Share

8. MY NEW HOME

Penulis: Rea MP
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

MY NEW HOME

Firda tertawa kecil. “Banyak cerita seru begitu aku dulu memutuskan untuk pakai jilbab. Kamu dan orang lain juga pasti pernah merasakannya.”

Atika mengangguk-angguk. “Memang iya, sih. Baru punya niat aja udah banyak tantangan dan tentangan. Padahal kan kita cuma ingin jadi manusia yang benar. Yang menjalankan perintah-Nya. Simpel padahal.”

“Itu kata kita. Yang sudah Allah beri hidayah, insyaAllah. Buat yang belum dapat hidayah, mau dinasihati sampai jungkir balik pun, ya susah. Hatinya takkan terketuk.”

Atika mengiyakan di dalam hatinya. Dulu dia juga belum tertarik untuk memakai jilbab. Karena memang baru sedikit yang pakai jilbab. Atau ada yang pakai jilbab tetapi hanya saat bersekolah saja, karena disuruh orang tuanya. Jadi ketika sedang tidak bersekolah, ya tetap tanpa jilbab. Atau ada juga yang memakai jilbab tetapi tanpa ciput sehingga rambut dan dahinya terlihat semua. Percuma saja. A

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JILBABER JUGA MANUSIA   9. UNFORGETTABLE MOMENT

    UNFORGETTABLE MOMENT “Kamu itu enggak pernah betah di rumah, ya? Pergi melulu!” omel Ibunya ketika hari Ahad pagi, Atika sibuk bersiap-siap di kamarnya. Atika mengambil ranselnya dan mendekati ibunya dengan wajah tersenyum. “Iya, Bu. Aku mau hiking ke gunung.” Ibunya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengulurkan tangannya. Waktu baru menunjukkan pukul enam pagi. Matahari juga baru saja terbit di ufuk Timur. Tapi anak gadisnya yang satu ini terlihat begitu sibuk sejak selesai salat Subuh. Sementara anak-anaknya yang lain masih anteng di kamarnya masing-masing. Memilih berbaring di balik selimut setelah salat Subuh. “Pamit ya, Bu?” Atika mencium punggung tangan Ibunya takzim. “Hmm. Sudah sarapan?” tanya Ibunya. “Sudah, Bu. Piring-piring kotor juga udah Tika cu

  • JILBABER JUGA MANUSIA   10. JILBABER'S GAP

    “Kalian tahu yang Namanya Ela? Lihat deh. Kerudungnya kecil, enggak pakai ciput. Dia target kita selanjutnya. Target untuk disadarkan.”Atika tanpa sengaja mendengarkan obrolan beberapa jilbaber di depan kelasnya. Posisi jendela kelas berada agak di atas sehingga ketika berdiri barulah kepala kita akan kelihatan dari luar. Namun, ketika duduk, tidak akan kelihatan. Orang dari luar kelas bisa melihat kepala kita tetapi sebaliknya tidak. Memang letak lantai kelas lebih tinggi daripada koridor.Jadi, dari balik tembok kelas bagian dalamnya, ia diam-diam terus menyimak tanpa bersuara. Atika pura-pura duduk bersandar ke tembok, persis di bawah jendela yang terbuka lebar. Supaya tidak mencurigakan, dia pura-pura membuka buku dan membacanya, padahal hanya fokus mendengarkan percakapan yang sedang terjadi di luar sana.&ld

  • JILBABER JUGA MANUSIA   11. VIRUS YANG MERESAHKAN

    Pagi hari di sekolah adalah saat yang paling menyenangkan sebenarnya. Hawa yang masih dingin, otak masih fresh. Hoahmm … Atika sedikit menggeliat di bangkunya ketika rasa kantuk tiba-tiba saja datang menyerangnya. Semalaman dia tak bisa tidur karena memikirkan Sandra yang semakin hari rasanya semakin jauh darinya.“Tik. Ini ada titipan untukmu.” Tiba-tiba saja Tiwi, seorang teman sekelasnya yang baru saja datang menyerahkan sebuah kotak mungil padanya.“Titipan?” Atika menerima kotak mungil bermotif love berwarna pink dari tangan Tiwi dengan ragu-ragu dan canggung.“Iya. Ada yang nitip ini buatmu barusan.” Tiwi meletakkan tasnya di atas mejanya.“Siapa?” tanya Atika sambil menimang-nimang kotak tersebut dengan rasa penasaran dan berusaha menebak-nebak apa isinya kira-kira.“Aku enggak kenal, sih. Cowok yang pasti.” Tiwi mengerutkan keningnya berusaha mengingat

