Share

Bab 37b

last update Last Updated: 2023-07-07 23:59:33

Intan lalu duduk di tepi ranjang yang berdekatan posisinya dengan meja. Matanya tetap tertuju ke layar laptop. 

“Aku habis ngikuti Sarah, kesini!” kata Aditya setengah berbisik. Telunjuknya menunjuk pada gambar yang tertera di layar. Ada banyak percakapan di situ, karena yang dibuka Aditya adalah situs forum percakapan yang membahas suatu topik tertentu. 

Mata Intan menjelajah. Membaca satu persatu deretan kalimat yang ada di bawah gambar. Aditya mendekatkan laptop itu, dan menghadapkan layarnya pada Intan. Agar gadis itu dengan mudah membacanya. 

Mata Intan membulat. Mulutnya menganga saat menyadari apa yang dibacanya, sekaligus mengaitkan dengan perkataan Aditya. 

Intan membekap mulutnya sendiri yang masih menganga. Sementara Aditya yang duduk dihadapannya mengangguk. 

“Kamu nggak salah lihat?” tanya Intan. Matanya menatap lekat pada Aditya. 

Lelaki itu lalu menyodorkan ponsel miliknya yang tergeletak di

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
iiiiii jijik kali.lihat sarah ni
goodnovel comment avatar
Mayadewi Syapriani
takut ketahuan hamilnya sama orang jadinya digugurin tuh janin..kasihan janinnya gak ada dosanya..
goodnovel comment avatar
carsun18106
udhlah sekarang adit ngga usah ngurusin sarah, fokus sama intan aja, sarah biar jd urusan dimas, lambat laun pasti terbongkar kebusukannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • JODOH PILIHAN MAMA   Bab 38a

    “Maafin aku ya, Mas,” tutur Sarah saat Dimas datang. Pria itu langsung mengecup puncak kepala istrinya. “Yang penting kamu selamat,” tuturnya. “Aku tinggal ya, Mas.” Intan segera menyusul Aditya yang sedari tadi tak mau menemui Sarah. Pemuda itu hanya menunggu di teras ruang perawatan atau di kantin. Sementara Bu Handoyo dan Pak Handoyo sudah diminta Intan pulang. “Mama dan Papa pulang aja. Ada aku dan Mas Adit. Kalau ada apa-apa nanti aku kabari,” begitu Intan menyuruh mertuanya pulang, agar tidak cemas. “Makasih ya, Tan, Dit. Untung ada kalian,” ucap Bu Handoyo sebelum pulang. Kini Intan sudah di kantin rumah sakit dengan Aditya. “Kita pulang aja, yuk,” ajak Aditya. “Bentar. Nunggu Mas Dimas selesai ngobrol dulu. Kita pamit sekalian tanya Mas Dimas, barang kali perlu sesuatu,” sahut Intan.“Gampang. Ntar kita telpon. Kita G*send-in aja klo butuh apa-apa.” Aditya tak sabar. Dia malas berhubungan dengan pasangan itu. Meski sebenarnya Aditya sayang dengan kakaknya. Dia marah de

    Last Updated : 2023-07-09
  • JODOH PILIHAN MAMA   38b

    Hari sudah malam. Sarah sengaja tidak menutup rapat pintu kamarnya. Posisi kamar Aditya yang tepat di sebelah kamar Dimas, membuat Sarah yakin, jika nanti Aditya masuk kamar, dia akan mendengarnya.Sudah beberapa hari dia tidak melihat Aditya mondar-mandir di lantai atas. Pemuda itu hanya terlihat jika hendak berangkat ke kantor saja. Selebihnya, senyap.Mungkinkah mengurung diri di kamar. Jika iya, tentu dia butuh ke toilet, atau ke bawah mengambil minum. Masak iya, hanya di kamar tanpa keluar? Batin Sarah.Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sarah bangkit dari duduknya. Kepalanya mendekat ke pintu. Dia mengintip dari celah yang terbuka.Sepi!Wanita itu tak mendengar apapun. Bahkan, usai makan malam, sepertinya Aditya belum naik ke lantai atas.Sarah bergegas turun ke lantai satu.Lantai satu sudah gelap. Lampu sudah dimatikan. Hanya kamar Intan yang terlihat lampunya masih menyala.&nbs

