Share

Pengejaran di Indonesia

Penulis: HADAZTA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah berbulan-bulan menyelidiki sindikat di New York, petunjuk membawa Danu dan timnya ke Indonesia. Danu, Maya, dan Lara mendarat di Jakarta, kota yang hiruk pikuk dengan lalu lintas yang padat dan jalan-jalan yang penuh dengan kehidupan. Mereka tahu bahwa di sini, di tengah kekacauan yang tampak biasa, sindikat kriminal memiliki cengkeraman yang kuat.

Di hotel tempat mereka menginap, Danu duduk di balkon, menatap cakrawala kota Jakarta. "This place is so different from New York, yet it feels like the same battle," katanya pada dirinya sendiri.

Maya datang membawa dua cangkir kopi. "You know, Danu, sometimes the chaos can work in our favor. It makes it harder for them to keep track of us too."

Danu tersenyum tipis, mengambil cangkir kopi yang disodorkan Maya. "Let's hope so, Maya. We need every advantage we can get."

Keesokan harinya, mereka bertemu dengan seorang jurnalis lokal bernama Sari di sebuah kafe kecil di pusat kota. Sari adalah seorang wanita muda dengan semangat yang m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Oprasi Rahasia

    Dengan bukti yang cukup, Danu dan timnya merencanakan operasi rahasia untuk membongkar sindikat. Mereka tahu bahwa operasi ini akan sangat berbahaya, tetapi tidak ada jalan lain untuk mengungkap kebenaran dan membawa keadilan bagi para korban.Danu duduk di ruang pertemuan di rumah aman mereka di Jakarta. Dia menghadap Maya, Lara, dan Sari yang sudah siap dengan peralatan mereka. "Alright team, this is it. We have the intel, we have the plan, now we need to execute it perfectly," kata Danu dengan tegas.Maya mengangguk. "We need to hit them hard and fast. They won't know what hit them."Lara menambahkan, "I've contacted some of our international allies. Agent Park and Ethan are ready to support us remotely. We also have Arif monitoring everything from New York."Danu mengarahkan pandangannya ke Sari. "How about the local police, Sari? Can we count on their support?"Sari mengangguk yakin. "Saya sudah menghubungi beberapa teman di kepolisian. Mereka siap membantu kita. Tapi kita harus

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertarungan di Hutan

    Setelah operasi di Jakarta, Danu dan timnya berhasil mengumpulkan banyak bukti yang menghubungkan sindikat kriminal ini dengan berbagai kejahatan internasional. Mereka tahu bahwa untuk benar-benar menghancurkan sindikat ini, mereka harus menghadapi pemimpin utamanya. Petunjuk terbaru membawa mereka ke sebuah fasilitas rahasia di tengah hutan Indonesia, di mana operasi sindikat ini dijalankan.Danu berdiri di tepi hutan, memandangi peta dengan seksama. "Ini adalah titik terakhir yang kita temukan," katanya, menunjuk sebuah lokasi di peta. "Markas utama mereka ada di sini. Kita harus menyerbu tempat ini dengan rencana yang matang."Maya, Lara, Sari, dan beberapa agen internasional berdiri di sekelilingnya. Agent Park dan Ethan telah bergabung dengan mereka secara langsung, sementara Arif mengawasi dari jauh melalui jaringan komunikasi. "We need to be very careful," kata Agent Park. "They have advanced security systems and heavily armed guards."Lara mengangguk. "Kita harus membagi tim m

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kebenaran yang Terungkap

    Danu, Maya, dan Lara merayap di tengah hutan lebat, mengikuti peta yang mereka temukan di markas sindikat sebelumnya. Mereka berhenti di depan fasilitas rahasia yang tersembunyi di antara pepohonan tinggi dan semak-semak tebal. Danu mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada timnya untuk berhenti."Okay, everyone, this is it. Stay sharp and follow the plan," bisik Danu. Suara langkah mereka hampir tidak terdengar di atas tanah hutan yang lembut. Maya dan Lara mengangguk, senjata siap di tangan.Mereka bergerak maju dengan hati-hati, mendekati fasilitas yang dijaga ketat. Para penjaga terlihat berpatroli, senjata mereka bersinar dalam cahaya lampu yang redup. Danu menandai beberapa titik di mana mereka bisa menyelinap masuk."Ada dua penjaga di pintu masuk utama," bisik Lara. "Kita harus melumpuhkan mereka tanpa suara."Danu memberi isyarat, dan Maya dengan cekatan mengambil posisi. Dengan kecepatan kilat, dia melumpuhkan penjaga pertama dengan serangan tangan kosong, sementara Lara

