“Hai.” Kenaya tersenyum. Tadi dia sudah diceritakan Kean jika dia akan berada di rumah dengan sepupu perempuan Kean. Ternyata sepupu Kean tahu dari susu ibu hamil di lemari pendingin. Kenaya sepertinya akan lebih berhati-hati lagi setelah ini. “Naya, kenalkan ini Anka.” Kean memperkenalkan adiknya itu. “Hai, aku Anka. Tenang saja, rahasia kalian akan aman.” Anka mengulurkan tangan pada Kenaya. Kenaya tersenyum tipis. “Aku harap jika kamu bisa menjaga rahasia ini. Aku Kenaya.” Dia menerima uluran tangan Anka. Kean hanya tersenyum melihat aksi sepupunya. Namun, dia tidak mau memikirkan itu terlalu lama. Dia yakin jika Anka akan menjaga Kenaya dengan baik. “Aku akan pergi. Jika ada apa-apa, tolong kabari.” Kean menatap Anka dan Kenaya secara bergantian. “Aku akan mengabari.” Kenaya mengangguk. “Aku pastikan Kak Kenaya akan baik-baik saja.” Anka meyakinkan kakak sepupunya itu. “Ingat jangan ceroboh!” Rigel memberikan peringatan pada saudara kembarnya itu. “Iya.” Anka menatap sin
Suara bel terdengar. Kenaya dan Anka begitu terkejut sekali mendengar itu. Mereka merasa aneh karena jika itu Kean, pastinya tidak akan ada suara bel. Kean jelas akan langsung masuk ke apartemen. “Siapa itu?” tanya Kenaya menatap Anka. “Itu pasti bukan Kak Kean, Kak.” Anka menebak hal itu. “Jika bukan Kean, lalu siapa?” Kenaya begitu panik sekali. Dia takut sekali jika orang yang menekan bel apartemen adalah orang lain. “Sebaiknya kita cek dulu, Kak. Kita lihat siapa itu.” Anka memberikan ide pada Kenaya. Kenaya mengangguk. Dia merasa jika tidak ada salahnya jika mereka mengecek dari CCTV di depan apartemen. Akhirnya mereka berdua mengecek CCTV. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat jika di depan pintu ada Kean dan Jerick.“Kean.” Tampak Kean sudah babak belur dan tampak lemas dipapah oleh Jerick. Air mata Kenaya langsung meluncur begitu saja. Dia begitu terkejut ketika melihat Kean tampak lemas tak berdaya. Kenaya salah menduga. Karena ternyata Kean kalah dengan Jerick. Ke
“Kak … Kak … Kak ….” Anka mencoba membangunkan Kenaya. “Tolong … tolong ….” Kenaya terus merancau. “Kak, bangun.” Anka mencoba kembali membangunkan Kenaya lagi. Kali ini menggoyang-goyangkan tubuh Kenaya.Kenaya yang merasa tubuhnya digerakkan, segera terbangun. Napasnya terengah dan keringat dingin membanjiri tubuhnya. Jantungnya pun berdegup begitu kencang. Ketakutan dengan apa yang baru saja terjadi. “Di mana aku? Mana Kean?” Kenaya seperti orang bingung ketika bangun. Bayangan mimpi masih menghiasi pikirannya.“Kak Kenaya ada di apartemen? Kak Kean sedang pergi untuk menemui suami Kak Kenaya.” Anka mencoba memberitahu. “Apa dia baik-baik saja? Apa dia terluka?” Kenaya menatap Anka panik. “Dia pasti baik-baik saja, Kak.” Anka mencoba menenangkan Kenaya. “Kak Kenaya bermimpi?” tanya Anka menerawang ke dalam bola mata milik Kenaya. “Mimpi?” Kenaya mencoba mengumpulkan kesadarannya. Kenaya melihat ke sekitar. Ternyata dia masih ada di kamar. Tidak dibawa pergi oleh Jerick. Arti
