Share

59. Kamu Milikku!

Penulis: Raisya_J
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Indra meneguk ludahnya beberapa kali, dia tidak ingin meneruskan kalimat yang ingin dia katakan kepada Dean.

"Katakan apa?! Jangan buat aku penasaran!" bentak Dean sambil mencengkram kerah pakaian Indra.

"Ugh! Sakit tahu!" Indra menepis tangan Dean yang mencengkramnya.

"Salah sendiri kamu buat aku penasaran!" Dean menggerutu, lalu memandang ke arah lain.

"Iya-iya, aku akan katakan. Tapi kamu janji gak bakalan marah, apa yang aku katakan sekarang ini!" Indra berkata dengan nada khawatir.

"Emang apa sih yang mau dikatakan? Katakan aja, kenapa harus kayak gitu, coba?!" tanya Dean tidak dapat menahan rasa penasarannya lagi.

Indra mendekati Dean, dia berbisik tepat di telinga lelaki itu. "Punyamu kecil!"

Dean refleks mendorong temannya itu dengan wajah memerah menahan perasaan marah setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Indra. "Maksud kamu apaan bilang kayak gitu ke-aku? Emang kamu pernah lihat punyanya si Niko, cowok g*oblok itu!"

"Nah kan aku bilang jangan marah, tapi kenapa kamu mar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   59. Semua Cowok sama!

    "Kalau begitu, kita batalkan saja yang aku setujui itu!"Perkataan Haura membuat Dean menjadi terperangah, lelaki itu sangat terkejut dengan sikap janda tersebut yang berubah drastis setelah menghabiskan malam dengannya.Padahal kebanyakan wanita pasti akan menempel dengannya setiap melihat dia di dekat mereka. Namun, kenapa Haura sangat berbeda dengan yang lain."Kenapa kamu kayak gini? Apa aku ada salah?" Dean memegang kedua tangan Haura untuk meminta penjelasan."Kamu pergi aja dari sini, aku mau istirahat!" usir Haura yang tidak mau melihat wajah Dean terlalu lama."Aku gak mau pergi sebelum kamu bilang kenapa kamu kayak gini ke-aku!" Dean berteriak meminta penjelasan.Dean tidak mau pergi sebelum Haura mengatakan apa yang membuat wanita itu menjadi berubah."Bima, aku mau istirahat! Bisa ajak Dean keluar dari kamarku!" Haura sedikit berteriak supaya Bima mendengarnya.Bima berjalan menghampiri kedua orang yang sedang berada di dalam kamar itu."Aku bilang, aku mau dengar penjelas

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   60. Menyangkalnya

    Haura mengatakan hal itu dengan berlinang air mata, wajahnya pun terlihat memerah menahan rasa amarah di dalam dada. Dia sangat menyesal memberikan kepercayaan kepada lelaki yang berada di depannya ini, andaikan dia tahu akan seperti ini, mungkin dia tidak akan mau mengenal Dean lebih jauh.Dean terdiam, dia masih berada di bawah kaki wanita cantik itu. Baru pertama kali dia kehabisan kata-kata dan rasa sesak merasuk di dalam dadanya, padahal sudah beberapa kali Dean menyakiti wanita, tetapi dia tidak pernah merasakan hal seperti ini."Aku minta kamu keluar dari rumahku sekarang dan jangan datang lagi ke toko, aku muak lihat wajahmu itu!" teriak Haura mengusir lelaki itu pergi.Dean mendongak menatap Haura, dia berdiri untuk menuruti perkataan wanita itu. Dean berjalan gontai menuju keluar dari rumah janda cantik tersebut.Lelaki itu menengok ke belakang, berharap sang wanita akan memanggilnya kembali. Nihil, Haura bahkan tidak menoleh sedikit pun kepadanya, wanita tersebut malah menu

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   61. Memberikan saran

    Indra memandang sinis kepada temannya yang menolak mengakui perasaan sendiri."Kenapa kamu mandangin aku kayak gitu? Mau aku colok tuh mata!" gerutu Dean kesal.Indra malah nyengir, dia lalu memilih meminum minuman yang berada di depannya.Dean mulai memikirkan perkataan Indra yabg sebenarnya memang terdengar masuk akal. Namun, dia memilih untuk tetap menyangkalnya saja."Kamu takut dikhianati lagi?" tanya Indra setelah lama diam.Dean menoleh menatap sang teman, tatapannya berubah menjadi sendu.Indra menghela napas panjang. "Menurutku Haura gak kayak gitu. Karena apa? Karena dia udah tahu rasanya dikhianati, kamu juga kayak gitu. Jadi kalian pasangan serasi!"Indra pun memberikan beberapa saran kepada Dean, supaya jangan terlalu menyakiti wanita lagi. Karena dari wanita lah mereka lahir, jadi jangan sampai menyakiti hati wanita lainnya."Ingat, ya! Mungkin suatu saat nanti kamu punya anak cewek, kalau kamu lakuin kayak gini terus takutnya anak kamu bakalan diperlakukan kayak gini ju

