Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 54Nunik dijambret. Pov Author'Yuk, lah! Aku juga gabut.' Mendapat jawaban yang sesuai harapannya, senyum melengkung di wajah standart Nunik. Waktu berjalan cepat, kedua perempuan tersebut sudah bertemu. Obrolan demi obrolan diiringi makan dan minum mengisi pertemuan mereka."Aku sekarang bokek. Bersuami gak bersuami sama aja rasanya," keluh Nunik memulai curhatannya, wajahnya ia buat memelas. "Aku juga sama sekarang. Suamiku pelit, ngakunya aja lagi seret." Rena mencebik. Ya, yang ditemui Nunik sekarang adalah Rena. "Kamu ada channel yang gituan, gak?" Nunik membisik takut ada yang mendengar, matanya memicing menunggu jawaban cepat. "Yang cepet dapetin duitnya," lanjutnya."Yang gituan? Maksudnya?" Rena tidak paham. "Ck, payah! Gitu aja gak paham, ih!" Nunik menepuk jidatnya sendiri. "O…." Mulut Rena sukses membulat, setelah beberapa detik ia memahami maksud Nunik. "Eh, buat apa? Dulu banget kamu gak mau ditawarin. Butuh belaian apa uangnya?"
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 55Nunik ketahuan FarahPov Author"Assalamu'alaikum!" Seseorang yang beberapa hari membuat Bu Saropah kangen, memasuki rumah. "Wa'alaikumussalaam. Fathan!" serunya, Bu Saropah bergegas memeluknya. "Kamu ke mana aja sih, Le?" lanjutnya tepat di telinga Fathan. "Gak kemana-mana, Bu!" Fathan berusaha melepas pelukan dari ibunya. "Ibu apa kabar?" lanjutnya, kedua tangannya memegang kedua bahu sang ibu. "Ya, beginilah. Capek mengurus rumah, istrimu gak becus. Mana tadi dia habis kejambretan, pulang-pulang bawa belanjaan banyak lagi. Dapat duit dari mana coba?" Bu Saropah mencoba mencari simpati dari Fathan."Oh, ibu capek? Gak apa-apa, nikmati saja. Kan ini mau Ibu," ucap Fathan Datar. Respon anaknya membuat bibir Bu Saropah terkatup rapat. Perempuan setengah umur itu kehabisan kata-kata, sebab apa yang dikatakan anaknya benar adanya.Tak ingin ada yang dibahas, Fathan beringsut dari hadapan Bu Saropah yang masih mematung karena mendengar ucapan anaknya
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 56Risma yang semakin terlantar. Pov Author Dua minggu berlalu. Dengan kurun waktu sepanjang itu, Nabila pun sudah membuat rencana yang matang untuk membalas sakit hatinya terhadap Nunik, namun belum terlaksana karena menunggu waktu yang tepat.Lain Nabila, lain pula dengan Bu Saropah. Saat ini ia dielu-elukan oleh Bu Mira—majikannya—sebagai pekerja rumah tangga yang sangat loyal mengalahkan pekerja-pekerja sebelumnya. Entah, apakah itu benar terjadi atau hanya sekedar pemikat agar Bu Saropah setia? Tidak ada yang tahu. Walaupun begitu, Bu Saropah semakin giat bekerja. Sedangkan Nunik, sejak pertama kali bekerja dengan Damar sebagai pelanggan pertamanya, berbekal koneksi Damar yang luas kini ia semakin laris. Mulai dari pengusaha kelas kakap, hingga warga negara asing pun ia layani. Tak peduli siang maupun malam, ia terima asal pundi-pundi rupiah memenuhi rekeningnya. Kelelahan demi kelelahan tak dihiraukan, asal kepuasan ia dapatkan. Tak sama den
