Share

Empat

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2021-12-31 17:55:58

Agra bersalaman dengan Heru—orang suruhan Jefri yang sengaja diutus untuk menggantikan dirinya. Walau agak kecewa dengan Jefri, ia mencoba untuk mereda emosi. Setiap ada janji akan bertemu, Jefri selalu membatalkan atau mengubah jadwal. Seperti kali ini Heru yang datang menggantikan sang bos.

“Pak Jefri sedang mengurus kantor cabang yang bermasalah. Mohon maaf, saya yang menghandel kali ini,” ucap Heru.

“Baik, kita mulai sekarang?” tanya Agra.

Mereka memulai berbincang untuk menentukan bagaimana kerja sama yang akan mereka jalankan. Sejak lama Agra memang mengincar perusahaan Gemilang Emas untuk membuat bisnisnya semakin meningkat.

Keduanya berjabat tangan tanda semua sudah selesai dan Heru sudah menyetujui bekerja sama dengan pihak Agra. Perusahaan peninggalan sang ayah sudah maju lebih pesat setelah Agra memegangnya.

Semua pun tidak lepas dari dukungan Agnia sebagai istri. Namun, kali ini saat ia sukses, Agnia terlempar dari rumah besar itu karena fitnah ibu mertua.

“Gra, langsung pulang apa bagaimana?” tanya Hana—sekertarisnya.

“Aku mau ke pengacara dulu, ada yang mau aku bicarakan tentang Agnia.”

“Loh, memang ada apa dengan kalian?” tanya Hana.

Agra duduk kembali di bangku. Ia menatap sekeliling yang ramai, tapi dirinya merasa hampa. Baru saja sehari ia hidup tanpa Agnia, rasanya bagaikan setahun.

“Dia ada main dengan Gio.”

“Akhirnya kamu tahu juga,” ucap Hana.

Agra tertarik dengan ucapan Agnia. Ia menegakkan tubuh untuk mendengarkan lebih lanjut cerita tentang istrinya.

“Kamu tahu apa?” tanya Agra.

“Ya, selama ini aku diam karena kasihan sama kamu. Ya, semenjak Gio terkenal, sepertinya Agnia suka sama adik iparnya. Kemarin saja aku lihat mereka mesra banget. Ya, mau cerita takut kamu nggak percaya.” Hana tersenyum tipis.

Agra semakin naik pitam mendengarnya. Darahnya mendidih kala mengingat smeua bukti perselingkuhan Agnia. Kurang apa dirinya selama ini pikir Agra. Ia pun mengingat pengorbanannya untuk Agnia.

Pernikahan yang ditentang kedua orang tuanya dan ia merasa menyesal telah mengambil keputusan itu.

“Semoga saja perceraian kamu lebih cepat, ya. Aku kasihan kalau kamu di tusuk dari belakang. Dia seolah-olah lupa, kalau kamu yang menutup aibnya. Kalau kamu nggak menikahi dia, mana bisa anaknya sekolah.” Lagi, senyum Hana begitu lebar.

Agra menarik napas, lalu beranjak menuju mobilnya. Hana mengikuti di belakangnya sembari memainkan ponsel. Tangannya lincah bermain di benda pipih itu sembari tersenyum puas.

[Tan, sepertinya memisahkan Agra dan Agnia berhasil. Agra akan ke pengacara untuk diskusi tentang perceraian mereka]

Ceklis biru terlihat di ponsel milik Hana. Wanita itu kembali mensejajarkan langkah di samping Agra.

***

Jefri dan Agnia terdiam sesaat. Apalagi Agnia masih kikuk dengan apa yang baru saja di ungkapkan Jefri.

Suasana kembali kaku saat Jefri terpaksa membaca CV milik Agnia. Sementara, Agnia hanya bisa menunduk menunggu pria di depannya berbicara.

“Jadi kamu sudah menikah?” tanya Jefri.

Agnia mendongak saat mendengar pertanyaan Jefri.

“Iya.”