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   62. Enggak Aktif

    Indra terkejut melihat lelaki bertubuh besar yang tiba-tiba datang mendekati mereka, lain halnya dengan Dean. Dean malah tersenyum dan menyambut lelaki terlihat mengerikan itu."Bagus. Aku sudah mentransfer ke rekeningmu, karena aku gak banyak bawa uang cash." Dean menyelipkan paket di belakang tubuhnya.Indra memandangi paket yang terlihat mencurigakan baginya, sampai tidak sadar kalau lelaki tadi sudah pergi menjauh."Aku pulang dulu!" Dean beranjak dari kursinya, lalu menyelipkan paket ke dalam jaket yang dia kenakan."Udah mau pulang? Katanya mau ditemani?" Indra mengerinyitkan alisnya, dia menatap penuh curiga kepada sang teman."Aku mau tidur, tubuhku capek dari tadi belum istirahat sama sekali. Mana besok ada kuliah pagi, kan?"Perkataan Dean terdengar seperti alasan bagi Indra, dia bahkan sampai memandangi paket yang berada di dalam jaket lelaki itu. Ingin sekali dia mengambil paksa, untuk melihat apa isi paket tersebut."Aku pergi dulu, kamu jangan lama-lama di sini. Entar di

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   63. Tergeletak

    Haura menatap penuh selidik lelai yang baru datang ini, dia merasa kalau dirinya sedang dipermainkan oleh temannya Dean. Dean saja seperti itu, apalagi temannya!“Kenapa kamu natap aku kayak gitu?” Indra mengerinyitkan alisnya.“Kamu mau permainkan aku, ya?” Haura menuduh dengan sorot mata tidak kalah tajam.Terlihat ekspresi terkejut di wajah Indra. “Ngapain aku permainkan kamu?” tanyanya dengan raut ajah bingung.“Kamu kan temannya Dean, jadi kamu pasti tahu kalau aku marah sama dia, jadi kamu bekerja sama dengan dia buat mainkan aku kayak gini!”Haura tidak mau lagi dipermainkan Dean, sudah cukup lelaki itu mempermainkan dia hanya untuk mendapatkan tubuhnya, jadi sekarang dia tidak mau lagi mau diperlakukan seperti itu. Apalagi Haura sangat yakin, kalau Dean lahyang menyuruh Indra untuk menyampaikan kalau dirinya tidak pulang-pulang, lelaki itu pasti sedang berada di suatu tempat mentertawakan kebodohan dirinya.“Apa ada untungnya buat aku?” tanya Indra dengan raut wajah datar.Hau

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   64. Kangen omelan orang tua

    Haura segera mengambil tas dan kunci mobilnya, lalu melaju dengan cepat menuju tempat di mana kedua lelaki itu berada.Bima berkata kalau dia membawa Dean ke rumah sakit, tetapi beberapa saat kemudian lelaki itu mengirimkan pesan kalau membawa Dean ke rumahnya. Karena Dean sendiri lah tidak mau di bawa ke rumah sakit."Kenapa dia gak mau dibawa ke rumah sakit?" Haura bermonolog seorang diri saat masih mengemudikan mobilnya.Wanita itu terus membelah jalanan, sambil memikirkan Dean dengan perasaan khawatir dan bertanya-tanya. Kenapa lelaki tersebut bisa ditemukan pingsan di jalan? Apakah Dean melakukan hal yang tidak-tidak atau ada seseorang melakukan hal buruk kepadanya?Berbagai macam hal berkecamuk di dalam pikiran Haura. Dia sangat tidak sabar untuk datang ke alamat yang dikirimkan oleh Bima lewat ponselnya."Mana Dean?" tanya Haura dengan panik.Haura sudah sampai di rumah Bima, lelaki itu duduk di teras sambil menyeruput kopi hangat."Dia ada di dalam, aku suruh istirahat dulu!"

