LAPOR POLISI?"Sungguh aku tidak pernah bisa menalar bagaimana maksud mertuamu itu. Otakku ini tak sampai rasanya. Tak tahu malu sudah tak pantas lagi untuknya. Apa sebenarnya kata yang pantas untuk mertua semacam mertuamu itu? Dari awal Mama sudah pernah mengingatkan to, Din. Selidiki keluarganya, Hasan baik. Oke! Kalau ibunya begitu bagaimana? Siapa yang susah?" tegur Mama Dinda."Mah, sudahlah. Percuma saja kau marah- marah, tak akan menyelesaikan masalah," tegur Pak Bukhori."Papa selalu begitu, memanjakan anak sampai terlewat batas!" jawab Mama Dinda sewot. Pak Bukhori hanya menghela nafanya panjang, dia sebenarnya juga marah pada keluarga Hasan pada putrinya. Namun tak ingin terlalu marah pada Dinda, bukan karena apa- apa, dia tahu posisi anaknya hamil. Dia takut Dinda terlalu memikirkan semua itu, lalu setress dan mengalami keguguran."Papa dulu juga sama kok denganmu, Ma. Papa juga tak begitu srek dengan perilaku keluarga Hasan. Makanya kalau Mama ingat dulu Papa pernah menen
SOMASI!"Besan? Besan kan sama dengan mertua kan, Pak? Mertua di sini maksudnya mertua Mbak Dinda, Pak?" tanya Willy pada Pak Bukhori memastikan."Ya kenapa? Kau kagetkan? Memang aku pun sama, tapi inilah kenyataannya. Lalu aku harus bagaimana Mas Willy? Apa yang harus aku perbuat?" tanya Pak Bukhori."Tentu, Pak. Mungkin terdengar sedikit tak sopan, hanya saja aku ingin jujur kepada Bapak. Hehehe," sahut Willy."Yah bagaimana lagi, Mas Willy. Memang begitu kenyataannya, tadi nya sku juga tak ingin berburuk sangka tapi kenyataannya begitu apa adanya. Bagaimana menurutmu Mas Willy dari segi hukumnya?" tanya Pak Bukhor."Semua kembali kepada Bapak. Bagaimana dengan Bapak? Apa yang Pak Bukhari inginkan sekarang pasti akan saya lakukan. Terserah Bapak saja mau bagaimana, jika memang Bapak tak sungkan dengan besannya dan tetap ingin melajutkan masalah dan kasus ini sampai pelaporan polisi, BAP, lalu sampai ke meja hijau persidangan akan saya bantu, namun Bapak harus tahu konsekuensinya jan
PUNGGUNG YANG PANAS"Jujur saja Bapak itu juga tega tak tega melakukannya. Ini pertama yang Papa pandang itu jelas Hasan, bagaimanapun juga Papa menghormati dia sebagai suamimu dan Papa ingin dalam solusinya nanti membuat Hasan pindah saja dari rumah itu. Entahlah kalian nanti ingin mengekost atau kalian akan ke sini tapi jangan satu rumah lagi karena Papa merasa Ibumu itu sudah tidak beres, Nduk," jelas Pak Bukhori."Apakah somasi tidak membahayakan, Mas? Tak urusan dengan polisi kan?" tanya Dinda."Tidak dong, somasi memiliki manfaat yang signifikan dalam penyelesaian sengketa, antara lain sebagai pemenuhan kewajiban yang memberikan peringatan atau perintah kepada pihak yang akan digugat untuk segera memenuhi kewajibannya. Dengan demikian, dapat mendorong pemenuhan kewajiban secara sukarela sebelum masalah tersebut berlanjut ke proses hukum. Bisa juga sebagai peringatan atau perintah kepada pihak yang akan digugat untuk menghentikan suatu perbuatan yang dianggap melanggar hak-hak pi
CITOOOO! CITO!!!!"Ayo kita bawa ke dokter sekarang juga! Sekarang! Harus sekarang juga! Papa tak mau menunda lagi, Papa tak mau kalau terjadi apa-apa dengan kandungan Dinda," perintah Pak Bukhari.Mama Dinda pun segera bersiap untuk segera pergi ke rumah sakit tanpa berganti baju. Suasana sangat panik saat itu. Pak Bukhari segera mengebut, sesampainya di rumah sakit Dinda langsung dilarikan ke UGD. Salah satu kondisi yang harus diwaspadai pada kehamilan yaitu keluarnya perdarahan atau flek darah. Keluarnya perdarahan sebelum usia kandungan cukup bulan dapat menjadi tanda berbahaya. Salah satu penyebab dari keluarnya perdarahan yaitu mengalami ancaman keguguran. Mengingat Dinda yang memiliki riwayat keguguran membuat mereka semua panik. Keguguran merupakan suatu kondisi dimana berhentinya kehamilan yang dapat disebabkan karena berbagai hal baik karena faktor dari ibu maupun janin. Perlu diketahui bahwa keguguran tersebut dapat terbagi ke dalam beberapa jenis yaitu berupa ancaman ke
