Bee mencengkram sandaran kursi kuat ketika Akbi menghentaknya dari belakang, lelaki itu tidak bisa ditolak bila sudah ada maunya.Dan harus Bee ikuti saat itu juga bila tidak ingin Akbi murka dan membuat harinya seperti di neraka.Hasrat Akbi tidak terbendung ketika melihat Bee dalam balutan stelan kerja.Istrinya nampak lebih dewasa dengan blouse tangan panjang dan rok span pendek membuat lekukan ditubuhnya tampak nyata.Wajah yang sedikit dipoles make up natural juga semakin menambah kecantikan sang istri.Akbi jadi ingin setiap waktu bercinta dengan Bee di setiap sudut ruangan di kantornya.Keringat membanjiri tubuh mereka setelah beberapa lama memacu diri mencari kenikmatan.Akbi hanya menurunkan celananya sementara dasi masih tergantung dengan rapi di leher dan kancing kemeja tidak ada yang terbuka.Lain halnya dengan Bee yang blousenya sudah tidak berbentuk dan roknya terlepas entah berada di mana.Akbi begitu buas setiap mengajaknya bercinta di kantor, tampaknya lelaki itu berfa
“Lo jangan nakal gue tinggal!” Akbi berseru seraya mendekap tubuh istrinya posesif yang menyisakan jarak sedikit agar mereka bisa saling menatap.Akbi begitu berat meninggalkan Bee di Indonesia tanpa dirinya, sama seperti Bee yang harus berpura-pura tegar karena ini mungkin jalan agar mereka terbiasa untuk tidak bergantung satu sama lain mengingat tenggat waktu perjanjian pernikahan mereka sebentar lagi akan berakhir.“Mana mungkin aku nakal, yang ada kamu yang nakal.” Bee menyaut sambil mendongak“Udah bilang sama Anggit kamu ke Sydney?” lanjut Bee setengah mengingatkan karena sepengetahuannya lelaki itu selalu mengabaikan semua pesan dan telepon dari Anggit.Akbi menggelengkan kepala. “Biarin aja, males gue!” “Kalau kamu males kenapa masih dipertahankan?” batin Bee bersuara.“Ya udah, nanti aku yang kasih tau dia.” Dan itu yang malah Bee ucapkan.“Jangan! Jangan berhubungan apapun sama dia, kalau lo ketemu dia lari yang kencang ya!” titah Akbi penuh keyakinan.“Seperti saat aku ud
Nyatanya hidup tanpa orang yang kita cintai itu seperti sayur tanpa garam, hambar.Kebiasaan bersenda gurau ketika sarapan pagi, pergi kerja bersama, makan siang bersama atau malam yang panas dan panjang sudah tidak ada lagi berganti dengan hari-hari sepi tanpa warna.Bee seperti zombi saat ini haus akan keberadaan Akbi di saat seharusnya ia belajar untuk terbiasa tanpa lelaki itu.Di awal kepergiannya ke Sydney, Akbi dan Bee sering bertukar kabar melalui pesan singkat atau videocall meski perbedaan waktu di Sydney lebih cepat empat jam dari pada Jakarta.Namun semakin hari komunikasi mereka semakin jarang disebabkan oleh kesibukan masing-masing.Akbi sudah memberikan penjelasan bila dirinya akan bekerja lebih keras untuk mengembalikan kondisi perusahaan yang mengakibatkan waktunya tersita lebih banyak.Itu dilakukannya agar perusahaan sang Kakek bisa cepat kembali stabil dan ia bisa segera pulang dan kembali dalam pelukan Bee.Sebagai istri yang baik, Bee sangat mendukung hal itu, pe
