Share

Bab 4

Penulis: JQ Hamdani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-06 18:01:21

“Bangun!”

Sebuah tendangan teriring bentakan keras memaksa Leon meninggalkan alam mimpi.

Dia terbangun bahkan tanpa sempat mengumpulkan setengah dari kesadarannya. Tubuhnya terjatuh dari atas landasan treadmill yang selama beberapa jam terakhir telah menjadi ranjang tidurnya.

Terhuyung-hutung, Leon berusaha bangkit dan berdiri.

Dia mengejapkan matanya beberapa kali, berusaha beradaptasi dengan cahaya matahari yang ternyata sudah lama meninggalkan peraduan.

Samar-samar, dia akhirnya berhasil mengenali sesosok tubuh yang telah menendang perutnya yang bahkan belum diisi sejak kemarin.

“Ma … maafkan saya, Tuan Muda. Saya kesiangan,” ujar Leon ketakutan.

“Keterlaluan kamu! Bukankah aku sudah mengatakan agar kamu menjauhi barang-barang milikku? Tapi lihat – kamu bukan hanya menyentuh treadmill itu, kamu bahkan justru tidur di situ! Sepertinya, kamu benar-benar menganggap remeh ucapanku! Apa maksudmu sebenarnya, hah?!?” sahut Edward, membentak dengan sengit.

“Maaf, Tuan Muda. Tadi malam saya tidak sengaja tertidur ketika sedang membersihkannya. Saya benar-benar tidak sengaja,” ucap Leon lirih penuh penyesalan.

Namun Edward tak peduli.

Dia terus meradang dan membentak Leon dengan kasar, “Maaf, maaf, hanya maaf saja yang kamu ucapkan dari tadi! Apa kamu pikir semua bisa selesai dengan minta maaf? Asal kamu tahu, gara-gara kamu, treadmill ini sekarang harus dibuang dan tidak mungkin dipakai lagi!” tukas Edward makin sengit.

Leon tercengang.

Treadmill itu tidak bisa dipakai lagi? Apakah alat itu rusak?

Leon memperhatikan treadmill itu dengan seksama.

Alat itu masih terlihat sama seperti tadi malam, tak ada yang berubah sama sekali. Bagaimanapun, dia memang tidak merasa melakukan apapun terhadap benda itu.

Dia hanya tertidur di atas landasannya, tidak lebih!

“Kenapa tidak bisa dipakai lagi, Tuan Muda? Apakah alat ini rusak?” tanya Leon hati-hati, penuh kekhawatiran.

Edward menjawab, “Tidak penting apakah itu rusak atau tidak, tapi pasti ada terlalu banyak bekas keringatmu di situ sekarang. Aku jijik untuk menggunakannya lagi!”

Leon terperangah.

Hanya karena bekas keringat maka alat semewah itu tak dapat digunakan lagi? Benar-benar tak masuk di akal!

Namun, siapa yang dapat mencegah orang kaya untuk bertindak tak masuk akal? Edward adalah cucu orang terkaya Morenmor, tentu tak akan ada masalah apapun jika dia bersikap tidak masuk akal.

Sedangkan Leon?

Dia hanya bocah miskin yang bahkan belum pernah melihat mesin treadmill selama hidupnya.

Jiwa miskinnya tentu akan menjerit tak terima ketika membayangkan sebuah alat olahraga mahal harus disingkirkan hanya karena terkena keringat orang miskin.

“Maaf, Tuan Muda. Alat ini pasti sangat mahal, sayang sekali jika harus dibuang. Saya akan membersihkannya supaya dapat dipakai lagi,” kata Leon mencoba membujuk Edward.

Namun, Edward justru tertawa mendengar ucapan Leon.

Dia manatap Leon dengan pandangan jijik lalu berkata, “Tidak perlu! Tidak perlu dibersihkan, aku sudah terlanjur jijik melihatnya. Akan lebih baik jika kamu yang membersihkan diri. Segera mandi dan minta pakaian baru pada pelayan, aku muak melihat baju murahmu itu!”

Selanjutnya, Edward memanggil kedua pengawal yang selalu mengiringinya ke manapun dia pergi. Dia memerintahkan mereka untuk menyingkirkan mesin treadmill yang sebenarnya masih sangat baru itu!

Leon tak bisa berkata apa-apa lagi.