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 57Pov AuthorNunik terus meninggalkan Risma dengan menelantarkan berhari-hari hingga berminggu-minggu dan entah akan berakhir sampai kapan? Hari ini Nunik libur, karena belum ada lagi yang memesan dirinya. Namun, bukan berarti wanita itu tinggal di rumah. Pergi lagi keluar.Dia beranggapan dunia di luar lebih menenangkan dan membahagiakan daripada di rumah, sehingga membuatnya sering meninggalkan rumah. Bahkan, wanita itu lupa bahwa masih ada Risma yang membutuhkan sosoknya. Padahal sudah hampir sebulan belum pernah lagi bercengkrama dengan Risma. Nunik memilih menghabiskan waktunya di sebuah taman kota. "Nunik!" Saat mata sedang fokus ke sekeliling taman yang penuh hiruk pikuk orang berlalu-lalang, tiba-tiba dari samping ia dikejutkan oleh seseorang. "Dona!" teriak Nunik, membalas sapaan teman lamanya. Perlahan keduanya mendekat lalu berpelukan dan tak lupa cipika-cipiki. "Apa kabarnya?" Dona mengurai pelukan. "Aku baik. Kamu ke mana aja? Dah
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 58Pov AuthorSetelah kejadian investasi bodong tersebut, Nunik menjadi sering uring-uringan tidak jelas. Sebab, uang yang ada pun sudah habis tak tersisa untuk memenuhi semua kebutuhannya yang saat ini tinggi.Karena dalam beberapa waktu belakangan ini Nunik sudah terbiasa membeli sesuatu yang ia mau dan sesuka hati tanpa bisa mencegahnya, kini ia kelimpungan ketika tidak memegang uang.Menyadari tidak adanya uang yang cukup baik di dompet maupun di rekeningnya, membuat Nunik berpikir keras bagaimana caranya bisa mendapatkan apa yang diinginkan tanpa bersusah-payah. Dalam diam ia memutar otak, tiba-tiba terbersit hal yang belum pernah ia coba sebelumnya. Tak ingin membuang waktu, ia segera bergegas mengeksekusi idenya tersebut dengan persiapan yang cukup matang baginya. Seperti mempersiapkan hoodie longgar dan topi serta masker. Ia yang sebelumnya selalu menggunakan taksi online, kini harus menurunkan gengsi karena keuangan yang menipis. Ojek pangka
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 59Babu Gratisan SemingguPov Author"Maaf, maaf! Kamu kira dengan maaf, tuh kaca mobil jadi kembali bagus? Tidak! Dan jangan pernah panggil saya Pak, bukan bapakmu!" bentak orang tersebut, tangan kanannya mencengkram dagu Nunik. "Kamu harus bertanggungjawab!" imbuhnya. "Bertanggungjawab dengan apa? Saya tidak punya uang," jawab Nunik dengan datar. Ia memberanikan diri menatap lelaki di hadapannya. Jawaban Nunik membuat pria tersebut tersenyum sinis. Sudah ada ide dan rencana yang akan ia gunakan untuk membalas ulah Nunik. Untuk mengeksekusi rencana tersebut, sang pemilik menarik paksa Nunik menuju mobil"Masuk!" Setengah mendorong dengan kasar, pria tersebut memasukkan Nunik ke kursi penumpang bagian tengah. "Mau dibawa ke mana saya, Mas?" tanya Nunik dengan perasaan yang bercampur aduk. Ada rasa takut, gelisah dan was-was. "Saya bukan Mas-Mas penunggu lapak! Panggil saya tuan! Coba ulangi!" Penuh penekanan dan seperti menaruh dendam, lelaki ter
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 60Pov AuthorTak seperti biasa, pagi ini Bu Saropah berbenah terlebih dahulu termasuk membuatkan sarapan dan menyiapkan baju untuk Risma sebelum berangkat bekerja.Dalam hatinya, ia sudah berjanji untuk merawat cucunya tersebut. Tidak akan mengabaikannya lagi. Tanpa diduga, wanita setengah umur yang sekarang menggunakan setelan jilbab dan daster berwarna senada itu tiba-tiba memikirkan Risma. Hal itu membuat konsentrasi terhadap pekerjaannya menjadi terganggu. Dan benar saja. Ketika sedang mengepel lantai, ia lupa memeras alat pelnya terlebih dahulu. Sehingga,membuat lantai menjadi tergenang dan licin.Bersamaan dengan Bu Saropah yang melamun, tiba-tiba cucu Bu Mira melewati area yang sedang dipel tersebut. Hal itu mengakibatkan bocah dua setengah tahun yang sedang diajak oleh orang tuanya berkunjung ke rumah Bu Mira menjadi terpeleset dengan kepala terbentur lantai. "Hua… hua." Sontak saja, jeritan tangis balita itu menggema di seluruh rumah,
