“Terdakwa Jerick Arkan terbukti melakukan kekerasan rumah tangga. Memukul wajah, menjambak rambut, mencekik leher, dan tanpa sengaja membuat korban Kenaya Audria terjatuh, hingga membuat korban keguguran. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Tindak Pidana Kekerasan Fisik Dalam Rumah Tangga, sebagaimana dalam dakwaan kesatu subsidiari dan Tindakan Pidana kekerasan Psikis dalam Rumah Tangga sebagai dalam dakwaan kedua. Menjatuhi pidana Terdakwa dengan pidana penjara lima tahun dikurangi selama terdakwa ditahan.” Hakim membacakan putusan pada Jerick. Kenaya menangis mendengar putusan itu. Walaupun mungkin putusan itu baginya kurang, tetapi itu lebih baik dibanding melihat Jerick bebas dari penjara. Mommy Freya memeluk Kenaya. Merasa bersyukur akhirnya Jerick dihukum sesuai dengan perbuatannya. Usaha mereka selama ini paling tidak sia-sia karena Jerick akhirnya di penjara. Jerick pun segera dibawa keluar dari ruang persidangan setelah mendapatkan keputusan dari hakim.
“Masaklah setelah pulang!” Jerick memberikan perintah pada Kenaya ketika dalam perjalanan pulang. “Iya.” Kenaya menjawab singkat. Dia tidak berani membantah sama sekali. Sejujurnya Kenaya lelah sekali. Dari pagi dia sudah beraktivitas. Pagi-pagi sekali suaminya mengajaknya untuk ke pertemuan. Siangnya, suaminya mengajak ke rumah dinas walikota. Karena ingin bertemu dengan tamu mertuanya. Kini dia diminta untuk menyiapkan makan malam lagi. Rasanya, Kenaya ingin merebahkan tubuhnya sebentar. Tubuhnya tentu saja butuh istirahat sebentar. Apalagi kini dia sedang hamil. Jelas dia sangat mudah lelah sekali. Sesampainya di rumah, Kenaya segera menyiapkan makan malam. Meminta asisten rumah tangga membantunya menyiapkan makan malam. Mulai dari makanan pembuka hingga makanan utama disiapkan Kenaya sendiri. Sampai jam enam barulah semua masakan selesai. Tertata di atas meja. “Sudah selesai?” Pertanyaan itu terdengar ketika baru saja Kenaya menyelesaikan masakannya. Kenaya langsu
Kenaya tidak menyangka jika tamu suaminya adalah mantan kekasihnya. Jantungnya berdegup begitu kencang karena melihat orang yang begitu dicintainya di depan mata. Berjanjilah kamu tidak akan muncul di hadapanku dengan alasan apa pun. Kalimat itu terngiang di kepala Kenaya. Permintaan terakhir dari Kean saat dia pergi meninggalkan Kean. Kalimat yang berusaha untuk Kenaya wujudkan. Namun, sepertinya semua gagal. Karena dia bertemu dengan Kean. Melihat Kean yang berada di depan matanya membuat Kenaya yang sedang memberikan kopi tidak fokus. Alas cangkir miring. Membuat cangkir miring, dan kopi tumpah. Mengenai tangannya. “Ach ….” Rasa panas kopi yang mengenai tangannya membuat Kenaya tersadar. “Kamu tidak apa-apa?” Kean seketika panik melihat sang mantan kekasih terluka. Dia segera mengambil cangkir kopi yang berada di tangan Kenaya, Meletakkannya di atas meja. Kean mengecek tangan Kenaya yang terkena panas. Dia mengecek luka yang terdapat di tangan Kenaya. Membalik tela