Jefri merasa lega saat tahu Agnia sudah berkeluarga. Ia merasa bersalah jika Agnia harus menerima kesusahan setelah apa yang tidak sengaja ia perbuat pada wanita di hadapannya.

“Kamu bisa bekerja mulai hari ini,” ucap Jefri.

“Be—benarkah? Aku sudah bisa bekerja?” tanya Agnia.

“Benar. Benefit akan di jelaskan HRD nanti. Kamu akan mendapat gaji dua kali lipat jika kamu berhasil dalam beberapa tender. Juga bonus 3 kali lipat jika semua bisa kamu handel dengan baik.”

“Aku nggak mimpi? Apa karena sesuatu hal tidak wajar kamu berikan pada saya?”

“Setidaknya aku bisa tidur nyenyak setelah bertemu dengan kamu dan tahu jika kamu hidup dengan baik bersama suamimu. Semua yang aku takutkan tidak terbukti,” tutur Jefri.

“A—apa yang kamu takutkan?” tanya Agnia.

Jefri mendesah, ia beranjak dari tempat duduk dan menatap dinding ruang kerjanya. Suasana kembali hening saat ia mengatakan ketakutannya selama enam tahun berjalan. Selama itu pun, ia terus mencari kabar Agnia.

“Kamu masih begitu muda, aku takut kamu hamil,” ujar Jefri.

Seketika pulpen yang dipegang Agnia terjatuh ke lantai. Hawa dingin di ruang itu tiba-tiba saja terasa panas. Tatapan Agnia membuat Jefri merasa bingung. Pria itu hanya mengatakan kecemasannya, tapi ia berpikir semuanya tidak terbukti.

“Apa kamu bisa tidur nyenyak setelah malam itu?” Bibir Agnia bergetar hebat saat mengatakan pertanyaannya.

Sementara, Jefri kembali tegang ketika netra Agnia berani menatapnya dengan tajam.

***

“Sayang.” Wanita berambut pirang datang dengan wajah semringah.

Tanpa mengetuk lebih dahulu pintu ruangan itu, Bianca langsung saja menghampiri Jefri—kekasihnya.

“Bi, aku sedang ada interview. Tolong ke luar sebentar,” pinta Jefri.

“Biar saya yang ke luar, Pak. Sudah selesai bukan?” tanya Agnia.

Jefri mengangguk saat Agnia pamit ke luar ruangan. Namun, langkah wanita itu terhenti di depan pintu karena sebuah pesan di ponselnya. Agnia cemas saat membaca pesan dari ibunya yang memberi tahu jika Leon sakit. Ia kembali memutar tubuhnya.

“Pak, maaf, saya tidak bisa masuk hari ini karena anak saya panas. Boleh saya mulai besok?” Pertanyaan Agnia membuat Jefri bingung. Pasalnya tidak ada karyawan yang seberani Agnia untuk mengubah keputusan.

Jefri masih bergeming, entah kenapa ia ingin sekali mengantar Agnia pulang. Akan tetapi itu tidak akan mungkin terjadi karena ada Bianca si sampingnya.

“Silakan.”

Agnia menarik napas lega, ia langsung ke luar ruangan dengan cepat. Agnia berharap Leon tidak sakit parah. Ibunya di rumah cemas, nenek dari Leon itu kembali menghubungi Agnia.

“Tunggu, Bu. Aku segera pulang.” Sembari menutup telepon, Agnia gegas memesan ojek online agar lebih cepat sampai rumah.

Agnia begitu cemas, biasanya ada Arga yang ia andalkan untuk mengantar Leon ke rumah sakit. Namun, kali ini ia tidak lupa jika pria itu sudah mentalaknya. Dia tidak akan mau menolong bahkan pria itu pun menyinggung masalah masa lalunya Agnia.

Ia menguap bulir bening di pipi, apalagi mengingat apa yang dikatakan Jefri. Pria itu sudah bahagia pikirnya dengan istrinya. Untuk apa dia tahu tentang bagaimana Agnia menjalani hidup setelah semuanya yang terjadi.

***

Sesampainya di rumah, Agnia langsung menempelkan fever colling untuk Leon. Sebelumnya sang ibu mengatakan jika Leon sudah di beri obat.

