Share

Pengkhianat yang Dikhianati

Author: Ida Saidah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Membuka mata perlahan, mengerjap-ngerjap, menyesuaikan cahaya yang terasa begitu menyilaukan mata. Terus mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan bernuansa serba putih, dengan bau khas obat-obatan. Seulas senyum tergambar di bibir Bunda yang dipoles lipstik berwarna merah menyala, dengan mata menatap sendu wajah ini.

"Kamu sudah bangun, Tur?" tanya Bunda seraya mengusap lembut rambutku.

"Kenapa aku ada di rumah sakit, Bun?" Aku balik bertanya, menatap wanita yang telah melahirkanku tiga puluh tahun yang lalu dengan mimik bingung.

"Tadi Sultan dan Lani yang membawa kamu ke rumah sakit. Katanya kamu pingsan di pemakaman." Terang Bunda, mata bulat dengan bulu mata lentik tersebut tidak lepas dari wajahku.

"Luna mana, Bun. Tadi aku lihat dia sedang tidur di sana. Dia marah sama aku, Bun. Dia nggak mau maafin aku!" Menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Luna, siapa tahu dia ikut mengantar ke rumah sakit.

Kosong. Hanya ada Bunda di ruangan ini yang menemani. Sepertinya dia benar-benar marah serta kecewa kepadaku.

Mungkin memang benar aku yang salah, karena telah menduakan cintanya, menyia-nyiakankan dia, selalu berbuat kasar dan tidak pernah menganggap dia ada.

Luna. Aku merindukan kamu. Aku baru menyadari kalau ternyata pelan-pelan cinta itu menelusup begitu dalam ke dasar hati. Kembalilah, sayang. Jangan siksa batin dan perasaanku.

"Fatur, dengerin Bunda. Kamu harus ikhlas melepas kepergian Luna. Bunda tahu kamu begitu mencintai dan menyayangi dia. Tapi, kalau kamu terus-terusan seperti ini, kasihan Luna di alam sana. Dia jadi tidak tenang. Ikhlaskan kepergian istri kamu ya, sayang..." Kini mata teduh Bunda sudah mulai menganak sungai.

Ikhlaskan? Kepergiannya?

Otakku berusaha mencerna semua kata yang terucap dari mulut Bunda.

Astaghfirullahaladzim...

Aku lupa kalau Luna sudah tiada. Kenapa perasaanku menjadi kacau seperti ini. Mengapa terus saja berhalusinasi tanpa bisa mengendalikan diri. Dan, kenapa perasaan cinta mulai tumbuh justru setelah dia pergi menghadap ke haribaan Illahi.

Meraup wajah, berusaha menenangkan diri dan menepis segala rasa yang mulai singgah di dalam hati. Sedalam apa pun perasaan yang aku rasa, sebesar apa pun penyesalan dalam sanubari, tidak akan merubah keadaan sama sekali, apalagi membuat Luna kembali.

"Minum teh hangat dulu. Biar pikiran kamu sedikit tenang." Wanita berkulit bersih itu mengangsurkan segelas teh hangat dan segera kuteguk hingga tandas.

Setelah itu, duduk bersandar di dipan rumah sakit, menatap lurus ke depan terus menahan gejolak rindu yang kian tidak dapat aku tahan. Semakin berusaha melupakan Luna, bayangan itu seolah menari-nari dalam ingatan.

Aku selalu dihantui rasa bersalah serta penyesalan terdalam.

"Tur, mumpung lagi di rumah sakit, Bunda kepengen nengok anak kamu. Kamu Bunda tinggal di sini sendirian nggak apa-apa kan?" Bunda berujar sambil menyambar tas lalu berdiri.

"Aku ikut, Bun. Aku juga kangen sama putriku." Aku menyahut sambil berusaha bangun.

"Nanti Bunda pinjam kursi roda dulu sama suster. Takut kamu masih lemas."

"Nggak usah, Bun. Aku nggak apa-apa."

Berusaha berdiri, tetapi lantai yang aku pijak seolah bergerak-gerak. Kepala ini berputar-putar seperti gasing dan pandangan berkunang-kunang. Aku pun memutuskan untuk menuruti omongan Bunda, menggunakan kursi roda agar bisa melihat putri kecilku. Sebab, sudah dua hari tidak melihat dia, karena terus saja sibuk mengurus si Reta.