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kemenangan yang Pahit

    Pertempuran sengit di fasilitas rahasia di tengah hutan Indonesia akhirnya usai. Suasana yang tadinya diwarnai oleh bunyi tembakan dan teriakan kini beralih menjadi sunyi, hanya suara angin yang berhembus dan burung yang berkicau di kejauhan. Danu, Maya, dan Lara berdiri di tengah bekas pertempuran, tubuh mereka penuh luka dan keringat. Raka, pemimpin sindikat yang selama ini mereka kejar, kini terbaring tak berdaya di tanah, wajahnya menunjukkan campuran antara kemarahan dan kekalahan."Ini belum berakhir," kata Raka dengan suara lemah namun penuh kebencian. "Kau mungkin telah menang sekarang, Danu, tapi sindikat ini lebih besar dari yang kau bayangkan. Akan ada yang lain yang mengambil tempatku."Danu menatapnya dengan mata penuh determinasi. "Mungkin, tapi hari ini kita telah mengirim pesan yang kuat. Kejahatan tidak akan pernah menang selamanya."Maya dan Lara segera mengamankan Raka dengan borgol, memastikan dia tidak akan melarikan diri. Mereka memanggil tim evakuasi melalui rad

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kembali ke Kehidupan

    Setelah pertempuran yang menegangkan di tengah hutan Indonesia, Danu, Maya, dan Lara kembali ke New York. Mereka merasa lega namun juga terbebani oleh kerugian yang telah dialami tim mereka. Di bandara, mereka disambut oleh Agent Park dan Ethan, yang wajahnya mencerminkan campuran rasa bangga dan kekhawatiran."Danu, Maya, Lara, welcome back. You did an incredible job," kata Agent Park sambil berjabat tangan dengan mereka satu per satu. "But I can see it was a tough battle."Danu mengangguk, menatap ke arah Maya dan Lara yang juga tampak kelelahan. "It was, but we managed to take down the syndicate. We lost some good people, though."Ethan menepuk bahu Danu. "I'm sorry for your loss. We'll make sure their sacrifices weren't in vain."Kembali ke kantor mereka di New York, tim segera terlibat dalam pertemuan untuk mengevaluasi hasil operasi. Ruangan itu penuh dengan ketegangan, tetapi juga ada rasa kebersamaan yang kuat. Mereka semua tahu bahwa apa yang mereka lakukan sangat penting, te

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyembuhan

    Setelah beberapa minggu penuh ketegangan dan pertempuran, Danu, Maya, dan Lara akhirnya bisa merasakan ketenangan sejenak. Namun, trauma dan kehilangan yang mereka alami meninggalkan bekas yang mendalam. Mereka tahu bahwa untuk benar-benar pulih, mereka harus menghadapi luka batin mereka.Danu memutuskan untuk mengundang terapis ke markas mereka dan mengadakan sesi konseling secara berkala. Pada pertemuan pertama, suasana terasa tegang. Banyak anggota tim yang masih terkejut dengan apa yang telah mereka alami. Terapis, seorang wanita berusia lima puluhan dengan rambut perak dan senyum yang menenangkan, memulai sesi dengan memperkenalkan diri."Selamat datang, semuanya. Nama saya Dr. Alicia Brooks, dan saya akan membantu kalian melalui proses penyembuhan ini. Ini adalah ruang yang aman bagi kalian untuk berbicara tentang apa yang kalian rasakan dan alami. Tidak ada penilaian di sini, hanya dukungan."Danu membuka sesi dengan menceritakan pengalamannya. "Saya merasa bertanggung jawab at