Dua orang pria berlarian di lorong rumah sakit, tidak peduli sudah berapa orang yang mereka senggol hanya untuk dapat tiba dengan cepat di ruang rawat seorang perempuan yang sangat berarti bagi sahabatnya.Tidak sabaran Zidan membuka pintu kamar ruang rawat yang telah Verro infokan kepadanya.Dan setelah benda tersebut terbuka, mata mareka langsung menangkap sosok Bee yang terbaring dengan perban di kepala dan kaki sebelah kanan di gips.“Kamu enggak apa-apa, Bee?” Zidan yang pertama kali bertanya.Lelaki itu bergerak cepat ke arah ranjang, kerutan pada kening menandakan bila betapa khawatir dirinya saat ini.“Enggak apa-apa, cuma gegar otak ringan sama tungkai aku retak sedikit dan tangan terkilir ... selebihnya aku sehat,” balas Bee dengan santai.“Apanya yang sehat Bee, ini kaki di gips ... kepala di perban, kalau Akbi tau ... udah terbang dia kesini, Bee!” Raka berseru seraya duduk di sisi ranjang sambil memindai semua luka Bee.“Terbang apanya, lo pikir Akbi Gatot Kaca?” tukas Zi
“Zidan, kamu pulang aja ... aku enggak apa-apa di sini sendiri,” kata Bee ketika Zidan baru saja keluar dari kamar mandi.Zidan berdecak pura-pura kesal, istri dari sahabatnya itu begitu keras kepala sedari tadi memintanya pulang.“Enggak apa-apa gimana Bee, kamu kalau mau ke kamar mandi mau minta tolong siapa?” “Panggil suster.” “Iya sih, tapi Pak Beni minta aku nungguin kamu gantian sama Aldo ... lagian kamu istrinya Akbi dan Akbi sahabat aku jadi enggak mungkin aku ngebiarin kamu sendirian di sini.” Setelah berkata demikian Zidan duduk di kursi tepat di samping ranjang hidrolick di mana Bee terbaring tidak leluasa bergerak.“Kalau gitu, tidur di sofa aja, ya ... jangan di situ, nanti sakit-sakit badannya ...,” ucap Bee lagi.Zidan tersenyum menatap Bee lekat, benar dugaannya tentang kenapa Akbi berubah mencintai Bee karena perempuan itu memang sangat perhatian, sesuatu yang tidak Akbi dapatkan dari kedua orang tuanya apalagi Anggit.“Kenapa senyum?” Bee bertanya dengan kening be
Beberapa hari kemudian Bee sudah diperbolehkan pulang tapi kakinya masih harus di bebat untuk mengurangi cidera kembali.Beni memintanya untuk pulang ke rumah agar Bee ada yang mengurus tapi perempuan itu bersikeras menolak.Pasalnya Diana pasti tidak menyukai kehadirannya, selain itu sang Ibu mertua juga akan terus mendesaknya untuk bercerai dengan Akbi.Dengan perdebatan panjang, akhirnya Beni mengijinkan Bee pulang ke apartemen Akbi setelah mengingat kejadian buruk beberapa bulan lalu mengenai Diana yang pernah hampir mencelakai Bee.Zidan dan Raka juga Verro menawarkan bantuan untuk menemani Bee tapi terang-terangan Bee menolak.Yang benar saja, satu apartemen bersama pria lain akan menimbulkan tanda tanya besar meski mereka tidak melakukan apapun.Tapi ternyata, kembali hidup sendiri setelah selama satu tahun bersama seseorang bukanlah hal yang mudah.Apalagi saat dirinya sedang sakit seperti ini yang sangat membutuh Akbi berada di sisinya.Biarpun hubungannya dengan Akbi kini le
Akbi seperti sedang kerasukan ketika bekerja keras mengembalikan kejayaan perusahaan Kakeknya.Apalagi bila bukan agar ia bisa cepat kembali ke Indonesia, karen hatinya tertinggal di sana.Sang Kakek ternyata salah perhitungan dalam menganalisis beberapa proposal yang diajukan klien beberapa tahun terakhir sehingga berdampak pada krisis keuangan yang sedang di alami perusahaannya saat ini.Beni memang tidak salah mempercayakan Akbi untuk membantu Kakeknya, sang anak sebetulnya seorang yang jenius dan Bee berhasil membuat Akbi menjadi Akbi yang sebenarnya. “Makanlah dengan pelan, nanti kamu tersedak!” tegur sang Kakek yang bernama Prayoga ketika melihat Akbi makan dengan cepat.“Akbi harus ketemu klien sebentar lagi, Kek ...,” Akbi memberitahu alasan kenapa ia terburu-buru Menghabiskan sarapannya.“Tapi etika tetap dijalankan, Akbi! Jangan sampai kamu terbiasa makan berantakan seperti itu.” Tuh ‘kan, kenapa Akbi tidak sudi tinggal bersama Kakeknya karena sampai cara makan saja harus
