Share

PROLOG

Penulis: NUR EVA LAILY
last update Terakhir Diperbarui: 2020-10-01 16:38:07

halo... selamat membaca hasil karyaku

semoga kalian suka

jangan lupa follow ig @littleeva93 untuk info pembelian buku

terima kasih :)

LOVE YOUUUU

PROLOG

"Jullio... Jullio.... Jullio....."

Sorakan-sorakan keras memenuhi privat room di sebuah club malam ternama di pusat kota.

"Once again, baby!" ujar Bianca sembari menuang vodka ke dalam sloki di tangan Jullio.

Wajah Jullio memerah. Entah sudah berapa botol vodka yang diteguknya malam ini. Bianca dan beberapa temannya sengaja mencekokinya lebih banyak alkohol dari malam-malam sebelumnya. Jullio hanya bisa pasrah dan terus menikmati minuman terlezat di seantero dunia. Bagi Jullio, alkohol adalah syurga kedua setelah wanita.

Bianca tidak bisa menahan dirinya untuk menyentuh Jullio. Gadis berusia tujuh belas tahun itu telah lama menunggu waktu yang tepat untuk bercinta dengan pria idamannya. Demi mencapai tujuannya, Bianca rela ditiduri oleh sahabat karib Jullio-Martin.

Bagi Bianca, apa yang melekat pada diri Jullio adalah kesalahan Tuhan. Ya, kesalahan berupa kesempurnaan yang tak terelakkan. Bianca memuja Jullio lebih dari dia memuja Tuhannya sendiri. Seringkali, ia menyalahkan Tuhan atas kesalahannya itu.

Bola mata biru sebiru lautan, rahang tegas, warna rambut keemasan, tubuh kokoh dan masih banyak lagi yang tak bisa dijelaskan Bianca dengan kata-kata. Jullio terlalu nyata. Dia terlalu sempurna untuk sekedar menjadi seorang manusia biasa. Seharusnya, dia terlahir sebagai malaikat. Atau seorang nabi. Begitu pikir Bianca.

Mengagumi Jullio adalah kebiasaan yang tak pernah luput dari dirinya. Dan tanpa sadar, entah sudah berapa lama jemari lentiknya menggerayangi dada bidang Jullio. Dengan sengaja Bianca menempelkan buah dadanya dengan punggung Jullio. Ia menghirup aroma memabukkan Jullio dan sesekali mencium tengkuk pria idamannya itu. Otak Bianca mulai kehilangan akal warasnya, ia menghisap leher Jullio hingga meninggalkan jejak kemerahan di sana.

Jullio berdiri ketika melihat sosok yang tak asing baginya, membuat Bianca tersentak kaget dan terjatuh dari tempat duduknya.

Angkasa-adik kandungnya, berjalan dengan seorang gadis yang sama sekali tidal dikenalnya. Gadis itulah yang membuat Jullio berhenti meneguk vodkanya dan juga menghentikan dunia di sekitarnya.

Ketika Jullio menatap gadis itu lebih dalam, gadis itu balik melihatnya. Pandangan mereka bertabrakan. Untuk sesaat, bumi seolah berhenti berputar dari porosnya. Jullio terjatuh, terjeremus dalam jurang mata biru gadis yang sedang memegang lengan adiknya-Angkasa.

🌼🌼

"Aku takut!" cicit Hillary Thompon pada Angkasa Brandon Stokes.

"Tenanglah. Tidak akan ada yang berani menyentuhmu. Orang-orang di sini mengenalku." ujar Angkasa menenangkan Hillary.

Mereka terus berjalan melewati ruangan demi ruangan di club malam tersebut. Hillary tetap merasa ketakutan meskipun sedang berama Angkasa-yang tak lain adalah anak pemilik club malam tersebut.

 

"Hey!" seseorang mencekal pergelangan tangan Hillary.

Hillary tersentak. Ketakutan yang tadi sempat menghilang kini kembali memenuhi jiwanya. Hillary bersembunyi di balik punggung Angkasa. Dengan takut, ia mengintip pria yang sempat dilihatnya walau hanya sekilas.

