Home / Romansa / Jadi CEO Setelah Diceraikan / Awal Petaka Rumah Tangga

Share

Jadi CEO Setelah Diceraikan
Jadi CEO Setelah Diceraikan
Author: Saga

Awal Petaka Rumah Tangga

Author: Saga
last update Last Updated: 2022-08-24 11:38:23

‘Mas, jangan lupa hadir di acara syukuran kehamilanku.’

Wisnu terkesiap membaca pesan dari Jihan. Bagaimana tidak? Sepertinya baru kemarin dia menginap di sini. Sekarang dia mengabarkan kalau dirinya hamil.

‘Kok bisa?’

Wisnu  masih diliputi ketidakpercayaan. Dia membaca berkali-kali pesan itu. Berharap kalau pesan dari itu salah.

‘Kamu serius hamil?’

‘Iya, Mas. Sebentar, aku kirim gambar testpack-nya ya.’

Tidak berapa lama, dia mengirimkan sebuah gambar. Dua garis merah di alat itu. Menegaskan kalau Jihan benar-benar hamil.

Wisnu mengusap wajah dengan kasar. Kepanikan melandanya saat itu. Dia ingat betul. Brata, suami Jihan divonis kelainan hyprotoid. Yang menyebabkan kualitas dari sperma-nya rendah. Hal itulah yang menyebabkan Jihan sulit hamil, sehingga sering terjadi percekcokan di antara mereka. Puncaknya, setelah lebaran, di mana keluarganya berkumpul. Pasangan Brata dan Jihan menjadi pergunjingan di antara mereka. Jihan yang tidak kuat melarikan diri ke rumah Wisnu dan Septi. Septi memang sudah bersahabat lama dengannya meminta izin kepada Wisnu untuk menampung Jihan walau sebentar. Wisnu pun tidak keberatan.

Di tengah kemelut pikiranku, tiba-tiba, Wisnu melihat Septi, istrinya. Masuk ke dalam ruangan kerja. Senyum yang selalu tampak manis dia tunjukan. Wisnu melihat perutnya yang agak membesar. Mengandung anaknya yang ketiga.

Wisnu agak gugup meletakan ponsel di atas meja. Dia menata diri sejenak, baru kemudian Menyambut kedatangan istrinya dengan senyuman.

Septi sudah berdiri di sampingnya. Agak menundukkan badannya. Tangannya yang mulus itu merangkul leher beton Wisnu. Menggelantung di depan kedua bongkahan dadanya.

“Serius amat, Mas. Wajahnya sampai tegang begitu?”

Pertanyaan Septi sangat santai, tapi entah kenapa seperti menohok hati Wisnu.

“Enggak apa-apa, Sayang. Sebentar lagi selesai kok.”

Wisnu menjawab singkat. Memang pada saat itu, Wisnu sedang mengerjakan pekerjaan kantor tatkala Jihan kirim pesan begitu.

“Oh iya, Mas. Besok kita diundang ke acara syukuran kehamilan Jihan. Aku seneng banget akhirnya dia bisa hamil, Mas.”

Wisnu hanya nyengir mendengar perkataannya. Jihan yang hamil, tapi entah kenapa jiwanya yang bergolak. Apalagi kalau teringat akan kejadian panas beberapa saat yang lalu di rumah ini.

“Syukurlah.” Wisnu menanggapi sekedarnya. Menunjukan ekspresi wajah datar. Dia tidak ingin Septi menangkap kegelisahan di wajahnya.

Wisnu memegang tangan mulus istrinya yang menggantung di depan dadanya. Mendekatkan ke bibirnya dan menciumnya. Dua kecupan di punggung tangannya. Baru kemudian, beralih ke pipinya yang berada dekat di samping kiri Wisnu. Terlihat Septi memejamkan mata. Menikmati kecupan mesra dari sang suami tercinta. Sungguh Wisnu selalu menginginkan momen kemesraan terus seperti ini.

“Makan dulu, Yuk. Anak-anak sudah menunggu.”

“Sebentar ya, Sayang. Aku selesaikan ini dulu.”

“Kalau kerjaan enggak ada habisnya, Mas. Ayolah makan dulu.”

