Saka dan Aleana makan dalam diam. Aleana sama sekali tidak berniat untuk membuka pembicaraan dengan Saka. Aleana sudah berdamai dengan masa lalunya tapi untuk berusaha seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara mereka dimasa lalu masih terasa sulit.
Saka menyadari keenganan Aleana berbicara padanya. Berdua bersama Aleana dalam hening seperti ini membuat Saka tidak nyaman karena dulu mereka selalu bercerita tentang apapun dan bahkan tertawa bersama tanpa beban dan itu terjadi sebelum Aleana mengetahui semua perbuatannya.
"Aku minta maaf," ucap Saka memecah keheningan.
Aleana yang sedang makan tiba-tiba membeku. Gerakannya menyendok nasi dipiringnya terhenti. Aleana membeku diam.
"Aku salah menjadikan kamu taruhan bersama teman-temanku. Saat itu aku tersulut egoku untuk membuktikan perkataan mereka sehingga aku-"
"Aku sudah memaafkan kamu," ucap Aleana cepat.
Saka yang tadinya berbicara sambil menunduk tiba-tiba mengangkat wajahnya mendengar ucapan Aleana. Saka terkejut dan menatap Aleana yang berada dihadapannya yang masih menunduk sambil mengenggam erat sendok garpu dengan kedua tangannya.
"Lean-"
"Dan aku harap dengan aku memaafkan kamu, kamu bisa bersikap profesional saat kita bekerja dan jangan menyangkutkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Aku harap ini terakhir kalinya kita membahas mengenai masa lalu."
Saka merasakan sebuah beban terangkat dari pundaknya membuatnya merasa ringan. Saka tersenyum lembut menatap Aleana yang masih menunduk. "Baiklah tapi diluar jam kerja bisa kah kita kembali seperti dulu?"
Aleana tersenyum sinis dan mengangkat wajahnya. "Mungkin kamu pernah mendengar kalimat 'forgiven but not forgotten'." ucap Aleana dengan nada datar.
"Aku memang pernah melakukan kesalahan tapi sudah jutaaan kali aku meminta maaf padamu. Tidak adakah maaf untukku?"
"Aku pernah menjadi gadis bodoh yang terjebak pada sikap baikmu tapi semua sudah berubah. Aku bukan lagi gadis bodoh itu. Carilah wanita lain yang bisa kamu permainkan tapi itu bukan aku,"
Saka menatap nanar wanita dihadapannya. Saka tidak menyangka luka yang ia torehkan pada Aleana begitu dalam hingga Aleana berfikir seperti itu. Saka tau dari dulu Aleana memang suka bersikap ketus tapi Saka tidak menyangka bahwa Aleana tega mengucapkan kalimat seketus itu padanya.
Disisi lain Aleana berusaha mati-matian menahan air matanya karena Saka tidak tau bahwa kesalahannya bukan hanya menjadikan Aleana menjadi bahan taruhan antara dirinya dan teman-temannya. Kesalahan Saka bahkan lebih besar dari itu dan Aleana tidak sanggup melupakannya karena begitu terasa menyakitkan.
"Aku harap ini pembicaraan kita yang terakhir tentang masa lalu. Setelah ini mari bersikap profesional seperti seorang atasan dan karyawan," ucap Aleana penuh penekanan.
Saka menghela nafas panjang. Ia mengenal Aleana dengan baik. Aleana sudah memutuskan sesuatu dan pria itu tidak akan berhasil merubahnya dalam waktu dekat maka dari itu pria itu memilih mengalah. Masih ada waktu untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka. Saka sendiri tidak keberatan jika itu harus memakan waktu.
Sementara Aleana berfikir kalau rasa sayang Saka dulu pada Aleana hanyalah sebuah tipuan karena taruhan antara Saka dan teman-temannya. Awalnya memang iya tapi semakin lama Saka mengenal Aleana, Saka pun perlahan menyukai Aleana dan ketika Aleana meninggalkan dirinya Saka sadar Saka sudah jatuh dalam pesona Aleana. Saka mencintai gadis yang ia jadikan bahan taruhan dengan teman-temannya itu.