Bee mengusap gelang hadiah ulang tahun pemberian Akbi yang melingkari pergelangan tangan kanannya, kemudian tersenyum lalu mengalihkan tatapan pada jendela yang menampilkan hamparan awan putih dari dalam kabin pesawat first class.Tiga bulan sudah mereka berpisah, hanya komunikasi melalui sambungan telepon yang selama itu menjadi pengobat rindu dan hari ini ia akan bertemu dengan suaminya secara langsung.Apakah lelaki itu sudah buncit karena tidak sempat berolah raga?Atau banyak bulu-bulu halus di sekitar rahangnya karena tidak ada waktu untuk bercukur di pagi hari.Bee tau betul bagaimana sibuknya lelaki itu, ia pernah berada di samping Akbi ketika suaminya sedang membangun kembali perusahaannya yang nyaris collaps dan perusahaan sang Kakek di Sydney jauh lebih besar dari pada perusahaannya di Jakarta.Beruntung Akbi tidak melupakan asupan gizinya sehingga kesehatan tubuhnya dapat terjaga dengan baik.Banyak yang Akbi lewatkan selama tiga bulan terakhir, mulai dari proses pengerjaa
“Sorry, enggak sengaja ... gue buru-buru,” ujar Arsha kepada gadis populer yang baru saja ia senggol tanpa sengaja.“Heh, pendek! Seenaknya aja lo minta maaf ... emang gue segede gini enggak keliatan apa? Dasar pendek ... anak kurcaci!” teriak Devina tepat di depan wajah Arsha.Devina Agni yang sedari SMP sudah sering wara-wiri di layar televisi membintangi iklan maupun sinetron.Karirnya tersebut tidak lepas dari bantuan sang Bunda yang juga merupakan seorang artis pada jamannya meski sampai saat ini masih terkenal dengan semua skandal yang melekat pada dirinya semenjak muda.Devina sendiri masih disanksikan siapa Ayah kandung yang sebenarnya karena tiba-tiba Ibunda dari Devina itu menghilang lalu beberapa tahun kemudian muncul kembali dengan status sebagai janda dan digosipkan menjadi pelakor dalam rumah tangga seorang pengusaha tambang dari Kalimantan.Setelah itu ia di gosipkan memiliki hubungan terlarang dengan produser film untuk bisa ikut berperan di layar lebar meski hanya seb
“Maheswari Arshavina Marthadidjaya!!” Teriak Akbi memanggil putri kecilnya yang berumur lima tahun.Gadis kecil itu sedang asyik menggoreskan paku berkarat pada body mobil mewah seharga lima belas miliar milik sang Daddy.Menggambar gunung dan tumbuhan juga beberapa bentuk abstrack tidak jelas.Telinganya tertutup headphone dengan tanduk unicorn, suara kencang terdengar dari sana hingga Akbi bisa mendengar lagu apa yang sedang di putar headphone canggih tersebut.Akbi menyimpan kedua tangannya di pinggang, ia jengkel bukan karena Arsha melukis mobilnya tapi karena suara kencang di headphone tersebut bisa saja membuat si bungsu tuli.Akbi tarik headphone berwarna pink itu membuat gadis kecil dengan rambut kuncir kuda mendongakan kepala.“Hai Dad, look!” Arsha berseru sambil menunjuk lukisannya.“Bagus ‘kan, Dad?” tanyanya lagi sambil memiringkan kepala dengan senyum manis semanis senyum sang Mommy.Akbi menggendong Arsha lalu mengambil paku berkarat dari tangan mungil itu untuk ia buan
