Share

Bab 39

Penulis: RENA ARIANA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV TAMA.

Hari yang malang, aku di pecat dari kantornya pak Broto hanya karna sering salah gunakan mobil kantor untuk keperluan pribadiku. Tentu saja sekarang aku  sangat bingung bagaimana caranya mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang ini saja aku dapatkan susah payah aku harus nunggu beberapa bulan waktu konfirmasi dari perusahaan ini dan malah sekarang aku di pecat.

*****

Siang ini Luna menyambutku datang dari kantor dan dia  terheran melihat aku turun dari ojek. 

"Mas? Ada apa? Kenapa? Mobilmu mana?" tanyanya, aku menghela nafas dan coba menghenyak di teras. 

"Mas di pecat Na?" ucapku pelan. Luna juga ikut menghenyak dan reflek menautkan alis. 

"Kok bisa mas? Ada apa?" tanyanya tak habis pikir. Aku menghela nafas dan berkata. 

"Kat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 40

    POV TAMATuuuuuuut...!Bunyi panggilan tersambun. Butuh waktu cukup lama untuk Aldi baru mengangkat telfonku."Halo.." ucapnya terdengar lemas. Sontak aku menautkan alis."Gue sekeluarga sudah berada di resto cabangmu. Dan hari ini sudah mulai buka, antusias warga sini lumayan Al, kamu beruntung sekali mendapat pelanggan sebanyak ini," jelasku, Aldi terdengar bungkam tidak menyahut."Lo baik-baik aja kan?" tanyaku, terdengar Aldi berdesih."Lo urus aja semua ya Ma, gue lagi butuh sendiri," singkatnya, sontak gue menautkan alis panggilan itu terputus."Ada apa dengan ni orang, kadang happy kadang muram. Bunglon kali yak?" bisikku sendiri."Geby, jangan lari-lari nak. Nanti semua pecah," ujar Luna mengejar anaknya. Dengan sen

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   BAB 41

    POV LUNAAku sudah bisa kembali hidup dengan enak dan layak di rumah pemberian Tuan Aldi, tak lain bos dari mas Tama sendiri. Pria tampan berkelas dan sangat sukses itu. Mungkin dia lupa padaku. Tapi aku tau dulu waktu jaman-jaman aku sering main di Club bersama Dion ia sering datangi Club walau hanya sekedar bersenang-senang atau bahkan Jajan wanita malam. Haaah Mudah-mudahan saja dia tak mengenaliku. Tapi sekarang itu bukan urusanku. Selama dia mau memberi kami pekerjaan masalah urusan pribadinya aku tidak mau ikut campur aku salut sama mas Tama punya teman setampan dan sesukses itu juga ternyata, sempat berfikir kenapa aku terlalu bucin pada mas Tama waktu itu. Padahal andai aku bisa memanfaatkan pria sekelas mas Aldi aku pasti untung banyak. Tapi tak dipungkiri mas Tama juga pria yang baik mau membantuku keluar dari penjara. Dan membiayai kedua anak-anakku. Tapi bagaimana ya naluri kecil sekarang seakan tak temukan keb

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 42

    POV TAMAAku kesal pada Luna, bisa-bisanya dia bikin onar di acaranya Arum, untungnya Hadi pria yang bijak. Kalau tidak bisa saja dia memaki dan mempermalukan kami didepan semua orang."Aku tak habis pikir denganmu Na, apa yang terjadi? Apa yang kamu katakan pada Hadi?" tanyaku tak habis pikir. Luna tampak masa bodoh dan tetap bungkam dengan wajah ringan tanpa beban."Luna!" bentakku di dalam mobil. Ziah karyawan resto yang aku ajak untuk menjaga Kenzi pun juga tampak terkejut."Apa sih mas? Berisik? Aku gak ngomong apa-apa kok. Hadinya aja yang kebawa emosi. Gak ada yang salah kok dengan ucapanku," gerutunya. Reflek aku berdesih."Mas udah ya, kita gak usah bahas ini lagi. Kamu gak usah jadikan beban juga masalah barusan," tegasnya."Ya tapi kan?" ucapanku terpotong karena

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 43

    Pov Resti****Pagi berkunjung, karna menangis semalaman aku jadi terlelap hingga sang fajar datang. Sedikit aku gerakkan leherku melihat ke arah jendela, langit telah cerah walau terlihat berkabut karna biasan salju masih berterbangan di udara.Trakt..Bunyi pintu kamar terbuka. Reflek aku duduk melihat Irfan datang membawakan aku segelas Coffe hangat dan sarapan siap saji. Sedikit ia sunginggkan senyum tipis dan mendekat padaku. Aku tak habis pikir dan melihat raut wajahnya lekat-lekat."Fan?" lirihku dengan tatapan mata yang berkaca-kaca. Irfan menghenyak di samping tempat tidurku dan berkata."Ini sarapannya, kalau butuh apa-apa bisa minta tolong Inah, salah satu pembantu di sini yang orang Indo juga. Aku harus berangkat kuliah dulu." ujarnya, aku mendegup serek ke