Saka dan Aleana akhirnya menyelesaikan makan malam mereka dalam diam dan selesai makan malam, keduanya kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.
Saka dan Aleana kembali bekerja seperti biasa sesuai jam kerja mereka biasanya di kamar Saka yang memang menjadi tempat berkumpulnya Saka, Aleana dan Kevin. Keduanya kini sedang membaca dokumen yang berada di laptop mereka masing-masing ketika Bel kamar Saka berbunyi dan Aleana bergegas menuju pintu dan membukanya. Aleana tersenyum sopan ketika mendapati Kevin berdiri di depan pintu bersama Raka dibelakangnya.
"Silahkan masuk,"
Raka masuk terlebih dahulu dan langsung menuju ruang kerja yang terbuka. Aleana langsung menutup pintu setelah Kevin masuk kedalam Suite Saka.
"Kita tunggu disini dulu. Pak Raka tadi berpesan ingin berbicara berdua dengan Pak Saka," ucap Kevin pada Aleana.
Aleana hanya mengangguk dan menuju sofa yang tidak jauh dari pintu masuk. Aleana duduk diikuti dengan Kevin yang duduk disebrang Aleana. Kevin menghela nafas panjang membuat Aleana penasaran.
"Apa masalah yang terjadi berat Kak?"
"Cukup berat. Calon investor kita salah paham akibat wanita yang terobsesi dengan Pak Raka. Wanita itu berusaha membuat Pak Raka dalam posisi sulit,"
Aleana terkejut.
"Kamu harus membantu Pak Saka ya Alea. Pak Saka mempunyai tugas berat meyakinkan investor itu agar tetap menanamkan modal di perusahaan sementara Pak Raka akan mengurus wanita itu. Aku akan banyak membantu Pak Raka jadi kamu harus fokus dengan Pak Saka. Disini fungsi kita sebagai sekertaris dan personal assistant dibutuhkan dan diuji," ucap Kevin dengan nada serius.
Aleana mengangguk. Aleana tidak menyangka pekerjaannya bisa serumit ini. Orang kaya memang bisa melakukan apapun dengan uang. Uang memang selalu bisa menjadi alasan untuk orang melakukan sesuatu termasuk memenuhi keinginan mereka. Aleana tau betul itu karena Aleana pernah merasakannya. Seseorang menawarkan sejumlah uang yang cukup banyak agar Aleana menjauhi anak kesayangannya.
Lagi-lagi ingatan yang menyakitkan itu muncul tanpa diminta. Aleana menunduk dan tersenyum sinis. Orang kaya dan uang yang mereka miliki. Mereka hanya bisa berbuat semaunya.
Tiba-tiba Saka keluar dan memanggil Kevin dan Aleana yang berada diluar. Kevin dan Aleana pun masuk ke dalam ruang kerja Suite Saka dan mendapati Raka sedang duduk dikursi yang tadinya Saka duduki.
"Kevin, beri jawaban atas ajakan Tania. Atur pertemuanku dengan Tania. Aku tidak bisa diam lagi," ucap Raka dengan nada serius.
"Tapi Pak-"
"Kali ini kamu ikut denganku. Kamu yang akan membantuku untuk segera pergi nantinya setelah berbicara dengan Tania,"
Kevin menghela nafas pendek. "Baik Pak,"
"Dan Aleana, kamu hari ini temani Saka bertemu dengan calon investor kita. Saka harus bisa meyakinkan calon investor kita ini atau kita akan kehilangan suntikan dana yang seharusnya dapat membantu Diratama," lanjut Raka dengan nada serius.
Aleana mengangguk mendengar arahan Raka dan tidak sengaja melihat Saka yang kini tengah memijit pangkal hidungnya. Di mata Aleana kini Saka terlihat kelelahan dan kebingungan. Tiba-tiba ada perasaan kasihan menyelusup ke dalam hati Aleana melihat Saka saat ini namun perasaan itu hanyalah sesaat. Perasaan kasihan Aleana menguap saat sebuah teriakan muncul dalam benak Aleana.