Bu Anggun menyiapkan bubur untuk Leon. Sementara itu, Agnia masih duduk sembari menatap sang anak. Ia hampir saja tak kuasa saat melihat Jefri. Wajah keduanya sangat mirip, bagai pinang dibelah dua. Lamunannya membawa Agnia kembali mengingat kala itu.

Agnia terkesiap saat merasa tubuhnya berat karena pelukkan seseorang di belakangnya. Ia kembali tercengang saat melihat tubuhnya hanya tertutup kain selimut putih. Sementara, pria di belakangnya hanya mengenakan celana boxer.

Hantunya berpacu dengan cepat, ia gegas melepaskan tangan kekar Jefri yang melingkar di tubuhnya. Napasnya naik turun saat merasakan nyeri di bagian Miss V nya.

Jefri membuka mata, ia melihat Agnia yang sudah berlinang air mata. Agnia meraba lantai, lalu memungut baju yang berserakan dan memakainya cepat. Jefri yang masih merasa pusing hanya bisa bergeming melihat Agnia yang semakin terisak.

Agnia perlahan mencoba bangkit, lidahnya kelu untuk berbicara. Ia bingung dengan apa yang sedang ia alami. Kepalanya pun masih terasa sakit.

“Ke—kenapa aku bisa ada di sini?” tanya Agnia pada Jefri.

“Kamu lupa, kamu yang agresif malam tadi. Kamu datang ke kamar ini dan kamu dan saya—“

“Cukup!”

Agnia kembali mengingat kejadian malam sebelum ia berada di kamar Jefri. Ia yang tak pernah meminum alkohol harus merasakan minuman itu karena paksaan beberapa teman satu sekolah. Namun, ia mengingat jika ia bersama kekasihnya.

“Saya yang menyelamatkan kamu dari pacar kamu yang berengsek. Dia bersama beberapa teman pria yang lain mau menggilir kamu.”

“Bohong! Bagas nggak seperti itu, kamu bilang mau menyelamatkan saya, tapi apa yang kamu perbuat pada saya, hah?” Agnia berteriak frustrasi.

“Kamu yang memaksa saya, kamu juga membuat adrenalin saya bangkit. Kamu yang mulai semua,” ucap Jefri sembari menyalakan rokok.

Kepulan asap menyembul di kamar itu. Agnia benar-benar hancur, ia tidak tahu harus bagaimana.

“Kamu—“

Jefri mulai memakai bajunya lengkap. Lalu ia mengeluarkan beberapa uang dan kartu nama.

“Ini ongkos untuk kamu pulang dan simpan kartu nama saya jika terjadi sesuatu sama kamu. Temui saya, saya akan bertanggungjawab.”

“Saya bukan pelacur!”

“Saya tahu, tapi semalam kamu sulit dikendalikan.”

Jefri menatap layar ponselnya, setelah itu gegas meninggalkan Agnia yang masih bergeming di tempatnya.

“Ni, ini bubur sudah siap, tolong kamu suapi Leon jika nanti dia bangun.”

Agnia terkesiap, seketika ia sadar dari lamunannya. Gegas ia mengambil mangkok yang berisi bubur itu dan menaruhnya di meja. Leon masih tertidur efek obat yang Bu Anggun berikan.

Agnia mencoba mengetik pesan untuk Agra, tapi ia kembali menghapusnya. Bagaimana pun, sebelum talak terjadi, Agra adalah salah satu orang yang begitu peduli pada Leon.

[Leon sakit, bisa kamu jenguk dia? Leon pasti senang jika Papanya datang]

Pesan sudah terkirim dan terlihat Agra pun sudah membacanya. Namun, tidak ada balasan dari pria itu. Agnia kembali menyandarkan tubuh di sofa, hidupnya kali ini sangat berat.

"Apa dia sudah melupakan Leon? Apa aku harus mengemis dan memohon agar Agra mau datang dan menjenguknya?"

