"Tuan Shi, aku mengucapkan terima kasih karena telah membantuku," ucap Jin Chen membungkuk sedikit ke arah Shi Ling.Shi Ling melambaikan tangannya dan menjawab, "Ke ke, kenapa Tuan Muda Jin Chen berkata begitu? Aku hanya melakukan perintah.""Jin Chen ge-ge. Alasan aku mempertemukan kamu dengan Shi Ling adalah karena aku telah menyuruhnya untuk menyelidiki pergerakan dalam Klan Jin. Dia tidak menemukan seorang di kelas Kaisar yang memasuki Kekaisaran Jin Dao selama beberapa tahun ini ...," ucap Fu Yun memberi tahu.Jin Chen kaget. Awalnya, dia mencurigai faksi di belakang Fu Yun atas hilangnya ayahnya. Namun, setelah mendengar diskusi ini, kecurigaannya memudar, bahkan hilang.Shi Ling merenung sejenak sebelum berkata, "Hilangnya ayahmu sepertinya dilakukan oleh orang lain."Jin Chen mengerutkan keningnya dan berkata, "Kalau begitu, kecurigaan terbesar masih ada pada Sekte Kabut. Ah. Tetua Pertama sialan itu ...."Ayah Jin Chen menghilang saat dikejar Tetua Pertama Sekte Kabut. Tidak
Di dalam kamar, Jin Chen sedang duduk bersila di atas tempat tidur. Kekuatan Spiritualnya menyelimuti seluruh ruangan. Sepuluh menit kemudian, dia mengetuk cincin hitam. Roh Yin Lao segera melayang keluar."Guru—"Yin Lao melambaikan tangannya dan menyela, "Aku tahu kamu ingin menanyakan tentang Giok Kaisar Kuno. Aku samar-samar mengenali benda itu, tapi belum pernah melihatnya—""Lalu apa itu sebenarnya?""Giok Kaisar Kuno ini mungkin berkaitan dengan Kaisar She Tou seribu tahun lalu."Jin Chen terkejut. "Itu manusia?""Mungkin bisa dibilang 'Dewa'." Yin Lao menghela napas.Jin Chen gemetar dan tenggorokkannya menggulung sedikit. Mungkinkah ada Kaisar di dunia ini? Jika ada, itu adalah orang yang kekuatannya berada di level puncak dan bisa bersaing dengan langit dan bumi."Jangan bilang, dia ... dia di level Penguasa?" Suara Jin Chen bergetar."Iya." Suara Yin Lao bergema di dalam ruangan, "Di benua Immortal Qi, seorang di level Abadi mungkin sangat langka. Tetapi, level Penguasa le
Tatapan Jin Chen beralih dari pria berjubah abu-abu ke item di atas meja batu. Ada banyak inti monster dari berbagai elemen di atasnya. Mungkin sekitar level empat. Binatang sihir di level itu cukup untuk menandingi seseorang di level Energi.Pohon kering dengan panjang setengah meter yang terletak di tengah meja batu menarik perhatian Jin Chen. Aroma aneh tanaman itu sangat menyegarkan."Apa ini?" tanyanya di dalam hati."Pohon Langit!" jawab Yin Lao.Jin Chen kaget mendengarnya. Pohon Langit adalah salah satu item untuk membuat Pil Jiwa. Sungguh beruntung dapat menemukannya di sini. Dia berjalan mendekat dan berhenti di depan platform batu. Tangannya mulai terulur untuk meraihnya. Namun, angin tiba-tiba bertiup kencang ke arahnya.Whush!Jin Chen mengerutkan alisnya dan menarik kembali tangannya. Angin tajam pun segera menghilang. Dia menatap pria berjubah abu-abu yang sudah membuka matanya. Tampak mata pria itu dipenuhi cahaya merah.Jin Chen mengenali cahaya merah itu. Selama ses
"Berapa lama Racun Api berada di dalam tubuhmu?" tanya Jin Chen kepada Lin Yan yang duduk di depannya. Kini mereka berada di dalam sebuah ruangan."Setengah tahun lebih ...," jawab Lin Yan, "selama ini, aku terus melakukan pelatihan di menara untuk meningkatkan kekuatan. Bahkan satu hingga dua bulan lamanya. Racun Api terus menumpuk hingga menyatu dengan Qi-ku dan tidak dapat dipisahkan.""Oh, iya. Kamu bisa memanggilku Lin Yan."Jin Chen mengangguk sedikit. Merenung beberapa menit. Baru kemudian dia berkata, "Racun di tubuhmu melebihi harapanku ... jika kamu masih ingin hidup, lebih baik diam. Saya tidak mengatakan bahwa ini tidak dapat disembuhkan."Lin Yan menampar meja di depannya dengan marah. Dia mendengus, "Hmph. Jangan bertele-tele ... dalam hal apapun. Setelah kamu mengeluarkan Racun Api, aku akan memberimu Pohon Langit."Temperamen orang ini benar-benar membuat pusing.Jin Chen menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit. "Karena Racun Api separah ini, tugas yang sulit un