'Sadarlah Alea!'
Aleana kembali ke kamarnya yang berada satu lantai dibawah lantai dimana Suite Saka berada. Aleana memilih membersihkan diri kemudian mengatur alarm dan merebahkan dirinya dikasur. Tubuhnya terasa lelah terlebih kemarin Aleana kurang tidur. Dua jam tertidur Aleana terbangun karena Aleana merasakan ingin ke toilet. Aleana bangkit dan segera pergi ke toilet sekalian mandi bersiap untuk menjalankan kembali pekerjaannya. Sesuai dengan perintah Saka tadi, Aleana harus mengingatkan Saka saat jam makan malam tiba.Aleana mandi dan bersiap. Aleana mengambil HP nya yang berada di nakas tepat di samping tempat tidurnya dan melihat jam menunjukan pukul lima sore waktu Singapore. Aleana pun melihat ada beberapa pesan whatsapp masuk dari Liliana dan Aleana segera membukanya.[Liliana : Alea, Semua lancar?][Aleana : Tidak, ada masalah sekarang aku nunggu instruksi aja Mbak.][Liliana : Aku uda denger ceritanya dari Kevin. Kamu harus cepat tanggap untuk bantuin Pak Saka ya, Lea][Aleana : Baik Mba
Saka, Aleana, Raka dan Kevin kini sedang berada diruang kerja dalam Suite milik Raka. Semua orang bekerja dengan fokus. Terlebih Raka yang tidak menyangka semua kekacauan ini disebabkan oleh dirinya. Ya, Saka memang fokus mencari investor untuk mengembangkan perusahaan mereka dan kali ini perusahaan mereka membutuhkan suntikan dana untuk kelangsungan perusahaan.Sementara Aleana hanya diam bingung harus mengerjakan apa karena Raka dan Saka hanya memberi perintah pada Kevin. Aleana menyadari suasana tengang yang penuh tekanan sedang terjadi disini. Raka merasa bersalah atas apa yang terjadi sementara Saka pusing dengan apa yang sedang terjadi. "Gue bakal cari opsi lain Bang. Masalah ini bisa loe urus segera? Kita butuh dana itu sesegera mungkin," ucap Saka dengan wajah serius.Raka menghela nafas. "Bisa. Kasih gue waktu dua hari. Gue akan coba cari opsi lain."Saka mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya lalu keluar dari ruang kerja itu. Saka berjalan menuju kulkas dan mengambi
ALEANA's DREAM ON.Sore hari dua orang anak manusia berada disebuah kamar dalam sebuah apartemen milik anak laki-laki itu. Keduanya terlibah sebuah pergulatan panas yang sama-sama baru mereka kenali. Pergulatan panas diantara kedua anak manusia itu seharusnya belum mereka lakukan diusia mereka yang masih sangat muda namun karena pergaulan mereka akhirnya keduanya terjerumus dalam sesuatu yang seharusnya belum waktunya mereka kenali. Keduannya sudah sama-sama polos tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi anggota tubuh mereka. Seragam putih abu-abu mereka teronggok dilantai dengan posisi bertebaran dilantai. Keduanya pun larut dalam kegiatan yang mereka lakukan dengan dalil suka sama suka."Aku berjanji ini tidak akan sakit sayang. Kita sama-sama pemula. Aku juga pertama kali melakukan ini. Aku mencintai kamu Leana. My Leanaaa," ucap si anak laki-laki sambil melakukan segala upaya untuk membuat anak perempuan yang berada dibawah kungkungan tubuhnya semakin rileks dan menerima setiap