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 61Pov Author'Duh! Sial banget, dah, ah! Gak bisa apa ketiban sial yang berujung dijadiin ratu, gitu?' Nunik menggerutu di hati, saat dalam perjalanan menunju kediaman sang pemilik mobil. "Heh, melamunkan apa kamu? Jangan berpikir untuk kabur, ya!" Sang pemilik mobil mengancam, ketika mengetahui Nunik sedang melamun. "Anda diam, ya! Jangan banyak bacot! Tinggal ngeliatin aja pake berisik segala. Siapa yang kabur?" Nunik tidak terima dituduh mau kabur. "Shit! Berani membantah kamu, ya—" "Udah, diam! Yang penting saya seminggu di rumahmu, bukan?" Pemilik mobil belum sempat meneruskan omongannya, Nunik langsung memotongnya. Tak butuh lama, kedua manusia beda jenis kelamin itu sudah tiba di rumah sang pemilik mobil. Begitu sampai, ternyata sang istri dari pemilik mobil sudah menunggu di teras. "Loh, Mas Hendra! Itu siapa?" tanya istri dari sang pemilik mobil, begitu melihat sang suami dan Nunik keluar dari mobil secara bersamaan. Ia heran sekaligus
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 116Senyum sumringah tak henti-hentinya terpancar dari wajah Nabila dan Fathan, tidak seperti orang yang sakit. Mereka yang baru saja pulang dari dokter sudah tidak sabar untuk membagikan kabar bahagia itu pada Bu Saropah."Ibu, kami punya kabar bagus untuk Ibu!" ucap Fathan ketika sudah kembali ke rumah. "Apa itu, Than? Kok kalian sepertinya bahagia sekali ibu lihat." Bu Saropah penasaran, tapi tidak ingin menebaknya. "Nabila hamil, Bu!" Fathan mengatakannya tanpa berhenti tersenyum. Bu Saropah seketika tersenyum, dalam hatinya berbunga-bunga, tak kalah bahagianya dgn kedua anaknya itu. "Alhamdulillah, selamat ya, Bil!" Bu Saropah memeluk Nabila dan dibalasnya dengan erat. "Bila mau apa? Ibu buatkan sekarang." Usai mengurai pelukan itu, Bu Saropah menawarkan apa yang diinginkan Nabila. "Aku pengen umroh bersama kalian." Nabila menatap Fathan dan Bu Saropah secara bergantian. "Wah, ide bagus itu! Tapi gak bisa sekarang, nunggu usia kandungannya k
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 115"Siapa yang bercanda? Kamu pikir aku berbohong gitu? Coba lihat wajahku? Apakah ada kebohongan di sini?" Nabila menunjuk wajahnya. Fathan menatap lekat-lekat mata itu dan tidak ditemukan kebohongan sedetik pun. "Kamu beneran?" Nabila mengangguk. "Kok gak pernah cerita?" Fathan masih terus mengorek Nabila demi kepuasannya."Ya buat apa? Toh, paling juga gak percaya kek tadi itu. Sudah, sana kerja!" Nabila mendorong tubuh suaminya. Keduanya pun masuk ke dalam. Fathan melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda. Sedangkan Nabila akan menyidik kantor miliknya yang mulai hari ini ia akan sering-sering datangi. Fathan masuk ke dalam dengan tersenyum bahagia. Entah apa yang saat ini ada dalam pikirannya, hanya ia sendiri yang tahu. Begitu sampai di dalam, Tejo tak henti-hentinya mengintrogasi Fathan. "Beneran Mbak Nabila itu bos kita?" Tejo memangkas jarak dengan Fathan. "Ya, begitulah!" Fathan mengedikkan bahunya. "Kok kamu gak pernah