Kean melihat senyum tipis Jerick. Dia yakin Jerick sudah sangat senang. Karena berpikir akan mendapatkan informasi tentang Kenaya. Padahal tidak akan semudah itu dia membiarkan. “Kalau boleh tahu, kenapa istri Pak Jerick pergi? Bukankah dia sedang hamil?” tanya Kean basa-basi. “Dia memang wanita pembangkang. Jadi selalu saja tidak mau mendengarkan aku. Jadi dia memilih pergi.” Jerick memberikan alasan itu. Kean hanya bisa mencibir di dalam hatinya apa yang dikatakan Jerick. Padahal dia tahu pasti jika Jerick memukul Kenaya dan membuat Kenaya tersiksa. Namun, pria di depannya itu tidak mengakui hal itu. Kean mengangguk-anggukkan kepalanya. Mengerti penjelasan yang diberikan Jerick. “Kalau begitu, aku permisi dulu. Karena tidak bisa terlalu malam di sini. Besok kita bertemu lagi.” Kean tidak bisa meninggalkan Kenaya lama-lama. Apalagi ini sudah malam. Pasti Kenaya sedang khawatir dan membuatnya tidak bisa tidur. “Baiklah, kita bertemu besok, Pak.” Jerick tak masalah Kean segera pu
“Titip Kenaya lagi.” Kean menatap adik sepupunya itu. Kean sengaja menghubungi Anka lagi karena tidak tega jika Kenaya sendiri. Apalagi Kenaya begitu takut. Jadi dia harus punya teman. “Tidak apa-apa, santai saja.” Anka dengan senang hati. Apalagi dia sudah tahu kondisi Kean dan Kenaya. Kean segera beralih pada Kenaya. “Jangan pernah buka pintu untuk siapa pun. Jika aku pulang, aku akan membukanya sendiri.” Kean memberikan peringatan pada Kenaya lagi. Dia tahu Kenaya sangat ketakutan sekali.“Baiklah.” Dengan mimpi semalam, tentu memberikan pelajaran untuk Kenaya. Dia tidak mau sampai Jerick membawanya. Jadi dia memilih untuk tetap di apartemen. Akhirnya Kean dan Rigel pergi. Mereka sudah membuat janji dengan Jerick di hotel Maxton. Jadi mereka langsung ke sana. Saat sampai, tampak Jerick sudah ada di sana. “Kak Kean tahan sekali menghadapi orang seperti itu?” Rigel baru melihat Jerick saja sudah kesal sekali. Apalagi dia sudah tahu cerita dari Kean. “Jika bukan karena proyek ya
Rigel memang berkantor di hotel Maxton pusat. Jadi dia adalah dapat mengendalikan semuanya. Hanya untuk melihat CCTV saja itu adalah hal mudah untuknya. Kean dan Jerick segera mengikuti Rigel. Kean berjalan dengan kruk miliknya. Kakinya sebelah masih sakit. Jadi memang masih butuh alat bantu jalan. Mereka bertiga ke ruangan Rigel. Rigel menanyakan waktu kejadian dan pakaian apa yang dipakai. Alih-alih menyebutkan, Jerick justru menunjukan rekaman CCTV dari hotel Maxton sebelumnya yang didapatkannya. Rigel segera meminta bagian petugas keamanan untuk mencari tanggal dan orang yang berada di layar CCTV. Saat mendapatkannya, petugas keamanan ke ruangan Rigel untuk memberikan hasilnya. “CCTV menunjukan jika dia turun di tempat parkir.” Petugas keamanan memperlihatkan rekaman CCTV. Jerick memerhatikan rekaman CCTV. Benar yang dilihatnya jika Kenaya turun dari mobil Maxton. Mobil yang sama dengan yang dilihatnya waktu itu. “Sepertinya dia keluar dari tempat parkir. Jadi kami mengecek
“Kamu di mana? Aku sudah bilang bukan jika kita akan ke salon.” Gemma di seberang sana menggerutu pada Anka karena saat dijemput dia tidak ada di rumah“Aku tidak bisa ikut, Kak. Kak Gemma berangkat saja dengan Kak Ailee.” Anka memberikan alasan pada Gemma di seberang sana. “Memang kamu sedang ada urusan apa?” Anka selalu mengatakan jika ada urusan. Jadi dia merasa aneh jika dia tidak tahu apa yang dilakukan sepupunya. “Urusan kali ini aku tidak bisa cerita. Pokoknya aku sedang ada urusan penting.” Anka tidak mau mengatakannya. “Baiklah kalau kamu tidak mau mengatakannya. Aku akan pergi dengan Ailee saja. Nanti aku mau makan kue di toko Mommy Freya, mau aku antarkan?” “Mau-mau, antarkan ke apartemen Kak Kean ya.” Seketika Anka lupa jika sudah urusan makanan. “Belikan aku cheesecake, blueberry cake, dan coklat lava.” “Baiklah.” Gemma langsung mematikan sambungan telepon. Saat sambungan telepon mati, seketika Anka menelan salivanya. Baru saja dia membocorkan di mana dirinya berada