Seorang pria dengan rambut sebahu dan mata merah karena tengah berada di bawah pengaruh alkohol berdiri tepat di hadapan Angkasa. Hillary takut, lebih tepatnya ia takut jika pria itu melukai Angkasa. Ingin rasanya ia menghajar pria itu. Tapi, dia sendiri sama sekali tidak punya nyali. Bahkan untuk sekedar bertatapam langsung dengan pria itu.

"Dia bersamaku, Kak." ujar Angkasa tenang.

Kak? Siapa dia? Apa hubungan angkasa dengan pria mabuk itu? tanya Hillary pada dirinya sendiri.

"Baguslah! Serahkan dia padaku." balas Jullio tak kalah tenang.

"Dia... tidak seperti yang kau pikirkan. Dia gadis baik-baik?"

"Benarkah?"

"Aku berani bersumpah. Dia bukan jalang seperti kebanyakan wanita yang datang kemari."

"Wow! Menarik. Berikan dia padaku, Dik!"

"Kau sedang mabuk. Aku tidak akan membiarkanmu membawanya. Dia datang bersamaku. Dia juga harus pulang denganku!"

"Angkasa..." suara Jullio melembut.

"Tidak!"

Kemudian, Angkasa pergi meninggalkan kakaknya yang terlihat marah. Ia menggandeng tangan Hillary dan membawanya ke salah satu privat room-tempat di mana Hillary bisa menjemput kakaknya.

Meski kesal, Jullio tetap membiarkan Angkasa membawa gadis itu. Seorang Gadis yang entah mengapa membuatnya ingin memiliki gadis bermata biru seperti miliknya.

"Tunggu!" Jullio berjalan cepat mengejar Angkasa dan Hillary. "Siapa pun kau, aku jatuh cinta padamu. Cinta pada pandangan pertama. Besok atau lusa, kupastikan aku akan menjadi suamimu!" tunjuk Jullio pada Hillary.

"Sayangnya, jatuh cinta pada pandangan pertama hanya untuk orang bodoh!" ketus Hillary seraya berlalu meninggakan pria mabuk yang menjijikkan itu.

Bab terkait

Bab terbaru

  • JULLIO and HILLARY   MARTIN AND BIANCA

    INI ADALAH SERI KEDUA DARI #STOKES SERIES.UNTUK KE DEPANNYA AKAN AKU PUBLISH DI WORK INI KARENA JIKA DI WORK YANG BERBEDA AKAN SANGAT LAMA PROSESNYA.SELAMAT MEMBACASEMOGA KALIAN SUKA :)MARTIN AND BIANCABLURBBagi Bianca, Martin hanyalah objek fantasy seksual yang ia gunakan untuk melampiaskan hasratnya kepada laki-laki bernama Jullio yang mustahil ia miliki. Bianca sengaja memanfaatkan Martin agar ia bisa dekat dengan Jullio. Namun kedekatan mereka justru diartikan lain oleh keluarganya. Hingga suatu hari, saat keluarganya terpuruk, mereka memutuskan untuk menjodohkannya dengan Martin. Bianca tidak mencintai Martin, ia tidak mau menikah dengan pria itu meski mereka adalah pasangan yang sangat cocok di atas ranjang.Bagi Martin, Bianca adalah segalanya. Martin mencintai Bianca sejak pertama kali melihat gadis itu. Dan ketika gadis itu menawarkan tubuhnya untuk menjadi objek fantasi seksual, Martin dengan sen

  • JULLIO and HILLARY   MARRIAGE PROPOSAL 2

    MARRIAGE PROPOSAL 2HARRY membawa mobilnya memasuki sebuah kawasan elit perumahan yang bisa dibilang terlampau luas. Kawasan itu nyaris kosong, hanya ada beberapa rumah yang berdiri di sana. Harry mengira salah satu dari rumah itu miliki Jullio.Jullio. Sejak semalam, Harry tidak bisa berhenti memikirkan pria itu. Harry terus bertanya-tanya, sejak kapan Jullio dan adiknya menjalin hubungan? Dan bagaimana mereka bisa bertemu? Apakah selama ini Harry terlalu sibuk dengan Gabe sehingga melupakan kepentingan adiknya sendiri? Dan jika benar Jullio dan Hillary menjalin hubungan, kenapa selama ini justru Angkasa, adik kandung Jullio yang sering terlihat bersama Hillary?Sejujurnya, sejak semalam, Harry tidak bisa tidur atau melakukan pekerjaannya dengan benar. Harry terus memikirkan semua kata-kata Hillary. Selain hubungan adiknya dengan Jullio, ia juga tidak bisa terus-menerus memikirkan Gabrielle. Bagaimana wanita itu menghabiskan sepanjang masa kehamilannya dengan J

  • JULLIO and HILLARY   BYE, ANGKASA.