    Last Updated : 2023-07-09
  • JODOH PILIHAN MAMA   39a

    🍁🍁🍁🍁🍁 Aditya segera memasukkan gulungan Kasur ke dalam kolong tempat tidur. Beruntung saat pintu terbuka setengah, posisinya berada di belakang pintu. Mata Sarah serta merta menjelajah ke dalam kamar Intan dari celah pintu yang sedikit terbuka, terhalang oleh kepala Intan yang menyembul. Dada Sarah yang bergemuruh menahan kesal mendadak hilang. Tak dilihatnya kelebat bayang Aditya dalam kamar itu. bagaimana bisa dia menuduh tanpa bukti? Bisa-bisa, dia yang disangka tidak bisa move on. “Ada apa, Mbak Sarah, malam-malam?” tanya Intan, mencoba biasa saja. Meski dalam hatinya ada kecemasan, karena Aditya masih bersembunyi di belakang pintu. Intan harus memastikan bahwa mereka aman tanpa membuat Sarah curiga. “Apa aku bisa main ke kamarmu? Aku tidak bisa tidur. Takut di atas sepi tidak ada orang,” ujar Sarah mencari alasan. Intan terdiam sejenak. Kalau sampai Sarah masuk ke kamarnya. Habis

    Last Updated : 2023-07-10
  • JODOH PILIHAN MAMA   39b

    “Mama depan aja,” titah Aditya saat mereka baru keluar dari rumah. Dia tak mau kalau Sarah yang duduk di depan, dan akan terlihat mereka sebagai pasangan. Aditya tak peduli kalau itu mobil Sarah. Dia harus bisa memegang kendali. Dia tak ingin lemah. Buru-buru Sarah mempersilahkan Bu Handoyo, meski diam-diam hatinya pun dongkol. Perlahan dia dapat membaca kharakter asli Aditya yang ternyata keras. Jauh berbeda saat mereka masih bersama. Dahulu, Aditya sangat lembut, perhatian dan selalu menuruti apa maunya. Bahkan cenderung mengalah. Ternyata di rumah, tidak demikian. Aditya begitu egois, pikir Sarah. Perjalanan rumah ke pasar tak terlalu jauh. Tapi, di mobil, hanya ada keheningan. Sesekali saja Intan menyahut mencoba mencairkan suasana. Tapi, selalu gagal. Karena yang menyahut hanya Bu Handoyo. “Kamu tunggu di sini saja. Tuh ada café di sana. Bisa ngadem dulu,” kata Bu Handoyo saat tiba di parkiran sambil menun

    Last Updated : 2023-07-10
  • JODOH PILIHAN MAMA   39c

    “Mas, kamu tuh ngurus bisnis yang di mana lagi sih, Mas?” tanya Sarah. Dimas yang baru pulang, sedikit mengerutkan keningnya. Tumben istrinya ingin tahu perihal bisnisnya. Dulu, saja saat masih di ujung kehancuran, Sarah tak mau tahu. Dia memilih bekerja di tempat lamanya dengan gaji yang menggiurkan. Meski sebenarnya Dimas memang melarangnya, karena gengsi tak mampu membayar mahal. Dimas memilih membayar karyawan muda yang baru lulus, yang belum mengenal banyak uang, hingga gajinya tak terlalu mahal. “Mas, apa boleh aku pindah kerja di tempatmu saja. Aku malas sekantor sama Adit. Kamu tahu kan, dia masih saja mengangguku,” adu Sarah. Dimas manatap Sarah lekat. Benarkah Aditya masih menganggunya? Bukannya justru saat Sarah pendarahan, Aditya yang pertama datang menolongnya? Sejak Sarah di rumah, memang Dimas sudah jarang bicara berdua dengan Aditya. Mereka hanya bertemu di ruang makan saja. Itu pun hanya bicara s

    Last Updated : 2023-07-10
  • JODOH PILIHAN MAMA   BAB 40a

    “Bu Sarah, Pak Dimas sudah di ruangan. Silahkan jika hendak menemui. Ruangannya di lantai 17,” tukas resepsionis dengan sopan. Gadis itu mendekat ke sofa dimana Sarah duduk sambil membungkukkan badannya. Setelah mengangguk dan mengucapkan terimakasih, Sarah melangkah ke lift. Wanita itu tetap saja tak dapat menutupi kegundahannya. Berulang dia menghela napas. Dia harus mampu bersikap biasa saja jika ingin mengungkapkan kecurigaannya. Namun, tetap saja dia berharap, kecurigaannya tak berkenyataan. Dimas adalah pria yang baik, meski Sarah sering merasa bosan dengan kebaikan yang cenderung berlebihan. Memang, akhir-akhir ini, Dimas sering keluar dan sangat sibuk. Alasannya adalah mengembangkan bisnis. Meski kenyataannya sekarang jauh lebih baik. Beberapa kali memang Dimas mengajak Sarah pindah rumah, tak lagi tinggal dengan orang tua Dimas yang sempit. Di rumah orang tua Dimas, tidak ada p