Kehamilan Bee yang kedua ini sungguh berat padahal hanya ada satu janin saja di dalamnya tidak seperti ketika hamil si kembar yang walaupun perutnya sangat besar dan membutuhkan asupan gizi dua kali lipat tapi tidak ada kendala yang berarti.Mual dan susah makan hanya pada trimester pertama setelah itu Bee menjalani aktivitas seperti biasa.Tapi anehnya, kehamilan Bee saat ini berbanding terbalik dengan kehamilan yang sebelumnya.Semakin besar kandungan Bee, semakin sering mengalami muntah dan juga sulit memasukan sesuatu ke dalam mulutnya.Beruntung pekerjaannya yang masih tersisa setelah pesta Gunadhya dapat diselesaikan oleh bantuan Ibu Aneu juga tim dan untuk sementara Bee tidak menerima pesanan kebaya hingga tubuhnya pulih pasca melahirkan.Selama kehamilannya Bee sudah di rawat dua kali di rumah sakit, seperti saat ini ketika kehamilannya sudah sangat besar dan mendekati waktu melahirkan, ia harus terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.Di sebrang sana, Akbi yang menungguin
“Harusnya mereka dibawa,” Bee menggerutu sambi memajukan bibirnya.Mereka yang dimaksud Bee adalah si kembar dan Akbi sudah langsung tau ketika melihat wajah sang istri yang tampak sendu. Saat ini mereka sudah berada di kapal pesiar menuju Thailand, kamar exclusive itu memiliki balkon, privat pool juga jacuzy.Sambil menikmati matahari terbenam, keduanya bersandar pada daybed.Tidak ada masalah ketika tadi keduanya pergi meninggalkan si kembar, semua telah disiapkan secara matang.Diana akan tinggal di rumah Bee selama perjalanan bulan madu itu.Seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Akbi dan Bee juga tampak mesra saling rangkul dan banyak tertawa dengan obrolan receh mereka ketika berada di bandara menunggu pesawat sampai menginjakan kaki di kapal pesiar ini.Tapi setelah semua itu, Bee merasa hampa, kosong dan kehilangan.Biasanya sore hari adalah waktunya ia memandikan si kembar kemudian memberi mereka makan sambil menunggu Daddynya pulang kerja.Tidak seperti sekarang,
Gaun pengantin indah rancangan khusus sang Ibunda tercinta yang merupakan designer ternama itu membalut tubuh Bee dengan sempurna.Model gaun mermaid, menampilkan perut Bee yang sudah sedikit buncit. Seakan ingin menunjukan eksistensi anak ke tiga mereka yang berada di dalamnya.Mata Akbi sulit lepas dari tatapannya kepada sang istri, crown dikepalanya dengan surai di pelipis membuat Bee tampak secantik dewi Yunani.Tidak ada heels tinggi untuk membuat tubuh Bee tampak jenjang, Akbi menyembunyikannya lalu menggantinya dengan flatshoes berwarna senada dengan gaun dan memiliki bunga besar sebagai aksen di bagian depannya.“Kamu siap?” Akbi bertanya sebelum mereka keluar.“Bersamamu, aku selalu siap ...,” jawab Bee mantap memunculkan sebuah senyum di bibir Akbi.Sambil menggendong Aarash dan Aarav keduanya melangkah pelan melewati jalan setapak yang dibentuk dari taburan bunga.Semua kamera profesional maupun handphone terarah kepada mereka.Lagu milik Jhon Legend berjudul All Of Me yang
Beberapa minggu terakhir, Akbi maupun Bee disibukan dengan persiapan pernikahan tapi juga tidak sampai membuat keduanya stress karena mereka menyerahkan semuanya kepada Wedding Organizer berpengalaman dan profesional.Mereka berdua juga tidak pernah sulit menentukan pilihan mulai dari tempat acara hingga souvenir untuk para tamu.Bukan bermaksud meremehkan tapi untuk menuju sebuah kebahagiaan kita juga harus menempuhnya dengan suka cita.Bee tidak pernah mengira bila Ibu Aneu ternyata diam-diam telah membuatkannya kebaya dan gaun pengantin yang akan dikenakannya pada resepsi pernikahan.Ibu Aneu yang sudah mengetahui ukuran badan Bee, tiba-tiba saja beliau memintanya untuk melakukan fitting agar bisa memperbaiki kekurangan tapi ternyata sesuatu yang dibuat dengan cinta dan kasih sayang tidak perlu diragukan hasilnya.Semuanya pas tanpa sedikitpun kekurangan, sempurna membalut tubuh Bee seperti saat ini.“Kakak ... adik ... Mommy cantik, enggak?” tanyanya pada si kembar yang asyik berm