“Iya, Anka tadi sedang bersih-bersih. Karena Kak Kean mau make over apartemen sendiri.” Rigel pun memberikan alasan pada Gemma. Gemma masih belum percaya. Karena dia tahu sekali jika Anka bukan tipe yang suka bersih-bersih. Namun, dia memilih untuk pura-pura saja. Agar tidak membuat curiga. Nanti dia akan mencari tahu. “Apa kamu butuh bantuan?” tanya Gemma menatap Kean. “Tidak, sepertinya sudah semua. Nanti aku akan beli peralatan untuk make over apartemen ini.” Kean akhirnya ikut alur yang dibuat Anka dan Rigel. “Baiklah, kalau begitu kita makan kue bersama-sama saja.” Gemma pun memilih untuk duduk. Dia tak langsung pulang. Meletakkan kue yang niatnya hendak dibawa pulang. Kean, Rigel, dan Anka saling pandang. Mereka merasa bingung. Karena ternyata Gemma dan Ailee akan di apartemen. Agar tidak membuat curiga, mereka membiarkan saja. “Lee, bukannya tadi Lean akan menjemput. Suruh saja dia ke sini.” Gemma memberikan ide pada Ailee. “Baiklah.” Ailee pun segera mengirimkan pesan p
“Siapa dia? Kenapa bawa-bawa keluarga Adion?” Grandpa Bryan langsung mengomentari. “Hendrik Arkan-walikota.” Grandpa Felix membaca nama yang tertera di bagian bawah. “Apa dia adalah mertua Kenaya?” tanya Grandpa Bryan. “Sepertinya begitu.”“Apa dia sengaja mengadakan konferensi pers untuk membangun opini publik?” Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. “Sepertinya dia sengaja menyebut nama Adion.” Grandpa Felix merasa jika yang dilakukan orang yang sedang melakukan konferensi pers sengaja sekali. Setelah selesai berita tersebut, pembawa acara mengomentari keluarga Adion. Dari mulai siapa keluarga Adion. Apa saja bisnisnya. Tentu saja itu membuat Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. Mereka menceritakan kasus yang terjadi beberapa bulan lalu juga. Di mana Lean dan Kean menangkap penyelundupan perusahaan. Di rumah sebelah, Mommy Ghea mencari keberadaan daddy-nya. Memastikan jika sang daddy tidak akan menonton berita. Namun, saat mencari sang daddy, dia tidak menemukan sang daddy
“Lihat ada konferensi pers dari walikota.” Rigel baru saja membuka media sosialnya. Tanpa sengaja dia melihat konferensi pers yang dilakukan walikota. Daddy El segera meraih ponsel Rigel. Melihat konferensi pers yang dilakukan oleh walikota yang merupakan papa Jerick. Dia benar-benar terkejut sekali dengan yang dilakukan oleh Hendrik. Daddy El, Daddy Dean, Lean, Mommy Freya, dan Kenaya langsung ikut melihat berita itu di ponsel mereka. Mereka semua tak kalah terkejut dengan yang baru saja mereka lihat. Walikota seolah menegaskan jika anaknya melakukan itu karena adanya perselingkuhan. “Sepertinya dia sengaja melakukan konferensi pers ini untuk mengiring opini publik.” Daddy Dean memberikan pendapatannya. “Iya, sepertinya begitu.” Daddy El melihat jika yang dilakukan walikota memang sengaja untuk menguntungkannya. Kenaya melihat postingan dari walikota itu, tetapi dia justru dikejutkan dengan komentar-komentar di dalam video. Miss gosip: Jelas saja suaminya melakukan kekerasan da