    Last Updated : 2023-07-11
  • JODOH PILIHAN MAMA   BAB 40b

    Baru dua hari Aditya pindah ke apartemen baru yang di sewanya. Lokasi apartemen itu tak jauh dari kantor Aditya. Namun, tetap harus dengan motornya jika tak ingin berkeringat, meskipun dengan jalan kaki juga tak jauh. Ternyata, meskipun di rumah jarang ngobrol karena Aditya kerja dan Intan kuliah. Paling hanya sore mereka ketemu, dua hari ditinggal, membuat Intan merasa sepi. Tak ada lelaki yang dapat diledeknya. Meski dingin kayak kulkas dan sulit memaksakan pendapat padanya, tetap saja Intan merasa ada yang hilang. Hari itu, seharian Intan mencoba menghubungi Aditya, namun tak ada balasan sama sekali. Pesannya hanya contreng satu. Ditelepon juga tidak diangkat. Intan mendesah kesal. Kemana saja sih, Mas? Percuma saja punya ponsel bagus, kalau pesan tidak dibalas, telepon tidak diangkat, dengus Intan. Bahkan, Intan baru ingat jika dia tak tahu nama kantor ataupun lokasi di mana Aditya bekerja. Selama ini, dia hanya percaya saj

    Last Updated : 2023-07-11
  • JODOH PILIHAN MAMA   41a

    Sarah menatap kertas di tangannya tak percaya. Sementara, Mita tak berani merebutnya takut robek. Mita heran, selama ini tak ada pegawai yang lancang mengambil berkas pegawai lain saat dia sedang mengerjakannya. Itu adalah berkas laporan status perkawinan Aditya yang sedang dibukukan oleh Mita. Aditya baru saja memberikan copy buku nikah untuk mengubah status administrasinya di kantor, setelah menimbang kebenaran apa yang dikatakan Intan. Bahwa menikah itu tak boleh di sembunyikan, meski dia masih enggan juga membuka statusnya pada teman kantornya. Dengan bergetar, Sarah meletakkan kembali kertas itu ke meja Mita. “Aku nitip ini buat Pak Hanafi,” ujar Sarah sambil meletakkan berkas dokumen miliknya di meja Mita. Ia segera cepat berlalu. Hatinya kacau. Sarah benar-benar tak menyangka jika Aditya telah menikah. Bahkan, tanggal pernikahannya lebih dulu dari tanggal pernikahannya. Yang lebih Sarah tak habis mengerti, mengapa gadis ingusan itu yang lebih dipilih Aditya dibandin

    Last Updated : 2023-07-13

Latest chapter

  • JODOH PILIHAN MAMA   50b

    Sementara, di belahan timur pulau jawab, Sarah sudah tiba di hotel. “Wi, jadi kan kita ketemu?” Sarah mengirim pesan singkat ke Dewi, teman kuliahnya dulu. Meski dulu tak akrab dengannya, namun kekuatan sosial media, membuat mereka menjadi dekat. Banyak nostalgia di grup kadang membuat dulunya berjarak, menjadi akrab. “Jadi, dong. Apa yang enggak buat kamu." Dewi mengirimkan nama sebuah cafe di salah satu mall terkenal di kota pahlawan itu. “Wah, ini sih deket sama hotelku. Sampe ketemu ya!” Balas Sarah dengan riang. “Nanti aku ke sana pulang kerja, ya. Lagi banyak orderan bos. Nggak enak klo izin.” Meski janjiannya masih lama, di mall, Sarah tidak mati gaya. Dia berniat jalan-jalan berkeliling dulu di mall itu sambil membunuh waktu. Hingga kemudian, dia mengecek kembali waktu. Saat sudah dekat waktu janjiian, Sarah segera bergegas ke cafe yang dijanjikan. Suasana cafe tid

  • JODOH PILIHAN MAMA   50a

    “Mau kemana, Mas?” tanya Intan, sesaat sebelum Aditya menutup pintu itu. Lelaki itu tersenyum menatap istrinya yang raut wajahnya menampakkan wajah cemburu. Aditya menanggapi kemarahan Intan dengan santai. Jika selama ini yang banyak mengalah adalah Intan, kini dunia seolah terbalik. Intan sedang dirundung rasa kesal terhadap suaminya yang sudah terlalu memperlakukan temannya yang sedang jatuh cinta padanya. “Aku mau ke bawah. Kamu nitip apa?" tanya Aditya datar. Tak terlihat ada rasa bersalah. Aditya sudah tahu, biasanya amarah Intan akan sedikit reda jika ditawarkan makanan. “Martabak?” tawar Aditya dengan sedikit mencondongkan kepalanya. Alisnya pun satu diangkat ke atas, hendak menggoda Intan. “Serah!” ketus Intan menjawab seraya menutup pintu. Aditya hanya menanggapinya dengan senyum. Kepalanya menggeleng. Dia teringat mamanya kalau ngambek sama papanya, persis seperti itu. Nanti j