"Kev! Panggil dokter!"Kevin pun langsung menghubungi pihak hotel dan meminta bantuan mendatangkan seorang dokter ke kamar Aleana lalu kemudian Kevin dengan sigap langsung menghubungi Raka atasannya untuk memberikan kabar.Saka sendiri kini sudah membungkus tubuh Aleana dengan handuk dan mengangkat Aleana keluar dari kamar mandi. Saka dengan cepat mengangkat Aleana ke atas tempat tidur membuat tempat tidur Aleana basah karena Aleana masih mengenakan bajunya. Saka dengan sigap mematikan AC kamar Aleana sementara Kevin melakukan apa yang Saka perintahkan.Sepeninggal Kevin, Saka pun dengan segera mengambil baju Aleana dari dalam koper dan menggantikan baju Aleana. Saka tidak tega membuat Aleana menunggu orang lain untuk datang dan terus menggunakan baju basahnya. Saka akhirnya dengan segera menggantikan pakaian Aleana dan membawa pakaian basah Aleana ke kamar mandi dan menaruhnya dalam kantung laundry bag yang sudah disediakan pihak hotel.Walau membutuhkan usaha untuk menggantikan paka
"Pasien baik-baik saja untuk saat ini. Pasien memang mengalami demam dan berdasarkan cerita Bapak mungkin pasien memiliki riwayat sesak nafas. Namun untuk lebih pastinya saya harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan bertanya langsung pada pasien karena saya perlu mengetahui riwayat kesehatan pasien agar diagnosa saya lebih akurat," ucap sang dokter jaga ruang IGD itu pada Saka.Saka mengangguk menanggapi ucapan sang dokter. Saka merasa sedikit lega setelah tadi dirinya dengan panik membawa Aleana ke bagian gawat darurat. Untungnya Aleana dengan cepat mendapat penanganan medis sehingga kini kondisi Aleana jauh lebih baik. Yang Saka tau Aleana dulu tidak memiliki penyakit asma atau sesak nafas namun seiring berjalannya waktu semua bisa berubah.Aleana terbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah pucat, punggung tangannya terpasang infus dan Aleana tertidur. Sungguh pemandangan yang membuat dada Saka terasa sesak. Saka duduk di samping tempat tidur Aleana menunggu Aleana yang masih
"Apa panic attack yang kamu alami karena ... aku?" tanya Saka dengan nada takut.Aleana yang sedang memejamkan matanya berusaha untuk tidur pun membuka kedua matanya dan menatap langit-langit kamar rawat inapnya. "Kalau saya bilang, iya. Apa Bapak bisa bersikap profesional dan jangan lagi membahas mengenai masa lalu?" tanya balik Aleana dengan nada dingin.Saka mengusap wajahnya dengan gerakkan kasar kemudian menyugar rambutnya dengan kedua tangannya dengan gerakan frustrasi. "Demi Tuhan, Aleana. Aku ingin kita kembali bersama. Aku bener-bener cinta sama kamu. Aku mau memperbaiki semuanya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku. Aku sadar sudah jadi pria berengsek di masa lalu jadi biarkan aku memperbaiki semuanya," ucap Saka dengan nada memohon dan frustrasi di saat yang bersamaan.Aleana menyungingkan senyum sinis. "Tidak ada yang bisa anda perbaiki. Kaca yang hancur tidak bisa anda satukan kembali. Semua sudah hancur di masa lalu.""Jadi benar, aku yang mengakibatkan kamu mengalami pani
Pagi ini Saka kembali ke Jakarta bersama Aleana begitu Aleana diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Sementara itu Raka dan Kevin tetap tinggal di singapura untuk melanjutan urusan bisnis mereka. Aleana awalnya menolak untuk pulang terlebih dahulu karena dirinya merasa tidak enak pada Raka dan Kevin namun Raka meyakinkan Aleana membuat Aleana terbungkam. Aleana pada akhirnya pulang ke Jakarta bersama dengan Saka. FLASHBACK ON. Raka duduk bersebelahan dengan Kevin dan di sebrang mereka ada Saka yang duduk bersebelahan dengan Aleana. Mereka sedang berkumpul di kamar Raka karena Raka ingin menyampaikan sesuatu pada Saka dan Aleana. "Kamu dan Saka pulang saja ke Jakarta. Saya dan Kevin akan tetap di sini menyelesaikan apa yang ada disini..." ucap Raka pada Aleana kemudian Raka menoleh pada Saka, "Dan lo, Kak. Gue minta lo fokus urus kantor aja." "Tapi, Pak ... " "Tidak ada tapi, Aleana. Lebih baik kamu istirahat dan pulihkan diri kamu terlebih dahulu. Kalau saya tetap mempert
