Share

Bukan Urusanku

last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-08 15:55:06

Bocah laki-laki kecil itu memeluk erat kedua kaki Nara sambil menangis kencang. Nara bergeming. Ia tidak memeluk bocah laki-laki itu, tapi justru berdiam diri. Pria bule itu lalu menggendong bocah itu dan berusaha menenangkannya. Ia kembali berbicara kepada Nara, namun Nara hanya bergeming sambil menundukkan kepalanya. 

Bocah itu terus meronta-ronta, memohon Nara agar menggendongnya. Nara tidak juga tergerak hatinya mendengar suara tangisan bocah yang bagi Aditya sendiri sangat memilukan. Aditya terus memperhatikan drama keluarga di depannya.  

Apa yang sebenarnya sedang terjadi, Nara? Apa yang tidak aku ketahui darimu? Apa yang sudah kau sembunyikan dariku? Siapa pria bule itu? Dan itu, itu anak siapa? Batin Aditya terus saja bertanya-tanya sendiri.

Nara kembali terlibat adu mulut dengan pria bule itu, dengan iringan tangis dari bocah laki-laki yang berada dala

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
Dit...Dit.... km koq pinter bgt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • It's Me, Your Wife   Andai

    Aditya terus saja mengikuti gerak gerik gadis yang baru saja keluar dari ruko Alleya. Gadis itu begitu cantik berbanding terbalik dengan Alleya , tetapi postur tubuhnya sangat mirip dengan Alleya. Apakah Alleya melakukan operasi plastik? Gumamnya dalam hati. Mobil itu mulai berjalan perlahan menjauhi jalan di depan ruko Alleya. Rasa ingin tahu Aditya yang begitu besar membuatnya mengikuti mobil itu dari belakang. Mobil itu berhenti di sebuah toko roti, dan Aditya memarkirkan mobilnya tepat di belakang mobil yang mirip dengan mobil Alleya. Ia memutuskan untuk ikut masuk ke dalam toko roti tersebut, memuaskan rasa penasarannya. Benarkah gadis itu gadis yang sedang ia pikirkan? Aditya melangkah masuk ke dalam, dan segera saja indera penciumannya sudah disergap aroma harum dari berbagai jenis roti yang tersedia di sana. Sejenak konsentrasinya terpecah karena bunyi perutnya yang b

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-09
  • It's Me, Your Wife   Calon Suami

    Suara ketukan berulang kali di pintu kamar, membuat Alleya terbangun dari tidurnya. Dengan malas, ia bangkit dari tempat tidur dan melangkah membukakan pintu. Rambut dan wajah yang acak-acakan membuat dirinya terlihat begitu mengenaskan. "Astaga! Wajah kamu jelek banget, Al! Dah, sana mandi! Bau keringet kamu kecium sampe kamar kakak." Bima menyentil kening Alleya lalu berbalik meninggalkan Alleya yang masih belum begitu sadar. Alleya menutup kembali pintu, berjalan ke tempat tidur dan melanjutkan kembali tidurnya. Whatever deh, Kak. Al ngantuk, gumamnya kembali memejamkan matanya. Bima kembali mendatangi kamar yang ditempati Alleya. Sudah satu jam berlalu sejak terakhir dirinya mengetuk pintu kamar itu, tapi adik bungsunya tidak juga menampakkan dirinya di meja makan. "Al! Bangun! Mau tidur sampai kapan? Bukannya kamu mau ikut Kakak ke pasar malam?" Bima kembali berteria

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • It's Me, Your Wife   Kau?!

    Alleya menatap keponakannya dengan berjuta tanda tanya. Bagaimana mungkin bocah empat tahun berbicara hal yang tidak patut dibicarakan tanpa ada orang dewasa yang membisikkan padanya lebih dulu? Apa memang anak jaman sekarang lebih matang berpikirnya dibanding jaman dulu? Alleya tidak juga mengalihkan tatapannya dari wajah imut Jusuf. Pikirannya terus bekerja, mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri. "Tante kenapa?" Akhirnya Jusuf melontarkan rasa herannya karena ditatap sedemikian rupa oleh Alleya. Wanita cantik yang dulu sering menemaninya ketika masih berumur satu tahun. Gadis yang selalu ikut menangis ketika dirinya merengek mencari mamanya, yang harus kembali bekerja karena cuti melahirkannya sudah habis. Gadis yangmengajarkannya berjalan dan berbicara hingga ia sudah sangat lancar berbicara saat usianya belum genap tiga tahun. Ya. Saat Jusuf kecil, yang lebih sering menemaninya adalah Alleya. A

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • It's Me, Your Wife   Apakah Kamu Bersedia?