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   65. Khawatir

    "Kenapa dia?" Dean mengerinyitkan alisnya.Lelaki muda itu merasa bingung kenapa tiba-tiba Haura menjadi berteriak kepadanya. Padahal dia merasa tidak melalukan kesalahan apa pun, tetapi janda cantik tersebut malah terlihat sangat marah.Bima pun menjadi bingung dengan Haura, padahal tadi baik-baik saja. Malah menjadi tiba-tiba menjadi marah, ingin bertanya wanita cantik itu sudah pergi dari rumahnya."Kamu tahu gak dia kenapa?" tanya Dean menatap lekat Bima.Bima terlihat berpikir, lelaki itu lalu menyadari apa yang membuat Haura menjadi marah. "Orang tuanya udah meninggal, jadi wajar dia marah sama kamu," jelas Bima dengan raut wajah serius."Lalu apa hubungannya sama aku?" Wajah Dean mengerut, dia masih tidak mengerti.Bima memukul kepalanya pelan, lalu menghela napas. "Ya, dia marah karena kamu yang masih punya orang tua, tapi malah buat kedua orang tua kamu sendiri khawatir karena hanya takut diomelin di rumah. Sedangkan Haura, kedua orang tuanya udah gak ada, pasti dia kangen sa

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   66. Menyesal pun percuma

    "Kenapa kalian dari tadi diam? Buat aku makin curiga aja, pasti ada yang kalian sembunyikan kan?" Elisa berkacak pinggang menatap kedua lelaki yang masih diam saja.Indra menyenggol tangan Dean untuk menjawab pertanyaan Elisa, karena dia tidak mau kalau wanita yang berada di depannya ini akan mengintrogasi mereka berdua."Enggak papa, Ma! Cuma masalah antar cowok aja, jadi Mama gak bisa ikut campur masalah kami!" jawab Dean berusaha santai.Dean sebenarnya gelisah, dia takut kalau sang ibu tidak mempercayai perkataan dirinya. Namun, hanya inilah yang terbesit di dalam pikiran."Kalau ada masalah, harus selesaikan baik-baik, jangan main kasar kayak gini! Nah, coba cerita masalah kalian berdua, biar aku bantu selesaikan supaya gak berantem kayak tadi lagi." Elisa memilih duduk di kursi yang berada di dalam kamar Dean.Tidak lupa, dia mengarahkan kedua lelaki yang masih muda itu untuk duduk di depannya. Yaitu di ranjang kamar milik Dean, supaya dia bisa membantu untuk menyelesaikan masal

Bab terbaru

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   119- Kepergian Haura - TAMAT

    Mau tidak mau Haura keluar dari sana, " maaf ya maaf." wanita itu keluar dengan menangkupkan kedua tangannya.Lalu Haura berlari kecil menuju di mana tempat Elisa berada.Saat sampai di sana Elisa menatap aura dengan tatapan terkejut, membuat wanita itu menjadi risih dan menundukkan kepalanya."Enggak cocok, ya, Ma?" Haura bertanya dengan kepala menunduk, merasa gelisah karena takut tidak sesuai apa yang Elisa inginkan.Elisa tersenyum memandang Haura, " cantik kok menantu mama," pujinya."Emang bener? Tapi kenapa rasanya risih," tanya Haura sambil memperhatikan pakaian yang dipakai."Enggak cantik kok, masa sih mama bohong sama kamu?" Elisa mendekati Haura.Setelah setelah meyakinkan Haura kalau wanita itu cocok mengenakan pakaian berwarna merah muda tersebut, mereka pun memilih pergi ke salon bersama untuk melakukan perawatan.Selama hampir seharian penuh kedua wanita tersebut baru memilih pulang. Mereka memilih membeli makanan matang, lantaran merasa lelah bahagia di luar rumah."A

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   118. Pergi bersama mertua

    Rangga dan Elisa terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Dean, dengan cepat mengubah ekspresi wajah mereka kembali seperti biasa."Enggak masalah, semuanya bakalan baik-baik saja. Mama sama Papa bakal dukung apapun keputusan kalian." Elisa menggenggam jemari Haura dengan erat, memberikan kekuatan kepada sang menantu.Karena dia tahu betul perasaan Haura sekarang, sama seperti dirinya yang dulu mengetahui kalau kehamilannya sangat berisiko. Lantaran kandungan lemah, mungkin memang berbeda dengan kasus Haura. Namun tetap saja dirinya mengerti apa yang sekarang menantunya itu rasakan."Makasih, Mama dan Papa selalu dukung kami berdua." Haura membalas menggenggam erat jemari Elisa. " kalau begitu, gimana kalau kita pulang saja? Soalnya kan belum memasak buat makan pagi ini. Apalagi Papa sama Dean mau pergi bekerja," sambung Haura mengajak mereka semua untuk pulang."Mumpung udah di sini, gimana kalau kita makan di luar saja?" Elisa memandangi satu persatu ketiga orang yang berada di sam