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 114"Sakit gak?" Fathan memegangi jari Risma dan mengeluarkan serpihan kaca yang menancap. "Mas?" Nabila yang mendengar Risma berteriak langsung memutar badan. Ia terpaku dengan apa yang dilihatnya. "Benarkah ini?" batin Nabila tidak percaya. ****Satu bulan lebih telah berlalu, acara empat puluhan hari kematian Nunik pun sudah terlaksana. Selama itu, Nabila dan Fathan semakin sayang pada Risma. Terlihat dari tubuhnya yang semakin gemuk dan wajah yang ceria. Bahkan, kini Risma sudah bisa membedakan warna dan menghitung karena Nabila begitu telaten mengajarinya. Agar lebih tepat lagi, rencananya bulan depan pada ajaran baru, Nabila memasukkan Risma di SLB terdekat.Apa yang Risma rasakan saat ini adalah takdir dari Allah. Melalui Nabila yang sadar bahwa Risma butuh orang tua. Juga karena surat wasiat yang ditulis Nunik sebelum meninggal untuk Nabila. Wasiat itu ditemukan oleh Bu Saropah ketika berkemas saat hendak pindah dari rumah Nunik waktu it
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 113"Apa maksudmu membawa Risma di rumah ini? Apakah tidak tempat lain lagi, hah? Apa-apa itu dibicarakan terlebih dahulu, jangan main ambil keputusan sendiri! Gak menghargai suami banget! Mentang-mentang yang sertifikat rumah atas namamu." Fathan marah karena Nabila tidak membicarakan hal ini padanya. "Kamu kenapa, sih, Mas! Risma tuh anakmu, lho! Kok gak ada rasa sayang-sayangnya sama sekali, sih! Aku aja yang bukan siapa-siapanya dia aja kasihan kok. Lagian, Risma siapa yang mau mengurusnya? Orang lain? Apa itu gak salah, hah! Sedangkan bapaknya saja masih hidup. Aneh! Aku gak habis pikir deh sama kamu, Mas!" Nabila yang hendak menyuap makanan di mulutnya pun urung. Ia sudah tidak selera karena omongan suaminya itu. Lalu, ruang makan pun menjadi hening. Fathan lamat-lamat memikirkan ucapan istrinya itu dengan tanpa emosi, sedangkan Nabila mogok bicara. *****Pada pagi harinya, setelah membujuk Fathan sedemikian cara, Nabila dan Fathan bersiap-sia
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 112Dua hari telah berlalu, acara tahlilan dan mengirim doa untuk Nunik masih berlangsung. Pagi ini, Nabila berencana menghubungi suaminya Farah—teman semasa kuliah—yang berprofesi sebagai notaris . Tujuannya adalah membalikkan nama sertifikat tanah dari milik Bapak Nunik menjadi namanya sesuai perjanjian yang dibuatnya bersama Nunik saat menanggung biaya rumah sakit. Karena jumlah uang yang dikeluarkan Nabila sudah setara harga tanah itu pada umumnya. Bukan terkesan serakah akan harta atau penilaian sejenisnya, Nabila melakukan hal itu di saat kuburan Nunik basah adalah agar keluarga Nunik tidak merecoki urusannya itu. Dan ia juga tidak ingin terlihat masalah dalam urusan rebutan harta di keluarga Nunik. "Assalamu'alaikum, Farah!" Nabila sangat antusias saat obrolan itu sudah terhubung. "Wa'alaikumussalaam, Bila! Kamu gimana kabarnya? Kok gak pernah nelepon aku, sih? Somse, deh!" Farah di sana berpura-pura menggerutu. "Haha, bisa aja kamu. Kabark
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 111"Mas, aku gak bisa ikut masuk, ya? Temenku dirawat di sini juga, lagian di ICU gak boleh lebih dari satu orang." Nabila minta izin saat keduanya tiba di depan ICU. Terpaksa, Fathan pun masuk ke dalam ICU sendirian. Setelah memakai perlengkapan sebagai penjenguk di dalam ICU , ia mendekati Nunik yang kebetulan melek tanpa ventilator. "Mas…," sapa Nunik lirih. Fathan yang tidak benar-benar memaafkan Nunik pun hanya diam tidak menanggapi sapaan itu. Beruntung, Bu Saropah dan Nabila tidak berada di ICU, sehingga ia tidak perlu berpura-pura. Nunik bahagia dengan kedatangan Fathan. Satu detik, dua detik hingga bermenit-menit lamanya, Nunik menunggu Fathan menjawab sapaannya. Namun, tak kunjung dijawabnya. Rasa bahagia itu hilang berganti sedih juga kecewa. "Kamu senang bisa menipu semua orang?" Pertanyaan datar Fathan dengan tanpa meliriknya sedikitpun membuat Nunik yang sedari tadi terabaikan hatinya menjadi perih seketika. "Pertanyaan macam apa