  • JILBABER JUGA MANUSIA   12. KEBETULAN

    “Atika!” panggil Bu Rina, guru bidang studi IPS.Atika yang sedang menulis, mendongakkan kepalanya ke arah meja guru. Gurunya tersebut melambaikan sebelah tangannya, menyuruhnya untuk menghampiri meja guru. Gadis itu segera bangkit dari kursinya dan mendekat.“Ada apa, Bu?” tanyanya setelah berada di samping meja guru.“Ini tolong serahkan pada sekertaris kelas sebelah. Bilang kalau Ibu masuk ke kelasnya agak terlambat setengah jam. Jadi biar mereka mengerjakan tugas ini sambil menunggu Ibu datang. Sampaikan pada sekertarisnya juga untuk mengingatkan teman-teman sekelasnya untuk tidak berkeliaran di luar kelas.” Bu Rina menyerahkan sebundel kertas tugas padanya.“Baik, Bu!” Atika mengangguk dan mengambil bundelan tersebut dan bersorak di dalam hati.Yes! Aku ada kesempatan baik, nih! Bisiknya dalam hati. Segera dia menuju keluar kelas dan mendekati pintu kelas sebelah.“Hai, bisa tolong p

  • JILBABER JUGA MANUSIA   13. GOSIP

    “Tik, kamu cari buku sumber untuk kerja kelompok siang ini, ya? Kamu kebagian buku tentang cara membuat pupuk kompos.”Tiwi menunjukkan pembagian tugas untuk laporan makalah pelajaran Biologi pekan depan. Dari lima orang anggota kelompok, semua memiliki bagiannya masing-masing. Tema yang diangkat seputar cara menghasilkan tanaman yang baik dan subur.“Oke.” Atika mengangguk setuju.Maka ketika ada pelajaran kosong saat jam kedua, Atika bergegas menuju ke pepustakaan. Sebagian temannya ada juga yang ikut pergi ke sana.“Hmm, di mana buku-buku bertema biologi, ya?” gumam Atika sambil mengawasi judul-judul buku yang ada di rak perpustakaan.Awalnya dia sempat ingin mengecek katalognya dulu untuk memudahkan pencarian. Hanya saja computer tempat mencari katalog sedang diperbaiki, jadi dia terpaksa mencarinya secara manual alias meneliti satu persatu buku-buku yang ada di rak perpustakaan.“Hmm, kenapa buk

  • JILBABER JUGA MANUSIA   14. PENOLAKAN PAHIT

    “Jadi kalau begitu, siapa yang berbohong?” tanya Firda lebih seolah kepada dirinya sendiri.Atika merasakan tubuhnya gemetar. Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Antara kesal namun juga merasa takut dia mendengar semua berita tentangnya.“Benar kan kataku juga?” Tiba-tiba muncul Sandra dari kelas sebelah langsung menuding Atika.“Apanya?” Atika yang masih syok dengan berita yang disampaikan oleh Firda dan Husna kini harus menghadapi reaksi Sandra juga.“Kamu bilang kalau enggak ada hubungan apa-apa dengan Jerry. Tapi buktinya berita yang tersebar sekarang?” Sandra menatapnya dengan sorot mata penuh amarah.Atika merasa dirinya dipojokkan. Firda dan Husna tak berkata apa-apa. Mereka hanya terdiam dan menatap Sandra.“Kamu yakin kalau Jerry memang jadian dengan Atika?” tanya Firda tanpa basa-basi.Sandra yang terlihat sedang emosi menoleh ke arah Firda lalu mengangguk c