“Saya akan mengurusnya, Pak. Untuk sementara waktu, Pak Kean akan di sini. Mungkin jika kasus ini dilimpahkan pada kejaksaan negeri, persidangan akan dilaksanakan dua puluh hari lagi.” Pengacara mencoba menjelaskan. Berapa lama Kean akan berada di dalam penjara. “Baiklah, aku tidak masalah jika berada di sini dalam jangka waktu lama.” Mommy Freya langsung menangis. Dia memeluk sang suami. Tidak bisa dibayangkan sang anak akan mendekam di penjara dalam jangka waktu yang lama. Kean segera menghampiri sang mommy. Membawanya ke dalam pelukannya. “Mommy jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja di sini. Aku harus membuat orang yang sudah membuat anakku meninggal, masuk penjara. Dia tidak boleh bebas begitu saja.” Dia mencoba memberikan pengertian pada sang mommy. Mommy Freya tahu jika anaknya pasti akan bertarung mati-matian. “Baiklah, Mommy percaya padamu.”Kean menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah sang mommy. Kean menghapus air mata yang membasahi wajah sang mommy. “Kean titip Kena
“Ada apa Anda menghubungi saya?” Daddy El benar-benar geram sekali mendengar suara walikota. “Bisakah kita bertemu?” “Saya tidak bisa bertemu dengan Anda. Bicarakan saja di telepon.” Daddy El tidak mau mengambil risiko dengan bertemu dengan walikota. Apalagi ini adalah wilayahnya. Tentu saja itu akan sangat bahaya. Hendrik tertawa. “Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu kita bicarakan saja di sini.” Dia pun mengalah. Tidak masalah jika memang harus dibicarakan ditelepon. “Anak Anda sekarang di penjara, begitu pula dengan anak saya. Media juga sudah mulai mencium kasus ini. Kasus ini akan menjadi lebar jika kita melanjutkanya. Anda dan saya tentunya adalah orang yang paling dirugikan. Jadi saya ingin mengajukan negosiasi untuk kasus ini. Silakan Anda minta menantu saya mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga, dan saya akan mencabut semua laporan yang anak Anda dapatkan.” Hendrik Arkan mencoba menjelaskan niatnya untuk berbicara. Daddy El terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa m
Daddy El menunggu Kenaya dan sang istri di hotel. Sekaligus membicarakan kasus yang menimpa Kean. Pengacara menjelaskan jika Jerick ternyata tidak bisa lari dari jerat hukum karena bukti-bukti kekerasan dalam rumah tangga jelas. “Apa mereka sengaja memasukkan Kean ke penjara?” Daddy El bertanya pada pengacara. “Bisa jadi, Pak. Mereka mencari celah dengan tuduhan perselingkuhan. Berlindung dari kasus perselingkuhan itu, agar dapat memutar balik fakta. Dengan tuduhan perselingkuhan, mereka akan membuat tuduhan perselingkuhan itu adalah alasan kekerasan rumah tangga yang menimpa Bu Kenaya.” Pengacara mencoba menjelaskan. Daddy El merasa jika apa yang dikatakan pengacara ada benarnya. Mungkin mereka memang sengaja melakukan hal itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini?” “Kita hanya bisa mengandalkan kesaksian Bu Kenaya. Menceritakan semua. Dengan begitu Pak Kean akan bisa bebas dari tuduhan.” Daddy El hanya berharap jika Kenaya akan memberikan kesaksian untuk membebaskan Kean
“El, apa benar Kean ditangkap?” “Daddy tahu dari mana?” Daddy El di seberang sana begitu terkejut. Dia belum memberitahu siapa pun, tetapi daddy-nya sudah tahu. “Aku lihat di berita. Cucu Adion di penjara.” “Berita?” Daddy El begitu terkejut. Bagaimana bisa kasus ini suda tercium oleh media. Padahal pihaknya belum membocorkan sama sekali. “Iya, Dad, tetapi Daddy tenang saja. Aku sedang mengurusnya. Kean akan segera bebas.”“Baiklah, cepat urus, ini akan berdampak buruk untuk perusahaan juga jika berlarut-larut.” Grandpa Bryan mengingatkan anaknya. “Baiklah.” Daddy El segera mematikan sambungan telepon. Suara ketukan pintu terdengar. Daddy El pun segera membuka pintu untuk melihat siapa yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Lean dan Rigel. “Dad, ada berita tentang Kean.” Lean langsung menunjukan ponselnya. Daddy El meraih ponsel Lean. Melihat berita yang ramai di media. Hal itu tentu membuat Daddy El cukup terkejut. Jika berita ini semakin digoreng, tentu saja akan berdampak