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 44

    POV ALDIIni sudah hampir dua tahun saat Resti pergi . Dan sejak saat itu aku tidak punya semangat apapun lagi untuk hidup. Aku selalu ingat tamparannya yang keras dengan air matanya yang mengucur deras.Melihat itu aku sempatkan berjanji dihati bahwa aku tidak akan menikmati jalang-jalang manapun lagi. Air matanya seakan membuat aku sadar bahwa aku sangat beruntung mendapatkan cintanya.Dia sakit saat tau aku mendatangi wanita lain untuk membagi sentuhanku, air mata Resti sangat tulus yang tak pernah aku temukan pada wanita manapun walau wanita-wanita malam yang aku temui. Ataupun Tania sekalipun yang statusnya istriku. Sama sekali dia tak pernah mencemburui aku, dia memilih berkhianat dan main serong dengan pria lain. Resti dia gadis murni yang aku dapatkan. Tulus setia dan begitu mencintaiku. Namun dia pergi dengan salah paham ini.Hampir gila rasanya, selama ini aku be

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 45

    POV RESTIKesokan harinya, aku berencana mendatangi restoran cabangnya mas Tama sekarang. Aku sibuk mempersiapkan riasan di depanTrakt...!Pintu kamar terbuka, sedikit aku lirik Irfan yang berdiri di pintu dari pantulan cermin"Pagi Fan," sapaku. Pria itu tersenyum sembari mendekat."Kamu mau kemana tanyanya. Aku sedikit mengaplikasikan blass on ke pipi dan memasang lipstik mate yang natural. Walau begitu bisa aku lihat aku masih tampak elegan dan berkelas dengan gaya rambut panjang terurai dan sedikit bergelombang di ujung . Alis yang sudah rapi karna penyulaman dan dengan sentuhan bibir yang telah aku bentuk dengan operasi kecil, mungkin itu yang membuat sekarang aku tampak sedikit berbeda dengan Resti yang dulu. Tak tanggung-tanggung, Alice menghabiskan 30% dari honorku untuk perawatan kakak ipar Irfan itu, ditangan

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 46

    POV RESTISetelah melepas mas Aldi pergi, aku kembali masuk dengan girang hati membawa satu buket bunga mawar merah. Aku tersenyum melihat bunga yang indah itu."Kamu kelihatan happy sekali?" tanya Irfan, sontak aku secepat kilat mengubah raut wajahku."Hmmm, tak apa sih Fan. Biasa aja," singkatku menghenyak diatas sofa di samping Irfan. Sahabatku itu sedikit mencibir dan mengatakan sesuatu di telingaku."Kamu terlihat sangat happy," bisiknya. Sedikit aku lirik dan menyunggingkan senyum hangat padanya."Ya aku sangat happy sekali...!" pekikku reflek memeluknya. Irfan bungkam saat aku menepuk-nepuk punggungnya. Kembali aku melihat wajah sahabatku itu dengan wajah yang berseri."Dan apa kamu tau Fan, dia merindukan aku. Dia bilang. Dia mengingat seseorang saat melihatku,

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 47

    POV ARUMAku kecewa pada mas Hadi, bisa-bisanya dia tak mempercayaiku. Dia bilang dia mencintaiku sepenuh hati. Tapi kenapa dia mencurigaiku seperti ini. Semenjak hari itu aku tidak mau bicara lagi padanya. Aku benci."Mama...!" panggil Caca, gadisku itu sekarang sedikit lebih tinggi dan mulai tumbuh besar sehingga dia bisa tertatih menggendong adeknya padaku."Sayang, kok kamu gendong Andra kesini, ntar dia jatuh," ujarku. Aku menyusul Caca untuk mengambil Andra dari gendongannya. Tampak dari luar kamar baby sitternya Andra bergegas mengikuti."Maaf Nyah, Aku lalai hingga Caca membawa adiknya kesini.""Kamu fokus dong Bik, kalo Andra terjatuh gimana?" ujarku. Aku menoleh pada Caca."Sayang, Caca jangan sering-sering gitu ya nak? Ntar dedek Andranya jatuh gimana?" tanyaku. Caca ha

