Share

Bab 87

Penulis: Moody Moody
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-08 05:59:34

Alice kemudian memperhatikan Theresia yang ada bersamanya itu dan kemudian Grace juga ikut memperhatikannya. Tidak lama kemudian, Theresia mengatakan sesuatu kepada mereka berdua dengan tatapan yang masih tidak menyangka. Selama ini dirinya memang lumayan membencinya karena beberapa alasan yang masih membuatnya merasa sakit. Namun, di sisi lain dia juga mengasihaninya karena pergi begitu cepat dan itu sangat mengejutkan. Theresia yang tidak bisa berhenti memperlihatkan ekspresinya yang masih tidak mempercayai kenyataan yang ada di depan matanya. Di saat yang bersmaaan, Alice juga mengatakan sesuatu kepada mereka berdua dan ternyata mereka berdua juga berpikiran yang sama. Selama ini ada beberapa hal yang cukup misteri dari anak itu dan bahkan sepertinya hanya seseorang yang mengetahuinya dan orang itu tidak lain adalah Jay. Di hari terakhir sisa hidupnya, menurut pihak rumah sakit dia terlihat menghubungi temannya yang bernama Jay karena mereka melihat riwayat panggilan yang sebelum

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 88

    “Halo, Billy ada apa? aku sedang sibuk jangan sekarang,” ucap Adeline“Apa maksudmu jangan sekarang? Aku hanya ingin memberitahumu satu hal.”“Apa?”“Saat ini Marchell sedang berada di kantor polisi dan menuntut pelaku untuk menghukumnya karena sudah membuat nyawa orang lain menghilang.”“Apa kau bilang? Marchell sungguh melakukan itu?”“Iya. Makanya aku memberitahumu. Bukankah kau sedang butuh bahan untuk proyek beritamu itu?”“Aku memang membutuhkannya. Terimakasih.”“Sama-sama. Memang sepantasnya aku membantumu.”“Jangan salah paham. Aku melakukan semua ini hanya untuk kepentinganku saja. Ingat itu.”“Aku sudah tahu. Jadi kau tidak perlu cemas.”Panggilannya pun berakhir. Sekarang ini, Adeline sedang duduk dan seketika mengehentikan dulu pekerjaannya itu dan kemudian dia menghela nafasnya sebe

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 89

    Hari sudah semakin siang. Tidak di sangaka saat ini Jay sedang berada di suatu tempat yang tidak lain adalah internet cafe dan dia sedang bermain game seorang diri. Begitu dia bermain game menghabiskan waktunya, rupanya dia mendapatkan sebuah pesan dari Philip dan menyuruhnya untuk menemuinya sore ini di suatu tempat. Tanpa berlama-lama dia langsung membalas pesan tersebut dan kemudian melanjutkan kembali permainannya itu. Saat ini, di tempatnya Philip dia terlihat berada di markasnya Noel dan mereka bedua seperti sedang mengawasi sebuah website gelap yang saat ini anggota mereka sedang bergerak melakukan sesuatu.“Kau sudah menghubunginya?” tanya Noel kepada Philip yang ada di sebelahnya itu.“Ya, sudah ku kirimkan pesan agar dia menemuiku di tempat itu.”“Apa yang akan kau lakukan dengan orang itu?”“Entahlah. Kurasa ada yang ingin ku pastikan.”“Sebaiknya kau berhati-hati. Ku dengar orang itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 90

    Saat ini, mereka terlihat mulai sibuk dengan pekerjaannya dan Noel pun mulai membuka diri sehingga kini mereka menjadi rekan yang lebih dominan. Saat ini, mereka bertiga berencana untuk melakukan hacking terhadap salah satu jaringan di dunia gelap. Mereka mulai melakukannya dan beberapa jam kemudian informasi yang di dapatkan sudah banyak dan sekarang mereka bertiga sudah mengambil alih semuanya. Rencana awal mereka sungguh berjalan dengan lancar begitu saja.“Wow. Ini di luar dugaanku,” gumam Jay“Kau berhasil?”“Ya, semuanya sudah ku dapatkan.”“Kau hebat Jay,” ucap PhilipSaat ini di suatu tempat yang tidak lain adalah kediaman Alice. Alice saat ini memasuki rumahnya dan dia sekarang menuju ke dalam kamarnya. Setelah dia sudah berada di depan pintu kamarnya itu, tiba-tiba saja dia mendengar suara berisik dari kamar sebelah. Ternyata kamar sebelah itu adalah kamarnya Antoni. Alice yang merasa stress