Dia hanya bisa memandangi mesin treadmill yang sedang digotong keluar itu dengan hati gundah penuh rasa bersalah. Bagaimanapun, dialah yang menyebabkan alat mahal itu pensiun sebelum waktunya.

Leon tak bisa berlama-lama meratapi nasib treadmill itu. Dia harus segera pergi mandi sebelum nasibnya menjadi lebih tragis daripada mesin mahal itu.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia melangkahkan kakinya mengikuti kedua pengawal pribadi Edward.

Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti mendadak.

Edward menahannya, “Tunggu! Segera kembali ke sini begitu kamu selesai, lima menit lagi kita akan mulai latihan. Jangan terlambat, aku tidak suka menunggu!”

Leon menyahut, “Baik, Tuan Muda.”

Selanjutnya, bocah bertubuh kurus itu melesat meninggalkan aula olahraga.

Tak sampai lima menit kemudian, dia sudah kembali dengan penampilan yang berbeda.

Wajahnya tampak segar walaupun rambutnya masih basah dan terlihat sedikit acak-acakan. Titik-titik air bahkan masih menetes dari ujung-ujung rambut yang sepertinya belum sempat dikeringkan dengan sempurna itu.

Bukan hanya rambut, sebenarnya bocah kurus itu bahkan tak sempat mengeringkan tubuhnya sama sekali!

Terlepas dari rambutnya yang tampak acak-acakan, keadaan Leon saat ini terlihat jauh berbeda.

Pakaian baru yang dia kenakan sepertinya benar-benar berjasa dalam merubah penampilannya. Bahkan, ada samar-samar aura bangsawan yang kini menguar dari tubuh bocah kurus yang kini menebarkan aroma mewah sabun mahal.

Leon memang hanya mandi dan berganti pakaian. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk merubah penampilannya menjadi jauh lebih baik.

Hanya satu yang kurang.

Semua perubahan itu tak sampai merubah keadaan di dalam perutnya. Lambung bocah kurus itu masih tetap menjerit-jerit histeris. Bagaimanapun, Leon memang belum maka napa-apa sejak kemarin!

Edward terlihat puas dengan penampilan baru Leon. Kini dia tak perlu takut dan jijik lagi untuk bersentuhan dengan anak dari panti asuhan itu.

“Bagus, sekarang kita dapat mulai latihan. Ayo!” kata Edward, tak jelas apakah mengajak atau memerintah. Yang jelas hanyalah sikap dan suaranya yang tetap angkuh seperti biasa.

Sepasang mata Leon langsung berbinar penuh kegembiraan. Bagaimanapun, dia sebenarnya tak menyangka bahwa Edward akhirnya akan benar-benar mengizinkannya berlatih ilmu beladiri bersama.

Leon segera menegakkan punggungnya dengan penuh semangat dan berkata, “Siap, Tuan Muda. Saya berjanji akan berlatih dengan sunguh-sungguh!”

Edward tidak menjawab.

Cucu orang terkaya Morenmor itu hanya memandang sekilas dengan tatapan sinis, lalu beranjak ke tengah aula.

Di sana dia melakukan pemanasan dengan melompat-lompat ringan sambil memutar-mutar kedua tangannya. Beberapa kali, dia terlihat melakukan gerakan meninju dan menendang udara kosong.

Leon mengamati tingkah laku Tuan Muda Keluarga Sanjaya itu sejenak, lalu perlahan-lahan mulai mencoba mengikuti. Terlihat sekali, gerakannya sangat canggung dan kaku.

Edward melirik sekilas, memperhatikan gerakan Leon.

Dia kemudian berkata dengan nada mengejek, “Bukan begitu caranya. Kemarilah!”

Leon tertegun, tak menyangka bahwa Edward memperhatikannya.

Dia segera menghampiri Edward dengan penuh semangat. Dia berpikir bahwa cucu Kakek Sanjaya itu hendak memberi petunjuk dan memperbaiki gerakannya.

Dia tak tahu bahwa Tuan Muda Keluarga Sanjaya itu sebenarnya menyimpan rencana jahat.

“Mendekatlah, aku akan menunjukkan padamu bagaimana cara memukul dengan benar!” kata Edward sambil tersenyum aneh penuh misteri.

Leon menurut tanpa curiga.