***

 Bersambung

Comments (1)
goodnovel comment avatar
irwin rogate
cerita masa lalu yang menyakitkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Lima

    [Leon sakit, bisa kamu jenguk dia? Leon pasti senang jika Papanya datang]Agra masih terus memandangi pesan masuk dari Agnia. Ia menahan agar tidak datang ke sana. Padahal ia sangat mencemaskan Leon yang sedang sakit. Agra sangat menyayangi anak laki-laki Agnia.Setiap pulang kerja, Leon selalu menyambutnya dengan semringah. Papa, biasanya anak itu lantang berteriak lalu memeluknya. Begitu sempurna hidup mereka kala belum ada badan yang menghantam.“Kamu sudah pulang?” tanya Bu Sukma.“Iya,” jawab Agra tanpa menoleh.“Kamu lihat apa, Ga?” Bu Sukma ingin tahu apa yang sedang di lakukan Agnia.“Agnia mengirim pesan, Leon sakit.” Agra mengambil teko dan menuangkannya di gelas. Ia meneguk air putih itu lalu menaruhnya kembali.Bu Sukma tidak suka mendengar nama Agnia dan Leon di sebut. Ia mengalihkan pembicaraan agar Agra tidak datang menemuinya.“Ibu sudah bicara sama Gio

    Last Updated : 2021-12-31
  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Enam

    [Leon sakit, bisa kamu jenguk dia? Leon pasti senang jika Papanya datang]Agra masih terus memandangi pesan masuk dari Agnia. Ia menahan agar tidak datang ke sana. Padahal ia sangat mencemaskan Leon yang sedang sakit. Agra sangat menyayangi anak laki-laki Agnia.Setiap pulang kerja, Leon selalu menyambutnya dengan semringah. Papa, biasanya anak itu lantang berteriak lalu memeluknya. Begitu sempurna hidup mereka kala belum ada badan yang menghantam.“Kamu sudah pulang?” tanya Bu Sukma.“Iya,” jawab Agra tanpa menoleh.“Kamu lihat apa, Ga?” Bu Sukma ingin tahu apa yang sedang di lakukan Agnia.“Agnia mengirim pesan, Leon sakit.” Agra mengambil teko dan menuangkannya di gelas. Ia meneguk air putih itu lalu menaruhnya kembali.Bu Sukma tidak suka mendengar nama Agnia dan Leon di sebut. Ia mengalihkan pembicaraan agar Agra tidak datang menemuinya.“Ibu sudah bicara sama Gio

    Last Updated : 2022-01-28
  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Tujuh

    Jefri mencari-cari Agnia, tapi ia kehilangan jejaknya. Sementara, Farha dan Chika ikut mengejarnya dengan napas tersengal-sengal. Sang kakak memukul punggung adiknya karena kesal pergi tanpa pamit dan membuat panik.“Kenapa lari begitu?” tanya Farha kesal.“Tahu Uncle, kaya lagi liat Tante Bianca selingkuh, ya?” Chika asal bicara.“Hus, eh tapi mungkin aja, Ka,” timpal sang mama.Keduanya malah tertawa, sedangkan Jefri tidak mungkin mengatakan jika ia mengejar Agnia dan anaknya. Refleks ia mengejar karena Chika dan Farha mengatakan wajah anak itu mirip dengannya.Jefri mencuil hidung mancung Chika—keponakannya. Sering kali Chika membuat Jefri terkikik karena usia anak itu masih terbilang kecil, tapi jika sudah berbicara maka tak akan pernah berhenti dengan gaya bicara orang dewasa. Seperti kali ini anak itu mengatakan Bianca—kekasihnya berselingkuh.“Kasihan Tante Bianca kamu fitnah, Ka,&

    Last Updated : 2022-01-28
  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Delapan

