Share

Bab 37 Mencari Kenaya

Author: Myafa
last update Last Updated: 2025-01-13 12:36:17
Jerick sampai di rumah orang tuanya. Karena pemilik taksi tidak mau mengatakan padanya ke mana penumpang dibawa oleh sopir, akhirnya dia memilih untuk meminta bantuan papanya.

“Ada apa kamu ke sini?” Hendrik menatap anaknya.

“Kenaya kabur, Pa. Jadi aku mau meminta papa untuk menyuruh pemilik taksi membuka data penumpang.” Jerick menjelaskan.

“Kabur?” Winda langsung menyambar ucapan sang anak. “Kabur ke mana maksud kamu?” Dia segera menghampiri sang anak untuk menanyakan hal itu.

“Aku tidak tahu, Ma. Semalam, aku menginap di hotel setelah pesta, dan saat pagi dia pergi.” Jerick mencoba menjelaskan hal itu.

“Apa kamu memukulnya lagi?” Hendrik sudah tahu kebiasaan anaknya. Beberapa kali dia melihat menantunya dengan wajah lebam, dan saat ditanya ternyata anaknya yang memukul.

Jerick tidak bisa berkata apa-apa ketika papanya langsung menembak dengan pertanyaan itu.

Saat mendapati anaknya diam saja, Hendrik menjelaskan jika pasti anaknya itu memukul istrinya. “Papa heran denganmu. Kam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
hamil ank Kean yaa ?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 38 Mencari Yang Pas

    Kean ke mal yang tak jauh dari tower apartemennya. Tepatnya di samping apartemennya. Apartemen milik Maxton itu memang dibangun dengan fasilitas lengkap. Ada mal, kolam renang, tempat fitnes, dan banyak lagi. Keluarga Adion memang memiliki beberapa unit apartemen. Namun, tidak ada yang ditempati, mereka semua memilik tinggal di rumah. Di mal, Kean harus mencari baju untuk Kenaya. Karena itu dia mencari toko yang menjual pakaian ibu hamil. Dia merasa akan mudah menemukan baju yang pas di sana untuk Kenaya. Beruntung di mal tersebut terdapat toko yang menjual pakaian ibu hamil. Jadi dia bisa memilih baju untuk Kenaya. “Selamat datang.” Seorang pramuniaga menyambut Kean. Kean mengulas senyumnya.“Ada yang bisa saya bantu, Pak? Mau cari pakaian atau mencari kebutuhan untuk ibu hamil?” “Saya ingin mencari pakaian untuk ibu hamil.” Kean menjelaskan apa yang membuatnya datang ke toko ini. “Silakan.” Pramuniaga mengantarkan Kean ke bagian gaun ibu hamil. Kean mengikuti pramuniaga yang a

    Last Updated : 2025-01-14
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 39 Informasi

    “Aku sedang akan bertemu klien. Kebetulan dia mengajak janjian di sini.” Aurora menjelaskan. “Kamu akan pergi ke ulang tahun temanmu?” tanya Aurora memastikan kembali. “Iya, aku akan segera pergi. Jadi maaf, aku tidak bisa lama-lama mengobrol.” Kean harus segera kembali. Jadi dia memilih menghindar. “Baiklah, lain kali kita bisa bertemu kembali.” Aurora tidak masalah ketika Kean tidak bisa mengobrol dengannya sekarang. Lagi pula dia juga harus bertemu klien lebih dulu. Setelah berpamitan dengan Aurora, Kean segera kembali ke apartemennya. Dia ingin memberikan baju dan ponsel pada Kenaya. Perasaannya begitu berbunga-bunga ketika kini Kenaya berada dekat dengannya. Saat masuk ke apartemen, Kean dikejutkan dengan pintu balkon yang terbuka. Bantal sofa tertata rapi. Udara pun tampak segar. Tak ada bau asap rokok. Mungkin karena pintu balkon dibuka. “Kamu sudah pulang?” Kenaya menghampiri Kean yang baru saja sampai.Kean melihat Kenaya memakai apron di dadanya. Tampaknya, Kenaya baru