    BYE, ANGKASA.ANGKASA memasuki rumahnya dengan membawa beberapa kotak makanan. Ia sengaja membeli banyak makanan karena ada kakaknya sekaligus Hillary. Hillary mungkin lupa kalau hari ini adalah hari jadi mereka berdua. Selama ini, gadis itu sepertinya terlalu sibuk dengan urusan sekolah dan pendaftaran di universitas sehingga melupakan momen penting itu. Tak lupa, Angkasa juga membeli sebuah kue dengan tulisan happy 1st anniversary Angkasa & Hillary. Dan sebuah lilin angka 1. Sungguh romantic. Angkasa juga menyiapkan kado berupa cincin yang ia beli dari hasil penjualan aplikasi yang ia dirikan bersama teman-temannya.Saat ia sampai di ruang tamu, tempat di mana Hillary menunggunya, Angkasa tidak menemukan gadis itu di sana. Ia meletakkan kue dan makanan yang dipesan oleh kakaknya. “Hill?” Seru Angkasa sedikit keras.Tidak ada sahutan. Kening Angkasa mengkerut, pandangannya kesana kemari, mencari Hillary. Angkasa berjalan menuju kamar mandi lalu

  • JULLIO and HILLARY   A GREAT PLAN

    A GREAT PLANJULLIO membuka mata perlahan saat mendengar getaran ponsel di nakasnya. Rasanya, sudah lama sekali ia tidak tidur senyenyak ini. Ini kali pertama Jullio merasa seluruh bagian dari dirinya sangat ringan bak kapas sehingga mungkin saja ia terbang saat tertiup angin. Seulas senyum terpancar dari bibi Jullio. Pria itu bergegas mengambil ponsel dan melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini.Hillary. Ah, sepagi ini Jullio sudah dibuat bahagia hanya karena melihat nama yang tertera di ponselnya. Jullio mengangkat panggilan dari kekasihnya. Rasanya menyenangkan sekali bisa kembali memanggil Hillary kekasihnya lagi. “Selamat pagi, sayang.” Gumam Jullio dengan suara serak khas bangun tidur.“Selamat pagi, calon suami.” Sahut Hillary dari seberang.Mendengar hal itu, Jullio lantas tertekekeh. Ia tidak menyangka kalau Hillary akan memanggilnya seperti itu. Sama sekali tidak. Rasanya, baru kemarin mereka berbaikan setelah hampir

  • JULLIO and HILLARY   ONCE AGAIN

    ONCE AGAINHILLARY memejamkan matanya lagi saat merasakan sentuhan tangan Jullio di kepalanya. Entah sudah berapa lama mereka tertidur. Setelah puas melepas kerinduan, Jullio dan Hillary terlelap begitu saja dengan tubuh masih saling bertautan. Hillary berada di atas tubuh kekar Jullio, salah satu posisi yang membuat keduanya memiliki satu sama lain dan mustahil dipisahkan."Jam berapa sekarang?" gumam Hillaru di dada Jullio."Entah. Apa kau mau pulang?" Jullio balik bertanya. Tangannya mengusap rambut lembut Hillary. Dan meski tubuhnya merasa keram karena harus menahan beban gadis itu, Jullio tidak keberatan sama sekali dengan semua itu.Hillary menggeleng. "Aku bisa mengakan kepada Harry kalau aku menginap di rumah temanku."Senyum Jullio terbit. "Apa kau mau menginap di sini?"Hillary mengangkat wajahnya, memandang Jullio yang masih menyunggingkan senyuman. "Kalau boleh aku mau tinggal di sini lagi.""Rumah ini milikmu, sayang."

  • JULLIO and HILLARY   THE PAIN.

    JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.THE PAIN.JULLIO mengembuskan napasnya perlahan. Pria itu menunggu sekian menit setelah mobil yang ditumpanginya berhenti di depan rumah. Seorang supir membuka pintu dan ia bergegas turun. Jullio berjalan perlahan melewati taman dan kolam kecil di depan rumahnya. Satu minggu berlalu sejak terakhir kali ia meninggalkan rumahnya dan situasinya masih sama seperti hari-hari sebelum ia pergi.Sesampainya di dpintu, Jullio melihat Gabrielle datang bersama putranya. Wanita itu menyunggingkan senyum terbaiknya. Meskipun awalnya Jullio mungkin membenci wanita itu, kini perasaannya tidak sama lagi. Jullio sudah memutuskan untuk menyukai Gabrielle dan menganggap wanita itu sebagai saudaranya. Dan bayi kecil dalam gendongan Gabrielle, Jullio bahkan sanggup menganggap anak itu putranya.&

  • JULLIO and HILLARY   AUNTY HILL.

    JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.AUNTY HILL.HILLARY tertegun saat mendengar ucapan Gabrielle. Ia ingin meminta Gabrielle mengulangi kata-katanya, tetapi hal itu hanya akan menambah kecanggungan di antara mereka berdua. Anak ini bukan anak Jullio. Hillary tidak akan melupakan kata-kata itu. Sekali Gabrielle mengucapkannya. Cukup sekali dan berhasil membuatnya merasa jauh lebih baik. Ya, setidaknya itulah yang diharapkan selama beberapa bulan terakhir. Kerap kali Hillary berharap Jullio bukan ayah biologis dari anak yang dikandung oleh Gabrielle sehingga kelak mereka bisa kembali bersama. Karena sampai sejauh ini, Hillary masih sangat mengharapkan Jullio. Namun, fakta baru itu belum tentu mengubah keadaan menjadi jauh lebih baik. Hillary tidak boleh menyimpulkannya terlalu cepat.“Maaf?” Hillary berusaha meng

  • JULLIO and HILLARY   MY BABY.

    JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.MY BABY.GABRIELLE meletakkan anaknya yang masih berumur satu bulan ke dalam box bayi setelah anak itu kenyang menyusu dan tertidur pulas. Wanita itu lalu berdiri seraya memandangi putranya dengan perasaan haru. Gabrielle tidak menyangka, ia sudah menjadi seorang ibu sekarang. Seroang ibu dari anak yang tidak diakui oleh ayahnya sendiri. Jika mengingat bagaimana dulu ia nyaris menggugurkan kandungannya, sering kali Gabrielle merasa bersalah. Anaknya tidak berdosa, semua yang terjadi adalah murni kesalahannya dan Gabrielle seharusnya malu jika ia menyesali kehadiran anak itu dalam hidupnya.Tanpa ia sadari, senyuman manis tercetak di wajah cantiknya. Gabrielle sekali lagi mengusap pipi bayinya sebelum melangkah keluar, meniggalkan putranya sendiri di dalam kamarnya.Dengan enggan, Gabrielle

  • JULLIO and HILLARY   STUPID HEART.

    JANGAN LUPA FOLLOW @littleeva93 UNTUK INFO PO YATHANK YOU.STUPID HEART.HILLARY mengembuskan napasnya perlahan. Senyumnya mengembang saat bel sekolah berdentang nyaring. Ada kebahagiaan yang tidak bisa ia sembunyikan dari siapa pun. Dan tampaknya, kebahagiaan itu juga dirasakan oleh sebagian besar murid di sekolahnya.Yap, hari ini, adalah hari terakhir ujian di sekolahnya. Setelah melewati serangkaian ujian yang membuatnya disibukkan dengan berbagai kelas dan mata pelajran, akhirnya Hillary bisa bernapas lega. Semuanya sudah dilewatinya dengan sangat baik. Hillary sudah berusaha semaksimal mungkin. Dan menurut perkiraannya, nilainya tidak akan mengecewakan. Sejauh ini, ia berhasil berada di posisi lima besar parallel. Freddy selalu menjadi nomor satu, lalu Axel dan disusul Elsa. Hillary nomor empat, tapi siapa peduli? Ia cukup puas dengan prestasi yang

DMCA.com Protection Status