Septi merajuk. Wisnu terkekeh melihatnya. Wajah istrinya selalu menggemaskan. Sama seperti pertama kali kita bertemu sewaktu SMA. Namun, Wisnu jadi ragu apakah kedepannya dia bisa melihat wajah istrinya yang manja begitu? Aku membatin miris.

 “Sebentar saja kok. Nanti, aku nyusul ke bawah.”

Mendengar perkataan Wisnu, Septi hanya mendengus pelan. Dia sangat tahu tabiat sang suami yang tidak suka setengah-setengah dalam pekerjaan.

Wanita itu bangkit. Berjalan meninggalkan Wisnu. Pria itu langsung mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Menyegarkan pikiran yang sedang kalut.

Wisnu menghisap rokok pelan saat istrinya berbalik arah. Sepertinya dia mendengar suara korek yang menyala. Terlihat wajah cantiknya itu memicing ke arah Wisnu.

“Tuh, kan. Malah rokokan.”

Wisnu memang berjanji dengan istriku Septi untuk berhenti merokok. Memang permintaan dari sang jabang bayi. Calon anak ketiga mereka. Namun, apalah daya. Pria itu butuh rokok untuk menenangkan pikiran yang sedang kacau.

“Sebatang saja, Sayang.”

“Sama saja!”

Septi lenyap dari balik pintu. Wisnu yang masih menghisap rokok pun menyandarkan punggungku ke sandaran kursi putar. Bergerak sedikit ke kanan ke kiri. Pandangannya melihat ke awang-awang.

Tidak berapa lama kemudian.

“AYAH! ROKOKAN TERUS YA!”

Wisnu langsung menegakkan badan. Terlihat Rahmi, anak keduanya muncul di ambang pintu. Wajah imutnya cemberut memandang Wisnu. Ini pasti ulah Septi yang memintanya menyusul. Supaya bisa berkumpul di meja makan.

 “Iya, Sayang. Ayah matikan.”

Rahmi adalah senjata pamungkas Septi. Dia tahu kalau Rahmi yang minta. Pasti Wisnu langsung mematikan rokoknya.

“Ayo makan, Yah. Rahmi sudah lapar.”

Wisnu menghela nafas. Tak kuasa menolak kalau anaknya sudah begitu. Langsung saja dia menyimpan data hasil kerjanya di komputer. Pekerjaan yang sebenernya sudah selesai. Tinggal mengecek saja. Tapi, enggak apalah. Dia akan periksa nanti saja.

Rahmi langsung menarik tangan ayahnya  begitu ayahnya berdiri. Menuntun menuju ruang makan di mana sudah ada Septi dan Bagas, anak sulung, dan Bik Ratih. Asisten rumah tangga yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri.

Wisnu termenung sesaat. Di salah satu kursi, biasanya ada Jihan yang duduk sambil memamerkan wajahnya yang sensual. Hatinya bergemuruh.

“Anak siapa yang dikandung Jihan sebenarnya?”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
anak siapa ya kira kira
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Acara Syukuran Kehamilan Itu Ternyata Diperuntukan Untuk Wisnu

    Keesokan harinya, Wisnu dan Septi berkunjung ke rumah Jihan dan Brata. Tak lupa membawa Rahmi dan Bagas. Di sana, mereka disambut loleh keluarga Jihan.Wisnu dan Septi menyalami keluarga Jihan satu persatu. Tampak sekali sambutan hangat keluarga Jihan. Bahkan tidak segan, Marni ibunda dari Jihan terang-terangan memuji keelokan paras Bagas dan Rahmi yang mirip dengan Wisnu. “Wah, ganteng dan cantik ya, anaknya . Enggak beda jauh dengan ayahnya yang ganteng. Semoga anaknya Jihan juga cakep-cakep. Jangan sampai deh meniru yang lain. Udah dekil, jelek, penggangguran lagi.” Awalnya Wisnu terkesiap mendengarkan perkataan Marni. Yang agak sedikit frontal dan berlebihan. Apalagi, tidak jauh dari sana terlihat Brata yang terpaksa tersenyum. Wajah sahabatnya dari SMA itu tampak penuh akan beban. Padahal seharusnya dia bahagia di acara tasyakuran ini. Meskipun, Wisnu dan Brata satu angkatan, tapi nasib merreka beda jauh. Wisnu sukses dengan karirnya sebagai kontraktor sukses. Sedangkan, Brata