    Alleya menatap pria di depannya dengan tatapan tidak percaya. Ia benar-benar tidak menyangka pria itu bisa berdirii tepat di depannya saat ini. Pria itu terkekeh melihat Alleya yang begitu syok melihat dirinya. Ah, Alleya. "Kau terkejut?" Pria itu mendekat ke arah Alleya, memandangi wajah putih milik Alleya yang kini mulai bersemu merah. "Hiks." Bukannya menjawab, Alleya justru mulai menangis. Jusuf yang melihat ekspresi Alleya seperti orang yang akan menangis, langsung turun dari gendongan lalu memeluk erat kedua kaki Alleya. "Tante, kenapa menangis? Ini Om, calon suami Tante sudah datang. Kenapa malah menangis?" Jusuf tidak melepaskan pelukannya, menatap pria yang ia sebut calon suami Alleya barusan. Alleya mengurungkan niatnya yang ingin menangis. Ia langsung dengan cepat menutup mulut Jusuf. "Ngomongnya jangan sembarangan. Papa Bima itu kelir

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-13
  • It's Me, Your Wife   Lelucon Yang Tidak Lucu

    Alleya terkejut bukan main. Ia seakan dipaksa terlempar dari kursi yang sekarang ia duduki. Apa yang pria ini bicarakan? Apa dia sedang mabuk? Sadarkah dirinya mengatakan hal yang saat ini sedang dihindari oleh Alleya? Apa dia tidak takut Alleya akan mengamuk, mendiamkannya lalu pergi menghilang lagi dari hadapan pria itu, seperti yang dulu pernah ia lakukan. Alleya duduk diam. Dirinya mendadak kaku seperti patung. Pernyataan Bobby barusan benar-benar sudah membuatnya terjungkal dari tempat duduknya. Ia tidak pernah membayangkan jika Bobby akan berani mengungkapkan kalimat yang sangat sakral itu pada dirinya yang sedang tidak ingin memikirkan hal itu. Ia sedang fobia dengan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pernikahan. "Al?" Bobby memanggil Alleya yang kini berjalan pelan meninggalkan mobilnya. Jusuf sudah kembali berada dalam gendongannya. Ia sedikit kesulitan untuk mengejar Alleya yang berjalan begi

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-15
  • It's Me, Your Wife   Harus Ke mana Aku Mencarimu?

    Ups! Keceplosan. Bima mengutuk bibirnya yang berbicara tanpa ijinnya. "Tidak! Tidak ada apa-apa. Sudah-sudah, kita lupakan saja masalah ini." Bima mencari cara menghindari pertanyaan Alleya. "Jangan mencoba berkelit dari Alleya, Kak! Apa ada orang lain selain Bobby yang tahu tentang semua ini?" Alleya mengepalkan tinjunya. Ingin ia melayangkan pukulan ke pria berjambang di depannya, tapi akal sehat mencegah dirinya melakukan hal gila. Tidak mengapa jika yang duduk di depannya adalah Aditya, tapi sayangnya, yang duduk di depannya saat ini adalah kakak sulungya. "Tidak ada. Ya, tidak ada. Tidak ada." Jawab Bima sedikit kikuk. Meski Alleya adalah adik bungsunya, tapi, jika Alleya marah, ia tidak bisa berkutik. Karakternya yang tidak mudah marah, membuat dirinya disegani oleh Bima dan Ryan. Alleya tidak tahu lagi. Mengapa semua orang menjadi seperti ini?

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • It's Me, Your Wife   Benarkah Kau Alleya?