  • JODOH PILIHAN MAMA   49b

    Di kompleks perkantoran tempat mereka magang tak hanya di gedung yang berisi banyak kantor. Namun, di sebelah gedungnya pun juga perkantoran lain. Belum diseberang jalan. Apalagi, saat jam pulang kerja begini, maka akan mudah ditemui pekerja yang pulang kantor dan berjalan menuju tempat tinggal masing-masing. Di kompleks pemukiman belakang kantor itu, ada berbagai macam tipe rumah tinggal. Dari yang apartemen, kos-kosan elit, kos-kosan tipe menengah, hingga kamar yang disewakan bersama dengan pemilik rumah. Mau tipe yang ada AC dan internet plus kamar mandi di dalam, atau tipe dengan kipas angin pun tersedia. Harganya bervariasi. “Intan!” panggil Runi ketika melihat temannya tak sengaja menoleh ke arahnya. Sebenarnya Runi ingin menghindar saja dan menunggu Intan masuk. Namun, kepalang basah. Intan sudah lebih dahulu melihatnya. Mau-tak mau Runi harus menyapanya. Suasana lorong apartemen yang sepi membuat suara Run

  • JODOH PILIHAN MAMA   49a

    Sarah menatap nanar ke arah Dimas yang duduk di ruang tunggu bandara. Meskipun lelaki itu pamit hendak keluar kota alasan bisnis, Sarah tidak mempercayainya begitu saja. Sudah sebulan Sarah bekerja di kantor milik papanya yang kini dikelola Dimas. Semua pembukuan sudah diambil alih olehnya. Sesuai dengan keahliannya sebelum bekerja di kantor itu. Hana, staf lama, yang dicurigai memiliki kedekatan dengan Dimas pun sudah sebulan dipindahkan ke kantor cabang. Sarah sudah menyelidiki semua pembukuan kantor itu. Tak satu pun transaksi mencurigakan ditemukan. Bahkan, transaksi atas nama Dimas, tak satupun mencurigakan. Mungkin, itu pula yang membuat hidup Dimas tak banyak berubah, meski perusahaan makin menggeliat. Bahkan, rumah pun masih tinggal di tempat yang sama. Dimas pun masih setia dengan motornya, meski kadang-kadang membawa mobil operasional kantor. Namun, kesederhanaan itu justru yang membuat Sarah makin curiga. Jangan-jangan, ada belanja yang lain diluar untuk keluarganya, s

  • JODOH PILIHAN MAMA   48b

    “Mas, bisa nggak sih kalo kerja nggak pake main mata?” tanya Intan sambil menggigit satenya. Meski seharian dibuat gusar oleh tingkah Runi dan juga Aditya yang sok bijak di depan Runi hingga membuat gadis itu makin blingsatan, Intan sudah mulai belajar mengendalikan diri. Berkali-kali dia meneguk air mineral agar melarutkan emosi dalam darahnya. Sore tadi, sepulang kerja, Intan berpesan ke Aditya agar membeli sate di warung tenda belakang. Dia kesal dengan Aditya dan itu membuatnya malas memasak, khusus hari itu saja. Dia ingin menunjukkan kalau dia tengah marah. Apalagi, sejak Aditya tahu kalau teman-teman Intan juga magang di kantornya, Aditya makin malas pergi keluar dengan Intan. Bahkan lelaki itu rela membeli makan sendiri, demi agar tidak diketahui kedekatannya dengan sang istri. Bahkan, mereka pun pulang dan pergi terpaksa melewati jalan dan waktu yang berbeda, agar tidak diketahui hubungan keduanya. “Siapa juga yang mai