    “Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Boleh aku menggendongnya?” tanya Jefri.“Gendong? Siapa?” Agni masih sangat gugup.Jefri tertawa mendengar jawaban Agnia. Pria itu menggeleng karena ia melihat wanita di depannya sudah berbeda.“Mengendong Leonlah, masa kamu,” ucap Jefri.Bu Anggun ikut terkikik mendengar ucapan Jefri. Ia langsung menghampiri Leon sesaat Agnia mengangguk menyetujui. Leon yang tertidur pun tidak bangun, hanya mengulat karena berpindah tangan.Jefri memejamkan mata saat ia mengayun Leon. Ia kembali berpikir apa anak itu yang ada di mimpinya? Entah karena ia sering memikirkan Agnia yang sulit ia temukan hingga ia memimpikannya.“Permisi, Pak, anaknya mau kita bawa untuk di pasang infus,” ujar Suster.“Sus, bisa nggak kalau nggak di infus, saya yang besar aja sakit, bagaimana anak kecil.” Jefri melirik ke arah Agnia, sedangkan Suster hanya tersenyum.&ldqu

    Last Updated : 2022-01-29
  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Sembilan

    Agnia terbangun sejak tadi saat Leon terus mengigau memanggil sang ayah. Ia merasa tidak tega dengan Leon. Bagaimana pun, ia harus menemui Agra di kantornya. Menelepon pun tidak ada tanggapan. Biasanya ia mencoba menghubungi Gio, tapi sejak fitnah kejam yang dituduhkan padanya, ia mulai menutup diri dari adik iparnya.“Kamu mau ke kantor Gio?” tanya sang ibu.“Sepertinya, Bu. Aku masuk kantor dulu, pulangnya nanti aku ke kantor Mas Agra. Atau pas jam makan siang, kebetulan kantor kami tidak jauh. Aku titip Leon, ya, Bu,” ujar Agnia.“Iya, tenang saja. Biar Leon ibu yang jaga, lagi pula dia sudah membaik.”“Iya, Alhamdullilah.”“Ini juga karena bos kamu yang baru. Dia baik memberikan fasilitas VIP untuk Leon, kemungkinan obat pun pasti terjamin.”Agnia hanya tersenyum, entah benar atau tidak apa yang dikatakan Jefri jika ia harus mencicil biaya kamar dengan gajinya. Akan tetapi, jika

    Last Updated : 2022-01-31
  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Sepuluh

    Agnia datang ke ruangan Jefri karena Aina memintanya untuk menemui Jefri. Namun, pria di hadapannya itu masih berkutat dengan ponselnya.“Sial!”Agnia terkesiap saat tiba-tiba saja Jefri mengumpat. Sang bos pun lupa jika Agnia sudah berada di depannya. Jefri langsung meminta maaf dan fokus pada Agnia. Sejak tadi ia mencoba menghubungi Bianca—kekasihnya, tapi tak ada jawaban. Sejak semalam Bianca tak mau menerima telepon darinya karena marah akibat ia lupa menjemputnya.“Maaf, ada sesuatu yang membuat saya kesal. Bagaimana kondisi Leon?” tanya Jefri.“Sudah lebih baik, demam sudah turun.” Agnia menjelaskan.Agnia terdiam sesaat, Agra saja tidak peduli dengan Leon. Akan tetapi, Jefri terus saja bertanya dengan keadaan Leon. Apa itu yang di namakan ikatan batin pikir Agnia.“Syukurlah kalau begitu. Di sana siapa yang menjaga?”“Mamaku dan akan ada suster yang dulu merawat Leon.&

    Last Updated : 2022-01-31
  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Sebelas

    Jefri sudah sampai di rumah sakit untuk mencocokkan DNA dirinya dan Leon. Ia melihat dari kaca ibu Anggun tertidur di sofa dan Leon bermain bersama suster Sarah. Niatnya untuk masuk ke dalam ia urungkan karena takut membuat Bu Anggun bertanya-tanya. Ia kembali melangkah meninggalkan ruang inap.Pria berjas itu langsung beranjak ke ruang di mana dirinya akan melakukan tes DNA. Di sana seorang perempuan sudah menunggunya untuk melakukan tes itu.“Saya sudah mendapatkan darah anak itu, tidak banyak, tapi setidaknya bisa untuk mencocokkan dengan Anda,” ujar wanita dengan baju putih itu.“Baik, terima kasih.”“Kebetulan tadi suster mengambil darah Leon untuk kembali menjalankan tes.”Jefri hanya mengangguk dan langsung mengikuti arahan untuk tes kali itu. Ia meringis saat darahnya diambil. Walau sedikit juga ia masih trauma jika melihat darah di mana saja. Sebelum pulang, Jefri kembali melihat kamar Leon. Anak itu ter