Namun, kepatuhannya justru berbuah bencana.

Edward tiba-tiba meninju perut Leon dengan sangat keras, tepat di ulu hatinya.

Leon langsung jatuh terduduk dan napasnya mendadak terasa sangat sesak.

Tampak sekali bahwa dia amat kesulitan untuk menghirup oksigen, sementara isi di dalam perutnya bergolak hebat mencari jalan keluar.

Bocah kurus itu hampir muntah, tapi tak ada apapun yang dapat dimuntahkannya. Bagaimanapun, perutnya memang belum terisi apa-apa sejak kemarin!

Leon memandang Edward dengan tatapan tak percaya, “Kenpa kamu memukulku?”

Edward menjawab, “Aku hanya ingin menunjukkan cara memukul yang benar, tapi kamunya saja yang terlalu lemah!”

Leon tak bisa berkata apa-apa.

Selain karena pergolakan dalam perutnya yang terasa makin hebat sehingga membuatnya sulit bicara, dia juga berpikir bahwa Edward mungkin memang mengatakan yang sebenarnya.

Bagaimanapun, pada kenyataannya dia memang benar-benar tak mampu menahan pukulan bocah kaya raya itu.

Leon kemudian bangkit perlahan-lahan sambil meringis hampir menangis. Sementara di hadapannya, Edward terlihat bersiap-siap untuk mulai memukul lagi.

“Ayo, kita belum selesai latihan. Jangan cengeng!” bentak Edward tanpa belas kasihan.

Leon tak terima dikatakan cengeng.

Harga dirinya sebagai anak laki-laki langsung melonjak dan membuatnya langsung menantang tanpa berpikir panjang, “Ayo, mari kita lanjutkan!”

Dengan tekad dan ketabahan yang jauh di atas rata-rata, dia kemudian berdiri dengan tegap.

Walaupun perutnya masih terus bergolak dan napasnya masih terasa sesak, dia berusaha untuk bertahan sekuat tenaga. Dia bahkan mengunci mulutnya rapat-rapat supaya tidak mengeluh, apalagi sampai menangis.

Selanjutnya, Edward memukul perut Leon lagi.

Leon tersungkur lagi, kemudian bangkit lagi. Dipukul lagi, lalu jatuh lagi. Bangkit lagi, lalu dipukul lagi.

Begitu terus, hingga akhirnya Edward berhenti sendiri karena kelelahan.

“Sudah, cukup! Besok kita latihan lagi,” ujar Edward seraya beranjak pergi, meninggalkan Leon begitu saja tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Setelah Edward benar-benar tidak terlihat, Leon pun mengembuskan napas lega.

Dia kemudian menjatuhkan diri, duduk meringkuk sambil memegangi perutnya yang lapar dan terasa amat sakit.

Tanpa terasa, kedua sudut matanya mulai mengalirkan butir-butir bening yang meluncur tak terkendali membasahi pipinya.

Tanpa suara, Leon menangis dalam diam.

Keesokan harinya, hal yang sama terulang lagi.

Kemudian berulang lagi pada hari berikutnya, lalu hari berikutnya dan berikutnya lagi. Berulang terus hampir setiap hari, hingga tanpa terasa sudah berlangsung hampir dua tahun!

Bab terkait

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 5  

    Waktu terus berlalu. Hari demi hari, Leon akhirnya mulai terlatih untuk menahan rasa sakit dan amarah. Perlahan tapi pasti, tubuhnya pun menjadi lebih kuat dan tangguh. Saat ini, dia tidak lagi mudah untuk dijatuhkan. Bahkan, segalanya kini mulai terasa jauh lebih ringan baginya. Seiring tubuhnya yang terus tumbuh menjadi semakin besar dan kuat, Leon pun menjadi jauh lebih tabah dan percaya diri dalam menjalani hari-harinya bersama Edward. Apalagi, pada kenyataannya, tubuhnya sekarang memang sudah lebih besar dan lebih kuat daripada cucu lelaki Kakek Sanjaya itu. Namun, walaupun tubuhnya telah tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar, Leon tak berubah menjadi tinggi hati dan besar kepala. Dia tetap membiarkan Edward memukulinya dan menjadikannya sebagai samsak hidup hampir setiap hari. Apalagi, saat ini pukulan Edward sudah tak lagi terasa menyakitkan baginya! Lebih dari itu, terkadang Leon justru menerima semua pukulan itu sambil tersenyum atau tertawa dalam hati. Entah bag