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   117. Hasil pemeriksaan

    Elisa sangat merasa bersalah melihat Haura yang terlihat sangat senang dia takut kalau semisalkan yang menanti itu tidak hamil sehingga dia mulai memikirkan kata yang tepat untuk mengatakan kepada Haura dengan pelan-pelan." Haura, coba kita periksa dulu ke rumah sakit. Biar tahu Hasilnya kayak gimana," Ucap Elisa dengan gelisah.Haura yang melihat Elisa gelisah membuat dia menganggukkan kepala. " Baiklah, Ma!""Kalau begitu memang bangun Papa dulu ya Sambil siap-siap kamu juga jangan lupa bangunin Dean supaya kita segera berangkat," ucap Elisa lalu pamit pergi ke kamar.Haura mengerti selalu segera menuju ke kamar untuk membangunkan sang suami, dia mengelus perutnya yang masih rata. Sambil terus berharap kalau di dalam perutnya itu ada bayi mungil yang bergerak-gerak di sana.Dengan penuh semangat Haura memilih membangunkan sang suami terlebih dahulu, dia mengguncangkan tubuh Dean perlahan." Dean, ayo bangun!" Haura mengguncangkan lagi tubuh dan secara perlahan." Ada apa, Haura? "

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   116. Apa iya hamil?

    Tumpukan piring dan perkakas dapur yang kotor akibat Dean memasak di sana, belum lagi kompor terkena banyak noda. Sehingga membuat Haura jadi merasa terbakar, lantaran menahan amarah di dalam dada.Namun dirinya terpaksa menahan itu, lantaran ada kedua mertua sedang berada di sini, tidak ingin menunjukkan pertengkaran kepada Elisa dan Rangga. Haura pun memilih untuk menghembuskan napas secara perlahan, beeharap perasaan marah di dalam dada hilang."Dean, kamu seharusnya enggak usah masak. Bangunin aku aja kalau lapar," ucap Haura dengan menahan perasaan marah di dalam dada."Kamu kan lagi sakit, masa aku suruh masak?" Dean menatap bingung kepada Haura, merasa heran kepada wanita itu."Iya, benar kata Dean. Masa kamu lagi sakit disuruh masak, seharusnya Dean beli aja di luar," ucap Elisa menimpali.Elisa juga merasa sesak sekali dengan tumpukan yang berada di wastafel, ingin sekali dirinya memarahi sang anak. Namun karena Dean berniat baik, jadi untuk kali ini dia menahan perasaan kesa

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   115. Masakan tidak layak dimakan

    Elisa langsung mendekati Dean untuk melihat apa yang terjadi, ternyata nasi yang dimasak lelaki tersebut menjadi bubur membuat dia menjadi tertawa dengan keras."Astaga, kok masak nasi aja malah jadi bubur?" Elisa tertawa dengan keras sambil memegangi perutnya yang terasa sakit."Hust, Ma! Haura lagi tidur di dalam kamar, nanti malah bangun," tegur Dean meminta kepada sang ibu untuk diam."Habisi, masak nasi aja sampai jadi bubur. Terus percaya diri banget masak, padahal ke dapur aja jarang," ejek Elisa yang tidak dapat menahan dirinya."Mau gimana lagi? Aku pengen masakin sesuatu buat Haura yang lagi sakit." Dean menundukkan kepalanya, merasa gagal ingin membuat sang istri terkesan."Kalau udah tahu enggak bisa masak, ya beli aja! Uang banyak kok, masa enggak mampu beli makanan matang," gerutu Elisa kesal, bisa-bisanya ingin memberikan makan menantunya dengan masakan tidak layak dimakan."Kalau beli makanan matang, buat apa aku capek-capek masak kayak gini? Tuh aku masakin dijamin en