  • JILBABER JUGA MANUSIA   15. PEMBALASAN DENDAM

    Atika berhenti sejenak di gerbang sekolah. Kakinya berhenti tepat di mulut gerbang. Sepertinya suasana sekolah pagi ini belum terlalu ramai. Jadi dia tidak perlu bertemu dengan banyak orang yang akan berpapasan di koridor, apalagi yang memandangnya dengan tatapan menghakimi.Sejak kemarin, tak ada satu pun temannya dari keputrian yang mencoba mengontak apalagi menghiburnya. Padahal biasanya juga tiada hari tanpa ngobrol bareng di room chat khusus anggota keputrian sekolah. Hhh, dirinya mau memulai percakapan juga rasanya canggung. Meski beberapa kali saat dia membuka aplikasi chat, terlihat beberapa temannya sedang online.Mata kakinya sudah sedikit membaik. Rasa sakitnya sudah berkurang. Untungnya luka yang dideritanya tidak terlalu dalam sehingga tak perlu dijahit meski goresannya cukup panjang. Jalan pun sudah bisa sedikit biasa lagi karena lukanya sudah ditutup perban cukup tebal. Jadi kalaupun tergesek-gesek pinggiran sepatu, tidak terla

  • JILBABER JUGA MANUSIA   16. JEBAKAN!

    “Ka-kamu mau ngapain?” Atika melihat Jerry mendekatinya perlahan. “Kebetulan kamu di sini. Jadi aku mau sekalian menagih jawabanmu,” ucap Jerry sambil terus mendekat. Atika menangkap gelagat yang kurang baik dari sikap dari pemuda itu. Maka pelan-pelan dia juga mundur selangkah demi selangkah. Sampai ujung tumitnya tertahan oleh sesuatu. Refleks jemarinya menggapai benda di belakangnya. Terasa dingin dan keras. Itu tembok! Desisnya dalam hati. Bagaimana dirinya bisa menjauh dan lepas dari pemuda di hadapannya yang sepertinya terus mendekat dan ingin memerangkap dirinya pada posisi tersudut. Tak bisa kemana-mana. “Oh iya. Aku mau bilang sama kamu. Hadiah-hadiah bros itu bukan dariku. Entah siapa yang cukup konyol dan punya nyali untuk merebutmu dariku.” Jerry tersenyum sinis seperti yang meremehkan si pemberi hadiah bros tersebut. “Bu-bukannya itu dari kamu?” tanya Atika terbata. “Kenapa? Kamu berharap itu dariku?” Jerry tertawa keras.

Bab terbaru

  • JILBABER JUGA MANUSIA   29. SIDANG RAHASIA

    “Enggak, Pak.” Kali ini Habibi yang langsung menyela dan menjawab dengan tegas.Ucapan Habibi diam-diam menusuk perasaan Atika. Ya, ternyata tak urung ketika mendengar hal tersebut tetap saja terasa menyakitkan. Meski mungkin Habibi mengatakannya karena untuk membuat suasana menjadi lebih tenang dan kondusif. Pun, pemuda itu mungkin saja berusaha juga menekan perasaannya dengan susah payah.Atika memilih menunduk dan mengunci mulutnya rapat-rapat ketika kemudian Pak Ahmad memberikan wejangan panjang lebar untuk mereka berempat. Pembina rohis tersebut sudah bisa merasa lebih lega karena ternyata yang dituduhkan oleh siswa-siswi yang membuat petisi dan mosi tidak percaya ternyata tidak benar.“Bapak berterima kasih dan bersyukur jika memang kalian tetap menjadi siswa-siswi kepercayaan yang amanah. Bapak berharap kita semua tetap berpikir dingin ketika ada masalah. Jangan sampai masalah yang datang menjadikan kita menjadi tercerai berai. Justru se

  • JILBABER JUGA MANUSIA   28. PETISI

    Husna terdiam sesaat sebelum berkata-kata. Gadis itu tetap terlihat anggun dan sangat menjaga sikapnya bahkan di tengah situasi genting seperti saat ini.“Kalian semua tahu aku seperti apa, kan? Kira-kira menurut kalian bagaimana?” Husna balik bertanya tak hanya pada Atika tetapi juga pada semua yang ada di ruangan tersebut.“Kalau aku sebenarnya enggak percaya, Aunty. Tapi ….” Firda tak melanjutkan kata-katanya.“Tapi?” Husna mengerlingkan kedua matanya.Firda menatap lurus pada adik ibunya tersebut. “Aunty sering ngilang, sih. Kan jadi bikin bingung!”“Kalau aku sih positif lebih percaya sama kamu, Na!” ucap Putri diikuti anggukan kepala Aisyah.“Kamu, Tik?” Husna menatap Atika.“Aku ingin enggak percaya.” Atika hanya sanggup mengatakan hal tersebut.Husna tersenyum. Lalu memandang semua teman-temannya dengan pandangan hangat.