    Aditya mengangkat ponselnya tanpa melihat identitas penelpon. Dengan suara serak, ia menjawab telpon itu. "Halo?" *Ada apa mencariku? Merasa mengenali suara di ujung telpon, Aditya langsung menatap layar ponselnya. Hanya nomor. Tidak ada dalam buku telponnya. Nomor baru? Aditya merasa heran, kembali menempelkan ponsel itu ke telinga kanannya. "Apakah kita bisa bertemu? Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu?" Suara Aditya terdengar memelas. *Hmm. Kalau itu hanya sebuah undangan pernikahan, tidak perlu susah-susah untuk bertemu. Berikan saja ke orang rumah atau titipkan saja ke ruko-ku. Mereka akan memberitahuku. "Bukan. Bukan pernikahan. Tentu saja bukan soal pernikahan. Aku tidak bisa membicarakannya lewat telpon. Aku takut nanti akan timbul salah paham un

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-17
  • It's Me, Your Wife   Calon Suami Baru

    Alleya terkejut. Suara yang terdengar dari arah belakang membuatnya gugup. Meski ia tahu yang dimaksud pria di belakangnya adalah dirinya, Alleya bergeming. Ia lebih memilih berdiri mematung daripada membalikkan badannya, menghadap ke arah pria tersebut. "Kau benar Alleya kan?" Pria itu kembali bertanya pada Alleya. Alleya menjadi bingung harus bersikap seperti apa dirinya terhadap pria di belakangnya yang kini mensejajarkan dirinya, dengan berdiri tepat di samping Alleya. Suara penjaga kasir menyelamatkan Alleya, yang bergegas maju, memberikan keranjang belanjaannya kepada penjaga kasir. Pria tadi terus saja mengikuti Alleya. Alleya bergegas meraih belanjaannya dan berjalan keluar dari mini market secepat yang ia bisa. Karena tidak ingin terlibat pembicaraan dengan pria itu, Alleya bergegas menuju mobilnya, membuka pintu dan deng

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-19

Bab terbaru

  • It's Me, Your Wife   Extra Part 6 (End)

    "Apan sih? Pagi-pagi gini sudah membicarakan hal yang sangat membosankan! Cari topik lain kenapa?" Aditya menggerutu. Dirinya malas sekali jika sang istri mulai membicarakan hal yang sama setiap pagi. Sebenarnya Aditya sendiri sudah mulai memikirkan permintaan papanya itu. Melihat Abraham yang kian hari kian terlihat lelah, membuat Aditya mulai memikirkan permintaan sang papa. Akan tetapi, dirinya masih tetap diam, tidak mengatakan apa pun kepada Alleya maupun Abraham."Ya sudah, kalau tidak bersedia. Jika suatu hari papa marah besar padamu karena aku jatuh sakit akibat kelelahan, aku tidak akan lagi membantumu. Dan jika sampai mama juga ikut mengutukmu karena sudah membahayakan calon pewaris perusahaannya, aku juga tidak akan mencegahnya," ujar Alleya bangkit dari duduknya lalu meletakkan sesuatu di atas meja riasnya.Apa maksudnya? Aditya menatap kepergian Alleya. Ia mengikuti gerak-gerik Alleya, dan gerakan All

  • It's Me, Your Wife   Extra Part 5

    Pintu kamar VIP itu terbuka secara perlahan. Alleya menatap ke arah pintu kamar yang sudah terbuka setengah, menanti penampakan sosok yang masih berdiri di luar. Alleya menatap Aditya yang melangkah pelan memasuki kamar rawat inap Abraham. Kedua netra pria itu, menatap Alleya yang kala itu tampak begitu bingung."Ada apa?" Bisik Aditya begitu pria itu berdiri tepat di samping Alleya. Saat Alleya hendak menceritakan hal yang tengah terjadi, tiba-tiba suara sinis Abraham menyentil telinga Aditya."Hmm, kemana saja kamu? Sudah selesai mengurusi pacar modelmu itu? Rubah betina tak tahu diri!"Aditya memandang Alleya dengan ekspresi bingung. Alleya mengedikkan kedua bahunya, sama-sama tidak mengerti dengan semua yang sedang terjadi di ruangan itu."Selamat Pagi, Pa! Sudah lebih baik dari kemarin kan?" Aditya mengabaikan pertanyaan Abraham, berjalan ke sisi kanan pembaring