    Last Updated : 2022-08-24
  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Diabaikan

    Septi tercenung sejenak. Belum benar-benar menerima apa yang dikatakan oleh Marni barusan. Jihan hamil? Anak Wisnu? Marni menyeringai. Tujuannya untuk menyatukan Jihan dan Wisnu berhasil. Wisnu, memang secara penampilan lebih ok daripada Brata, tapi bukan itu saja. Secara pekerjaan Wisnu juga jelas lebih mumpuni. Kesuburannya tidak perlu dipertanyakan lagi. Maka dari itu, Dia menyuruh Jihan untuk menginap di rumah Septi. Untuk menggoda suaminya. Sekarang, hancur lebur rumah tangga Septi Wisnu sudah di depan mata. Septi masih tercenung. Sorot matanya yang tajam itu berair. Menandakan perasaannya yang terluka. Sekilas dia melihat sahabatnya yang sedang bersimpuh di bawah sana. Sahabat yang begitu dia percayai. Tidak akan menyakiti atau menikamnya dari belakang, tapi kenyataannya dia berani melakukannya. Sama suami Septi sendiri. Apakah Jihan sudah tidak mempunyai nurani? Kenapa dia begitu tega melakukan ini semua.Wisnu merasa tidak nyaman dengan sikap Septi itu. Dia gelagapan. Mau me

    Last Updated : 2022-08-24
  • Jadi CEO Setelah Diceraikan    Bertahan Demi Anakku

    “Ayah!” Rasmi berlarian mendekati ayahnya. Merebut perlengkapan bayi tersebut dan memberikannya kepada Septi . Sontak saja hal itu membuat Jihan dan Wisnu terkejut. Mereka baru menoleh ke arah Rasmi, baru kemudian Septi dan Bagas tidak jauh dari sana. Bagaimana anak perempuan sekecil itu tidak sakit hati. Ayahnya lebih memperhatikan wanita lain yang memang mengandung. Tapi, Mama-nya, Septi juga mengandung. Ayahnya tidak memperdulikannya sama sekali. Boro-boro mau membelikan perlengkapan bayi seperti itu. “Heh! Apa-apaan ini!” Marni keluar dari dari rumah bersama dengan Dina. Dia tampak murka karena perlengkapan bayi itu diberikan kepada Septi. Dengan langkah yang terburu-buru, dan wajahnya yang garang. Dia mendekati Septi dan merebut perlengkapan bayi tersebut. “Jangan diambil! Itu untuk dedek!” Rasmi berusaha merebut perlengkapan bayi itu. Namun, karena Marni meninggikannya. Rasmi tidak mampu menggapai. Wanita tua itu langsung menatap Septi, seolah menghakimi istri dari calon

    Last Updated : 2022-08-24
  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Memamerkan Kemesraan

    Septi masuk kerja seperti biasa. Jabatannya adalah sebagai general manajer di sebuah perusahaan textile. Dia tergolong sangat mampu dalam pekerjaannya. Sehingga di umur yang hampir kepala tiga dia dipercayakan sebagai general manajer. Dia menitipkan Rasmi dan Bagas kepada asisten rumah tangganya . Seorang ibu-ibu yang sudah sangat dekat dengannya. Dia ikutan sedih atas kejadian yang menimpa keluarga Septi. Beliau selalu berpesan untuk bersabar. Semua pasti ada balasannya dan hikmahnya. “Siapa tahu, di balik musibah ini. Ada rezeki besar menanti.” Begitu beliau berkata. Entah kenapa perkataan tersebut selalu terngiang di kepala Septi. Membuat Septi merasa sangat yakin. Dan benar saja. Hari ini. Dia mendapatkan berita bahwa CEO perusahaannya mengundurkan diri. Alasannya karena ingin mendirikan perusahaannya sendiri. CEO tersebut memanggil Septi untuk menghadapnya. “Selamat Pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” “Mulai hari ini, kamu siap-siap ya. Saya akan memberi pelatihan kepada

    Last Updated : 2022-08-24
  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Rencana Jahat