  • JILBABER JUGA MANUSIA   27. PERANG DINGIN

    “Mending bubar aja, deh! Udah enggak layak jadi panutan! Rusak!”Atika menelan ludahnya demi mendengar umpatan-umpatan yang diungkapkan oleh Tuti cs. Dengan senyum mencemooh, kelompok tersebut berlalu dari hadapan Atika. Rasanya ingin menghilang saja seketika dari bumi saat ini juga. Kelompok Tuti masih saja terus melihat-lihat kesalahan dan kekurangan Husna dan kawan-kawan. Apalagi dengan kondisi saat ini.Atika menghela napas. Masygul. Jika benar Husna seperti itu maka kondisi sudah benar-benar gawat. Bagaimana jadinya keputrian nantinya? Kalau Tuti cs saja sudah tahu, pasti seisi sekolah juga sudah tahu.“Mi? Kenapa ngelamun di sini?”Atika menengadah. Ada Habibi berdiri di hadapannya dengan senyum khasnya.“Bi ….”“Iya, Mi?” Habibi masih belum beranjak dari tempatnya berdiri.“Kamu udah denger soal Husna?” Atika kali ini tak lagi memikirkna untuk menjaga pandangan

  • JILBABER JUGA MANUSIA   26. SALAH PAHAM

    “Itu ….”Atika takmelanjutkan perkataannya dan melirik ragu-ragu pada Sandra.Di seberangnya, terlihat Sandra menatapnya sengit. Tak ingin menimbulkan lebih banyak kesalah pahaman, Atika segera mengeluarkan sebuah bungkusan dari dalam tasnya.“Ini, Bi.”“Oh, alhamdulillah. Terima kasih, Umi.” Habibi menyambut bungkusan itu dengan sukacita.Sandra nyaris memelototkan kedua matanya kalau saja ketua grupnya tidak segera memanggil anggota-anggotanya. Dengan terpaksa Sandra segera berbaris mengikuti arahan ketua grupnya dan melupakan sejenak untuk melihat keakraban Habibi dan Atika.Sepanjang perjalanan menuju ke puncak, Sandra bolak-balik berusaha memantau grup Atika hingga dia lupa untuk melihat kakak sepupunya. Ia tidak konsentrasi pada rute yang ditempuhnya, padahal di beberapa lokasi, jalan setapak yang mereka lewati cukup licin dengan adanya jurang di kanan dan kiri.Berulang kali Sandra menoleh ke

  • JILBABER JUGA MANUSIA   25. PANGERAN IMPIAN ATAU MIMPI BURUK?

    Atika memegang kedua lengan Firda erat. “Kamu percaya sama aku. Itu aja dulu.”Firda menghela napas berat. Atika tahu kalau temannya itu pasti juga sedang risau memikirkan Husna yang akhir-akhir ini memang jarang terlihat bersamanya. Entah ada kesibukan apa. Saat bertemu di acara kajian rutin keputrian pun, Husna jarang bicara dan selalu tampak sibuk mengurusi sesuatu.Firda meninggalkan kelas Atika masih dengan mendung bergelayut di wajahnya. Suasana mendadak terasa muram. Atika sempat mengantar Firda hingga di depan pintu kelas. Sesaat sebelum masuk ke dalam kelasnya, dia melirik ke arah kelas Sandra yang pintunya tertutup setengah bagian. Ia menghela napas sesaat sebelum masuk ke dalam kelasnya sendiri.***Siang ini rencananya Atika ingin menyerahkan laporan hasil kegiatan keputrian selama ini. Biasanya saat istirahat Habibi sering terlihat di dalam masjid. Melaksanakan salat Duha atau sekadar ngumpul dengan pengurus rohis lainnya. Tapi sa

  • JILBABER JUGA MANUSIA   25. PANGERAN IMPIAN ATAU MIMPI BURUK?