    Last Updated : 2022-02-01
  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Dua Belas

    Farha kembali menenangkan sang ayah yang murka saat Jefri datang. Pria tua dengan wajah berkerut itu tak segan melempar sang anak dengan gelas plastik yang ada di meja. Sementara, sang ibu pun ikut memisahkan mereka.“Pa, Jefri bukan anak kecil lagi,” ucap Jefri.“Bukan anak kecil tapi nggak nikah-nikah. Sudah Papa bilang, menikah dan beri aku cucu. Jangan berharap pada artis gadungan itu,” ujar Surya.“Pa, dia punya nama. Bianca namanya.” Jefri membela Bianca.Surya tahu sang anak hanya tinggal menunggu Bianca mengatakan iya. Namun, sampai detik yang ditentukan ia belum juga menikah. Jefri tidak mengerti sampai sang ayah marah besar seperti itu.“Kamu tahu, jika kamu tidak memiliki keturunan laki-laki, harta dan kekayaan perusahaan akan jatuh ke tangan Yoga. Apa itu yang kamu mau?” Surya menaikkan suaranya.Jefri seperti anak kecil yang sedang diomeli ayahnya setelah pulang sekolah. Pak Surya

    Last Updated : 2022-02-01

Latest chapter

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Empat Puluh Tiga

    Agnia terus memperhatikan Farha yang tersipu saat sedang berbincang dengan Agra. Walau Mereka sedang berkumpul bersama, Agnia masih bisa membedakan saat Farha dan Agra saling tatap. Bukan karena tidak suka dengan hubungan mereka, tapi lebih ke Agra yang baru saja bercerai dengan Hana.“Kamu kenapa?” tanya Jefri sedikit berbisik.“Aku, nggak kenapa-kenapa.” Agnia kembali fokus pada Leon yang sudah tertidur di pangkuannya. Ia memilih pamit untuk menaruh sang anak.Jefri pun mengikuti Agnia karena ada hal yang terlihat tidak baik. Wajah Agnia seperti sedang kebingungan, hal itu membuat sang suami gegas menghampirinya. Ia ingin tahu apa yang mengganggu pikiran Agnia.Setelah menaruh Leon, Agnia kembali beranjak ke luar. Namun, Jefri memintanya untuk tetap di kamar dengannya.“Ada apa?” tanya Agnia heran.“Kamu sedang memikirkan apa?”Walau berusaha menutupi, tapi Jefri sebagai seorang suami

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Empat Puluh Dua

    Jefri menghampiri Agnia yang sedang membaca novel, ia duduk di sebelah sang istri. Stelah menidurkan Leon, pria itu gegas menemui Agnia untuk membahas kesalahan yang telah ia buat. Agnia terlihat sangat cantik dengan piyama sutra yang dikenakannya.“Kamu masih marah sama aku?” tanya Jefri.Agnia menutup bukunya, lalu beralih pandang ke sang suami. Ia teringat pesan sang mertua, sebuah kepercayaan adalah kunci dari langgengnya rumah tangga. Terlepas dari masalah yang memang berpatok pada logika.Tatapan sang istri membuat Jefri ketar-ketir, ia takut emosi Agnia belum stabil. Lalu, ia sepertinya mengurungkan niat untuk membahas masalah kemarin.“Mau ke mana?” tanya Agnia.Jefri duduk kembali saat Agnia menahan tangannya. Ia pikir wanita itu masih diam karena marah. Akan tetapi, Agnia sudah menegurnya.“Aku nggak mau ganggu kamu,” ujar Jefri.“Kamu pikir aku masih marah?” Agnia kembali bert