    “Ada apa ya Ibu Marni, Mbak Dina ke sini.”Septi masih sopan menyapa mereka. Bahkan, dia mempersilakan kedua tamunya untuk masuk ke rumah. Tapi, kedua tamunya itu malah membentaknya.“Dasar kamu wanita tidak tahu diuntung! Kenapa kamu usir Wisnu dan anakku dari rumah ini hah! Ini kan rumah Wisnu. Harusnya dia boleh datang bersama dengan Jihan di sini kapanpun!”Wanita tua itu menuding. Septi hanya menghela nafas. Dia berkata kepada Bik Ratih untuk terlebih dahulu masuk ke dalam mobil bersama dengan kedua anaknya.“Saya sebenernya tidak masalah, Bu. Mau mereka datang ke sini kapanpun. Tapi, sayangnya kedua anakku yang tidak mau. Jadi ya mau bagaimana lagi.”“Sombong kamu ya! Mentang-mentang sudah punya kerjaan sendiri. Suamimu sendiri kamu sepelekan! Awas nanti kalau sampai kamu menangis darah karena ditinggal Wisnu.”Kini giliran Ratih yang memojokkannya. Septi hanya tertawa tipis. Mereka berkata seolah-olah Wisnu adalah manusia yang didewakan. Septi tidak bisa hidup tanpa Wisnu. Pada

    Last Updated : 2022-08-24
  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Jatah Harta Gono Gini

    Namun, pada kenyataannya tidak semudah itu untuk kembali bersama dengan Septi. Apalagi kedua anak Septi yang terang-terangan menolak ayahnya kalau masih bersama dengan Jihan. Maka pulangnya Wisnu kembali ke keluarga Jihan. Marni yang mendengarnya marah. “Masa kamu enggak bisa membujuk istrimu supaya baikan?” “Enggak bisa, Ma. Aku malah diusir sama dia. Sepertinya dia sudah membujuk kedua anakku juga supaya ikut membenciku.” “Memang keterlaluan istrimu itu. Sombong sekali dia. Ayo, Ma kita ke rumah Septi lagi. Kita labrak dia!” Dina angkat suara. Marni setuju. Mereka pun kembali dengan menggunakan motor matic menuju rumah Septi. Pada saat itu, Septi sedang bersantai bersama kedua anaknya. Ada Bik Ratih juga. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kehadiran tamu yang tidak diundang. Tapi, terlebih dahulu, tamu tersebut dihalangi oleh sekuriti. “Ternyata, Septi sudah membayar sekuriti, Ma. Dia sepertinya takut kalau kita datang lagi. Dia takut kalau kita labrak!” Dina berkata sinis. M

    Last Updated : 2022-08-28
  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Menandatangani Surat Perceraian Ketika Melahirkan

    Pagi ini, Septi merasakan perutnya yang terasa sangat sakit dan keringat dingin keluar dari tubuhnya membuat dia kesulitan untuk bernafas“Astaga, rasannya sangat menyakitkan ada apa ini, kenapa sangat sakit?”keluh septi memegang perutnya seraya mengeluh.Sedari pagi hingga sore septi berhasil menahan rasa sakit perutnya, tapi tidak untuk malam hari dia merasakan perutnya yang terasa semakin sakit, dia memegang erat perutnya seraya berteriak minta tolong.“Tolong!!! Bik Ratih!!”teriak SeptiBik Ratih yang sedang menyiapkan makan malam pun segera bergegas berlari menemui Septi yang ada didalam kamarnya sedang sangat kesakitan, Bik Ratih langsung berlari menemui sekuriti dirumahnya“Pak, tolong. Nyonya Septi, ingin lahiran.”Panik Bik Ratih“Astaga, kita harus segera membawannya kerumah sakit.”Panik sekuritiSepti dibawa ke rumah sakit oleh sekuriti dan Bik Ratih menggunakan mobil,selama di mobil bik Ratih terus mengenggam erat tangan septi dia berusaha menguatkan Septi“Buk Septi kuat y

    Last Updated : 2022-09-15
  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Kelakuan Wisnu Di Luar Nalar