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 110Drrt! Drrtt! "Mas Fathan telepon, Bu!" Nabila keluar dari ICU dengan membawa tas selempangnya. "Assalamu'alaikum, ya gimana, Mas?" Nabila sudah berada di lobby menuju UGD. "Wa'alaikumussalam. Kamu di mana? Kenapa rumah gelap gulita begini?" Nabila menepuk jidatnya, saking menyelami perasaan iba yang tiba-tiba hadir terhadap Nunik, ia lupa bahwa waktu sudah sore. "Maaf, mas! Satu jam lagi aku sampai di rumah." Nabila segera mematikan teleponnya agar bisa dipakai untuk memesan taksi online. Ia tidak mempedulikan Fathan yang sudah pasti emosi sebab tidak ada izin keluar rumah, terbukti dari suara Fathan terdengar penuh amarah. Sambil menunggu taksi, Nabila mengabari Bu Saropah melalui pesan. Bahwa, ia akan pulang karena sudah ditelepon Fathan. Waktu berlalu cepat, adzan maghrib berkumandang tepat saat Nabila sampai di rumah. "Assalam…." "Dari mana kamu?" Belum sempat menyelesaikan salamnya, Fathan sudah membentak Nabila tepat saat pintu itu se
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 109Walaupun sempat terjadi masalah kecil, Bu Saropah berhati-hati agar tidak terulang kembali. Beruntung, dagangannya cepat habis. Dengan begitu, ia dimiliki waktu senggang untuk menjenguk Nunik. Tak ingin berlama-lama, ia langsung membereskan dan membersihkan bekas dagangnya. Selesai, ia langsung beranjak menuju rumah Nunik. Sebenarnya masih bisa dibilang dekat jika hanya berjalan kaki, tapi ia memilih menaiki ojek agar lebih cepat. Tak butuh lama, Bu Saropah sudah sampai di rumah Nunik. Segera saja, ia mengetuk pintu. "Apa dia tidur, ya?" Setelah beberapa kali salam dan mengetuk pintu, Nunik tidak segera membukakan pintunya. "Jangan-jangan…." Bu Saropah segera berlari dengan begitu paniknya ke belakang rumah dan masuk lewat pintu dapur sebab pintu depan dikunci. Beruntung, pintu belakang tidak terkunci. "Assalamu'alaikum, Nunik! Ima!" Bu Saropah tergesa-gesa masuk, ia memindai semua ruangan, berharap menemukan mereka.Bu Saropah cara mengecek d
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 108Nabila yang tidak ingin moodnya rusak, segera menurunkan egonya dengan tidak menanggapi omongan Fathan. Terlebih lagi, Fathan sudah meninggalkan dirinya sendirian. Lebih tepatnya kabur. Akan tetapi…."Bukan hasil dari perselingkuhanmu, kan?" Fathan yang sudah berlalu, kini kembali di hadapan Nabila. Membuat Nabila melototkan matanya, detik kemudian ia murka. "Apa-apaan kamu, Mas?! Aku tidak seperti itu, ya! Jangan seperti ibu yang main tuduh-tuduh, bisa gak? Aku tidak sebejat itu, apalagi untuk membiayai orang yang kubenci, ngerti!" Brak! Nabila menggebrak meja sebelum meninggalkan Fathan. Ia yang benar-benar tersinggung, sama sekali tidak merasakan panas dan sakit di tangannya akibat gebrakan itu. Bukan hanya karena pertanyaan itu ia menjadi tersinggung, tapi juga merasa tidak dihargai padahal sudah mau membiayai Nunik yang notabenenya adalah musuhnya.Malam itu dua insan manusia saling berdiam diri, Fathan dan Nabila hingga pagi menjelang. Ke