Share

BUKAN TENTANG SEMANGKOK RAWON

BUKAN TENTANG SEMANGKOK RAWON

"Dinda! Dinda! Buka! Di!!!!" teriak Bu Nafis.

'Dok' 'Dok' 'Dok' sambil menggedor pintu samping rumah.

"DIIIIINNNNNN! BUDEK YAAAA!!!!!" perintahnya.

"Iya, Bu!" sahut Dinda segera berjalan setengah berlari ke belakang.

Gedoran pintu belakang berbunyi berkali- kali. Nampak Bu Nafis seperti menggedor namun menggunakan tubuh bukan tangan karena pintu seng itu sampai mleyot- mleyot. Dinda segera membukakan pintu.

"Lama sekali! Kau sedang apa sebenarnya, jadi wanita itu mbok yo seng gesit. Wanita kok gak bisa tes tes tes tes! Kau buta matamu, lihat aku membawa panci panas," omel Bu Nafis menggerutu.

"Astagfirulloh," gumam Dinda menggelengkan kepalanya.

Bu Nafis masuk ke dalam rumah sambil membawa sepanci kecil rawon panas. Bau nya harum menguar, rawon khas jawa timur dengan bumbu medoknya. Hasan nampak di depan pintu dapur.

"Ada apa to, Bu? Kok teriak- teriak?" tanya Hasan.

"Lihat, ini Ibu bawa rawon enak sekali! Kau sudah makan belum?" sahut Bu Nafis. Hasan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status