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-06
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 6  

    Nama lengkap Martin adalah Martin Sindoro. Dia sebenarnya bukan orang sembarangan. Sesungguhnya, dia adalah seorang master seni beladiri yang merupakan pengawal pribadi sekaligus orang kepercayaan Kakek Sanjaya. Selain ahli beladiri, dia juga memiliki keahlian pengobatan tradisional tingkat tinggi. Tidak berlebihan sama sekali jika dikatakan bahwa Martin adalah orang yang paling bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan pemimpin Keluarga Sanjaya. Ahli beladiri dengan banyak keahlian itu sudah menjadi pengawal tersembunyi keluarga Sanjaya sejak usianya baru menginjak 20 tahun. Pada masa itu dia bertugas mendampingi sekaligus melindungi Charles Sanjaya, yaitu ketika putra tunggal orang terkaya di Morenmor itu masih menjalani pendidikan di universitas. Kemudian – saat masa awal Charles bergabung dengan militer – dia tetap melindungi putra Kakek Sanjaya itu secara rahasia. Saat itu, dia menyamar sebagai instruktur pelatih seni beladiri. Bahkan ketika Charles sudah menjadi perwi

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 7  

    Leon masih ingat betul pertemuan pertamanya dengan Martin dua tahun yang lalu. Orang kepercayaan Kakek Sanjaya itu datang ke panti asuhan dan mengajaknya untuk pindah ke kediaman Keluarga Sanjaya. Waktu itu, Leon dijanjikan akan diajarkan ilmu beladiri dan berlatih bersama-sama cucu Tuan Besar Keluarga Sanjaya. Siapa yang tidak mau? Mana ada orang di Morenmor yang tidak ingin tinggal di istana Keluarga Sanjaya yang terkenal megah dan mewah? Anak kecil mana yang tidak akan bangga bisa berlatih bersama seorang tuan muda dari Keluarga Sanjaya yang kaya raya? Tidak ada! Hanya orang gila yang tidak ingin hidup mewah bersama orang-orang kaya yang berkuasa. Namun, apa yang terjadi? Leon memang diizinkan untuk tinggal di istana Keluarga Sanjaya. Akan tetapi, dia hanya boleh memasuki tiga tempat saja. Yang pertama adalah wisma pelayan, tempatnya tidur bersama puluhan pelayan Keluarga Sanjaya yang lain. Lalu yang kedua adalah dapur, tempatnya bekerja sambil mengais sisa-sisa hidangan ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 8  

    Lectio High School adalah sekolah umum berasrama terbaik di Kota Morenmor.Hampir semua keluarga kaya dan terpandang selalu mengirimkan putra putri mereka untuk belajar di sekolah ini. Alasannya cuma satu, Lectio High School adalah sekolah yang hanya menelurkan generasi muda terbaik dengan prestasi dan nilai kelulusan yang menakjubkan.Lebih dari itu, sepanjang sejarahnya yang hampir menyentuh satu abad, belum ada satu orang pun siswa lulusan Lectio High School yang pernah ditolak untuk melanjutkan pendidikan ke universitas manapun di seluruh dunia.Akan tetapi, tidak semua orang dapat mengenyam pendidikan di Lectio High School.Hanya mereka yang memiliki status tinggi atau berasal dari keluarga kaya dan berpengaruh sajalah yang dapat belajar di Lectio High School.Kecuali benar-benar berbakat dan memiliki otak jenius, maka tidak akan pernah ada kesempatan sedikitpun bagi anak-anak dari keluarga kaya kelas dua untuk bisa diterima di sekolah ini. Apalagi yang berasal dari keluarga bias