Bab terbaru

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 66

    .... POV HADI"Mama maafin papa ya?" ujar putriku mendekat dan menggenggam pergelengan tangan Arum erat. Arum masih bungkam hingga dia tampak dilema, istriku berdesih dan coba menarik tangannya yang aku genggam erat, matanya tampak merintikan air mata deras."Tolong berikan aku kesempatan lagi mah."lirihku. Sedikit Arum menyibak belahan rambutnya dan menghela nafas sesak. Caca yang juga menunggu jawaban dari Arum itu juga ikut bersimpuh di sampingku."Mama, caca maunya Mama Arum yang tinggal bersama Caca. Maafkan Caca mah, Caca gak akan manja lagi. Caca akan berusaha mandiri supaya tidak merepotkan mama lagi" ujarnya. Arum bergerak memegangi bahu Caca dan membawanya berdiri."Sayang...., kamu jangan begini. Sama sekali mama tidak pernah di repotkan oleh Caca." ujarnya. Arum menoleh padaku dan berkata."Pergil

  • JANGAN HINA AKU MANDUL    BAB 65

    POV RESTITing nong.Bunyi bel bergema Asih tampak meninggalkan Arabela yang tengah tertidur dan segera beranjak ke pintu."Nona Cassandra Resnya ada?" tanyanya, darahku berdesir saat mendengar suara mas Aldi. Bergegas aku bersiap dan berdiri sembari menghela nafas untuk menghilangkan nervousku."Ada Tuan, silahkan." ujar Inem. Mas Aldi masuk aku menyambutnya dengan gaun hitam di tambah dengan aksen bling-bling yang menempel di lengan, leher dan telingaku sengaja aku pake perhiasan brilian putih senada agar penampilanku terlihat berkesan dan elegan. Sedikit mas Aldi terpana melihat aku berdiri di hadapannya."Aku fikir, kamu tidak akan datang Tuan" ujarku menggunakan bahasa inggris. Sedikit mas Aldi senyum tipis dan berkata."Aku sudah janji. Kita sudah sangat dekat belakangan, aku tida

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 64

    Pov Resti."Aku tidak akan salah lagi, kamu Resti." lirih mba Arum meremas bahuku. Reflek aku memeluk dan menagis di pelukannya."Mba..." lirihku, mba Arum mendekap dan mengelus rambutku lembut."Aku hampir saja tidak mengenali mu Res? Kamu hebat sekali bisa sesukses ini." lirih mba Arum mengecup pucuk kepalaku. Mba Arum mendorongku pelan dan berkata sembari mengelus wajahku."Apa yang terjadi Res? Kenapa kamu menghilang? Kamu bilang kamu sudah punya anak? Kamu sudah menikah? Dengan siapa? Lantas hubunganmu bersama Aldi bagaimana? Sungguh mba sangat ingin tau semuanya Resti." ucapnya mencecarku dengan pertanya'an."Ceritanya panjang mba? , anakkku dia seumuran sama Andra. Aku pergi ke london saat hamil Arabela, aku menemui temanku disana, hingga ia tawari aku pekerja'an dan menjadi Casandra Res." jelasku. Mba Arum masih

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 63

    "Aku tidak mengerti dengan takdir. Setelah perceraianku dengan Tania, aku bahkan tak bisa menjalani hidup lagi dengan normal. Lucu bukan? Tania yang berbuat salah tapi seolah aku yang dapat karmanya."ucapnya terkekeh. Kembali ia berucap dengan lirih sembari mengingat seseorang." Tuhan pernah bawa seseorang memberi sedikit warna dihidupku. Namun dia hanya sekedar hadir sebentar lalu pergi."ucapnya. Mba Arum tampak memperhatikan wajahnya mas Aldi dengan seksama."Sepertinya kamu begitu mencintainya?" tanya mba Arum. Sedikit mas Aldi mengangguk dan berkata."Ya, sangat. Hanya saja sekarang aku coba menyerah dan ikhlaskan dia." tuturnya sejenak hatiku rasanya teranyuh. Sungguh aku tidak ingin mas Aldi melupakanku. Aku harus kembali tapi aku bingung bagaimana mengahadirkan Resti yang dulu lagi dalam hidupnya suami. Atau aku langsung jujur saja? Entahlah aku menemuinya lain waktu saja. Aku sedi

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 62

    POV RESTIDi depan kaca riasku di sebuah studio pemotretan terbaik di kota london ini aku menatap nanar pantulanku sembari pikiranku melayang jauh hingga ke indonesia. Bagaimana bisa aku kembali secepat mungkin ke indonesia sedangkan aku masih punya kontrak kerja dua bulan lagi. Dan Irfan akan segera berrtunangan dua minggu lagi. Aku masih sangat sibuk disini, mbak Arum? Dari sekian banyaknya wanita di dunia ini kenapa harus mbak Arum. Tapi saat aku melihat mata mas Aldi waktu itu. Dia tidak mungkin melupakanku semudah itu. Aku harus ingatkan dia lagi tentang Resti. Tanpa pikir panjang aku coba menghubungi mas Aldi.Tuuuut Tuuut....!Terdengar panggilan itu tersambung."Halo?"ucapnya"Halo Tuan indonesia?"sapaku dengan bahasa inggris terdengar mas Aldi terkekeh."Hay nona apa kabar?"tanyanya

