Jin Chen menjentikkan jarinya. Sekelompok api biru melesat ke dalam kuali obat. Nyala api membuat suhu ruangan naik sedikit. Setelah itu, dia melambaikan tangannya dan berbagai bahan obat muncul di lantai.Jin Chen melempar bahan obat ke dalam kuali obat satu demi satu, menjalani proses pemurnian dan penggabungan.Penyempurnaan pertama berlangsung setengah jam. Baru kemudian, Jin Chen menyimpan sebagian besar pasta warna merah ke dalam botol giok. Setelah Salep Roh Api selesai, Jin Chen tidak lanjut menyempurnakan Pil Roh Angin. Dia menelan pil pemulihan untuk memulihkan Qi-nya. Membuat pil dalam kondisi puncak adalah kebiasaannya sejak dulu. Dengan begitu, Persepsi Spiritualnya dan tingkat kendali api akan jauh lebih baik.Setelah beristirahat lebih dari sepuluh menit, api biru sekali lagi melonjak di dalam kuali obat.Mungkin karena Pil Roh Angin harus dibentuk menjadi pil, waktu pengolahannya hampir dua kali lipat dari Salep Roh Api.Satu jam berlalu, mata Jin Chen yang tertutup r
"Ke ke, Mei-er, sepertinya kita bertemu orang yang tidak tahu diri ...."Seorang pria bertubuh besar di belakang Liu Mei tersenyum sinis. Ini kesempatan baginya untuk tampil di depan si cantik.Liu Mei tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. "Lei Na, sopan sedikit terhadap orang lain ...."Pria bernama Lei Na mengangguk. "Kakak Liu Qing menyuruhku melindungimu. Aku tidak akan membiarkanmu menderita sedikit pun."Mendengar nama 'Liu Qing' disebut, ada beberapa emosi samar di wajah cantik Liu Mei. Pria itu meninggalkan kenangan yang mendalam sejak mereka masih kecil. Meskipun ada ribuan pelamar di sekelilingnya, semua orang itu tampak terhalang oleh bayangan Liu Qing.Lei Na berjalan perlahan mendekati ruang pelatihan. Dia dengan erat mengepalkan tinjunya dan menghantam pintu yang terbuat dari logam.Suara logam pun bergema di seluruh ruangan. Namun, pintu itu masih kokoh. Ekspresi Lei Na menjadi suram. Dia mengangkat tinjunya sekali lagi saat pintu itu perlahan terbuka."Hmph."Le
Jin Chen yang terus bergerak menghindar mulai berhenti. Matanya dengan dingin memperhatikan Lei Na.Melihat itu, Lei Na langsung melesat maju ingin menyerang.Jin Chen dengan acuh tak acuh perlahan mengangkat tangannya. Ia membuka telapak tangannya dan bola api biru-ungu seukuran telapak tangan tergantung di atasnya. Mengikuti ini, ruang di sekitar langsung berfluktuasi.Lei Na menemukan fenomena aneh dari bola api di telapak tangan Jin Chen. Dia samar-samar bisa merasakan kekuatan mengerikan yang terkandung dalam bola api tersebut."Ini buruk ... bagaimana dia bisa menampilkan teknik menakutkan itu?" Sebuah pikiran melintas di hati Lei Na. Dia buru-buru menghentikan tubuhnya yang melesat maju. Setelah itu, dia mundur ke belakang.Jin Chen melesat maju seperti kilat. Sekejap, ia muncul di depan Lei Na. Dia menggunakan bola api di tangannya untuk menghancurkan kepala Lei Na dengan kejam.Bola api membesar di mata Lei Na, menyinari wajahnya yang terkejut sekaligus ngeri. Serangan ini ti
Jin Chen bersandar di pintu dengan wajah pucat. Efek Pil Roh Angin yang dia konsumsi sebelumnya telah melemahkan tubuhnya. Dia dengan lembut batuk beberapa kali. Dia kemudian berjalan ke platform hitam dan duduk bersila di atasnya.Tiga jam kemudian, setelah kondisinya membaik, Jin Chen mengeluarkan Pil Roh Angin dan menelannya. Dia sekali lagi memasuki mode pelatihan.Lima hari berlalu begitu saja. Setelah insiden di lantai tiga saat itu, nama Jin Chen menjadi topik pembicaraan oleh para siswa di dalam menara.Ada cukup banyak orang yang ingin melihat siswa bernama Jin Chen. Namun, sejak pertarungan saat itu, Jin Chen tidak keluar dari ruang pelatihannya. Mereka hanya bisa melihat pintu ruang yang tertutup rapat dan pergi dengan kecewa. Entah berapa lama pelatihan Jin Chen ini akan berlanjut?Berderak!Suara pintu terbuka menarik beberapa pandangan. Tatapan mereka menjadi lebih intens. Tempat bising itu langsung sunyi.Seorang pemuda perlahan berjalan keluar dengan ekspresi datar. Me