Jin Chen menjentikkan jarinya. Sekelompok api biru melesat ke dalam kuali obat. Nyala api membuat suhu ruangan naik sedikit. Setelah itu, dia melambaikan tangannya dan berbagai bahan obat muncul di lantai.Jin Chen melempar bahan obat ke dalam kuali obat satu demi satu, menjalani proses pemurnian dan penggabungan.Penyempurnaan pertama berlangsung setengah jam. Baru kemudian, Jin Chen menyimpan sebagian besar pasta warna merah ke dalam botol giok. Setelah Salep Roh Api selesai, Jin Chen tidak lanjut menyempurnakan Pil Roh Angin. Dia menelan pil pemulihan untuk memulihkan Qi-nya. Membuat pil dalam kondisi puncak adalah kebiasaannya sejak dulu. Dengan begitu, Persepsi Spiritualnya dan tingkat kendali api akan jauh lebih baik.Setelah beristirahat lebih dari sepuluh menit, api biru sekali lagi melonjak di dalam kuali obat.Mungkin karena Pil Roh Angin harus dibentuk menjadi pil, waktu pengolahannya hampir dua kali lipat dari Salep Roh Api.Satu jam berlalu, mata Jin Chen yang tertutup r
"Ke ke, Mei-er, sepertinya kita bertemu orang yang tidak tahu diri ...."Seorang pria bertubuh besar di belakang Liu Mei tersenyum sinis. Ini kesempatan baginya untuk tampil di depan si cantik.Liu Mei tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. "Lei Na, sopan sedikit terhadap orang lain ...."Pria bernama Lei Na mengangguk. "Kakak Liu Qing menyuruhku melindungimu. Aku tidak akan membiarkanmu menderita sedikit pun."Mendengar nama 'Liu Qing' disebut, ada beberapa emosi samar di wajah cantik Liu Mei. Pria itu meninggalkan kenangan yang mendalam sejak mereka masih kecil. Meskipun ada ribuan pelamar di sekelilingnya, semua orang itu tampak terhalang oleh bayangan Liu Qing.Lei Na berjalan perlahan mendekati ruang pelatihan. Dia dengan erat mengepalkan tinjunya dan menghantam pintu yang terbuat dari logam.Suara logam pun bergema di seluruh ruangan. Namun, pintu itu masih kokoh. Ekspresi Lei Na menjadi suram. Dia mengangkat tinjunya sekali lagi saat pintu itu perlahan terbuka."Hmph."Le
Jin Chen yang terus bergerak menghindar mulai berhenti. Matanya dengan dingin memperhatikan Lei Na.Melihat itu, Lei Na langsung melesat maju ingin menyerang.Jin Chen dengan acuh tak acuh perlahan mengangkat tangannya. Ia membuka telapak tangannya dan bola api biru-ungu seukuran telapak tangan tergantung di atasnya. Mengikuti ini, ruang di sekitar langsung berfluktuasi.Lei Na menemukan fenomena aneh dari bola api di telapak tangan Jin Chen. Dia samar-samar bisa merasakan kekuatan mengerikan yang terkandung dalam bola api tersebut."Ini buruk ... bagaimana dia bisa menampilkan teknik menakutkan itu?" Sebuah pikiran melintas di hati Lei Na. Dia buru-buru menghentikan tubuhnya yang melesat maju. Setelah itu, dia mundur ke belakang.Jin Chen melesat maju seperti kilat. Sekejap, ia muncul di depan Lei Na. Dia menggunakan bola api di tangannya untuk menghancurkan kepala Lei Na dengan kejam.Bola api membesar di mata Lei Na, menyinari wajahnya yang terkejut sekaligus ngeri. Serangan ini ti
Jin Chen bersandar di pintu dengan wajah pucat. Efek Pil Roh Angin yang dia konsumsi sebelumnya telah melemahkan tubuhnya. Dia dengan lembut batuk beberapa kali. Dia kemudian berjalan ke platform hitam dan duduk bersila di atasnya.Tiga jam kemudian, setelah kondisinya membaik, Jin Chen mengeluarkan Pil Roh Angin dan menelannya. Dia sekali lagi memasuki mode pelatihan.Lima hari berlalu begitu saja. Setelah insiden di lantai tiga saat itu, nama Jin Chen menjadi topik pembicaraan oleh para siswa di dalam menara.Ada cukup banyak orang yang ingin melihat siswa bernama Jin Chen. Namun, sejak pertarungan saat itu, Jin Chen tidak keluar dari ruang pelatihannya. Mereka hanya bisa melihat pintu ruang yang tertutup rapat dan pergi dengan kecewa. Entah berapa lama pelatihan Jin Chen ini akan berlanjut?Berderak!Suara pintu terbuka menarik beberapa pandangan. Tatapan mereka menjadi lebih intens. Tempat bising itu langsung sunyi.Seorang pemuda perlahan berjalan keluar dengan ekspresi datar. Me