Jason mulai menyelidiki Aleana sesuai permintaan Saka. Saka sendiri mulai berusaha memenuhi permohonan Aleana selama dirinya menunggu hasil penyelidikan Jason. Saka merasa ada hal lain yang sudah terjadi dan membuat Aleana begitu berubah. Saka memulai harinya seperti biasa. Saka datang ke kantor dan mendapati Aleana sudah berada di meja kerjanya berkutat dengan komputer dihadapannya bersama dengan Lili. Saka menghela nafas kecil dan berusaha fokus dengan pilihannya untuk berusaha memenuhi permohonan Aleana untuk bersikap profesional.Pintu ruang kerja Saka diketuk. Saka yang sedang memakan sarapannya pun hanya tetap fokus dengan roti sarapannya. Dari ujung matanya, Saka bisa melihat bahwa pintu terbuka dan Aleana masuk ke dalam ruang kerjanya. Aleana berjalan mendekati meja kerja Saka."Selamat Pagi, Pak. Saya kesini mau menyampaikan jadwal Bapak hari ini," ucap Aleana yang baru masuk dan berdiri di hadapan Saka.Saka hanya mengangguk sambil memakan roti sarapannya dan mendengarkan j
Jason mulai menyelidiki Aleana sesuai permintaan Saka. Saka sendiri mulai berusaha memenuhi permohonan Aleana selama dirinya menunggu hasil penyelidikan Jason. Saka merasa ada hal lain yang sudah terjadi dan membuat Aleana begitu berubah. Saka memulai harinya seperti biasa. Saka datang ke kantor dan mendapati Aleana sudah berada di meja kerjanya berkutat dengan komputer dihadapannya bersama dengan Lili. Saka menghela nafas kecil dan berusaha fokus dengan pilihannya untuk berusaha memenuhi permohonan Aleana untuk bersikap profesional.Pintu ruang kerja Saka diketuk. Saka yang sedang memakan sarapannya pun hanya tetap fokus dengan roti sarapannya. Dari ujung matanya, Saka bisa melihat bahwa pintu terbuka dan Aleana masuk ke dalam ruang kerjanya. Aleana berjalan mendekati meja kerja Saka."Selamat Pagi, Pak. Saya kesini mau menyampaikan jadwal Bapak hari ini," ucap Aleana yang baru masuk dan berdiri di hadapan Saka.Saka hanya mengangguk sambil memakan roti sarapannya dan mendengarkan j
Pagi ini Saka kembali ke Jakarta bersama Aleana begitu Aleana diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Sementara itu Raka dan Kevin tetap tinggal di singapura untuk melanjutan urusan bisnis mereka. Aleana awalnya menolak untuk pulang terlebih dahulu karena dirinya merasa tidak enak pada Raka dan Kevin namun Raka meyakinkan Aleana membuat Aleana terbungkam. Aleana pada akhirnya pulang ke Jakarta bersama dengan Saka. FLASHBACK ON. Raka duduk bersebelahan dengan Kevin dan di sebrang mereka ada Saka yang duduk bersebelahan dengan Aleana. Mereka sedang berkumpul di kamar Raka karena Raka ingin menyampaikan sesuatu pada Saka dan Aleana. "Kamu dan Saka pulang saja ke Jakarta. Saya dan Kevin akan tetap di sini menyelesaikan apa yang ada disini..." ucap Raka pada Aleana kemudian Raka menoleh pada Saka, "Dan lo, Kak. Gue minta lo fokus urus kantor aja." "Tapi, Pak ... " "Tidak ada tapi, Aleana. Lebih baik kamu istirahat dan pulihkan diri kamu terlebih dahulu. Kalau saya tetap mempert