    Last Updated : 2025-01-14
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 40 Respon

    Saat layar diperbesar, muka pria di dalam mobil tidak terlihat. Apalagi pria itu memakai topi dengan kacamata hitam. Jerick yang melihat hal itu tidak dapat mengenali siapa pria di dalam mobil itu.“Wajahnya sepertinya tidak terlihat, Pak.” Staf menatap Jerick. “Iya, wajahnya tidak terlihat.” Jerick tidak bisa mengenali siapa yang ada di dalam video. “Apa tidak ada sisi lain untuk melihat plat mobilnya?” Jerick berpikir cara lain. Mengingat dari plat nomor, mereka bisa mencari tahu siapa pemilik mobil tersebut. “Maaf, Pak. CCTV hanya mengarah dari arah ini saja. Tidak dari belakang mobil.” Staf menjelaskan akan hal itu. Jerick mendengus kesal. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk mendapatkan Kenaya. “Mungkin Pak Jerick bisa hubungi beberapa toko di sana. Siapa tahu CCTV mereka mengarah ke arah mobil.” Staf menyarankan hal itu pada Jerick. Jerick merasa hanya cara itu yang bisa digunakan. Namun, jika meminta toko membuka

    Last Updated : 2025-01-14
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 41 Tidak Sesuai Hitungan

    Pertanyaan itu melintas di pikiran Kenaya. Merasa anaknya memang dapat merasakan kehadiran papanya. Hal itu membuat Kenaya berpikir untuk segera memberitahu Kean. “Ke,” panggil Kenaya. Kean segera menegakkan tubuhnya ketika Kenaya memanggilnya. “Ada apa?” Dia menatap Kenaya. “Aku ingin memberitahu.” Kenaya memberanikan diri untuk mengatakan semua pada Kean. Dia tidak mau terus menunda mengatakan pada Kean. “Tentang apa?” Kean menatap Kenaya lekat. “Tentang—” Baru saja Kenaya hendak bicara, tiba-tiba harus terhenti karena suara ponsel Kean berbunyi. “Sebentar.” Kean merogoh ponselnya di dalam saku celannya. Mengecek siapa yang menghubunginya. Terpaksa Kenaya mengurungkan niatnya untuk mengatakan kenyataan jika anak yang berada di dalam kandungan adalah anak Kean. Saat melihat layar ponselnya, Kean mendapati jika yang dilihatnya adalah sang mommy. Dengan segera dia mengangkat sambungan telepon tersebut. “Halo, Mom.” Kean menyapa sang mommy di seberang sana. “Ke, kamu sudah pul

    Last Updated : 2025-01-14
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 42 Di Sini Denganmu

    Enam bulan lalu,“Aku akan tinggal di sini denganmu.” Kenaya mengangguk ketika Kean memintanya untuk tetap tinggal. Dia ingin mengabulkan permintaan Kean untuk terakhir kalinya, sebelum dia akan menikah dengan pria pilihan papanya. Kean memang mengajak Kenaya untuk jalan-jalan ke pantai sejak pagi. Setelah matahari terbenam, mereka berniat untuk kembali. Namun, setelah Kenaya menjelaskan jika akan menikah dengan pria lain, Kean ingin menghabiskan waktu bersama Kenaya. Mereka berdua duduk di pinggir pantai seraya memandangi langit malam. Kean dan Kenaya saling menggandeng tangan sambil deburan ombak berlarian mencapai tepian. “Berjanjilah kamu tidak akan datang ke pesta pernikahanku. Aku tidak akan sanggup melihatmu jika kamu ada di pesta pernikahanku.” Kenaya takut jika dia akan goyah ketika Kean datang ke pesta. Tangisnya pasti akan pecah ketika bersanding dengan pria lain. Kean menghembuskan napasnya. Dia sendiri tidak yakin untuk datang. Bagaimana bisa dia melihat wanita yang d