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 9  

    Sesi perkenalan masih berlangsung di kelas Edward dan Leon.Saat ini tinggal lima orang siswa yang belum mendapat giliran untuk memperkenalkan diri. Tiga di antaranya adalah murid perempuan, dan dua lainnya adalah laki-laki.Madam Barbara mengedarkan pandangannya sejenak, sebelum tatapannya jatuh pada seorang murid perempuan berparas jelita. Entah kenapa, dia merasa agak familiar dengan wajah siswi yang duduk di deretan kedua sebelah kiri itu.Kecantikan murid perempuan itu nyaris sempurna, cukup untuk membuat seorang bidadari jatuh dalam kecemburuan.Wajahnya bulat oval dengan dagu tirus yang ada belahannya. Sepasang matanya jernih bercahaya dengan bulu-bulu panjang dan lentik menghiasi kedua kelopaknya, berpadu sempurna dengan sepasang alis tebal yang hampir saling bertautan. Hidungnya mancung dan sedikit runcing seperti hidung boneka. Bibirnya tipis berwarna merah muda, khas anak perempuan yang sedang berangkat remaja. Sementara, sebuah lesung pipit di pipinya yang sebelah kiri men

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 10  

    “Bawakan tasku!”Edward melemparkan tasnya begitu saja ke arah Leon.Sesaat setelah itu, dua buah tas yang berbeda juga ikut melayang dengan arah yang sama. Kedua tas yang terbang belakangan itu adalah milik Bronson dan Robert.Sejak mengetahui bahwa Edward adalah cucu Kakek Sanjaya yang kaya raya, Bronson dan Robert memang telah langsung menjadikan diri mereka sebagai pengikut setia Tuan Muda Keluarga Sanjaya itu. Dan sebagai pengikut setia Edward, sepertinya mereka merasa mempunyai hak yang sama untuk ikut memperlakukan Leon sebagai pelayan.Akan tetapi sebaliknya, Leon justru tidak pernah peduli sama sekali dengan keberadaan mereka.Dia menangkap tas milik Edward dengan tangkas, namun membiarkan kedua tas yang lain jatuh begitu saja ke lantai.Bronson dan Robert langsung meradang melihat tas mereka jatuh hingga isinya berhamburan.“Hai – kenapa kamu menjatuhkan tasku?” bentak Bronson sengit.“Lihat, isinya sampai berantakan begitu! Kalau ada yang rusak, bagaimana? Apa kamu sanggup

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 11

    Leon tak bersuara sedikitpun untuk membela diri.Dia tahu, Edward bisa langsung jatuh dalam masalah besar jika kejadian yang sebenarnya sampai terungkap. Padahal, dia sudah terlanjur berjanji pada Martin untuk selalu membela dan melindungi cucu Kakek Sanjaya itu – tak peduli apakah benar atau salah!Leon memang sangat menghormati Martin Sindoro.Bagaimanapun, kepala pelayan Keluarga Sanjaya itu adalah guru ilmu bela dirinya. Lebih dari itu, orang kepercayaan Kakek Sanjaya itu bahkan telah menjadikannya sebagai anak angkat. Bagaimana mungkin dia dapat mengingkari janjinya pada lelaki paruh baya yang telah banyak berjasa itu?Dia tak punya pilihan apapun, kecuali tetap bungkam demi memenuhi janjinya pada Martin!Akan tetapi, Madam Barbara tidak kenal Martin Sindoro!Madam Barbara juga tidak tahu bagaimana hubungan yang sebenarnya antara Edward dengan Leon. Sehingga, tidaklah mengherankan sama sekali jika guru wali kelas itu tidak memahami alasan di balik sikap Leon yang hanya diam dan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 12

    Kepala Sekolah Nelson adalah orang yang paling dihormati sekaligus ditakuti di seluruh Lectio High School. Walaupun dia senantiasa berusaha terlihat ramah dalam setiap penampilannya, namun semua orang tahu bahwa dia adalah sosok angkuh yang selalu silau pada jabatan dan kekuasaan.Nelson Sarjono adalah model manusia paling umum di Morenmor.Dagunya akan selalu terangkat tinggi jika sedang berhadapan dengan bawahan, namun akan langsung terbungkuk-bungkuk jika bertemu dengan orang yang punya jabatan lebih tinggi.Jika ada urusan, biasanya orang lain yang harus datang menghadap kepadanya. Hampir tidak mungkin dia sampai mendatangi orang lain yang memiliki kedudukan dan jabatan lebih rendah, apa lagi jika orang itu adalah bawahannya sendiri!Namun pagi ini, Kepala Sekolah Nelson justru datang secara khusus ke kelas Madam Barbara.Tentu saja, dia bukan datang untuk bertemu dengan Madam Barbara.Dia datang ke kelas Madam Barbara untuk mengantar Carlos.Sebagai seorang yang sangat memuja jab