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Empat Puluh satu

    “Sudah papa katakan, jangan pernah gegabah. Buang rasa iba kamu pada wanita itu. Sadarlah, perbuatannya bukan kamu yang harus bertanggungjawab. Itu pilihan dia, jadi untuk apa kamu merasa karena dirimu dia menjadi seperti itu.” Jordi mengomel saat tahu Jefri sengaja datang ke sel untuk menemui Bianca.Jordi pun sudah mendengar gosip yang beredar di kalangan masyarakat tentang isu persekongkolan Jefri dengan Bianca untuk membunuh Remon. Keluarga itu pun sudah bersiap jika ada hal yang membuat nama baik keluarga itu tercemar.Jefri sudah mengaku salah, apalagi rasa ibanya malah menyakiti sang istri. Sebelum terlambat, ia gegas untuk memperbaiki diri.“Lebih baik kau pikirkan perasaan istrimu, jaga hatinya. Bukan malah memikirkan orang yang merusak keluarga.” Lagi, Jordi memberi nasihat pada sang anak.Jefri mengangguk, sebelumnya ia meminta maaf atas kelalaiannya. Pria itu pun berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya. Jefri kembal

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Empat Puluh

    Setelah menerima pesan masuk dari Agnia, Jefri gegas pulang dan menemui sang istri yang mungkin saat ini sedang kacau. Benar dugaannya, Agnia duduk dengan wajah penuh air mata.“Kamu nggak apa-apa?” tanya Jefri saat menghampiri sang istri.“Kamu bilang tidak ada apa-apa?” Agnia mulai meninggikan suaranya.Jefri langsung memeluk Agnia, tapi sang istri menolaknya. Agnia meminta untuk sang suami jangan mendekatinya. Emosi memuncak saat menerima foto dari orang yang tak dikenalnya.“Untuk apa kamu menemuinya?” Agnia bertanya dengan napas memburu.“Aku hanya sedikit berbicara, tidak ada hal yang bisa membuat aku kembali padanya. Kamu tenang saja, Sayang.” Jefri mencoba menenangkan sang istri.Agnia masih sangat kecewa dengan sang suami karena janji Jefri tak ditepatinya. Pria itu menemui Bianca karena merasa iba dan bersalah. Namun, ia tidak memikirkan hal nanti yang akan diterimanya. Agnia cemburu

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Dua Puluh Sembilan

    Farha menyambut pelukan Agnia, rasanya hanya dua Minggu saja seperti bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Kedua wanita itu kembali tertawa memikirkan betapa lebainya mereka saat ini. Agnia lalu gegas menemui sang anak yang sedang bermain dengan ibunya.Leon berlari dan memeluk sang ibu. Begitu juga Agnia yang menyambut sang anak ke dalam pelukannya. Yang paling dirindukannya adalah anak laki-lakinya yang selalu membuatnya sangat rindu.“Leon nggak kangen sama papa?” Jefri menghampiri sang anak yang berada di pelukan Agnia. Leon pun berpindah dan berada di pelukan sang ayah. Kembali cium sayang membasahi pipi merah anak laki-laki itu.Kepulangan Agnia dan Jefri di sambut bahagia kedua orang tuanya. Oleh-oleh pun sudah disiapkan keduanya untuk orang-orang terkasih. Terutama anak mereka yang sangat dirindukan sepanjang bulan madu.“Jef, Papa mau bicara.” Jordi mengajak sang anak masuk ke ruang kerjanya.Jefri berpamitan pada Ag

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Tiga Puluh Delapan

    Farha belum tenang jika Bianca belum mendapat hukuman yang setimpal. Janda satu anak itu sudah berulang kali mengunjungi penjara dan mendiskusikan masalah pembunuhan sang paman. Belum lagi, ia harus mengurusi beberapa kasus sang adik. Sejak kejadian yang menimpanya, Jefri dan Agnia memutuskan untuk pergi bulan madu ke luar negeri dan menitipkan anak mereka pada kakek dan neneknya.Farha menyeruput milk shake yang ia pesan tadi. Duduk santai di kafe adalah hal yang paling ia suka untuk menghilangkan penat sembari menikmati beberapa makanan kesukaannya.“Bu Farha.”Farha menoleh sesaat kala ia mendengar seseorang memanggil namanya. Wajah wanita itu menjadi semringah melihat Agra datang menyapa.“Hai, kok bisa ketemu di sini?” tanya Farha.“Kebetulan habis diskusi dengan pengacara, suntuk kalau di kantor. Bu Farha sendiri, kok bisa ada di sini, sama siapa?” Agra bertanya sembari memerhatikan sekeliling.Farha