    Last Updated : 2025-01-14
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 43 Satu Kamar

    Kenaya juga bingung. Namun, tubuhnya sudah basah kuyup. “Tidak apa-apa.” Kenaya pun setuju. Kean segera beralih pada resepsionis. “Saya pesan.” Resepsionis segera melakukan transaksi. Kemudian memberikan accesscard kamar pada Kean. Kean segera mengajak Kenaya untuk masuk ke kamar hotel. Kebetulan kamar mereka ada di lantai dua. Jadi mereka harus naik lift lebih dulu. Tepat di depan kamar hotel, Kean menempelkan access card. Saat pintu terbuka, kamar terlihat gelap. Kean masuk lebih dulu dan segera menyalakan lampu dengan access card yang dibawanya. Kenaya mengekor di belakang Kean dengan tubuh yang mulai kedinginan. “Sebaiknya kamu mandi dulu pakai air hangat. Agar tidak kedinginan.” Kean tidak tega melihat Kenaya yang tampak kedinginan sekali. “Baiklah.” Kenaya segera berbelok ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dan menghangatkan dengan air hangat. Di saat Kenaya ke kamar mandi, Kean memilih segera membuka bajunya. Bajunya basah jadi dia harus membukanya agar karpet di kamar

    Last Updated : 2025-01-14
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 44 Jadi Yang Pertama

    Kean segera memiringkan tubuhnya. Menatap Kenaya dengan lekat. Dia begitu terkejut ketika mendengar apa yang diucapkan Kenaya. Selama ini dia sudah menjaga Kenaya dan tidak menyentuhnya, tetapi dengan entengnya gadis itu meminta hal itu padanya. “Apa kamu sadar apa yang kamu katakan?” Kean masih tidak pikir apa yang dikatakan Kenaya. “Aku sadar.” Suara Kenaya bergetar. Tangisnya yang nyaris keluar, berusaha ditahannya. “Aku tidak bisa bayangkan bagaimana bisa aku melakukan dengan orang lain dan orang itu tidak aku cintai.” Sayangnya, semakin dia berusaha keras menahan tangis, tetap saja. Kean jelas tidak rela jika Kenaya melakukannya dengan orang lain. Membayangkan saja Kean tidak sanggup. Namun, menjadi orang pertama yang menyentuh Kenaya adalah hal berat untuknya. Janjinya pada sang mommy untuk tidak melakukan di luar norma selalu diingatnya. Jika dia melakukan itu pada Kenaya, artinya dia melanggar janjinya pada sang mommy. “Sepertinya kamu memang sudah rela aku dimiliki orang

    Last Updated : 2025-01-15
  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 45 Enam Bulan Lalu

    Enam bulan lalu,“Aku telat datang bulan.” Kenaya melihat kalender yang berada di kamarnya. Niatnya untuk melihat tanggal pernikahan besok, justru membuatnya melihat jadwal datang bulannya yang ditandai dengan spidol merah. Mendapati terlambat datang bulan, Kenaya segera pergi ke apotek. Dia harus melihat apakah dia hamil atau tidak. Setelah mendapatkan alat tes kehamilan Kenaya segera pulang. Besok pagi, dia akan mencoba alat tes kehamilan tersebut. Pagi harinya, sebelum pergi ke kota di mana calon suaminya tinggal, dia mengecek dengan alat tes kehamilan. Memastikan lebih dulu jika dia benar-benar hamil atau tidak.Kenaya menggunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan. Setelah itu dia menunggu alat tes kehamilan. Sesaat kemudian dengan penuh keberanian, Kenaya melihat hasilnya. Alangkah terkejutnya Kenaya ketika melihat jika ternyata alat tes kehamilan menunjukan dua garis merah. Hancur sudah dia mengetahui jika dirinya hamil. “Aku harus apa?” Kenaya benar-benar bingung. Besok ad