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 91

    Dengan tekun, dia mengerjakan pekerjaannya itu hingga tidak terasa hari sudah mulai malam. Walau begitu, rupanya mereka masih belum datang meskipun tidak terasa sudah jam 11 malam. Alice yang melihat dari balik jendela sesaat dan masih belum ada tanda-tanda bahwa mereka akan pulang. Karena situasi itulah dia semakin rajin mengerjakan pekerjaannya karena tidak ada yang dapat mengganggunya. Setelah beberapa lamanya perngerjaan, akhirnya dia selesai dengan pekerjaannya dan menuju ke dapur untuk makan malam karena tidak sempat melakukannya sebelumnya. Setelah dia pergi ke dapur dan mulai memasak, dia juga memasak beberapa makanan untuk mereka yang belum pulang karena tidak ada kabar dari mereka sehingga dia harus inisiatif melakukannya sendiri. Begitu selesai, Alice kemudian makan malam seorang diri dan sesekali mengecek ponselnya karena dia merasa kemungkinan suatu waktu akan menghubunginya dan ternyata semua itu tidak terjadi. Dengan cepat dia membereskan semuanya dan pergi ke kamarny

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 92

    “Kau lama sekali Antoni.” “Ah, maafkan saya.” “Tidak apa-apa. lagi pula meminum banyak alkohol seperti itu tentunya akan membuat mual. Wajar saja.” ‘Apa yang dia bicarakan? Bukankah kau yang memang terlihat seperti akan muntah,’ batin Antoni Di saat yang bersamaan, tepatnya di kediaman kerabatnya itu. setelah dia membaca semua pesan yang di kirimkan sebelumnya oleh Antoni dan dia merasa ini adalah suatu keberuntungan. Selama beberapa waktu, dia memang tidak pernah lagi membalasa pesannya bahkan panggilannya saja tidak di angkat. Namun, sekarang dia meminta bantuannya dan itu untuk Alice. Orang tersebut kemudian berpikir untuk sesaat dan rupanya pemikirannya itu mengarah kepada kemungkinan yang terburuk bisa saja akan terjadi di sana. Wanita tersebut seketika mulai melihat kembali ponselnya dan ternyata dia tidak menemukan postingan apa pun mengenai keluarga itu. Tidak mengerti dengan situasi di sana, dia kemudian mencoba untuk memahaminya dan mulai me

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 93

    Theresia kemudian menemui tukang rambutnya dan sekarang dia langsung melakukan pemotongan. Di sini lain, Rona yang melihatnya terlihat begitu menyayangkan akan hal itu sehingga dia terlihat seperti sedang patah hati. Selama pemotongan rambutnya berlangsung, tidak lama kemudian dia melihat beberapa artikel berita mengenai kejadian kemarin dan itu sudah tersebar ke banyak pihak. Mereka banyak yang mengatakan bela sungkawa atas kejadian tersebut dan mendoakan mendiang. Theresia yang masih harus melupakannya kini dia memotong rambutnya sebagai pertanda bahwa dia sudah move on. Setelah selesai, dia kemudian berpamitan dengan Rona dan pulang ke dari sana dengan suasana yang baru. Dalam perjalanan, dia melihat gaya rambutnya yang membuatnya semakin percaya diri dan menunjukan sisi dia yang lain yang terlihat begitu girl crush di bandingkan dengan sebelum dia memotong rambutnya itu. Kali ini. Di tempat yang merupakan sebuah kota di sebelah kota ini. Di sana terdapat sebuah tempat ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 94