“Dia sedang hamil lima bulan.” Jerick yang menjawab pertanyaan Kean. “Bukankah kalian baru menikah lima bulan?” Kean merasa aneh, bagaimana bisa mereka baru berpisah enam bulan dan Kenaya hamil lima bulan. Jika dihitung usia pernikahan Kenaya baru lima bulan. Mendapati pertanyaan itu Kenaya langsung membulatkan matanya. Dia takut sekali Jerick mengetahui jika ada hubungan antara dirinya dan Kean. Jerick menautkan kedua alisnya. Merasa aneh dengan pertanyaan Kean. Karena dia tidak pernah merasa menceritakan hal itu pada Kean. Kean menyadari jika pertanyaannya pasti mengundang curiga Jerick. “Tadi Pak Hendrik yang cerita jika kalian baru menikah selama lima bulan.” Akhirnya dia mencari alasan tepat. Jerick merasa lega ketika mendengar jawaban itu. Ternyata Kean tahu dari papanya. Pantas Kean bisa berkata seperti itu. “Hitungan dokter dan kita berbeda. Aku juga tidak mengerti.” Jerick tersenyum. Kean pernah dengar hal itu, tetapi tidak terlalu paham. Kenaya hanya di
Seminggu setelah kembali dari melihat proyek, Kean tidak fokus bekerja. Dia memikirkan Kenaya terus. Bukannya hilang dari pikirannya, bayangan Kenaya justru menghiasi pikirannya. Kean tidak tahu harus berbuat apa. Suara ponsel yang berdering membuat Kean mengalihkan pandangannya. Dilihatnya sang mommy yang menghubunginya. “Ada apa, Mom?” Kean mengangkat sambungan telepon dan langsung bertanya-tanya tanpa basa-basi. “Ke, Mommy buatkan jadwal untukmu.” Mommy Freya di seberang sana memberitahu anaknya. “Jadwal apa? Jadwal dokter? Aku ‘kan tidak sakit?” Dengan polosnya Kean bertanya. Dia merasa tidak mengalami gejala sakit sama sekali. “Jadwal kencan, Ke, kenapa kamu berpikir jadwal ke dokter.” Mommy Freya heran dengan sang anak. “Kencan?” Kean menautkan alisnya. Merasa heran dengan sang mommy yang membuatkan jadwal kencan untuknya. “Jam dua belas di restoran K-vin. Jangan terlambat.” “Tapi—” Belum sempat Kean menolak, sang mommy sudah mematikan sambungan telepon. Kea
Kenaya yang melihat Kean ada di toko bunganya, segera mengambil kacamata hitam. Matanya merah karena semalam Jerick memukulnya tepat di pelipisnya. Jadi dia tidak mau Kean melihat hal itu. Yang ada akan menjadi pertanyaan bagi Kean. Kean mengayunkan langkahnya masuk ke toko bunga milik Kenaya. Dilihatnya Kenaya sedang menyusun bunga. Namun, ada yang aneh. Tiba-tiba Kenaya memakai kacamata hitam. Padahal ini berada di dalam ruangan. Entah untuk apa mantan kekasih memakai kacamata di dalam ruangan. “Apa kedatangan begitu silau sampai kamu menutup memakai kacamata?” Kean melemparkan pertanyaan dengan nada sindiran. “Aku sedang sakit mata.” Kenaya memberikan alasan palsu. Padahal dia menutupi lukanya. “Tidak menyangka jika ternyata kamu akhirnya memiliki toko bunga seperti yang kamu inginkan.” Kean melihat ke sekeliling. Melihat toko bunga milik Kenaya. Kenaya terdiam sejenak. Dia ingat jika pernah mengatakan hal itu pada Kean. Mimpi kecilnya yang ingin diwujudkannya. Namun,
“Membujuk apa?” Kenaya penasaran sekali karena dia tidak merasa melakukan apa pun. “Ini.” Jerick memberikan bunga lily yang tadinya berada di balik punggungnya. Kenaya membulatkan matanya. Bunga lily yang diberikan Jerick adalah bunga lily yang dibuatkan untuk Kean. Dia memikirkan bagaimana bunga ini sampai ke rumah. Saat memandangi bunga tersebut, Kenaya melihat sebuah kertas. Dengan segera dia mengambil dan membacanya. Bunga lily adalah lambang kesetiaan. Jadi aku akan memberikannya padamu untuk membuktikan kesetiaanku. Kenaya yakin jika Kean sengaja menulis kalimat itu dan ditujukan padanya. Namun, sialnya tidak ada tulisan untuk siapa bunga itu. Jadi Jerick mengira itu adalah bunga darinya. Jika sudah seperti ini, jelas Kenaya tidak bisa menghindar sama sekali. Jika mengelak pasti Jerick akan curiga dari mana bunga itu berasal, maka Kenaya harus berpura-pura jika bunga itu darinya.“Aku hari ini pulang terlambat karena ada pesanan, jadi aku sengaja mengirim bunga ini agar kamu