  • It's Me, Your Wife   Extra Part 4

    Aditya memutar badannya, menghadap ke arah asal suara yang menyerukan namanya barusan. Sosok cantik Alleya memaku tatapan Aditya. Gelayar aneh merambat halus namun pasti, memenuhi relung hatinya. Seulas senyum terbit di kedua ujung bibir Aditya. Sekali lagi, ia mengucap syukur dalam hati, karena memiliki istri yang begitu cantik seperti Alleya. Suara pantofel setinggi lima sentimeter yang membungkus apik kedua kaki Alleya, menggema di ruangan itu. "Bagaimana, Papa?" tanya Alleya sesaat setelah dirinya tiba di depan Aditya dan keningnya dikecup Aditya dengan penuh perasaan. Alleya berusaha menekan dan mengendalikan dirinya yang rasa-rasanya ingin melompat dan melayang saat itu juga, mendapatkan perlakuan manis dan romantis dari Aditya. Senyum manis mengembang sedikit kaku, menutupi kegugupannya. Aditya bergeming tanpa mengalihkan pandangannya dari Alleya. "Sudah berhasil melewati masa kritis

  • It's Me, Your Wife   Extra Part 3

    "Berapa peluang pasien hidup, Dok?" Aditya berusaha meredam emosinya. Pria muda itu belum siap jika saat ini ia harus kehilangan salah satu dari orang tuanya. Masih banyak yang perlu ia lakukan untuk memperbaiki hubungannya dengan sang papa. Dokter Irfan tidak langsung menjawab. Pria tinggi berkulit putih dengan kacamata tanpa frame yang bertengger sempurna di hidung mancungnya, menatap Abraham yang sedang tertidur begitu pulas. Aditya sungguh tidak sabar menunggu jawaban meluncur mulus dari bibir tipis sang dokter. Jantungnya tidak bisa diam, berdegup tak beraturan, membuat dirinya berada jauh dari kata nyaman. Dalam sekali tarikan nafas, dokter muda itu, yang usianya terpaut tidak begitu jauh dengan Aditya, menjawab singkat pertanyaan Aditya. "Sembilan puluh persen." Mata Aditya terbelalak. Tidak percaya dengan indera pendengarannya, Aditya kembali memastikan jawaban sang dokter. Ia

  • It's Me, Your Wife   Extra Part 2

    Aditya terbangun dari tidur lelapnya ketika suara teriakan Lisa yang memanggil namanya menggema dari lantai bawah. Ia segera bergegas turun dari pembaringannya, mengambil mantel tidur, mengenakannya sambil berjalan tergesa ke luar dari kamar. Berbagai bayangan buruk melintas dibenaknya, membuat langkahnya semakin ia percepat. Setengah berlari Aditya menuruni anak tangga, menuju ke kamar kedua orang tuanya. Diketuknya pintu kamar orang tuanya. "Ma! Mama! Ini Aditya, Ma! Buka pintunya, Ma!" Aditya setengah berteriak sambil terus mengetuk pintu kamar di depannya. "Masuk, Nak! Papa...." Suara Lisa terdengar masih terisak. Tanpa menunggu lama, Aditya langsung masuk ke dalam kamar itu, menatap sekeliling, mencari sosok yang baru saja disebut oleh mamanya. Tidak ada. Ke mana papa? "Papa di mana, Ma? Ada apa dengan Papa, Ma?"suara Aditya sed