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Masa Depan Terbuka

    Malam di New York tampak indah, lampu-lampu kota berkilauan seperti bintang-bintang yang tersebar di langit. Danu duduk di balkon apartemennya, menikmati pemandangan sambil merenungkan masa depannya. Pertarungan melawan sindikat besar telah usai, tetapi ia tahu bahwa ancaman kejahatan tidak pernah benar-benar hilang."Are you okay?" suara Maya mengagetkan Danu dari lamunannya. Ia menoleh dan melihat Maya berdiri di ambang pintu balkon, membawa dua cangkir kopi."Yeah, just thinking," jawab Danu sambil menerima cangkir kopi dari Maya. "Ada banyak hal yang harus kupikirkan."Maya duduk di sebelah Danu, menatap langit malam yang cerah. "Memang banyak yang terjadi. Tapi kita berhasil melewatinya bersama. Itu yang paling penting."Danu mengangguk setuju. "Benar. Kita sudah melalui banyak hal, dan aku tidak bisa melakukannya tanpa kalian berdua, Maya dan Lara."Maya tersenyum. "Kami juga merasa begitu, Danu. Kalian adalah keluarga bagi kami."Saat itu, Lara muncul membawa selimut tebal. "I

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Musuh dan Bayangan

    Beberapa bulan telah berlalu sejak Danu dan timnya berhasil mengalahkan sindikat kriminal yang membunuh Eliza Harper. Kehidupan di New York terus berjalan, namun bagi Danu, waktu seperti berhenti. Bayangan masa lalu terus menghantuinya, terutama ketika ia duduk sendirian di kantornya, merenungkan setiap langkah yang telah ia ambil.Hari itu, Danu sedang tenggelam dalam pekerjaannya ketika telepon di mejanya berdering. Ia meraih gagang telepon dengan sedikit ragu. "Danu speaking," jawabnya singkat."Danu, ini Tom," suara di ujung telepon terdengar akrab, meskipun sudah lama tidak berkomunikasi."Tom? Long time no hear. What’s up?" jawab Danu, mencoba terdengar santai meski firasat buruk mulai menggelayuti pikirannya."Ada yang perlu kita bicarakan. Bisa ketemu?" Tom terdengar serius.Danu menghela napas. "Sure. Where?""The usual place. See you in an hour."Danu menutup telepon dan segera bersiap-siap. Ia mengenakan jaket kulitnya dan bergegas keluar dari kantor. Dalam perjalanan ke ka

Bab terbaru

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Perang Teknologi

    Setelah berhasil mendapatkan akses ke data sindikat Black Phoenix, Danu dan timnya dihadapkan pada tantangan terbesar mereka: menghancurkan markas utama sindikat tersebut. Black Phoenix tidak hanya memiliki pasukan yang terlatih, tetapi juga dilengkapi dengan teknologi canggih yang bisa mengubah jalannya pertempuran kapan saja.Danu mengumpulkan timnya di markas sementara. "Kita sudah sejauh ini. Tidak ada jalan untuk mundur," katanya dengan tegas. "Kita harus menghancurkan mereka sekali dan untuk selamanya."Emily mengangguk setuju. "Aku akan menyiapkan semua peralatan yang kita butuhkan. Kita akan memanipulasi teknologi mereka dan menggunakannya untuk melawan mereka."Lara merapikan senjatanya. "Kita harus sangat berhati-hati. Mereka pasti sudah menyiapkan perangkap untuk kita."Tom, yang sedang memeriksa peta lokasi, menatap Danu. "Do you think we can do this, Danu? They have some of the best technology out there."Danu menjawab dengan tegas, "Yes, we can. We have Emily on our side

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Teknologi yang Mengancam

    Setelah berhasil menyelamatkan Lila, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Eropa Timur. Meskipun lega bisa menyelamatkan teman lama mereka, mereka tahu bahwa misi mereka belum selesai. Mereka harus menghancurkan sindikat Black Phoenix yang telah menyiksa dan mencuci otak Lila selama lima tahun.Lila duduk di ruang briefing, mencoba mengingat setiap detail yang mungkin berguna bagi tim. "Mereka memiliki teknologi canggih yang sangat sulit dikalahkan," kata Lila. "Drone, AI, sistem keamanan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Mereka selalu selangkah di depan kita."Danu mendengarkan dengan seksama. "Kita butuh bantuan ahli teknologi. Aku tahu seseorang yang bisa membantu."Tom mengangkat alisnya. "Who do you have in mind?""Dr. Emily Carter," jawab Danu. "Dia ahli dalam AI dan sistem keamanan. Aku akan menghubunginya."Danu mengambil ponselnya dan mulai mengetik pesan. "Aku harap dia bisa segera datang. Kita tidak punya banyak waktu."Beberapa jam kemudian, Dr. Emily C