    Wisnu memberikan amplop tersebut kepada septi lalu dengan cemas Septi segera membacannya dia melihat surat itu berasal dari pengadilan, Septi tercengang dia begitu kaget, hanya dapat menutup mulutnya menahan terkejut. Pasalnya, dia baru saja melahirkan anaknya tapi wisnu sudah meminta Septi untuk menandatangani surat perceraian tersebut, septi melihat Wisnu yang sudah menandatangani surat perceraian itu“Apa ini? kenapa kamu memberikan surat ini padaku?!!”tanya septi seraya berteriak“Aku ingin cerai denganmu, itu adalah keputusanku.”jawab Wisnu semakin membuat Septi tercengang dan tak mempercayai apa yang baru saja dia lihat.“Kamu kejam sekali,Wisnu.”ujar Septi dengan penuh kemarahan, dia tidak menerima perceraian yang akan dilakukan Wisnu kepadannya.Bik Ratih yang berada didalamruang bersalin melihat Septi yang menangis tersedu-sedu setelah melahirkan pun, protes.“Istrimu baru saja melahirkan anakmu, kenapa kamu memberikannya surat perceraian ini!!”sentak Bik Ratih tidak terima m

    Last Updated : 2022-09-15

Latest chapter

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Putri Cantik, Jelmaan Bidadari

    “Bayinya cantik sekali, Bu,” ucap Dokter sambil mendekatkan bayi yang bersih dan sudah terbalut dengan kain di dekat Septi. Septi yang sudah tidak sabar mengulurkan kedua tangannya, sehingga bayi itu beralih ke gendongannya. Dokter itu pun pergi meninggalkan mereka sementara.Septi tidak kuasa menahan haru melihat seorang putri mungil yang sedang menggeliat kecil. Gerakan kehidupan yang menambah kebahagiaan bagi keluarganya. Ekspektasi suaminya terkabul. Bayi yang sekarang ada dalam gendongannya adalah perempuan. Dan wajahnya cantik sekali mewarisi dirinya.“Pratiwi Nagara,” sebut Septi, sesuai dengan nama yang telah disiapkan Brata. Seakan merasakan batin sang ibu, bayi itu menangis. Septi segera menimangnya dan mencium pipi bayi kemerahan itu. Airmatanya tertumpah di sana.Sedangkan Alex memandangnya penuh keharuan. Sebuas apapun dirinya, kalau dihadapkan dengan pemandangan seperti ini pasti luluh juga. Dia yang tadi menyaksikan Septi yang berjuang bertaruh nyawa, hingga lahirlah ke

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Tidak Terduga

    Brata kembali meringkuk di balik jeruji besi. Pakaian yang dia kenakan adalah tahanan. Dia tidak menyangka seorang predir yang begitu terhormat sekarang tidak ubahnya sampah masyarakat yang tidak berguna. Imbas dari sikapnya yang terlalu arogan.Dalam diamnya, dia menyesali atas semua yang terjadi. Kepalanya dipenuhi oleh pengandaian yang tidak mungkin terjadi. Perasaannya terlalu tertutup oleh bayang-bayang Delinda. Entah kenapa dia sulit untuk melepas bayang-bayang wanita itu.Kejadian di restoran itu kembali tergiang di benaknya. Wanita yang mengaku Merlinda itu sangat mirip dengan Delinda. Kalau dipikir secara logika, apa yang diucapkan Merlinda itu cukup masuk akal. Dia menikah dengan Warren setelah sekian lama sampai mempunyai seorang anak, Jelas sangat mustahil kalau dia adalah Delinda yang masih selamat dari kecelakaan dan kemudian amnesia. Dan dia sudah seringkali mengecek di sebuah situs penerbangan kalau tidak ada korban yang berhasil ditemukan lagi, bahkan jasadnya tidak.