  • It's Me, Your Wife   Extra Part

    Aditya terus menatap Alleya yang masih berusaha melepas pernak-pernik yang menempel pada kepalanya. Dirinya masih tidak percaya dengan yang kenyataan yang ia terima hari ini. Selama ini, Alleya telah membohonginya. Gadis itu telah menyembunyikan wajah cantiknya di balik sebuah topeng buruk rupa, dan hal itu, telah berhasil mengecohnya. Aditya melangkah mendekat ke tempat Alleya yang hendak membersihkan wajahnya dari make up yang masih menempel di wajahnya. Ia menghentikan langkah kakinya, ketika Alleya bangkit dari duduknya, berjalan menuju toiletries lalu mulai membasuh wajahnya dengan sabun muka. Lima menit kemudian, Alleya kembali duduk di depan meja rias dan mulai membersihkan sisa make up yang masih tertinggal di wajahnya. Tatapan Aditya terus saja mengikuti kemana saja gadis itu bergerak. Ia mulai kembali melangkah mendekat ke arah Alleya. Kini, ia telah berdiri tepat di belakang gadi

  • It's Me, Your Wife   It's Me, Your Wife (End)

    "Khilaf?" Sekali lagi Lisa mengulangi pertanyaannya. "Apa maksudnya itu, Dit?" Lisa berjalan mendekat Aditya dengan langkah yang sedikit sempoyongan. Dirinya masih terkejut dengan pernyataan putra semata wayangnya itu. "Ah, Mama! Maksud Aditya bukan begitu. Aditya ingin memajukan tanggal pernikahannya. Tidak usah menunggu tanggal 9, tapi langsung dimajukan minggu depan saja, tanggal 2." Alleya semakin terkejut. "Ngomong apa sih?? Mana boleh seperti itu? Butuh persiapan dan rencana matang. Ini bukan hanya ngucap ijab aja terus selesai. Nggak seperti itu." Alleya mati-matian menolak ide Aditya yang menurutnya sangat gila itu. "Boleh!" Ucapan Rudy membuat Alleya tambah merana. Ia tidak mengira jika sang papa justru menyutujui ide Aditya, si Balok Es. "Papa! Kok Papa setuju sih? Kan nggak mungkin bisa..." sanggahan Alleya terputus dengan kalimat Rudy berikutnya

  • It's Me, Your Wife   Khilaf

    Nafas Alleya memburu. "Pengacara nggak ada akhlak! Main nyosor aja... Nggak punya sopan santun!" Teriakan Alleya terdengar Nara hingga wanita itu ke luar dari ruang keluarga, mendekat ke arah Aditya dan Alleya yang berdiri saling berhadapan, dengan jarak yang begitu dekat. Nara yang sejak tadi sudah sangat penasaran dengan penampilan Alleya yang namanya sempat disebut Aditya, terkejut ketika pandangannya jatuh di wajah Alleya. Apa?!! Gadis seperti ini yang akan menikah dengan Aditya? Wajah begitu buruk, sangat jauh dari wajahnya, mengapa bisa memenangkan hati Aditya dan kedua orang tuanya? Nara semakin terkejut, ketika ingatannya membawa dirinya ke pertemuan dengan Alleya beberapa waktu lalu di warung soto, ketika ia dan Aditya sedang sarapan pagi bersama. Saat itu Alleya juga tidak sendiri. Gadis itu datang bersama seorang pria yang tidak kalah tampan dengan Aditya. "Ka-Kauu, All-leya?" Nara benar-benar tid

  • It's Me, Your Wife   Kesalahpahaman

    Rudy memacu mobilnya dengan kecepatan yang lumayan. Semula hanya Rita yang merasa khawatir berlebih. Namun, ketika dirinya sendiri mencoba menghubungi sahabat masa kecilnya itu, dan tidak juga mendapat tanggapan, membuat dirinya mulai merasa cemas. Ryan memilih untuk pulang terlebih dulu, dan akan datang lagi setelah ada kepastian tanggal pernikahan adiknya. Sepanjang perjalanan, Rita terus mecoba menghubungi Lisa, meski respon yang ia terima tidak berubah. Berulang kali dirinya melirik Alleya, berharap putrinya itu berhasil menghubungi Aditya, tapi kenyataannya tetap sama. "Tenang, Ma. Sebentar lagi kita akan sampai di rumah Abraham. Sebentar lagi, Papa akan menghujani pria itu dengan beratus pukulan, karena sudah berani membuat kita semua khawatir." Mobil Rudy akhirnya, berhenti tepat di depan gerbang bercat putih yang tinggi menjulang. Pintu gerbang itu terbuka, me

DMCA.com Protection Status