"Apa panic attack yang kamu alami karena ... aku?" tanya Saka dengan nada takut.Aleana yang sedang memejamkan matanya berusaha untuk tidur pun membuka kedua matanya dan menatap langit-langit kamar rawat inapnya. "Kalau saya bilang, iya. Apa Bapak bisa bersikap profesional dan jangan lagi membahas mengenai masa lalu?" tanya balik Aleana dengan nada dingin.Saka mengusap wajahnya dengan gerakkan kasar kemudian menyugar rambutnya dengan kedua tangannya dengan gerakan frustrasi. "Demi Tuhan, Aleana. Aku ingin kita kembali bersama. Aku bener-bener cinta sama kamu. Aku mau memperbaiki semuanya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku. Aku sadar sudah jadi pria berengsek di masa lalu jadi biarkan aku memperbaiki semuanya," ucap Saka dengan nada memohon dan frustrasi di saat yang bersamaan.Aleana menyungingkan senyum sinis. "Tidak ada yang bisa anda perbaiki. Kaca yang hancur tidak bisa anda satukan kembali. Semua sudah hancur di masa lalu.""Jadi benar, aku yang mengakibatkan kamu mengalami pani
"Pasien baik-baik saja untuk saat ini. Pasien memang mengalami demam dan berdasarkan cerita Bapak mungkin pasien memiliki riwayat sesak nafas. Namun untuk lebih pastinya saya harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan bertanya langsung pada pasien karena saya perlu mengetahui riwayat kesehatan pasien agar diagnosa saya lebih akurat," ucap sang dokter jaga ruang IGD itu pada Saka.Saka mengangguk menanggapi ucapan sang dokter. Saka merasa sedikit lega setelah tadi dirinya dengan panik membawa Aleana ke bagian gawat darurat. Untungnya Aleana dengan cepat mendapat penanganan medis sehingga kini kondisi Aleana jauh lebih baik. Yang Saka tau Aleana dulu tidak memiliki penyakit asma atau sesak nafas namun seiring berjalannya waktu semua bisa berubah.Aleana terbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah pucat, punggung tangannya terpasang infus dan Aleana tertidur. Sungguh pemandangan yang membuat dada Saka terasa sesak. Saka duduk di samping tempat tidur Aleana menunggu Aleana yang masih
"Kev! Panggil dokter!"Kevin pun langsung menghubungi pihak hotel dan meminta bantuan mendatangkan seorang dokter ke kamar Aleana lalu kemudian Kevin dengan sigap langsung menghubungi Raka atasannya untuk memberikan kabar.Saka sendiri kini sudah membungkus tubuh Aleana dengan handuk dan mengangkat Aleana keluar dari kamar mandi. Saka dengan cepat mengangkat Aleana ke atas tempat tidur membuat tempat tidur Aleana basah karena Aleana masih mengenakan bajunya. Saka dengan sigap mematikan AC kamar Aleana sementara Kevin melakukan apa yang Saka perintahkan.Sepeninggal Kevin, Saka pun dengan segera mengambil baju Aleana dari dalam koper dan menggantikan baju Aleana. Saka tidak tega membuat Aleana menunggu orang lain untuk datang dan terus menggunakan baju basahnya. Saka akhirnya dengan segera menggantikan pakaian Aleana dan membawa pakaian basah Aleana ke kamar mandi dan menaruhnya dalam kantung laundry bag yang sudah disediakan pihak hotel.Walau membutuhkan usaha untuk menggantikan paka
ALEANA's DREAM ON.Sore hari dua orang anak manusia berada disebuah kamar dalam sebuah apartemen milik anak laki-laki itu. Keduanya terlibah sebuah pergulatan panas yang sama-sama baru mereka kenali. Pergulatan panas diantara kedua anak manusia itu seharusnya belum mereka lakukan diusia mereka yang masih sangat muda namun karena pergaulan mereka akhirnya keduanya terjerumus dalam sesuatu yang seharusnya belum waktunya mereka kenali. Keduannya sudah sama-sama polos tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi anggota tubuh mereka. Seragam putih abu-abu mereka teronggok dilantai dengan posisi bertebaran dilantai. Keduanya pun larut dalam kegiatan yang mereka lakukan dengan dalil suka sama suka."Aku berjanji ini tidak akan sakit sayang. Kita sama-sama pemula. Aku juga pertama kali melakukan ini. Aku mencintai kamu Leana. My Leanaaa," ucap si anak laki-laki sambil melakukan segala upaya untuk membuat anak perempuan yang berada dibawah kungkungan tubuhnya semakin rileks dan menerima setiap
