"Kalian pikir, orang seperti saya ini, takut dan tunduk sama gadis-gadis bodoh yang sok cantik dan sok kaya seperti kalian ini. Saya tidak pernah takut dengan kalian. Kalau bukan karena uang kalian, mungkin sudah dari dulu, saya hajar kalian dan menjambak wajah kalian yang sok kecakapan itu!"Degh!Mendengar ucapan dari Mila, wanita yang dianggap bodoh selama ini oleh Cindy dan Irma. Membuat nyali mereka menciut seketika. Dan tanpa sadar, mereka mundur ke belakang dengan berlahan.Melihat reaksi yang diberikan oleh kedua perempuan di depannya, membuat Mila tersenyum menyeringai."Kenapa kalian jadi mundur begitu? Apa kalian jadi takut dengan saya? Bukankah kalian tadi ingin menghajar saya? Ayo silahkan hajar saya sekarang, tapi ingat! Jangan salahkan saya, kalau tiba-tiba wajah kalian yang cantik itu, akan rusak dengan tangan saya ini." Mila yang mencoba memperingati mereka dengan memperlihatkan kepalan tangannya ke arah kedua gadis tersebut.Mendengar dan melihat kepalan tangan Mila,
Saat melintasi Lobby kantor dan melihat 2 orang yang mengisi bagian Resepsionis, membuat Pak Indra sedikit terkejut. Dengan cepat, Pak Indra melangkah dan mendekati Meta dan Santi. Setelah sampai di depan Resepsionis, Pak Indra pun bertanya kepada mereka."Siapa kalian? Kenapa kalian berada di sini?" Tanya Pak Indra heran."Maaf, Pak Indra. Perkenalkan, nama saya Meta Wulandari dan teman saya ini bernama Santi Sri Rahayu. Kami adalah karyawan yang di tempatkan di bagian resepsionis. Dan kami merupakan pengganti dari Ibuk Cindy dan Irma yang ditunjuk oleh Perusahaan, " ucap Meta menjelaskan."Apa?!" Teriak Pak Indra terkejut, beliau tak menyangka, begitu cepat posisi kekasihnya diganti oleh orang lain.Dengan perasaan geram, Pak Indra bertanya kepada mereka."Kenapa tiba-tiba saja Perusahaan menggantikan posisi Irma dan Cindy dengan kalian? Mereka masih menjabat sebagai Resepsionis di sini! Karena mereka tidak dikeluarkan dari Perusahaan ini! Siapa yang menyuruh kalian menggantikan po
2 Minggu telah berlalu, tibalah saatnya pembacaan keputusan dari hasil persidangan tentang kasus Percobaan Perkosaan terhadap Mayang dan Pencemaran nama baik kepada Arman Maulana Sidiq oleh Cindy dan Irma serta orang-orang yang membantunya. Meskipun, Mayang, selaku korban di sini, belum ditemukan di mana dia berada.Dan selama itu juga, Arman selalu kedatangan tamu, yakni orang tua dari Irma dan Cindy. Mereka meminta tolong kepada Arman untuk mencabut tuntutan kepada putri-putri mereka. Mereka yang selaku orang tua memohon kepada Arman, untuk membebaskan anak-anak mereka, yang kini mendekam di penjara.Tetapi, bukan Arman namanya yang dengan mudah menerima permintaan dari orang-orang tersebut. Karena dengan sangat tegas, Arman menolak semua itu. Dan Arman juga beralasan untuk memberi mereka sedikit pelajaran atas sikap mereka selama ini, yang dianggap suka berbuat sesuka hati dan seenaknya menindas orang-orang yang dianggap tak selevel dengan mereka.Dan Arman juga mengatakan, agar d
Kedatangan kedua polisi di dalam ruangannya siang ini, membuat Pak Indra terkejut dan merasa ketakutan. Beliau tak menyangka, perbuatan dan permainannya selama ini, yang disusun dengan sangat rapi tercium juga.Dan lagi-lagi, itu semua ulang dari Si bocah ingusan, Arman. "Surat penangkapan? Maksud kalian apa, Pak Polisi? Kenapa saya ditangkap?!" Tanya Pak Indra dengan tangan yang sudah bergetar.Mendengar pertanyaan dari lelaki yang lebih berumur dari mereka, membuat salah satu polisi tersebut menjawab dengan sedikit sopan."Begini Pak Indra, anda dilaporkan oleh Bapak Arman Maulana atas tuduhan PENGGELAPAN UANG PERUSAHAAN DAN PENYELUNDUPAN MINYAK MENTAH.""Apa?! Arman! Anak bau kencur itu yang telah melaporkan saya ke polisi? Mana dia?! Kenapa dia berani dan lancang menuduh saya melakukan hal itu?! Mana buktinya?!" Tanya Pak Indra berteriak marah."Ini buktinya. Buktinya ada pada saya." Tiba-tiba saja, sosok Arman masuk ke ruangan Pak Indra dengan membawa map biru dan memperlihatk