Lin Yan yang berdiri dari kursi langsung bergerak menghampiri Jin Chen dengan secepat kilat. Diraihnya lengan baju Jin Chen dan berkata, "Kamu akhirnya kembali. Cepat. Pil Jiwa Es dan Cairan Es Pembersih Sumsum telah habis. Aku telah menunggumu beberapa hari ini. Seandainya kamu belum kembali, aku akan pergi ke menara untuk mencarimu."Jin Chen menarik kembali lengan bajunya yang ditarik Lin Yan. Dia memutar bola matanya. "Kenapa harus terburu-buru? Kamu tidak akan mati hanya karena racun tidak dikeluarkan selama beberapa hari," katanya sambil berjalan masuk ke aula dan duduk di kursi. "Bagaimana? Apakah ada masalah dengan Gerbang Kokoh baru-baru ini? Grup Putih tidak membuat masalah, kan?""Berkat prestise kamu baru-baru ini di dalam menara, kini Grup Putih tidak berani menganggu Gerbang Kokoh. Selain itu, ada banyak siswa senior yang ingin bergabung dengan Gerbang Kokoh. Ukuran Gerbang Kokoh kini seperempat lebih besar dari sebelumnya," jawab Fu Yun sambil menuangkan secangkir teh h
Jin Chen merenung lama sebelum berkata perlahan, "Sekarang Energi Api semua orang hampir habis, ini saatnya bagi kita untuk mencari cara mendapatkan Energi Api ... apa kalian tahu cara mendapatkannya di akademi?""Sebagian besar orang akan menunggu Energi Api diditribusikan oleh akademi tiap bulan. Ada juga beberapa orang yang memasuki Arena Pertarungan untuk memenangkan Energi Api. Cara ini cepat, tapi tidak stabil. Ini karena yang kalah akan kehilangan banyak Energi Api." Fu Yun menyuarakan pikirannya."Adakah orang yang mau menggunakan Energi Api untuk membeli pil obat di akademi?" tanya Jin Chen."Tentu ada seseorang yang mau melakukannya. Pil obat adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan," jawab Fu Yun dengan tersenyum. "Kenapa? Apakah Jin Chen ge-ge mau menjual pil obat?""Ini adalah keahlianku. Aku bisa melakukannya," kata Jin Chen dengan percaya diri. "Apakah ada orang lain yang telah melakukannya?"Fu Yun mengerutkan alisnya. Dia tersenyum pahit dan mengangguk. "Memang ada orang
Menjelang malam, Jin Chen bangun dari tidur nyenyaknya. Lantas dia beranjak berdiri dari kursi untuk menggerakkan tubuhnya sedikit. Rasa lelah sudah sirna, digantikan dengan wajah yang penuh energi.Berderak!Sebuah pintu terbuka perlahan. Kepala manusia menjulur ke dalam. Setelah melihat Jin Chen bangun, dia menghela napas lega. "Ketua, kamu sudah tidur sepanjang pagi hingga malam.""Ke ke, Ata." Jin Chen tertawa pelan. Dia memberi isyarat agar Ata masuk. "Apakah Fu Yun dan yang lainnya belum kembali?""Senior Fu Yun dan yang lainnya memang belum kembali. Mereka sepertinya akan segera kembali." Ata berjalan masuk ke aula."Kali ini aku benar-benar berterima kasih kepada kalian semua." Jin Chen mengangkat secangkir teh di depannya dan meminum sedikit."Ketua, kamu terlalu sopan. Sekarang, kami semua adalah anggota Gerbang Kokoh. Sudah sewajarnya bagi kami melakukan ini semua." Ata menanggapi dengan canggung.Tap! Tap!Tiba-tiba, banyak suara langkah kaki terdengar di luar pintu. Wajah
"Apa yang terjadi?" Jin Chen sedikit mengernyit."Orang-orang yang pergi membeli obat hari ini kembali dengan tangan kosong," lapor Ata dengan marah."Sepertinya Grup Pengobatan sudah mengambil tindakan. Namun, mereka cepat sekali bereaksi sehingga melebihi ekspektasi-ku." Fu Yun berkata dingin.Beberapa kilatan dingin melintas di mata Jin Chen yang menyipit."Selain itu, anggota kita yang menjual obat ditahan oleh mereka. Pertarungan pun terjadi hingga orang-orang kita terluka," lanjut Ata."Apa!?" Jin Chen berdiri dengan marah. Ekspresinya begitu dingin."Grup Pengobatan benar-benar keterlaluan! Apakah mereka pikir bisa seenaknya bertindak seperti itu?" raung Hu Ji dengan marah."Mereka bukan anggota Grup Pengobatan."Ata menggertakkan giginya dan berkata, "Menurut laporan, orang-orang yang membuat masalah adalah Grup Putih!""Grup Putih ...."Jin Chen terkejut. Dia berkata dengan kesal, "Bajingan itu! Mereka masih tidak berhenti menganggu kita!""Ketua, apa yang harus kita lakukan?"