Saka, Aleana, Raka dan Kevin kini sedang berada diruang kerja dalam Suite milik Raka. Semua orang bekerja dengan fokus. Terlebih Raka yang tidak menyangka semua kekacauan ini disebabkan oleh dirinya. Ya, Saka memang fokus mencari investor untuk mengembangkan perusahaan mereka dan kali ini perusahaan mereka membutuhkan suntikan dana untuk kelangsungan perusahaan.Sementara Aleana hanya diam bingung harus mengerjakan apa karena Raka dan Saka hanya memberi perintah pada Kevin. Aleana menyadari suasana tengang yang penuh tekanan sedang terjadi disini. Raka merasa bersalah atas apa yang terjadi sementara Saka pusing dengan apa yang sedang terjadi. "Gue bakal cari opsi lain Bang. Masalah ini bisa loe urus segera? Kita butuh dana itu sesegera mungkin," ucap Saka dengan wajah serius.Raka menghela nafas. "Bisa. Kasih gue waktu dua hari. Gue akan coba cari opsi lain."Saka mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya lalu keluar dari ruang kerja itu. Saka berjalan menuju kulkas dan mengambi
Aleana kembali ke kamarnya yang berada satu lantai dibawah lantai dimana Suite Saka berada. Aleana memilih membersihkan diri kemudian mengatur alarm dan merebahkan dirinya dikasur. Tubuhnya terasa lelah terlebih kemarin Aleana kurang tidur. Dua jam tertidur Aleana terbangun karena Aleana merasakan ingin ke toilet. Aleana bangkit dan segera pergi ke toilet sekalian mandi bersiap untuk menjalankan kembali pekerjaannya. Sesuai dengan perintah Saka tadi, Aleana harus mengingatkan Saka saat jam makan malam tiba.Aleana mandi dan bersiap. Aleana mengambil HP nya yang berada di nakas tepat di samping tempat tidurnya dan melihat jam menunjukan pukul lima sore waktu Singapore. Aleana pun melihat ada beberapa pesan whatsapp masuk dari Liliana dan Aleana segera membukanya.[Liliana : Alea, Semua lancar?][Aleana : Tidak, ada masalah sekarang aku nunggu instruksi aja Mbak.][Liliana : Aku uda denger ceritanya dari Kevin. Kamu harus cepat tanggap untuk bantuin Pak Saka ya, Lea][Aleana : Baik Mba
Saka dan Aleana makan dalam diam. Aleana sama sekali tidak berniat untuk membuka pembicaraan dengan Saka. Aleana sudah berdamai dengan masa lalunya tapi untuk berusaha seakan-akan tidak terjadi apa-apa diantara mereka dimasa lalu masih terasa sulit. Saka menyadari keenganan Aleana berbicara padanya. Berdua bersama Aleana dalam hening seperti ini membuat Saka tidak nyaman karena dulu mereka selalu bercerita tentang apapun dan bahkan tertawa bersama tanpa beban dan itu terjadi sebelum Aleana mengetahui semua perbuatannya."Aku minta maaf," ucap Saka memecah keheningan.Aleana yang sedang makan tiba-tiba membeku. Gerakannya menyendok nasi dipiringnya terhenti. Aleana membeku diam."Aku salah menjadikan kamu taruhan bersama teman-temanku. Saat itu aku tersulut egoku untuk membuktikan perkataan mereka sehingga aku-""Aku sudah memaafkan kamu," ucap Aleana cepat.Saka yang tadinya berbicara sambil menunduk tiba-tiba mengangkat wajahnya mendengar ucapan Aleana. Saka terkejut dan menatap Ale