Tubuh Kenaya gemetar ketika mendengar ucapan Jerick. Dia tahu apa yang akan dilakukan Jerick padanya. Kenaya selalu takut melakukan hal gila ini. “Kemarilah!” Jerick memberikan kode pada Kenaya dengan jarinya. Meminta Kenaya untuk segera mendekat ke arahnya. Sejujurnya Kenaya takut untuk mendekat, tetapi dia lebih takut untuk tidak menuruti perintah Jerick. Dengan memberanikan diri Kenaya segera menghampiri Jerick. “Duduk sini.” Jerick menepuk sofa. Kenaya perlahan duduk tepat di samping Jerick. Jantungnya berdegup kencang ketika berada di samping Jerick. Ini benar-benar lebih seram dibanding masuk ke rumah hantu. Tanpa aba-aba, Jerick mendaratkan bibirnya pada bibir Kenaya. Aroma rokok yang kuat tercium dari mulut Jerick. Ingin rasanya Kenaya muntah. Karena memang dia tidak suka aroma rokok itu. Namun, dia tidak bisa menghindar. Beruntung Jerick segera melepaskan ciumannya. Namun, penyiksaan belum berakhir. Dia mendaratkan kecupan di leher serta bahu Kenaya. Kenaya memejamkan m
“Terdakwa Jerick Arkan terbukti melakukan kekerasan rumah tangga. Memukul wajah, menjambak rambut, mencekik leher, dan tanpa sengaja membuat korban Kenaya Audria terjatuh, hingga membuat korban keguguran. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Tindak Pidana Kekerasan Fisik Dalam Rumah Tangga, sebagaimana dalam dakwaan kesatu subsidiari dan Tindakan Pidana kekerasan Psikis dalam Rumah Tangga sebagai dalam dakwaan kedua. Menjatuhi pidana Terdakwa dengan pidana penjara lima tahun dikurangi selama terdakwa ditahan.” Hakim membacakan putusan pada Jerick. Kenaya menangis mendengar putusan itu. Walaupun mungkin putusan itu baginya kurang, tetapi itu lebih baik dibanding melihat Jerick bebas dari penjara. Mommy Freya memeluk Kenaya. Merasa bersyukur akhirnya Jerick dihukum sesuai dengan perbuatannya. Usaha mereka selama ini paling tidak sia-sia karena Jerick akhirnya di penjara. Jerick pun segera dibawa keluar dari ruang persidangan setelah mendapatkan keputusan dari hakim.
Sejak sidang kemari media sosial dipenuhi dengan komentar dari netizen. Banyak yang begitu kagum pada Kean karena menyelamatkan mantan kekasihnya dari kekerasan rumah tangga yang dialami. Para netizen pun juga menaruh iba pada Kenaya. Mereka yang awalnya mencela Kenaya, berbalik membela. Mereka berasumsi jika Kenaya tidak bersalah, karena sejak awal sudah mengatakan jika hamil anak orang lain. Seharusnya keluarga Jerick Arkan membatalkan pernikahan sejak awal. Publik pun geram ketika mendengar jika Hendrik Arkan mengetahui apa yang dilakukan oleh anaknya. Karena beberapa kali Hendrik Arkan turun tangan untuk mengurus laporan yang dilayangkan Kenaya. Publik pun meminta Hendrik Arkan untuk turun dari jabatan sebagai walikota, karena mempermainkan hukum, dan membiarkan kasus kekerasan rumah tangga. Tak sampai di situ, wartawan pun mengulik sumber kekayaan Hendrik Arkan yang begitu fantastis. Sebagai walikota, harta kekayaan Hendrik Arkan terlampau besar. Banyak pihak menduga jika wali