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Sebuah Rasa

    “Pak Brata, Halo. Halo,” ucap Rangga saat panggilannya berhenti secara sepihak. Dia mendecak kesal pandangannya tertuju ke arah ruang bersalin di mana di dalamnya sudah ada Alex yang ikut masuk ke dalam ruangan tersebut.Beberapa saat yang lalu, suster keluar dan bertanya siapa suami dari Septi, Alex yang tidak tahu diri langsung menerobos masuk. Bahkan, sebelum dia bisa mencegah. Alhasil, sekarang Septi berjuang ditemani dengan cecunguk bedebah itu.Rangga tahu kalau tidak mungkin Brata datang hari itu juga karena sedang berada di dalam penjara. Maka perlindungan terhadap Septi jatuh kepadanya sebagai orang kepercayaannya. Persoalan rumah tangga memang rumit dan Rangga justru sering berkecimpung dalam urusan rumah tangga majikannya.“Pak Rangga,” ucap Dinda yang mengejutkannya, dia muncul sembari merangkul Bagas di sampingnya yang terlihat mengantuk.Rangga memaksakan untuk tersenyum. Dia menurunkan tubuhnya hingga sejajar dengan Bagas,”Kamu mengantuk ya? Om minta anak buah om untuk

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Orang Lain Yang Mendampingi Istriku

    “Ya Ampun, Brata kamu kenapa?” tanya Jesica khawatir saat melihat Brata duduk di hadapannya. Dia baru bisa bertemu dengan Brata setelah menunggunya sadar dari pingsan, sampai sebuah insiden yang membuat Brata babak belur seperti ini.“Ini gara-gara para bedebah yang ada di dalam penjara itu, Ma. Awas saja kalau aku sudah keluar dari penjara. Akan kulenyapkan mereka dalam sekejap,” gerutunya dengan gusar. Jesica menghela nafas. Lagi-lagi Brata berbuat ulah seakan merasa dialah yang terbaik. Arogansi yang cenderung merugikan dirinya sendiri.“Brata, Stop it! Itu mungkin karena kamu yang membuat ulah duluan, makanya kamu bisa babak belur seperti ini.”Brata menatap Mamanya tidak percaya,”Kok Mama belain mereka. Aku Ini Presdir. Seharusnya pada begundal itu hormat kepada saya, bukannya berbuat kurang ajar!”Jesica menggeleng-gelengkan kepala. Dia mengurut dada melihat anaknya yang masih keras kepala atas kesalahannya. Tidak mau kalah dan mengalah.“Sekarang, Lebih baik Mama bilang kepada

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Kesombongan Brata

    Brata terbangun dari tidurnya. Begitu merasa berada di tempat yang asing, dia terhenyak. Dia memegang kepalanya yang masih terasa pusing.“Jeruji besi?” gumamnya. Dia mencoba mengingat kejadian sebelumnya. Astaga apa mungkin karena kesuruhan itu, dia dijebloskan penjara.“Woi! Get me out from this fucking place!” teriak Brata sambil memegang dua tabung besi. Menghardik petugas yang kebetulan lewat.“Shut up!” pekik tahanan yang lain. Brata menengok ke belakang. Terlihat lima tahanan tengah berdiri dengan raut wajah yang sangat. Demi apapun, tidak pernah terlintas di benaknya berada satu sel dengan para berandal. Dia adalah pria yang sangat terhormat. Sangat tidak selevel berada di tengah-tengah mereka.“Apa? Berani kalian dengan Saya!” hardik Brata dengan arogan. Merasa tersinggung dengan kelakukan penghuni baru itu, mereka saling pandang. Baru kemudian, mereka langsung sikap untuk menghajar Brata.“Heh! Apa-apaan ini!” ujar Brata panik saat kedua tangannya dicekal oleh dua pria bertu

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Video Viral

    Selepas makan malam, Septi termenung di atas ranjang. Sesekali, dia menengok ke samping di mana suaminya biasanya terbaring. Sudah beberapa malam ini, dia melaluinya tanpa terlelap. Tidurnya tidak tenang bahkan sering terbangun. Kalau sudah begitu dia teringat dengan Brata dan menangis sepanjang malam.Septi adalah wanita yang kuat. Tapi, sekuat apapun wanita pasti akan lemah karena kehilangan sosok pria yang biasa menaunginya. Seperti malam ini, dia sangat rindu mengoceh di depan Brata, sedangkan Brata mendengarkannya dengan tatapan seksama. Juga di kala dia mengantuk, maka Brata dengan sigap memberikan tangannya sebagai bantal dan Septi bisa memeluknya dengan leluasa, mencium aroma suaminya yang menenangkan sampai dirinya terlelap.Matanya menghangat. Namun, dia mencoba sekuat tenaga untuk menghalau tangisnya lagi. Ingin rasanya salah faham ini cepat selesai supaya hubungannya dengan Brata kembali seperti yang dulu. Tetapi, bagaimana mungkin bisa? Sementara Brata berada nun jauh di