    “Ini membuatku gila saja.”“Pikirkan dengan hati-hati. Kau tidak harus terburu-buru.”“Aku sudah tahu. Tapi, ini menyebalkan.”“Memangnya keluargamu serumit itu?”“Ya. Sangat rumit sampai aku tidak habis pikir. Karena situasi itu lah semuanya menjadi seperti ini dan bahkan aku yang tidak seharusnya begini menjadi seperti ini.”“Hey, kau sudah mabuk.”“Ah, sialan.”Theresia hanya mendengarkan isi kepalanya Alice dan ternyata waktu semakin singkat saja. Tidak terasa sudah mulai malam lagi. Dia melihat Alice yang seperti itu dan tentunya merasakan perasaan yang sama ketika dia mengalami masalah dengan keluarganya saat itu. Alice terus meneguk alkoholnya dan kemudian dia pergi ke toilet untuk memuntahkan semuanya. Theresia yang masih ada di sana dan dengan santainya duduk sambil meminum minumannya itu. sebelumnya, dia sudah mengira bahwa Alice memang sedan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 95

    “Sudah ku duga kau akan mengatakannya seperti itu. padahal aku baru saja berteman dekat denganmu. Payah.”“Sudahlah. Bukankah itu keputusan yang tidak akan bisa di ganggu gugat?” ucap seorang pria yang berada di depan Alex yang sedang meminum beer.“Maafkan aku semuanya. Ini memang keputusan yang mendadak. Jujur saja, aku juga senang bekerja bersama kalian semua di sini. Banyak hal yang ku pelajari.”“Wah, kata-katamu itu sungguh membuatku sesak.”“Iya. Kami juga merasakan hal yang sama sepertimu Alex. Kami menghargai keputusanmu itu.”“Mau bagaimana lagi aku juga menghargainya.”“Nah, sekarang lebih baik kita nikmati saja makanannya dan jangan memikirkan hal yang lain.”“Oke.”‘Terimakasih banyak semuanya,’ batin AlexMereka yang sedang mengadakan pesta itu kemudian berubah menjadi pesta perayaan perpisahan atas r

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08

Bab terbaru

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 133

    Alice yang melihat pemandangan itu semakin membuatnya teringat dengan masa-masa itu. namun dia mencoba untuk melupakannya dan sekarang ini adalah kehidupannya yang baru. Selama beberapa bulan lamanya dia tinggal di sini. Alice juga pindah sekolah dan sekarang dia berada di sekolah paling terkenal di kota ini. Dan yang paling parahnya lagi dia satu kelas dengan Benedict. Meski dia sangat baik, namun beberapa temannya terlihat memandang Alice dengan pandangan yang berbeda. Mereka seakan mendiskriminasi dirinya. Untungnya, salah satu orang yang merupakan ketua kelasnya itu berada di pihak Alice karena mereka sama-sama anak yang rajin dan pintar. Awal masuk memang terlihat mengerikan dan itulah yang di alaminya. Namun, seiring berjalannya waktu ternyata tidak seburuk yang di bayangkannya itu. Setelah dirinya melewati hari-hari baru dalam hidupnya sampailah di mana dia berada di titik mengerikan yang sebelumnya sempat di takutinya. Hari di mana dia mendengarkan secara tidak sengaja menge

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 132

    “Dengar Alice, mungkin perkataanku ini memang keterlaluan. Tapi, bagaimana pun juga aku mengatakannya sesuatu dengan apa yang sudah ku jalani. Jika boleh jujur, aku juga memiliki masalah yang sama denganmu. Kedua orang tuaku bercerai bahkan mereka berpisaha sejak aku masih di taman kanak-kanak. Meski begitu aku yang tinggal bersama dengan nenek rasanya memang menyedihkan dan ingin sekali pergi dari dunia ini. Namun, nenekku menasihatiku agar tetap menerima takdir. Soal jalan hidup apakah akan bahagia atau tidak itu tergantung kepada diri sendiri.”“Marry.”“Iya?”“Maaf, aku tidak tahu soal itu. kupikir kau...”“Sudahlah, tidak perlu meminta maaf. Lagi pula aku memang tidak punya teman untuk bercerita. Karena itulah ku katakan semua ini kepadamu.”“Terimakasih karena sudah menyadarkanku. Aku sungguh berterimakasih.”“Sama-sama, terimakasih juga karena mau mendengark