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01

Bab terbaru

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 235

    Wisma Adulterium memang sudah habis terbakar dan Victoria pun telah meninggal dunia.Namun, target operasi senyap malam ini bukan hanya sebatas itu.Target operasi senyap yang digelar pada malam itu adalah membasmi keluarga Desplazado hingga ke akar-akarnya. Selama keluarga teratas Granda Peko yang dituduh bersekutu dengan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus itu belum musnah sepenuhnya, maka operasi rahasia yang digagas oleh beberapa komandan senior pasukan milisi Morenmor itu tentu akan dianggap gagal.Victoria memang figur penting dalam Keluarga Desplazado, tetapi dia bukan satu-satunya tokoh berpengaruh di keluarga teratas Granda Peko itu. Masih ada Adelia dan Rudolf Subrata yang bahkan memiliki pengaruh yang jauh lebih besar.Begitu juga dengan Wisma Adulterium.Istana cinta sesaat itu memang dikenal sebagai kediaman utama Keluarga Desplazado. Akan tetapi, sebenarnya tak banyak tokoh keluarga yang berdiam di sana. Bahkan, Adelia Desplazado yang telah resmi dinobatkan sebagai pemim

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 234

    Wisma Adulterium sudah habis terbakar.Leon dan Adelia yang datang beberapa saat setelah segalanya terlambat hanya mendapati sekelompok petugas pemadam kebakaran Granda Peko yang sedang mencari dan mengumpulkan jenazah para korban. Pasangan suami istri terkaya seantero Morenmor itu hanya dapat menatap sedih campur marah ketika akhirnya mengenali bahwa dua di antara sosok-sosok tak bernyawa ditemukan oleh pasukan pemadam kebakaran adalah jenazah Lucas dan Victoria.“Maaf, Tuan, Nyonya. Kami tidak dapat berbuat apa-apa karena sekelompok tentara dari pasukan aliansi Morenmor membawa perintah resmi untuk memblokir jalan dan menutup semua akses menuju tempat ini Mereka mengatakan ada penyusup dari Negara Vicinus yang bersembunyi di Wisma Adulterium,” ungkap komandan pasukan pemadam kebakaran dengan menampilkan raut wajah penuh rasa bersalah, mencoba menjelaskan alasan keterlambatan mereka.Leon menyahut singkat sedikit ketus, “Kami tahu!”Dia kemudian memanggil delapan dari 24 orang pengaw

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 233

    Lucas tewas.Dua belas pria misterius berkostum serba hitam, sekarang tinggal delapan orang.Ratusan orang pelayan, pengawal, dan gadis-gadis cantik pemuas syahwat, berikut para pria hidung belang yang menjadi tamu-tamunya, kini terjebak pasrah tanpa daya upaya apa pun. Mereka hanya bisa berkumpul sambil meratap, memohon agar diperbolehkan keluar dan meninggalkan Wisma Adulterium yang saat ini masih terus terbakar hebat.Sedangkan Victoria Desplazado yang merupakan target utama operasi senyap yang dijalankan oleh orang-orang berkostum serba hitam itu, saat ini masih bersembunyi di dalam kamar tidurnya yang tahan api dan anti peluru.Sebenarnya, dia mendengar dan sudah akan membuka pintu ketika Lucas menggedor-gedor pintu kamar sambil memanggil-manggil.Victoria tidak jadi membuka pintu karena sesaat kemudian dia mendengar suara tembakan di balik pintu kamarnya. Bagaimanapun, dia masih trauma karena pernah hampir mati ketika kepalanya tidak sengaja terserempet peluru yang menembus daun