“Lagi apa?” tanya suara dari sebrang sana, ekspresi wajah pria dalam panggilan video itu juga tampak tenang tidak mencerminkan suasana hatinya saat ini yang sedang tegang menjelang akad nikah esok hari.“Abis maskeran, biar besok make up-nya nempel sampe malem,” Bee menjawab sama tenangnya.Berbeda dengan Akbi, perasaan Bee malah jauh lebih lega.Tidak seperti pernikahan yang pertama, berniat menodai kesucian mahligai pernikahan—pernikahannya kali ini bersama Akbi memang berniat membangun rumah tangga yang bahagia, untuk menyempurnakan setengah Agamanya.“Besok enggak usah cantik-cantik banget ya, By ... aku suka kesel kalau ada cowok ngeliatin kamu terus-terusan” Bee tersenyum dan senyum itu sangat menarik hati Akbi, begitu cantik luar biasa bila Bee sedang tersenyum tersipu seperti itu.“Meski banyak pria menggoda, tapi hati ini tau harus berlabuh di mana,” ujar Bee berpuitis.Akbi tergelak, biasanya dirinya yang menggoda Bee dengan kata-kata puitis atau lagu yang sesuai dengan per
“Calon istri siapa sih, cantik banget ...,” ujar Akbi setelah memberikan satu kecupan di pipi Bee.Kalimat biasa namun berdampak luar biasa bagi setiap wanita.Apalagi pria itu mengecup pipinya ditengah-tengah kerumunan orang yang sedang menyaksikan akad nikah Zeline.Tapi saat ini Akbi sedang tidak berdusta pasalnya Bee memang berdandan sangat cantik untuk pesta pernikahan Zeline Gunadhya.Pagi sekali Bee datang ke hotel ini untuk mengecek dan memastikan kebaya akad nikah yang akan dikenakan Zeline. Semua sempurna, tidak ada kekurangan apalagi cacat, ingatkan Bee untuk memberi bonus pada krunya yang memperlakukan semua gaun tersebut dengan sangat hati-hati. Zeline tampak puas ketika melihat tubuhnya di cermin terbalut kebaya akad nikah, begitu pula dengan seluruh keluarga Gunadhya.Sungguh suatu kehormatan bagi Bee dipercaya menjadi bagian dalam momen bersejarah bagi keluarga Gunadhya.“Si kembar mana?” Bee bertanya untuk menetralkan persaannya yg sedang tersipu.Kemarin Bee memin
Betapa sulitnya driver mengemudikan mobil untuk bisa melewati kerumunan para pencari berita yang memadati gerbang komplek perumahan kaum jetset dimana rumah Ibu Aneu berada.Undangan pesta pertunangan Akbi dan Bee yang tersebar menjadi berita hangat di kalangan infotainment terlebih foto keduanya yang tertangkap kamera netizen sedang nonton bersama beberapa waktu lalu menjadi pencetus berita tersebut yang menjadi bola liar dan menghasilkan banyak asumsi publik.Beni sengaja meminta aparat keamanan untuk membantu tim sekuriti komplek agar tidak mengijinkan para pencari berita masuk dan mengganggu jalannya acara.Meski Akbi sudah berjanji untuk memberikan klarifikasi ketika pesta pernikahannya nanti akan tetapi mereka seolah tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa di batalkannya pesta pernikahan dengan Anggit.Bukan hanya Akbi dan Bee yang dikejar-kejar wartawan, Anggit pun demikian namun tidak satu patah kata pun keluar dari mulutnya.Saat ini perempuan itu tidak menerima job mengin