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 131

    Alice langsung pergi dan kemudian dia menghubungi Marry untuk makan bersamanya. Dengan cepat dia langsung menuju ke sana dan saat ini dirinya yang masih merasa kesal karena sikap mereka semua yang memuakan. Alice akhirnya sampai di sebuah restoran khusu makanan pedas dan dia langsung memasuki tempat tersebut. Dirinya menunggu Marry di dalam dan tidak lama setelahnya dia langsung datang. Mereka berdua berada di dalam dan mulai memilih menu yang akan mereka pesan. Kali ini Alice merasakan kemarahan yang luar biasa karena ulah dari kerabatnya itu sehingga membuatnya merasa muak apalagi melihat wajahnya. Selama beberapa pertemuan, mereka selalu menganggapnya remeh dan mempermalukannya. Saat ini, tepatnya di suatu tempat yang berbeda yang tidak lain adalah ruang pertemuan yang tadi. Di sana, Antoni sedang mengecek ponselnya dan ternyata ada banyak sekali panggilan tidak terjawab dari ibunya. Dia sengaja tidak mengangkatnya karena masih merasakan amarah yang terjadi di saat itu. Saat-saat

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 130

    “Sampai kapan kalian akan membicarakannya?” ucap Marry kepada beberapa anak yang ada di sana sedang berkumpul sambil membicarakan Alice.“Oh, kenapa kau yang marah? Memangnya apa masalahmu?”“Dasar gila, hentikan omong kosong kalian. Jangan seenaknya membicarakan orang lain seperti itu!”“Dengar Marry, ini adalah hak kami mau membicarakan siapa pun. Kenapa kau yang marah dan mengatakan kami gila? Jangan bertingkah. Kau sama sekali tidak ada hubungannya kan? Lalu, apa yang kau khawatirkan? Dia akan depresi?”“Keparat ini.”“Sudah Marry, biarkan saja.”“Alice?”“Apa?” ucap temannya itu dan ternyata dia sangat terkejut.‘Gawat,’ batin merekaAlice menatap mereka dengan tatapan dingin dan kemudian duduk di kursinya. Mereka langsung memalingkan wajahnya yang terlihat memerah. Sementara anak lain yang melihatnya, hanya t

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 129

    Sementara itu, di suatu tempat yang berbeda. Ibunya sedang menelpon seseorang dan ternyata dia terlihat senang sebelum akhirnya beranjak dari sofa dan mematikan lampunya. Ke esokan paginya, cahaya matahari memasuki kamar Alice dan sekarang dia sedang bangun dari tempat tidurnya. Setelah alarm membangunkan dirinya. Alice kemudian pergi untuk mulai bersiap mengawali paginya di musim ini. Setelah beberapa menit berlalu, dia sudah siap dan kemudian berangkat ke sekolah. Dalam perjalanannya ke sekolah, dia mulai memikirkan apa yang akan terjadi di hari ini. Pandangannya yang terlihat seakan dirinya sudah berada di ambang batas keputusasaan. Tidak lama kemudian, bus mulai datang dan mereka semua memasukinya. Anak-anak lain terlihat ceria dan bersemangat mengawali paginya. Sementara dirinya hanya termenung di bawah kelabu. Begitu dirinya duduk di kursi tengah dan memandangi jendela, dia melihat pemandangan kota yang cerah dan bersinar. Dirinya kemudian menghela nafas panjang sebelum akhirn