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Tiga Puluh Tujuh

    Merasa lelah, Jefri pun langsung tertidur saat sampai di rumah. Ia sama sekali tidak menyapa Agnia yang berada di kamar Leon. Pria itu datang, mandi dan terlelap. Agnia mendengar derap langkah saat seseorang memasuki kamar. Ia yakin itu sang suami, tapi Jefri tidak menghampirinya.Agnia menutup tubuh Leon dengan selimut, kemudian gegas pergi ke kamar untuk melihat suaminya. Pria itu begitu lelap tertidur hingga Agnia tidak mau mengganggunya. Ia duduk di samping ranjang sembari menatap wajah Jefri yang begitu jelas sangat lelah.Jefri bergerak, lalu kembali tertidur. Agnia hendak beranjak dari samping ranjang, tapi ia kembali terduduk dan mencoba mendengarkan sang suami mengingau.“Bi—Bi—Bianca!” Jefri terbangun lalu mengusap wajah. Tanpa sadar, ia langsung menoleh ke arah sang istri.Wanita mana yang tidak sakit hati saat sang suami menyebut nama mantan kekasihnya saat ia tertidur. Dada Agnia begitu sesak hingga ia memilih pe

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Tiga Puluh Enam

    Jefri terduduk lemas setelah menelepon Farha. Pria itu tidak bisa berbicara banyak karena merasa syok dengan kabar kematian Remon juga penyebab kematiannya. Sang istri menghampiri saat melihat wajah Jefri begitu pucat.“Ada apa?” Agnia bertanya pelan.Lidah pria itu begitu kelu untuk berbicara. Perasaannya bercampur aduk dengan berita tentang pembunuhan pamannya oleh Bianca. Jefri bergeming sejenak saat Agnia terus saja bertanya tentang Farha. Dia takut terjadi sesuatu dengan Farha—kakak iparnya.“Ada apa dengan Ka Farha?” Agnia tak sabar hingga mengguncangkan tubuh sang suami.“Farha nggak apa-apa. Tapi, Om Remon—“ Jefri kembali menjeda ucapannya.“Kenapa dengan Om Remon?”“Dia meninggal tertikam oleh—“Agnia semakin penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Gegas ia merampas ponsel Jefri dan melihat pesan masuk dan berita tentang kematian Remon. Agnia menu

  • Jadi Istri Bos Setelah Ditalak   Tiga Puluh Lima

    Cukup lama Bianca menunggu karyawan bank itu memeriksa hingga akhirnya memanggil namanya. Bianca menghampiri dengan cepat untuk mengambil beberapa uangnya.“Maaf, Mbak. Untuk dana ini tidak bisa dicairkan karena perusahaan Gading Putra milik Pak Remon sedang pailit. Tidak ada yang bisa ditarik.” Karyawan itu menjelaskan.“Setengahnya saja, Mbak, bisa kan? Coba cek ulang, takutnya Mbak salah.” Bianca terus memaksa karyawan itu kembali meneliti.“Maaf, tidak bisa. Mau berulang kali kamu mengeceknya pun hasilnya akan tetap sama. Cek ini tidak bisa dicairkan.Tubuh Bianca lemas seketika, uang bermiliar-miliar yang dijanjikan Remon hanya kebohongan semata. Ia melangkah goyah setelah kembali mencoba karyawan mengecek ulang. Hasilnya tetap sama, cek itu tidak bisa dicairkan. Habis sudah hidupnya, bayangan ke luar negeri pun kandas begitu saja. Karier yang ia bangun harus hancur karena keegoisannya.Bianca gegas ke kantor Remo

DMCA.com Protection Status