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyelamatan Lila

    Danu dan timnya bekerja tanpa lelah sepanjang malam, menganalisis peta dan informasi yang mereka peroleh dari Irina. Mereka tahu bahwa waktu mereka terbatas. Lila, seorang agen yang dianggap tewas lima tahun lalu, ternyata masih hidup dan ditahan oleh sindikat Black Phoenix.“Ini adalah lokasi penahanan yang paling mungkin,” kata Tom sambil menunjukkan titik di peta. “Tempat ini adalah gudang tua di pinggiran kota, jauh dari keramaian.”Danu mengangguk. “Kita harus bergerak cepat. Semakin lama kita menunggu, semakin besar risiko bagi Lila.”Mereka menyusun rencana dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap langkah diperhitungkan dengan baik. Mereka tahu bahwa penyelamatan ini akan berbahaya, tetapi tidak ada pilihan lain.Saat matahari mulai terbit, Danu dan timnya sudah siap. Mereka berangkat menuju lokasi penahanan dengan menggunakan van yang tidak mencolok. Dalam perjalanan, suasana di dalam van terasa tegang. Setiap orang mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.“Kita harus t

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pengkhianatan dalam Tim

    Setelah berhasil menggagalkan pengiriman senjata Black Phoenix, Danu dan timnya kembali ke markas sementara mereka di Praha. Malam itu, suasana di apartemen terasa tegang. Mereka tahu bahwa keberhasilan mereka hanya sementara. Masih ada pengkhianat di antara mereka yang harus ditemukan.“Kita harus segera menemukan siapa pengkhianat ini,” kata Danu dengan nada tegas sambil melihat ke arah peta di dinding. “Jika tidak, segala usaha kita bisa sia-sia.”Tom mengangguk setuju. “I’ve already started planting false information, hoping to catch the mole. We should know soon enough.”Lara, yang baru saja kembali dari tugasnya, masuk ke ruangan dengan wajah serius. “Aku mendapat beberapa informasi tambahan tentang Black Phoenix. Tapi aku merasa ada yang aneh. Mereka sepertinya tahu gerak-gerik kita.”Danu berpikir sejenak. “Mereka pasti mendapat informasi dari dalam. Kita harus lebih berhati-hati.”Keesokan harinya, Danu dan timnya berkumpul di ruang pertemuan. Tom telah menyiapkan beberapa do

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Pertemuan Rahasia

    Pagi itu, di sebuah apartemen kecil di pinggiran kota Praha, Danu dan timnya sedang merencanakan langkah berikutnya. Lila sedang beristirahat setelah malam yang panjang, dan Danu merasa sedikit lega melihatnya aman. Namun, masalah mereka masih jauh dari selesai.“Tom, kita perlu lebih banyak informasi tentang sindikat ini. Kita harus memastikan bahwa kita memiliki rencana yang solid sebelum menyerang lagi,” kata Danu sambil memeriksa peta yang tergantung di dinding.Tom mengangguk. “I agree. We need to know their weak points. That’s why I’ve set up a meeting with Irina again. She might have more intel for us.”Mereka memutuskan untuk bertemu dengan Irina di sebuah lokasi yang lebih aman. Tom telah memilih sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, tempat yang ideal untuk bertemu tanpa menarik perhatian.Beberapa jam kemudian, Danu dan Tom tiba di kafe yang dimaksud. Tempat itu hampir kosong, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk sambil menikmati kopi mereka. Irina sudah menun