    Atika memegang kedua lengan Firda erat. “Kamu percaya sama aku. Itu aja dulu.”Firda menghela napas berat. Atika tahu kalau temannya itu pasti juga sedang risau memikirkan Husna yang akhir-akhir ini memang jarang terlihat bersamanya. Entah ada kesibukan apa. Saat bertemu di acara kajian rutin keputrian pun, Husna jarang bicara dan selalu tampak sibuk mengurusi sesuatu.Firda meninggalkan kelas Atika masih dengan mendung bergelayut di wajahnya. Suasana mendadak terasa muram. Atika sempat mengantar Firda hingga di depan pintu kelas. Sesaat sebelum masuk ke dalam kelasnya, dia melirik ke arah kelas Sandra yang pintunya tertutup setengah bagian. Ia menghela napas sesaat sebelum masuk ke dalam kelasnya sendiri.***Siang ini rencananya Atika ingin menyerahkan laporan hasil kegiatan keputrian selama ini. Biasanya saat istirahat Habibi sering terlihat di dalam masjid. Melaksanakan salat Duha atau sekadar ngumpul dengan pengurus rohis lainnya. Tapi sa

  • JILBABER JUGA MANUSIA   24. PENGAGUM RAHASIA

    Atika menimang-nimang kotak bros yang selama ini disimpannya di dalam kantong bagian depan tasnya. Sudah hamper tiga bulan berturut-turut dia mendapatkan bros setiap pekannya. Jadi bisa dihitung berapa banyak bros yang berhasil dikumpulkannya hingga saat ini?Dua belas bros! Ya! 12 bros berukuran mungil terkumpul di dalam tasnya. Dengan beragam warna dan bentuk. Ada yang berbentuk bunga mawar, hati, bunga matahari, bintang, dan masih banyak lagi. Lucu-lucu memang. Membuat Atika kadang gemas ingin mengenakannya.Tapi karena dia tak tahu siapa yang sudah memberi bros-bros tersebut, Atika tak berani untuk memakainya. Alasannya karena tak mau sang pemberi bros jadi geer dan menyangka Atika bersedia menerima perasaannya.Tidak munafik kalau Atika senang mendapatkan hadiah. Tapi harus dari teman yang bagaimana dulu, kan? Kalau teman akrab yang memang berteman dengannya tulus, ya masa sih hadiahnya ditolak? Tapi kalau si pemberi hadiah ternyata meminta ba

  • JILBABER JUGA MANUSIA   23. KADO LAGI

    “Bener-bener enggak beres keputrian di sekolah kita. Memalukan!”“Dulu Putri yang kelakuannya ngawur. Kalau enggak kita peringatkan, mungkin dia masih jalan dengan Alan. Eh, sekarang malah ketuanya langsung!”“Betul! Kacau banget sih para pengurusnya?”Atika yang sedang menyelesaikan tugas di dalam kelas tiba-tiba mendengar sesuatu yang kurang enak. Ditajamkannya pendengarannya untuk terus menyimak.“Dila! Kamu yakin melihat mereka berduaan?”“Yakin banget, Ti. Soalnya cowoknya kan yang berpapasan langsung denganku. Meski dia kakak kelas kita, tapi aku hafal wajahnya. Mantan ketua klub PA. Kak Jerry!”“Kamu melihat mereka di mana?”“Di mal, May. Mereka naik taksi berdua. Puasa-puasa, eh pacarana! Keterlaluan!”Mal? Kemarin? Bukannya kemarin dia juga ke mal Bersama Sandra, ya? Tapi rasa-rasanya dia enggak melihat Jerry dan Husna. Husna? Benarkah

  • JILBABER JUGA MANUSIA   22. KALA MERAH JAMBU MELANDA

    Jadi apakah benar Jerry sedang berusaha mendekati Husna? Sandra menaruh prasangka seperti itu tentang gerak-gerik sepupunya itu akhir-akhir ini. Jerry juga tidak berusaha menyangkal atau membantah Ketika dia berusaha mencari tahu.“Hei! Kok, bengong?” Atika menepukkan kedua telapak tangannya di depan Sandra.Sandra terperanjat kaget dan tersadar dari lamunannya. Atika terkekeh melihat bibir sahabatnya itu refleks mengerucut. Itu kebiasaan Sandra kalau dia merasa diajak bercanda.“Apa sih kamu? Bikin kaget aja!” sungut Sandra dengan wajah kekanakan khas dirinya.“Awas nanti salah masukin, lho.” Atika terkikik sambil menunjuk ke barisan mangkok kaca yang berjejer rapi di hadapan Sandra.Sandra melihat ke bawah dan terkesiap. Buru-buru dia mencari tisu kering untuk mengelap meja yang tiba-tiba dikotorinya. Bagaimana tidak? Dirinya bukan menuangkan buah-buahan ke dalam mangkok tetapi malah ke atas permukaan meja. Unt

DMCA.com Protection Status