menangani kondisinya kini anak tersebut sudah dipindahkan ke sebuah ruangan yang berada di lantai tiga rumah sakit tersebut. Anak tersebut juga mendapatkan perawatan psikologis karena kejadian tersebut kemungkinan besar membuatnya trauma. Selama beberapa orang memeriksa kondisi kesehatannya, seorang detektif mendatanginya dan sekali lagi mengajukan beberapa pertanyaan kepada dirinya. Melihat reaksinya yang hanya terdiam itu membuat detektif tersebut menghela nafasnya dan mencoba untuk menanyakannya lagi kepada dirinya.“Kau yakin tidak melihat wajahnya?” ucap seorang detektif tersebut dengan nada lembut dan menatapnya serius.“Tidak.”&ld
Pembicaraan mereka kemudian terhenti. Kepala kepolisian yang memanggilnya ke ruangannya kini memberikan perintah untuk segera mencabut kasus tersebut. Mendengar hal itu, tentu saja membuat dirinya tidak terima. Setelah apa yang dikatakan oleh kepala kepolisian, dirinya terus bersikeras untuk membongkar kasus tersebut meski harus kehilangan pekerjaannya. Melihat kenyataan itu, beberapa dari rekannya meminta maaf dan kemudian meninggalkan kasus tersebut. Setelah semuanya memutuskan untuk tunduk kepada yang diatas. Hanya dirinya seorang yang tidak mendengarkannya dan memilih menyelesaikan semuanya. Salah satu rekannya yang memang dekat dengan dirinya mencoba untuk membicarakan hal tersebut tepatnya di sebuah bar yang terletak tidak jauh dari kantor mereka. Mereka berdua memesan minuman dan saat ini juga langsung membicarakannya.“Apakah anda yakin dengan keputusan itu? Bukankah akan berbahaya jika hanya anda seorang diri yang melakukannya?”“Tidak
Gio kembali terdiam. Suasana rumah sakit yang semakin lama semakin sepi. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12 malam. Mereka berdua masih berada ditempat yang sama dan sekarang saling terdiam satu sama lain. Gio mencoba menenangkan dirinya dan sekarang mulai mengatakan sesuatu lagi.“Apa yang sebenarnya terjadi?” ucap Gio dengan nada parau.“Aku tidak yakin dengan kronologinya, hanya berdasarkan penyelidikanku mereka di bunuh dan di mutilasi. Sisa-sisa tubuhnya berada di lokasi namun sebagiannya lagi tidak ada di tempat.”“Apakah itu caramu mendeskripsikan hal mengerikan kepada keluarga korban?” Gio mulai merasa kesal lagi.“Kau harus tahu. Karena itu adalah kenyataannya.”“Aku bisa gila.”“Saat itu, kau sedang kemana? Kau tidak ada di lokasi bukan?”“Apakah ini interogasi?”“Bukan, hanya pertanyaan biasa.”“Aku m
Keduanya melewati beberapa lorong dan di sampingnya terdapat banyak sekali ruangan. Namun, rasanya sangat berbeda dengan tempat pada umumnya. Di tempat ini, rasanya seperti memasuki sebuah penjara rahasia itulah yang saat ini ada di benak Loen. Sambil berjalan, dirinya memperhatikan sekitar dan beberapa orang yang melewati mereka sebelumnya terlihat menakutkan dengan tatapan dinginnya. Akhirnya mereka berdua sampai di depan sebuah ruangan di ujung lorong. Gio kemudian membuka pintu ruangan tersebut dan mereka berdua melihat seorang anak laki-laki yang tengah duduk disebuah kusi dan dihadapannya sebuah meja. Anak itu duduk membelakangi mereka berdua.“Damian, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Aku menunggu di luar ya,” ucap Gio“Hey, jangan bercanda,” ucap Loen“Selamat datang. Senang bertemu denganmu,” ucap Damian kepada Loen dengan senyum cerah diwajahnya.“Hai, bagaimana kabarmu?” ucap Loen