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   114. Jadi lembek

    Haura menganggukkan kepalanya, memang tubuhnya terasa tidak baik-baik saja sejak tadi malam."Sebaiknya kamu minum teh hangat dulu, makan walau sedikit agar minum obat dan cepat istirahat. Biar aku buatkan teh hangatnya dulu, kamu duduk aja di sana." Dean membuatkan segelas teh hangat untuk Haura.Sedangkan Haura terduduk lemas karena habis muntah tadi, rasanya dia kehilangan tenaga untuk sekedar berdiri atau melakukan apa pun. Beberapa menit kemudian, Dean datang membawakan segelas teh hangat untuk sang istri."Minum dulu, lalu setelahnya makan, ya!" perintah Dean terlihat sangat khawatir."Aku enggak nafsu buat makan," tolak Haura dengan wajah pucat."Sedikit aja, biar bisa minum obatnya. Pokoknya setelah aku beli obat di apotik, kamu harus udah kelar makan!" Dean bergegas mengambil kunci mobilnya, lalu pergi keluar.Memang karena rumah masih baru sehari ditinggali, wajar saja tidak memiliki kotak obat seperti di rumah Elisa. Sayur dan ikan saja dibelikan sang mertua, jadi bagaimana

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   113. Muntah

    Dean dan Haura melakukan hal yang biasa para suami-istri lakukan dimalam hari, mereka sangat menikmati setiap kali berbagi kasih sayang di atas ranjang. Walau pun wanita cantik itu sering merasa was-was seiring berjalannya umur rumah tanggan mereka."Kok kamu murung, Haura?" Dean menyingkap rambut yang menutupi sebagian wajah Haura."Enggak papa, cuma capek aja sih. Yuk kita tidur, lagian ini udah malam juga!" ajak Haura yang langsung menarik selimutnya.Haura memejamkan mata yang terasa sangat sulit untuk diajak tidur, wanita itu menoleh ke arah belakang ternyata sang suami sudah tidur dengan nyenyak. Dia pun memilih menatap wajah Dean yang sedang tertidur tersebut, berharap akan ikut terlelap ke alam mimpi.***Bagun dipagi hari dengan perasaan senang di rumah sendiri, Haura berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Pertama yang Haura lakukan adalah memasak nasi, setelah itu baru membua kulkas yang tentu saja isinya penuh. Jangan tanya siapa yang memenuhi isi kulkas itu? Siapa

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   112. Akhirnya pindah

    "Eh, iya!" Haura ikut memperhatikan Lilis yang sedang menggendong bayi kecilnya.Rangga tidak menjawab, tetapi memilih memarkirkan mobilnya ke halaman rumah yang akan dia beli untuk sang anak. Memang belum dibayar, namun sudah sepakat untuk membeli rumah itu sebagai hadiah pernikahan. Hanya saja kalau Haura tidak menyukainya terpaksa Rangga membatalkan niat membeli walau pun sudah diberikan uang dimuka kepada pemilik rumah."Ngapain kalian kemari?" Lilis menatap ketus kepada keluarga Dean.Namun belum sempat menjawab, Dika keluar dari dalam rumah tersebut menatap mereka semua dengan ramah."Eh, Om dan yang lainnya udah datang! Ayo masuk ke dalam, biar bisa lihat-lihat rumahnya." Dika mengarahkan semuanya untuk masuk ke dalam."Ngapain ajak mereka masuk? Nanti kotor lagi rumahnya!" Lilis menatap t4jam kepada Dika, lelaki yang baru satu bulan dia nikahi."Lilis! Mereka ini yang mau beli rumah, jadi bisa enggak ramah sedikit sama mereka!" Dika menekan setiap kalimat yang keluar dari mulu

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   111. Bukannya Lilis?

    "Eh, Dean baru datang?" Elisa hanya senyum-senyum menatap sang anak."Asyik ya, pagi-pagi udah gosip." Dean mendudukkan bokongnya di kursi dengan kasar.Haura mengambilkan nasi lengkap dengan sayur dan lauknya untuk sang suami, lalu baru duduk kembali untuk menyantap makanannya."Mama enggak gosip loh, Dean. Soalnya kan istrimu nanti pasti tahu juga sama kebiasaanmu yang itu." Elisa tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangan."Tapi enggak gitu juga loh, Ma!" Dean menatap tidak suka sang ibu, mau bagaimana pun rasanya sangat tidak suka kalau diceritakan aibnya kepada sang istri.Menurut Dean pasti Haura akan mengetahuinya pelan-pelan tentang kebiasaannya itu, jadi tidak perlu diceritakan kepada sang istri."Benar kata Dean, Ma. Mau gimana pun nanti Haura juga bakalan tahu, kasian kalau diceritain aibnya itu. Kalau papa juga pasti kesal loh," ucap Rangga menimpali."Iya-iya deh. Mama minta maaf, tapi kamu harus benerin kebiasaanmu itu. Udah nikah koh masih aja dandannya lama, e

DMCA.com Protection Status