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 167 Akhir Kebahagiaan

    Kean terus menggenggam erat tangan Kenaya. Begitu berdebar-debar ketika menunggu hasil apa yang dilihat oleh dokter. “Selamat, Bu Kenaya hamil.” Dokter melihat jika ada janin di rahim Kenaya. Kenaya merasa lega karena akhirnya dia benar-benar hamil. Kean yang bahagia langsung mendaratkan kecupan di punggung tangan sang istri. “Kita akan punya anak.” Kean benar-benar merasa bahagia karena akhirnya dapat memiliki anak kembali. “Iya.” Air mata Kenaya kembali menetes. Setelah dia kehilangan anak. Akhirnya dia kembali diberikan kepercayaan memiliki anak secepat ini. Rasanya benar-benar Kenaya merasa dilimpahi berkah yang begitu banyaknya. “Aku akan punya cucu lagi, Mommy.” Mommy Freya langsung memeluk Grandma Shea benar-benar merasa bahagia akhirnya dapat memiliki cucu lagi. “Iya, aku juga akan punya cicit.” Grandma Shea begitu bahagia sekali. Semua yang berada di ruang dokter begitu bahagia sekali. Karena cicit Adion akan hadir lagi setelah anak dari Lean. Dokter men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 166 Kebahagiaan

    “Kita mampir ke apotek.” Kenaya menatap Kean yang sedang sibuk menyetir. “Kamu mau beli apa? Kamu sakit?” tanya Kean sedikit panik ketika mendengar Kenaya meminta ke apotek. “Tidak. Aku hanya mau beli alat tes kehamilan.” Kenaya menjelaskan apa yang membuatnya ingin ke apotek. “Kamu hamil?” tanya Kean menatap Kenaya. “Belum. Aku baru mau mengecek saja.” Kenaya mencoba menjelaskan. “Memang sudah terlambat datang bulan?” Kean begitu penasaran. “Iya, sudah telat dua minggu, Tadi saat mommy tanya dan aku baru ingat.”“Baiklah, kita beli atas tes kehamilan.” Kean begitu bersemangat sekali ketika mendapatkan kabar istrinya terlambat datang bulan. Dia berharap ada Kean junior di dalam rahim sang istri. Mereka sampai di apotek. Kenaya langsung membeli alat tes kehamilan di temani Kean. Ini bukan pertama kali Kenaya membeli alat tes kehamilan. Karena dulu dia pernah membelinya sebelum pernikahan dengan Jerick. Saat sudah mendapatkan alat tes kehamilan. Mereka segera pulang. Rencananya,

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 165 Pembukaan

    Apa yang dikatakan Kean memang benar. Apa yang dilakukan adalah untuk menyalurkan hobi. Apa yang dilakukannya hanya untuk membuatnya bahagia. Jika pun ada banyak orang yang beli, itu adalah nilai tambah saja. “Baiklah.” Kenaya pun mengangguk. Dia jauh lebih tenang ketika sang suami mengatakan hal itu padanya. “Ayo, kita berangkat.” Kean meraih tangan sang istri. Mengajaknya untuk segera ke toko bunga. Kenaya dengan penuh semangat menerima ajakan Kean. Mereka segera berangkat bersama untuk ke toko bunga. Saat sampai di toko bunga, Kean dan Kenaya begitu terkejut. Ternyata ada banyak orang yang sedang menunggu di depan toko. Mereka semua ingin membeli bunga hidup yang tampak cantik sekali. Apalagi memang ada program diskon yang diberikan Kenaya. “Apa mereka benar-benar datang untuk membeli bunga?” Kenaya tidak menyangka jika pembukaan tokonya akan dihadiri banyak orang. “Banyak orang suka berkebun. Jadi wajar jika mereka antusias untuk membeli bunga.” Kean mengulas senyum. Dia sen