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 128

    Semakin lama semakin terasa menyakitkan. Apa yang terjadi di dalam rumahnya dan sekarang ini dia sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya. Perlahan-lahan, rasa sakit yang memenuhi dadanya itu semakin menumpuk hingga akhirnya dia tidak tahan lagi dan secara tidak sadar dia menangis di hadapan Marry. Dia yang melihat Alice seperti itu seketika mencoba untuk membuatnya tetap tenang. Beberapa orang mungkin melihat ke arah mereka, namun ini bukan saatnya untuk memperdulikan orang lain. Alice terus meneteskan air matanya dan Marry terus menepuk punggungnya. Rasanya semuanya mengalir bagitu saja dan tidak terasa sesak lagi.“Menangislah. keluarkan semuanya,” ucap Marry kepada dirinya“Maafkan aku, kau jadi melihatku seperti ini.”“Tidak, jangan minta maaf. Sudah sepantasnya aku mendengarkanmu. Bukankah kita teman?”“Iya.”“Sekarang kau hanya perlu menangis sekeras mungkin dan keluarkan isi hatimu. Ti

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 127

    Sementara di kelasnya, mereka sedang heboh menanyakan apa yang terjadi kepada Alice dan mereka terlihat begitu penasaran. Marry yang membawanya ke ruang kesehatan itu, tiba-tiba menjadi kerumunan orang-orang yang ada di kelas dan bertanya kepadanya dengan wajah yang terlihat penasaran.“Marry, apa yang terjadi? Kenapa Alice bisa sampai seperti itu? kau tahu sesuatu kan? Ceritakan,” ucap salah satu teman sekelasnya.“Apa? aku taidak tahu hal seperti itu.”“Ayolah. Kami lihat kau tadi antusias membawanya. Apa lagi yang kau sembunyikan.”“Astaga kalian ini, bubar sana.”“Katakan dulu.”“Ah, sial. Pergi sana! Kalian pergilah menggangguku saja.”“Apa-apaan ini? Kenapa kalian mengerumuni mejaku?” ucap seseorang di pintu kelas dan ternyata dia Alice. Seketika mereka yang ada di sana langsung bubar dengan wajah yang tanpa dosa.“Alice,” ucap

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 126

    Alice kemudian pergi dari sana dan keluar dari rumahnya. Mereka yang melihat itu kemudian merasa heran. Antoni berpura-pura untuk terlihat tenang dan rupanya dia juga sedang mengkhawatirkan sesuatu. Ketika perkumpulan mereka selesai, Antoni melihat ponselnya dan ternyata benar saja. Ibunya menghubunginya beberapa kali dan dia tidak mengangkatnya. Dia mulai kesal dan melemparkan ponselnya itu. Alice yang kini sedang berjalan-jalan sendirian itu kemudian dia teringat di hari itu dimana semuanya hancur termasuk dirinya. Saat itu, semuanya terlihat berbahagia dan di waktu yang sama ada seorang pria yang datang bersama dengan ibunya dan tiba-tiba saja memperkenalkan dirinya sebagai ayahnya. Alice yang sangat terkejut saat itu membuatnya menepis tangannya dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Entah kenapa kedua orang itu terasa akrab melebihi apa pun di dunia ini. Semakin lama dia semakin terluka, dan benar saja sesuatu dengan dugaannya. Ketika Alice pulang dari tempat bermainnya

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 125

    Philip yang masih terdiam dan tidak mempercayai kabar tersebut, dia langsung murung dan seketika keluar dari ruangan tersebut dan menuju ke suatu tempat. Mereka berdua yang melihatnya seperti itu tentu semakin aneh dan tidak lama setelahnya hanya membiarkannya saja. Sekarang ini, Philip termenung sendirian dengan wajah yang terlihat sedih. Sebelumnya dia meretas akun banknya dan setelah ini dia meninggalkan dunia ini secepat itu. Di dalam dirinya masih ada rasa bersalah dan itu memnbuatnya semakin merasakan sakit. Tidak hanya itu saja, dia juga mengingatnya bahwa sebelumnya mereka sempat berteman lama dan juga banyak lagi hal yang semakin menjadikannya seakan orang jahat di dunia ini. Sementara itu, Alice yang saat ini tengah berada di makam Grace dan masih melihatnya dengan tatapan penuh kesedihan. Kerabatnya itu kemudian mengatakan sesuatu kepadanya.“Terimakasih kalian sudah menjadi temannya selama sisa hidupnya,” ucap kerabatnya Grace“Tidak. Jang

DMCA.com Protection Status