Pihak Jerick benar-benar tidak menyangka jika Kenaya memiliki bukti itu. Jelas bukti itu akan menggugurkan tuduhan penculikan yang dilayangkan oleh Jerick pada Kean. “Jadi Saudara pergi atas kemauan sendiri?” Hakim kembali bertanya. “Iya, saya pergi atas kemauan sendiri. Tidak ada unsur penculikan seperti yang dituduhkan Jerick Arkan.” “Lalu di mana Saudara tinggal?” “Saya tinggal di apartemen Keandre Marvin. Ada dua kamar di dalam apartemen dan saya menempati satu kamar terpisah dari Keandre Marvin. CCTV di mana setiap malam kami masuk ke kamar masing-masing. Tidak ada kami tinggal satu kamar.” Kenaya kembali menjelaskan. “Apa yang dilakukan Saudara Jerick Arkan waktu Suadara Keandre Marvin menerobos masuk ke dalam rumah dengan menabrakkan gerbang rumah Saudara Arkan?” “Waktu itu, Jerick Arkan menemukan saya di apartemen Keandre Marvin. Dia membawa saya kembali ke rumah. Di sana kembali saya dipukul. Saya berusaha lari, tetapi Jerick mencoba menarik saya.” Tangis Kenaya pecah k
Sepuluh hari sudah Kean di penjara. Daddy El tetap tinggal agar dapat menengok anaknya. Naluri seorang ayah tetaplah tidak akan pernah tega melihat anaknya menderita. Setiap hari Daddy El selalu datang ke penjara. Membawakan makanan untuk Kean. Memastikan jika Kean makan dengan baik. Hari ini Kenaya dan Mommy Freya datang ke penjara. Mereka membawakan makanan untuk Kean. Saat sampai, Kenaya dan Mommy Freya dikejutkan dengan rambut Kean yang botak. Rambut Kean yang biasa gondrong itu seketika habis. “Apa polisi mencukur rambutmu?” Mommy Freya benar-benar merasa begitu sedih ketika melihat apa yang didapatkan oleh Kean. “Kamu belum terbukti bersalah. Kenapa mereka sudah mencukur rambutmu?” Kenaya tak kuasa menahan air matanya. Belum ada keputusan apa-apa, tetapi Kean sudah dipotong botak seperti itu.“Bukan polisi yang minta. Aku sendiri yang mau. Di sini aku susah mandi dan harus keramas. Di sini juga panas. Jadi aku putuskan untuk memotong habis rambutku.” Terbiasa dengan fasilit
“Siapa dia? Kenapa bawa-bawa keluarga Adion?” Grandpa Bryan langsung mengomentari. “Hendrik Arkan-walikota.” Grandpa Felix membaca nama yang tertera di bagian bawah. “Apa dia adalah mertua Kenaya?” tanya Grandpa Bryan. “Sepertinya begitu.”“Apa dia sengaja mengadakan konferensi pers untuk membangun opini publik?” Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. “Sepertinya dia sengaja menyebut nama Adion.” Grandpa Felix merasa jika yang dilakukan orang yang sedang melakukan konferensi pers sengaja sekali. Setelah selesai berita tersebut, pembawa acara mengomentari keluarga Adion. Dari mulai siapa keluarga Adion. Apa saja bisnisnya. Tentu saja itu membuat Grandpa Bryan benar-benar geram sekali. Mereka menceritakan kasus yang terjadi beberapa bulan lalu juga. Di mana Lean dan Kean menangkap penyelundupan perusahaan. Di rumah sebelah, Mommy Ghea mencari keberadaan daddy-nya. Memastikan jika sang daddy tidak akan menonton berita. Namun, saat mencari sang daddy, dia tidak menemukan sang daddy
“Lihat ada konferensi pers dari walikota.” Rigel baru saja membuka media sosialnya. Tanpa sengaja dia melihat konferensi pers yang dilakukan walikota. Daddy El segera meraih ponsel Rigel. Melihat konferensi pers yang dilakukan oleh walikota yang merupakan papa Jerick. Dia benar-benar terkejut sekali dengan yang dilakukan oleh Hendrik. Daddy El, Daddy Dean, Lean, Mommy Freya, dan Kenaya langsung ikut melihat berita itu di ponsel mereka. Mereka semua tak kalah terkejut dengan yang baru saja mereka lihat. Walikota seolah menegaskan jika anaknya melakukan itu karena adanya perselingkuhan. “Sepertinya dia sengaja melakukan konferensi pers ini untuk mengiring opini publik.” Daddy Dean memberikan pendapatannya. “Iya, sepertinya begitu.” Daddy El melihat jika yang dilakukan walikota memang sengaja untuk menguntungkannya. Kenaya melihat postingan dari walikota itu, tetapi dia justru dikejutkan dengan komentar-komentar di dalam video. Miss gosip: Jelas saja suaminya melakukan kekerasan da