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 164 Toko Bunga

    Bulan madu yang sudah berakhir mengantarkan Kenaya dan Kean kembali. Tentu saja tempat yang mereka tuju adalah rumah baru mereka. Mereka langsung menempati rumah mereka sesuai dengan keinginan mereka berdua. Hari ini Kean sudah mulai bekerja. Karena itu Kenaya bangun lebih awal untuk mempersiapkan semuanya. Kemarin, Kenaya sudah berbelanja. Jadi pagi ini dia bisa memasak untuk suaminya.Kenaya sibuk di dapur membuat masakan. Pagi ini dia ingin membuat scramble egg. Makanan simple yang pas untuk sarapan. Kenaya memasak sambil mendengarkan musik. Membuatnya semakin bersemangat. Kean yang bangun melihat Kenaya yang asyik memasak dan menggoyangkan tubuhnya. Hal itu membuat senyum manis menghiasi wajahnya. Ternyata tidak ada asisten rumah tangga membuat lebih nyaman. Buktinya sang istri begitu leluasa keluar hanya dengan menggunakan baju tidur pendek dengan tali spageti. Kenaya yang selesai segera berbalik untuk meletakkan scramble egg yang dibuatnya. Namun, alangkah terkejutnya ketika

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 163 Bulan Madu Part 4

    Seminggu Kean dan Kenaya berada di London. Mereka menikmati banyak tempat di London. Menikmati kuliner di negeri ratu Elisabet tersebut. Keduanya begitu bahagia sekali. Karena akhirnya mimpi mereka untuk ke London sudah terwujud. Hari ini rencananya mereka akan kembali. Naik pesawat pada siang hari. “Kenapa tujuan kita tidak ke Indonesia?” Kenaya menatap suaminya ketika melihat tiket pesawat yang dipegangnya. Tujuan pesawat justru adalah Male. Kota yang berada di Maladewa. Kota dengan laut dan pantai yang begitu indah. “Bulan madu kita belum berakhir.” Kean tersenyum. Kean sengaja mengubah rute. Dia masih ingin menikmati waktu dengan Kenaya. Sengaja memilih pantai karena sejatinya Kean menyukai pantai. Apalagi ketika melihat pantai saat alam hari. Namun, karena janjinya pada Kenaya, dia membawa Kenaya ke London lebih dulu. Kenaya mengulas senyum. Jika ditanya apakah dia suka jika bulan madunya diperpanjang, tentu saja jawabannya iya. Jadi dia tidak menolak ketika sang suami mengaj

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 162 Bulan Madu Part 3

    “Bukan apa-apa.” Kenaya menggeleng. “Aku tadi melihat jaring ikan di dalam kopermu.” Kean hanya melihat sekilas. Jadi dia mengatakan apa yang dilihatnya saja. Jaring ikan? Kenaya tak habis pikir ucapan Kean. Namun, jika dipikir-pikir memang baju tadi seperti jaring ikan. “Coba lihat.” Kean menghampiri sang istri. Memaksa sang istri membuka koper. “Tidak mau.” Kenaya masih berusaha untuk menutup kopernya. Kean yang melihat hal itu langsung menggelitik tubuh sang istri. Alhasil Kenaya melepaskan pegangannya pada koper. Melihat celah itu, Kean segera membuka koper. Dia langsung mengambil baju yang disembunyikan oleh Kenaya. Kemudian merentangkannya agar dapat melihat baju apa itu. Kean membulatkan matanya ketika melihat jika baju yang disembunyikan Kenaya adalah baju tidur seksi. “Itu dari mommy. Aku baru membukanya tadi.” Kenaya menjelaskan dari mana baju itu berasal. Kean tidak menyangka jika sang mommy memberikan Kenaya baju seperti ini pada istrinya. Sang mommy benar-benar pa