KEGUGURAN KE DUA KALINYA!"Bu! Ibu Dinda! Bu!" panggil Dokter."Citooo!" teriak Dokter."Dokkk! Dindaaa! Allah! Ndukkk!" pekik Mama Dinda.Dengan tergesa dokter segera memeriksanya. Di bantu dengan beberapa dokter, Pak Bukhori dan istrinya menunggu di luar sambil menunggu dokter kandungan datang. Pak Bukhori mengusap wajahnya kasar, ketakutannya terbesar saat ini kehilangan putrinya bukan bakal janinnya."Kleuarga Ibu Dinda," panggil perawat."Kami orang tuanya, Dok," sahut Mama DInda setelah hampir setengah jam ada di sana."Monggo ke ruangan okter dulu, Bu," ajak perawat.Pak Bukhori dan Istrinya masuk ke dalam ruangan dokter. Nampak seorang dokter lelaki yang ramah. DIa mempersilahkan kuduanya duduk."Monggo Bapak dan Ibu kami persilahkan duduk dulu," katanya ramah."Perkenalkan saya dokter Joko yang menangani putri Bapak," sambungnya."Bagaimana, Dok?" tanya Pak Bukhori panik."Bu, Pak, maaf Ibu Dinda mengalami perdarahan. Memang pendarahan di bagi menjadi dua, bisa yang biasa b
PUKULAN TELAK!"Pa, bagaimana? Kau mengatakan pada Hasan?" tanya Mama Dinda setelah Pak Bukhori kembali. Pak Bukhori menghela nafasnya panjang."Menurut Mama bagaimana?" tanya balik Pak Bukhori."Kita tanya dokter visit saja, Pah. Atau nantu pas Mbak Mbak perawat ke sini," usul Mama Dinda.Pak Bukhori menganggukkan kepalanya, dia menatap putrinya yang masih tidur tak sadarkan diri. Dia sangat menyadari bahwa keguguran pada wanita dapat menyebabkan gangguan mental dan perlu mendapatkan penanganan segera. Salah satu dampak buruk dari keguguran yang bisa terjadi adalah depresi. Pak Bukhori sangat menyadari bahwa keguguran yang terjadi pada wanita dapat menimbulkan banyak dampak buruk, baik secara fisik maupun mental. Perasaan kehilangan, ditambah rasa bersalah dapat menjadi salah satu faktor yang membuat kondisi mental menjadi tidak stabil. Maka dari itu, semua perasaan negatif tersebut perlu diatasi sesegera mungkin agar tidak berlarut-larut. Ada beberapa gangguan mental yang menganc
BAGAIMANA JIKA MERTUAKU MENYALAHKANKU, USTADZAH?Belum sampai Pak Bukhori menjawab Dinda sadar. Dinda sadar dia sudah berada di ruangan."Pah, Mah. Kenapa? Ada apa, Pa? Kenapa Dinda di sini?" tanya Dinda."Alhamdulillah kau sudah sadar, Nduk," ucap Pak Bukhori.Mama Dinda pun segera menghampiri sang putri, dia membelai lengan Dinda. Pak Bukhori pun juga menghampirinya. "Apa yang sakit, Nduk? Bagian mana ya? Papa pijit ya? Atau mau di taruh minyak kayu putih?" tawar Pak Bukhori. Dinda menggelengkan kepalanya."Bagaimana kondisi bayi nya, Dok?" tanya Dinda. Dokter itu menghampiri Dinda, tanpa menjawab dokter itu mengelus lengan Dinda juga. Tanpa berkata Dinda pun tahu apa maksud elusan itu tanpa penjelasan."Kau harus ikhlas, kau harus tabah," imbuh Pak Bukhori."Apa maksud Papa? Apa maksud Papa, Ma? Kenapa Dok? Ada apa dengan Dinda?" ujar Dinda mencoba mengingat-ingat lagi."Apa yang telah terjadi?" tanya Dinda.Dinda mencoba- coba untuk mengingat kembali apa yang terjadi. Dinda ma
DILEMA, FIRASAT MENJADI SATU."Saat menjalani pemulihan, kamu bisa mencoba untuk membuka diri dan mengungkapkan semua perasaan negatif yang mungkin muncul. Kamu tidak perlu menyimpan perasaan tersebut seorang diri karena akan membuatmu merasa semakin tertekan. Namun, jangan memaksakan diri bila kamu belum siap untuk membuka diri kepada orang lain. Beri waktu bagi dirimu dan pasangan untuk berduka dan saling mengungkapkan perasaan," sambungnya."Bagaimana jika mertua dan suami menganggap saya yang salah, Ustadzah?" tanya Dinda."Abaikan komentar orang lain tapi jangan di sanggah, bagaimanapun juga dia adalah orang tua, Nduk. Tidak perlu mendengarkan komentar orang lain yang tidak berkenan di hati. Misalnya, saat seseorang mengatakan “ayo dong move-on, jangan nyusahin deh” atau “ya salah kamu sih, makanya hati-hati jaga kehamilannya”. Kalimat-kalimat negatif seperti ini justru membuatmu semakin sedih bahkan terpuruk. Sebisa mungkin hindari orang-orang yang justru membuatmu makin sedih d