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kerjasama dengan Musuh Lama

    Danu melangkah masuk ke sebuah kafe tua di pusat kota Praha. Kafe itu dipenuhi dengan aroma kopi yang kuat dan suara percakapan dalam bahasa Ceko. Dia melihat ke sekeliling, mencari wajah yang dikenalnya. Di sudut ruangan, seorang pria berpenampilan rapi dengan rambut abu-abu dan wajah tegas duduk sambil membaca koran. Itu adalah Tom, mantan kolega yang dulu sering bekerja dengannya dalam berbagai misi rahasia.Tom mengangkat pandangannya dan melihat Danu, memberikan isyarat untuk duduk. Danu berjalan ke arah meja Tom dan duduk di depannya.“Long time no see, Tom,” kata Danu dengan senyum tipis.Tom melipat korannya dan tersenyum kembali. “Danu, it's been a while. How are you holding up?”Danu menghela napas. “Not great, to be honest. Things have been complicated.”Tom mengangguk, memahami situasinya. “I heard about Lila. I can’t believe she’s alive. We need to get her back.”Danu mengangguk setuju. “That’s why I need your help. This syndicate is much more dangerous than we thought. T

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Penyergapan di Bandara

    Setelah kejadian di bandara, Danu menghabiskan beberapa jam di markas sementara yang terletak di sebuah apartemen sewaan di pusat kota. Bersama Maya dan Lara, mereka merencanakan langkah berikutnya dengan hati-hati. Danu menyadari bahwa mereka harus segera bertindak untuk menyelamatkan Lila sebelum sindikat memiliki kesempatan untuk memindahkannya ke tempat lain atau lebih buruk lagi, menghilangkannya.“Aku baru saja mendapat informasi terbaru dari Tom,” kata Danu, membuka email di laptopnya. “Dia mengatakan bahwa sindikat ini memiliki beberapa lokasi operasi yang mungkin bisa kita selidiki. Salah satunya berada di luar kota, di sebuah gudang lama.”Maya mengamati peta yang terpampang di layar. “Kita harus hati-hati. Jika sindikat ini benar-benar kuat dan terorganisir, mereka pasti memiliki sistem pengamanan yang ketat di sekitar gudang itu.”Lara, yang duduk di meja lain, menyimak dengan serius. “Apakah kita sudah mendapatkan informasi tentang jumlah personel yang mereka miliki di sa

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Kabar Buruk dari Masa Lalu

    Satu tahun telah berlalu sejak Danu dan timnya mengalahkan The Phantom dan menghancurkan sindikatnya. Kehidupan mereka di New York kembali tenang setelah berbulan-bulan pertarungan dan perjuangan. Markas mereka, yang terletak di lantai atas sebuah gedung pencakar langit modern, sekarang dipenuhi dengan peralatan canggih dan kenyamanan yang menandai kemenangan mereka. Namun, kedamaian yang mereka nikmati tampaknya tidak akan bertahan lama.Danu duduk di ruang kerjanya, memeriksa laporan-laporan terbaru di komputernya. Pikirannya terasa ringan saat dia memindai berita dan pembaruan yang datang, merasa sedikit nyaman dengan rutinitas baru mereka. Tiba-tiba, suara notifikasi email memecah keheningan ruangan. Subjek email itu, "Dari Masa Lalu," menarik perhatiannya.Dengan penasaran dan sedikit rasa cemas, Danu mengklik email tersebut. Di dalamnya terdapat sebuah video dengan durasi singkat. Hatinya berdegup kencang ketika dia menekan tombol play. Gambar di layar menampilkan seorang wanita

  • JURNALIS JENIUS MENGUNGKAP MISTERI PEMBUNUHAN   Awal Baru

    Danu kembali ke New York dengan perasaan campur aduk. Meskipun sindikat berhasil dikalahkan, bekas luka fisik dan emosional masih membekas. Di tengah hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, Danu berdiri di atap gedung apartemennya, merenungkan langkah berikutnya. Kilauan lampu kota menyapanya, mengingatkan pada kenangan pahit dan manis yang pernah ia alami di sini.Maya datang membawakan dua cangkir kopi. "Here, you might need this," kata Maya, menyodorkan secangkir kopi kepada Danu.Danu menerima cangkir itu dengan senyum tipis. "Thanks, Maya. It's been a while since we had a quiet moment like this."Maya duduk di sebelahnya, menikmati angin malam yang sejuk. "So, what's next for you, Danu?"Danu menghela napas panjang. "I've been thinking about setting up an independent investigation agency. Something that can operate without the bureaucratic red tape, focusing on international crimes."Maya mengangguk, memahami arah pikiran Danu. "That's a big step. But I think it's exactly what we

DMCA.com Protection Status