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 232

    Wisma Adulterium memiliki empat kamar istimewa yang amat berbeda daripada kamar-kamar yang lain, dua kamar ada di bangunan sayap barat dan dua lagi terdapat di bangunan sayap timur. Setiap kamar berukuran sangat luas dan perabotan di dalamnya juga amat mewah.Keempat kamar istimewa itu sudah ada sejak awal berdirinya Wisma Adulterium.Pada zaman dahulu, keempat kamar tersebut adalah kamar-kamar yang sengaja disiapkan sebagai tempat khusus untuk menyenangkan pejabat Kerajaan atau anggota Keluarga Istana. Tentu saja, banyak rahasia tingkat tinggi yang tersimpan di dalam kamar-kamar mewah itu.Rahasia-rahasia tingkat tinggi itulah sebenarnya yang menjadi dasar kekuatan dan pilar kekuasaan Keluarga Desplazado hingga mampu berdiri kokoh di Granda Peko selama ratusan tahun!Saat ini, salah satu kamar istimewa itu ditempati oleh Victoria Desplazado.Sebagai ruang pribadi yang sejak awal memang disiapkan untuk orang-orang dengan latar belakang dan identitas istimewa, kamar tidur yang kini dit

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 231

    Sisi timur Wisma Adulterium mulai terbakar hebat.Sementara, pria berkostum serba hitam yang telah berubah menjadi monster api masih terlihat berlarian tak tentu arah dengan api berkobar-kobar di seluruh tubuhnya. Setiap langkahnya meninggalkan jejak api menyala dan membuat kebakaran di kediaman utama Keluarga Desplazado semakin meluas.Lucas menembak lagi dan monster api pun berhenti berlarian, tumbang dengan seluruh tubuh masih berkobar.Akan tetapi, ternyata bukan hanya ada satu monster api di Wisma Adulterium!Seorang wanita penghuni wisma dan satu tamu lelakinya juga telah berubah menjadi monster api. Pasangan tanpa ikatan resmi itu tengah terlelap dalam kenikmatan ketika sebuah botol berisi minyak dengan sumbu menyala terbang menembus jendela kamar, lalu pecah dan membakar ujung seperei ranjang mereka. Keduanya baru terbangun saat pakaian dan rambut mereka dijilat api.Tak butuh waktu lama, beberapa ruangan di lantai dua Wisma Adulterium pun terbakar hebat dan menciptakan lebih

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 230

    “Hati-hati …”“Tenanglah, jangan berisik …”Dua orang lelaki berpakaian serba hitam berjalan mengendap-endap mendekati gerbang sebuah bangunan besar berlantai dua di pusat kota Granda Peko, Wisma Adulterium.Tidak terlalu jauh di belakang kedua orang itu, masih ada sepuluh orang lainnya yang juga berpakaian serba hitam. Mereka bersembunyi di balik bayangan pepohonan atau mobil-mobil yang parkir di pinggir jalan.Melihat gelagat yang ditunjukkan oleh sikap dan gerakan mereka, sudah dapat dipastikan bahwa orang-orang berpakaian serba hitam itu memiliki tujuan jahat. Niat jahat mereka tak perlu diragukan lagi ketika dua orang pertama tiba-tiba memanjat gerbang dan melompat masuk. Apa pun alasannya, hanya orang jahat yang akan masuk dengan cara memanjat pintu gerbang!Tak lama berselang, terdengar suara berderit halus dan pintu gerbang pun terbuka dari dalam.Ternyata, kedua orang yang tadi melompat masuk itulah yang membukanya.Sepuluh orang berpakaian serba hitam yang lain pun langsung

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 229

    Grace tak bisa berbuat apa-apa.Pesan rahasia yang dikirimkan Winston amat jelas. Setiap kalimat tersusun dengan sempurna dan terasa amat sesuai dengan situasi yang tengah berlangsung, menimbulkan kesan yang begitu nyata dan hampir tak mungkin untuk disangkal.Apalagi, dia pun telah terlanjur kelepasan memberi jawaban tak jujur kepada Adelia.Akhirnya, Grace hanya bisa terdiam pasrah – hingga bahkan tak sadar keningnya berdarah.Sementara di sisi lain, Adelia tampak terengah-engah menahan murka. Rentetan kata kasar dan caci maki yang meluncur deras dari celah bibirnya seolah tak pernah cukup untuk meluapkan amarah dan rasa kecewa di hatinya. Lebih dari itu, emosinya bahkan tidak berkurang sedikit pun walau hampir semua barang yang dapat dijangkaunya telah dia ambil dan lemparkan ke tubuh Grace!Beruntung, masih ada sedikit kewarasan yang tersisa dalam benak Adelia.Wanita jelita yang hampir sepenuhnya dikuasai emosi itu akhirnya berhenti mengamuk. Dengan suara yang melengking tinggi,

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 228

    Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 227

    Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status