  • JODOH PILIHAN MAMA   48a

    Kebetulan Runi dan Mira tinggal di kosan yang sama. Sementara Intan beralasan ikut kakaknya. Jadi tidak gabung saat mencari kosan. Sedangkan Arfan, tentu tinggal di kosan khusus laki-laki. “Ehhh, maaf, Run. Nggak bisa. Kan aku sudah bilang, kalau aku tinggal sama kakakku cowo. Dia orangnya pemalu. Emang mau ngapain?” tanya Intan setelah menjelaskan alasannya.Selama ini, Intan selalu beralasan ikut di tempat kakak laki-lakinya. Jadi dia tak mengijinkan satu pun temannya untuk berkunjung. Bisa-bisa Aditya ngamuk kalau sampai ada yang berani datang. Lelaki itu sangat ketat terhadap privasi. “Nggak ada, sih. Cuma mau main aja. Habis dari magang, suka bengong di kontrakan,” kata Runi. Runi memang tidak terlalu cocok dengan Mira. Mira anaknya gaul, mudah dekat sama cowok. Sedangkan Runi cenderung pemalu. Mengobrol dengan Mira pun sering tidak nyambung. Karena keduanya berbeda selera. “Yaudah, aku saja yang main ke kosanmu ya,” kata Intan menawarkan diri. Kalau dengan Intan, Runi agak

  • JODOH PILIHAN MAMA   47b

    “Tadi ada anak baru magang di kantorku,” kata Aditya sambil mengambil rawon ke mangkuknya. Biasanya makan nasi rawon, Intan selalu memisahkan rawon dengan nasinya.Intan sudah mencicil membeli perabot masak seadanya. Yang penting ada buat goreng, ngrebus, ngukus. Bahkan, kadang dia terpaksa menggunakan bumbu instan, karena tak memungkinkan bumbu lengkap. Ulekan atau blender belum dimilikinya. Lagi pula beli bumbu lengkap juga bakal busuk klo jarang-jarang masak.Intan hampir tersedak mendengar ucapan Aditya.“Minum dulu. Denger magang saja, kok kamu tersedak,” ucap Aditya datar.Lelaki itu sama sekali tak curiga. Malah dengan santainya menyendok telur asin yang sengaja digunakan untuk pendamping nasi rawon. Intan sengaja membawa telor asin dari rumah mertuanya. Praktis buat lauk. Tinggal membuat perkedel dan goreng emping saja buat pelengkap nasi rawon.“Ya maaf kalau aku nggak bantuin kam

  • JODOH PILIHAN MAMA   47a

    Aditya masih sibuk dengan pekerjaannya, saat Hanafi, karyawan HRD masuk ke ruang kerjanya bersama seorang gadis dengan penampilan tertutup alias berjilbab rapi. “Dit, ini ada anak magang baru, ditempatkan di divisi ini. Kata Pak Bos, kamu yang akan pegang,” kata Hanafi sambil memperkenalkan gadis yang meskipun tampilannya tertutup namun, terlihat ramah. Sejenak Aditya terdiam. Namun kemudian dia teringat pesan atasannya yang sedang keluar kantor, kalau memang dia akan ditugaskan membimbing anak magang tiga bulan kedepan. “Oh Iya, Pak. Makasih ya,” sahut Aditya kemudian. “Runi, ini Pak Adit. Nanti Pak Adit yang akan membimbing kamu selama magang di sini.” Hanafi memberi pesan pada mahasiswi bernama Runi itu. Gadis itu menangguk takzim. Hanafi lalu meninggalkan ruangan Aditya. “Duduk dulu.” Aditya mempersilahkan Runi duduk. Mereka mengobrol di sofa yang biasa digunakan untuk menunggu tamu di ruangan itu. “Jadi nama kamu Runi?” Aditya membaca berkas dokumen yang diberikan Hanafi.

  • JODOH PILIHAN MAMA   46b

    Intan bersikap biasa tatkala pagi hari, seolah tak pernah terjadi sesuatu tadi malam. Dia sengaja tak membahasnya hingga Aditya membuka percakapan. “Bener kamu nggak ingat semalam kamu ngapain?” ulang Aditya. Pagi itu Hari Minggu. Intan memasak nasi goreng untuk sarapan. Semalam, Intan sengaja memasak nasi agak lebih agar dapat dimasak untuk pagi hari. Dia sudah hafal kalau Aditya tak suka nasi kemarin, kecuali dibuat nasi goreng. Intan menggeleng. Dalam hati Intan berujar, “Aku nggak tahu kamu ngapain saja di sana, Mas.” Aditya menghela napas. Dia khawatir hal itu akan terjadi lagi saat malam hari dia tidak di rumah. “Mengerikan,” batinnya. “Kalau begitu, sebaiknya siang ini kita pulang. Rasanya lebih aman kamu di rumah dibanding di sini,” tambah Aditya. Di rumahnya, ada mamanya yang bisa mengawasi. Kalau di apartemen, saat dia pergi seperti semalam, siapa yang dapat menjamin Intan nggak kemana-mana.

DMCA.com Protection Status