“Saya cek tadi ternyata Pak Hendrik-walikota yang merupakan papa Jerick Arkan yang melaporkan hal itu.” Daddy El mengeratkan rahangnya. Ternyata keluarga Jerick Arkan sudah mulai turun tangan. Tentu saja dia tidak akan membiarkan anaknya sendiri.Di dalam kantor polisi, Kean ditanya beberapa pertanyaan. Kean menjelaskan apa adanya. Dia memang tidak menculik Kenaya. Kenaya dengan kesadaran ikut dengannya karena lari dari kejaran suaminya yang memukulinya. Kenaya waktu itu memang benar menabrakkan mobilnya, itu karena melihat Kenaya jatuh dan setelah itu membawa Kenaya ke rumah sakit. Kean memiliki alibi kuat menyangkal tuduhan itu. Sayangnya, tuduhan perselingkuhan tidak bisa dia elakkan. Karena memang ada hubungan di antara mereka. Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, Kean akhirnya dimasukan ke dalam penjara. Dia akan bermalam di penjara. Pengacara menegaskan akan menjamin Kean tidak akan pergi. Meminta Kean untuk dibebaskan. Namun, sayangnya polisi tidak menyetujui permohonan
Kean membaca surat penangkapan atas dirinya itu. Tentu saja itu membuatnya merasa heran. Bagaimana bisa dia dituduh menculik. Apalagi di dalam surat penangkapan tertulis jelas jika korban penculikan adalah Kenaya. “Tuduhan lucu apa ini? Penculikan?” Kean merasa aneh dengan segala tuduhan yang dilayangkan padanya. Jelas ini menggelitik sekali. “Silakan ikut kami. Jelaskan semua di kantor polisi.” “Korban penculikannya saja ada di sini aman dan terjaga. Bagaimana bisa dikatakan penculikan?” Kean masih mengelak. “Sebaiknya, Anda jelaskan saja di kantor polisi.” Polisi yang melihat Kean terus menjawab, akhirnya menangkap paksa Kean. “Lepaskan dia? Saya tidak merasa diculik.” Kenaya yang berada di belakang, menerobos ke depan. Mencegah apa yang dilakukan polisi. Dia menarik tangan Kean. “Silakan melakukan pembelaan di pengadilan.” Polisi tetap tidak peduli dengan apa yang dilakukan Kenaya. “Tenanglah, aku akan keluar. Kamu harus disini dan jangan ke mana-mana. Tetaplah bersama kelua
Saat sampai, Kenaya langsung disambut oleh Mommy Freya dan Daddy El. Mereka meminta Kenaya untuk beristirahat di kamar yang pernah ditempatinya.Kenaya pun memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Tubuhnya belum benar-benar sembuh. Bekas luka prosesi kuret masih terasa sakit sesekali.Di saat Kenaya beristirahat, Kean dan Daddy El mengobrol di ruang keluarga. Mereka membahas apa yang akan mereka lakukan jika proyek ini jadi sasaran walikota. “Mereka tidak akan mengusik sebenarnya karena kita punya surat tanah dan izin yang kuat. Lagi pula sebelum dibangun, kita sudah cek di tata kota. Jadi harusnya mereka tidak akan sejauh itu.” Daddy El memberikan pendapatnya tentang proyek yang sedang dikerjakan anaknya itu.Kean memahami apa yang dikatakan sangat daddy. Dia juga berpikir, jika walikota tidak mungkin bisa mengusik proyeknya. Apalagi dia sudah sangat berhati-hati dengan masalah legalitas. Saat sedang mengobrol, pengacara menghubungi Kean. Dengan segera Kean mengangkat sambungan telep