Map biru yang ada ditangan Arman sekarang, akan diberikan kepada Pimpinan Pusat nantinya. Mereka sudah membuat janji sebelumnya, untuk bertemu di salah satu hotel yang ada di daerah tersebut. Sebelum melakukan pelaporan terhadap Pak Indra ke kantor polisi. Arman sudah memberitahukan terlebih dahulu kepada pimpinannya tersebut, terkait dengan semua bukti yang didapat Arman selama ini.Makanya dua hari yang lalu, Pimpinan Utama Perusahaan datang dari Jakarta untuk bertemu dengan Arman, tanpa sepengetahuan siapapun. Di dalam map tersebut terdapat semua bukti-bukti atas kecurangan dan penggelapan uang perusahaan serta penyelundupan yang telah dilakukan oleh Pak Indra beserta antek-anteknya. Mereka telah melakukan kecurangan, sehingga PERUSAHAAN MERPATI SENTOSA mengalami kerugian yang sangat besar.Ditambah lagi, Arman sendiri sudah berjanji kepada dirinya, untuk secepatnya keluar dari PT tersebut, kalau semua tugasnya sudah terlaksana. Karena Arman ingin lebih fokus mencari di mana kebe
Disaat Arman sudah berada di depan pintu kamar nomor 25 tersebut, tiba-tiba saja ia berhenti, dan membalikkan badannya ke arah dinding, dan berpura-pura sedang menelepon seseorang. Dimana, disaat itu, datang seorang gadis cantik yang masuk ke dalam kamar nomor 25 tersebut. Mungkin karena tergesa-gesa, atau lupa, gadis tersebut tidak menutup dengan rapat pintu kamar tersebut. Sehingga membuat Arman dapat leluasa untuk mengintip ke arah dalam. Dan Arman juga dapat mendengar pembicaraan mereka dari luar.Saat mendengar pembicaraan dua perempuan tersebut, dan mendengar suara salah satu dari mereka. Tiba-tiba jantung Arman berdetak lebih cepat, karena Arman hafal betul suara dari gadis pujaannya yang bernama Mayang.Karena dorongan penasaran yang begitu besar, Arman mulai mengintip ke arah dalam. Tetapi tiba-tiba saja, matanya melotot dan membola karena saking terkejutnya melihat siapa yang ada di dalam kamar tersebut."Mayang!" Sentak Arman.Di sana, di depan meja rias, gadis tersebut du
Apa kamu sudah mulai tenang sekarang, Sayang?" Tanya Devandi yang tetap setia menemani Mayang, sampai ia benar-benar merasa tenang. Setelah memberi Mayang minum air putih, Devandi kembali menggenggam tangan sang istri. Agar Mayang bisa merasakan ketenangan dan berpikir kalau dia tak sendirian lagi."Apa semua sudah bisa dilakukan sekarang?" Tanya Devandi lagi dengan begitu sabar menghadapi keadaan istrinya yang terlihat tidak baik-baik saja sekarang.Untuk sekarang, Devandi tidak mau memaksa untuk bertanya lebih kepada Mayang. Biarlah kalau sudah tenang, pasti Mayang sendiri yang akan menceritakan kepada dirinya, kenapa Mayang menangis sesenggukan seperti tadi.Mendengar ucapan sang suami, Mayang sedikit tersenyum ke arah Devandi. Dengan hanya menganggukkan kepalanya saja, Mayang menjawab ucapan sang suami."Kalau begitu, sudah bisa dimulai ya, Mbak. Tolong dandani istri saya secantik mungkin hari ini, agar dihari yang spesial ini, istri saya menjadi ratu satu-satunya," terang Devandi
"Kalau terjadi apa-apa kepada anak dan istri saya, saya tidak akan memaafkan kamu, Dinda!" Sentak Devandi dan berlari meninggalkan Dinda.Mendengar ucapan Devandi untuk yang terakhir kalinya, Dinda menangis dengan mengatakan..."Itupun, kalau kamu selamat sayang," lirih Dinda."Lakukan sekarang," ucap Dinda kepada seseorang melalui handphone yang berada di tangannya.Setelah mengatakan itu, Dinda terduduk dengan memeluk kedua lututnya sambil menangis sesenggukan di dinding hotel. Sementara itu, Arman yang masih bersembunyi di balik bunga, merasakan sedikit syok atas peristiwa yang terjadi di hadapannya barusan. Dia tidak menyangka, Dinda yang begitu terlihat cantik dan berkharisma. Mampu melakukan hal kotor seperti itu. Apalagi kepada kakaknya sendiri."Inikah, adik yang selama ini kamu banggakan, Mayang? Adik durhaka yang menikammu dari belakang. Semoga saja, suamimu tidak apa-apa dan secepatnya kembali untuk berkumpul denganmu.Tetapi, aku jadi penasaran tentang maksud dari ucapan