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Rasa Rindu

    “Maafkan saya, Nyonya,” ucap Rangga sambil melirik dari kaca spion tengah. Septi hanya tersenyum mafhum.“Ngapain kamu minta maaf. Justru saya berterima kasih sama kamu. Karena kamu sigap melindungi kami. Tapi, yang saya heran. Kenapa sikap Alex mendadak bisa semanis itu.” Septi terkekeh sambil menoleh ke arah Dinda yang semerah tomat.“Sebenernya dia siapa Ma?” tanya Dinda.Ketika Rangga akan menyahut dengan nada tinggi, Septi sudah terlebih dahulu bicara,”Cuma rekan bisnis saja kok.”Rangga mendengus sebal. Kenapa Majikannya justru malah menutupi siapa sejatinya Alex yang sangat berbahaya itu.“Iya, tapi Non Dinda harus hati-hati dengan Alex. Dia orang jahat,” sambar Rangga tanpa memperdulikan Septi protes atau tidak. Dia sudah terlanjur kesal dengan kebiadapan Alex selama ini.Septi menahan tawa, bukan karena Rangga yang masih kesal dengan Alex. tapi, Lihatlah rona wajah Dinda yang semerah tomat. Sikapnya yang malu-malu membuat Septi gemas. Mungkin Septi tidak bisa membaca pikiran

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Alex

    “Rangga, tolong temani saya di taman pusat kota. Saya ingin jalan-jalan ke sana,” pinta Septi. Rangga terdiam sejenak. Bukannya mau menolak. Tadi ketika akan sampai ke mansion, dia sempat melihat mobil jeep yang terparkir dari jalan masuk menuju mansion. Rangga tidak melakukan apa-apa karena mobil itu jeep itu hanya diam dan tidak melakukan gerakan mengancam. Tetapi dia sangat yakin kalau ada yang mereka rencanakan.“Rangga, kok diam?”“Enggak apa-apa, Nyonya. Baik kalau begitu pakai mobil saya saja,” ucap Rangga. Dia tidak ingin membicarakan hal macam-macam di depan majikannya yang sedang hamil. Terlebih, kondisi majikannya yang memang sedang stress mengingat pertengkaran dengan sang suami.“Sebentar, saya panggil Dinda dulu,” Baru saja akan memanggil, Gadis itu muncul dari belakang.“Iya, Mama.”“Temani Mama ke taman pusat kota yuk.”“Boleh, Ma. sebentar aku bangunin PraBrata dulu.”“Jangan! Kasihan dia kecapekan karena kegiatan outdoor di sekolah. Biarkan saja. Lagian, Cuma sebenta

  • Jadi CEO Setelah Diceraikan   Wine dan Kenangannya

    Perth,“Thanks a lot, Honey. You made my day.” Delinda bergelayut manja di pundak kekar Brata. Di tangannya ada dua buah botol Wine versi mereka. Delinda tampak puas karena ikut meracik Wine itu bersama Brata tersayang. Keinginan yang lama terpendam terkabul berkat Brata. Mengunjungi indahnya perkebunan Anggur yang menjadi asal muasal Wine terbaik di dunia, dan yang paling mengesankan adalah kesempatan untuk ikut kecimpung dalam pembuatannya.“Everything I do for you, Honey,” balas Brata. Dia senang karena bisa meluangkan waktu dibalik kesibukannya sebagai design interior. Kepercayaan client yang begitu tinggi, membuat jadwalnya selalu padat. Konsekuensinya adalah kebersamaan yang kurang dengan Delinda.“Maafkan aku, Honey. Baru bisa menemanimu sekarang,” lirih Brata. Mendengar suara yang terdengar sendu, Delinda menegakkan badan. Meletakan kedua botol Wine di jok belakang mobil, dan memberikan perhatian sepenuhnya kepada Brata. “Brata, tidak perlu meminta maaf. I know you have a goo

DMCA.com Protection Status