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 61

    POV HADI.Lelucon macam apa ini, apa yang dikatakan Arum sangat menyayat hatiku. Bagaimana bisa aku hadiri sidang perceraian. Siang ini aku tak bisa berbuat banyak selain menyendiri lagi di kamar, aku rapuh sekali, aku tidak mau bercerai dengan Arum rasanya hatiku sangat lelah sekali. Aku ingin berkeluh kesah pada Arum tentang hatiku entah bagaimana caranya membuat dia yakin bahwa aku belum membagi perasaanku ataupun cintaku. Cumbuan itu hanya naluriah yang tak bisa aku artikan. Aku resah sekali saat ini aku menyesal. Sekarang semua sudah terlanjur kacau begini. Aku benar-benar lelah. Dalam lamunanku itu terdengar bunyi mobil memasuki garasi sontak aku tersadar dan melihat siapa yang datang bersama mobilku itu. Aku beranjak ke balkon melihat keadaan dibawah bisa aku lihat putriku turun dari mobil dengan wajah lemes. Segera aku hampiri dia ke pintu."Caca... Kamu dari mana aja nak bareng kang supir?" tanyaku.

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 60

    POV ARUM.Setelah melepas mas Tama pergi Aldi mengantarku kerumah. Aku terdiam sejenak melihat rumah itu, rumah ini masih terlihat bagus dan rapi. Karna memang aku selalu sewa jasa pekerja untuk membersihkannya tiap hari. Sedikit aku menghela nafas dan coba membuka kunci pintu itu."Kamu yakin bakal disini sendirian?" tanya Aldi yang Ikut juga masuk sembari menggendong Andra. Sebelumnya Andra sempat rewel bersamaku hingga Aldi mengmbilnya dan anak itu anteng lagi."Nanti aku akan hubungi Inem Al, dia pembantuku sebelumnya. Semoga saja dia masih bisa bekerja denganku." ujarku. Aldi mengangguk."Maaf aku belum sempat belanja, belum ada apa-apa di dapur. Kamu duduklah Al. Sini Andranya." ucapku mengambil anakku di gendongannya."Tak apa Rum, dia anteng sama aku." ujarnya. Aku mendegup dan coba kembali berkata gugup.&n

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 59

    POV HADIDengan langkah gontai aku coba melangkah ke mobil. Dadaku terasa sakit aku bingung mau menyusul Arum yang pergi bersama Aldi sekarang atau kembali pulang, bahkan aku tidak tau bagaimana bicara pada Caca nanti yang ada di rumah, sungguh Aku masih belum percaya kalau Arum mengetahui ini, bisa-bisanya rumah tanggaku hancur dalam sekejap. Padahal aku tidak pernah ingin berniat mengkhianatinya, aku masih menjaga batasanku hingga sejauh ini. Aku tidak bisa jika Arum pergi dan beranggapan bahwa aku telah berkhianat."Oh Tuhan tolong aku "lirihku dengan mata berkaca-kaca dengan berat hati aku menyalakan mesin mobil dan melaju pulang.Sesampai di rumah. Tanpa kata sepatah katapun aku berlalu kekamar, aku kesal membanting semua yang ada. Berkali-kali aku coba mengusap wajahku agar tidak terlihat lemah. Namun aku tidak bisa. Aku terhenyak di kasur dengan air mata merintik.&

  • JANGAN HINA AKU MANDUL   Bab 58

    POV ARUMTuhan tolong beri aku kekuatan, semalam aku dapati mas Hadi pergi keluar dan kembali sebelum shubuh. Selama umur pernikahan kami, baru kali ini ia lakukan itu padaku. Aku sudah yakin mas Hadi telah membagi cintanya, entah bagaimana caranya aku kuat semalaman. Aku sudah muak. Aku tidak sanggup lagi menderita. Aku harus beberkan ke media. Publik terlanjur menuduh aku yang buruk. Padahal aku hanya korban dari segala pelik ini. Mas Hadi entah bagaimana rasanya hatiku sekarang. Kamu membagi cinta untuk mantan istrimu. Segala dongeng indah tentang kita di masa lalu itu hanyalah sebuah hiburan belaka untuk bisa aku kenang. Aku nanar menunggu wartawan datang ke ruang utama."Permisi selamat pagi Mbak Arum?" tanya salah seorang wartawan, aku sedikit tersintak dari lamunanku, tadinya aku fikir aku akan beberkan skandal mas Hadi. Tapi tak adil rasanya jika aku permalukan suamiku dihadapan publik. Lagi pula ini baru pertama ka

DMCA.com Protection Status