“Saya akan mengurusnya, Pak. Untuk sementara waktu, Pak Kean akan di sini. Mungkin jika kasus ini dilimpahkan pada kejaksaan negeri, persidangan akan dilaksanakan dua puluh hari lagi.” Pengacara mencoba menjelaskan. Berapa lama Kean akan berada di dalam penjara. “Baiklah, aku tidak masalah jika berada di sini dalam jangka waktu lama.” Mommy Freya langsung menangis. Dia memeluk sang suami. Tidak bisa dibayangkan sang anak akan mendekam di penjara dalam jangka waktu yang lama. Kean segera menghampiri sang mommy. Membawanya ke dalam pelukannya. “Mommy jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja di sini. Aku harus membuat orang yang sudah membuat anakku meninggal, masuk penjara. Dia tidak boleh bebas begitu saja.” Dia mencoba memberikan pengertian pada sang mommy. Mommy Freya tahu jika anaknya pasti akan bertarung mati-matian. “Baiklah, Mommy percaya padamu.”Kean menjauhkan tubuhnya untuk melihat wajah sang mommy. Kean menghapus air mata yang membasahi wajah sang mommy. “Kean titip Kena
“Ada apa Anda menghubungi saya?” Daddy El benar-benar geram sekali mendengar suara walikota. “Bisakah kita bertemu?” “Saya tidak bisa bertemu dengan Anda. Bicarakan saja di telepon.” Daddy El tidak mau mengambil risiko dengan bertemu dengan walikota. Apalagi ini adalah wilayahnya. Tentu saja itu akan sangat bahaya. Hendrik tertawa. “Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu kita bicarakan saja di sini.” Dia pun mengalah. Tidak masalah jika memang harus dibicarakan ditelepon. “Anak Anda sekarang di penjara, begitu pula dengan anak saya. Media juga sudah mulai mencium kasus ini. Kasus ini akan menjadi lebar jika kita melanjutkanya. Anda dan saya tentunya adalah orang yang paling dirugikan. Jadi saya ingin mengajukan negosiasi untuk kasus ini. Silakan Anda minta menantu saya mencabut laporan kekerasan dalam rumah tangga, dan saya akan mencabut semua laporan yang anak Anda dapatkan.” Hendrik Arkan mencoba menjelaskan niatnya untuk berbicara. Daddy El terdiam mendengar itu. Dia tidak bisa m
Daddy El menunggu Kenaya dan sang istri di hotel. Sekaligus membicarakan kasus yang menimpa Kean. Pengacara menjelaskan jika Jerick ternyata tidak bisa lari dari jerat hukum karena bukti-bukti kekerasan dalam rumah tangga jelas. “Apa mereka sengaja memasukkan Kean ke penjara?” Daddy El bertanya pada pengacara. “Bisa jadi, Pak. Mereka mencari celah dengan tuduhan perselingkuhan. Berlindung dari kasus perselingkuhan itu, agar dapat memutar balik fakta. Dengan tuduhan perselingkuhan, mereka akan membuat tuduhan perselingkuhan itu adalah alasan kekerasan rumah tangga yang menimpa Bu Kenaya.” Pengacara mencoba menjelaskan. Daddy El merasa jika apa yang dikatakan pengacara ada benarnya. Mungkin mereka memang sengaja melakukan hal itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan saat ini?” “Kita hanya bisa mengandalkan kesaksian Bu Kenaya. Menceritakan semua. Dengan begitu Pak Kean akan bisa bebas dari tuduhan.” Daddy El hanya berharap jika Kenaya akan memberikan kesaksian untuk membebaskan Kean