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 161 Bulan Madu Part 2

    Sesuai janji Kean, sore ini Kean membawa Kenaya ke London Eye. Mereka menuju ke London Eye untuk menikmati melihat kota London. Kean sengaja memesan tempat khusus. Jadi hanya mereka berdua isinya. Jangan ditanya berapa uang yang harus dikeluarkan Kean untuk memesan tempat privat. Pastinya cukup besar. Namun, jika dibanding dengan yang terisi dengan beberapa orang. Kean dan Kenaya masuk ke dalam kapsul. Saat baru masuk, Kenaya dikejutkan dengan meja makan yang terdapat di dalamnya. Tadi dia melihat kapsul lain, tetapi tidak ada meja makan seperti yang dipesan Kean. “Kamu memesannya khusus?” tanya Kenaya memastikan. “Tentu saja. Ini adalah bulan madu kita. Jadi aku ingin yang spesial.” Kean mengulas senyum di wajahnya. Kenaya merasa beruntung sekali karena Kean menyiapkan bulan madu mereka dengan sempurna. Tentu saja ini akan diingatnya sampai kapan pun. “Ayo, masuk.” Kean mengulurkan tangan, mengajak Kenaya untuk masuk ke dalam kapsul tersebut. Kenaya segera masuk.

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 160 Bulan Madu Part 1

    Waktu sudah menunjukan jam dua belas, tetapi dua insan manusia itu masih asyik saling memeluk di bawah selimut. Kegiatan semalam yang menguras tenaga membuat keduanya begitu lelah sekali. Hingga sesiang ini mereka masih belum mau bangun. Kenaya yang membuka mata lebih dulu melihat Kean yang masih tertidur pulas. Melihat Kean membuat Kenaya membelai lembut wajah Kean. Kenaya merasa bersyukur sekali karena ada Kean di hidupnya. Apalagi kini mereka sudah menjadi pasangan suami dan istri. Tangan halus Kenaya yang membelai lembut wajah Kean membuat Kean yang tidur terbangun. Hal pertama yang dilihat saat membuka mata adalah wajah cantik Kenaya. Senyum manis dari Kenaya menyambutnya, hingga menularkan senyum di wajahnya. “Apa aku sedang bermimpi?” tanya Kean. “Kamu tidak sedang bermimpi. Memangnya kenapa?” Kenaya begitu penasaran sekali.“Karena aku melihat bidadari di depanku. Jadi aku pikir aku bermimpi.” Kenaya langsung tersenyum mendengar ucapan Kean. “Coba aku cek dulu.” Kean men

  • Jangan Mengejar, Suamiku! Aku Tidak Akan Pernah Kembali   Bab 159 Malam Panas

    Kenaya membenarkan apa yang dikatakan oleh Kean. Kamar mandi begitu tampak romantis. Apalagi tampak begitu indah dengan pemandangan kota yang terlihat dari atas. “Kaca itu transparan?” tanya Kenaya ketika menyadari pemandangan kota terlihat dari dalam. “Kaca itu memang memperlihatkan pemandangan dari luar, tetapi ketika melihat dari luar, pemandangan dari sini tidak terlihat.” Kean mencoba menjelaskan pada Kenaya. Kenaya mengangguk mengerti. “Tapi, aku tetap tidak nyaman.” Kenaya merasa tidak leluasa. “Aku akan menutupnya.” Kean tidak mau sampai Kenaya tidak nyaman. Karena itu, dia segera mengambil remote dan menutup jendela tersebut. Kenaya lebih lega ketika melihat kaca kini tertutup. Paling tidak dia akan lebih nyaman. Kean segera beralih kembali pada sang istri. Memutar tubuh sang istri untuk dapat meraih ritsleting gaun yang dipakai. Perlahan Kean menurunkan ritsleting gaun tersebut. Kenaya memejamkan matanya ketika tangan Kean terasa menurunkan ritsleting gaunnya. Jantung

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status