Entah mengapa menyebut nama Reta hati ini terasa sangat nyeri. Tercacah-cacah karena cinta yang selalu aku jaga telah dikhianati. Aku rela mengabaikan istri demi dia, malah justru pengkhianan yang aku dapatkan. Miris. Menjadi pengkhianat yang dikhianati.

Mungkin jika Luna masih ada, saat ini dia sedang menikmati kehancuranku, menertawakan keadaan karena dia merasa menang.

Ya, kamu memang sudah menang, Luna. Berhasil memporak-porandakan hatiku, sukses membuatku rindu dan menahan cinta yang tidak pernah akan tersampaikan.

Masuk ke dalam ruang NICU, menatap wajah tenang malaikat kecilku yang sedang terlelap di dalam inkubator.

Dia, bayi yang tidak pernah aku inginkan kehadirannya, bahkan beberapa kali menyuruh Luna untuk meluruhkan dia dengan alasan belum siap.

"Kenapa harus digugurkan, Mas. Janin ini berhak hidup. Dia berhak melihat dunia meskipun nanti nyawa aku yang jadi taruhan!" Ucap Luna sambil memegangi perut datarnya, beberapa menit setelah menunjukkan test pack bergaris dua dan aku menyuruh dia menggugurkan janin yang masih berusia sekitar satu bulanan itu.

"Aku belum siap menjadi seorang ayah, Luna. Masih ingin bebas. Bisa nambah beban serta pengeluaran nanti jika ada anak juga!" Sungutku sambil menghempas tubuh di atas kasur.

"Kan semua kebutuhan Papa yang memenuhi. Kamu tinggal berangkat ke kantor, uang dijatah sama Papa setiap bulan. Kenapa musti takut dibebani oleh anak, Mas. Lagian, anak itu amanah dari Allah. Dia menitipkan seorang anak di rahim aku, berarti Allah yakin kalau kita mampu. Soal rezeki mah sudah ada yang ngatur, Mas." Ocehnya panjang lebar, membuatku meradang dan langsung menarik kasar tangannya.

"Nggak usah sok bijak. Tidak perlu memberi nasehat kepadaku. Bosan denger kamu ceramah terus tau nggak!" Mendorongnya kasar kemudian pergi meninggalkan rumah untuk menemui Reta di rumah kostannya.

"Kenapa sih, Mas. Kok mukanya cemberut begitu?" Tanya Reta sambil mengalungkan lengan di leherku.

"Biasalah, kamu juga tahu." Jawabku malas.

"Kenapa nggak kamu ceraikan saja sih dia. Kamu betah banget hidup sama wanita yang katanya tidak kamu cintai. Apa, jangan-jangan sebenarnya kamu menyimpan rasa sama dia, tapi pura-pura tidak cinta kalau di depanku!" Reta memonyongkan bibir manja.

'Kalau aku melepas dia begitu saja, dari mana aku mendapat uang untuk membahagiakan hidup kamu. Kalau mengandalkan uang hasil percetakan itu tidak seberapa. Belum harus dibagi kepada Bunda dan juga Diva adikku.' Aku menggumam sendiri dalam hati. Memeluk pinggang ramping Reta, mengajaknya masuk ke dalam kamar, menyalurkan kebutuhan batin yang jarang aku tunaikan dengan Luna.

Entahlah, walaupun Luna pasangan halalku, tetapi kurang bergairah jika melihat dia. Hanya saat-saat mendesak dan ketika Reta tidak bisa melayani saja aku meminta jatah kepada wanita itu. Menuntut hak biologis, karena tidak mampu berlama-lama menganggur.

Jika dengan Reta. Perasaan itu menggebu-gebu, ditambah lagi rasa takut jika pemilik kos tahu kalau aku diam-diam menyelinap masuk ke dalam kamar kost Reta, melakukan hubungan terlarang bersama dia, menyelami samudera dosa hingga terlelap dalam dekapan kekasih hatiku.

"Mas. Kapan kamu akan menikahi aku. Jangan ingkar janji, loh. Kita sudah sering melakukannya, tetapi kamu nggak mau nikahin aku. Nanti kalau aku hamil bagaimana?" Tanya Reta sembari bergelayut manja di pundakku, ketika baru saja terjaga dari lelapnya tidur.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
kalau luna meninggal trus gmn ni cerita
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Sakitnya Dikhianati

    "Nanti juga pasti aku akan menikahi kamu, Ta. Kamu yang sabar. Tunggu saja tanggal mainnya!" Mencolek pipi tirusnya, mendaratkan ciuman lalu kembali melayang mengarungi lautan dosa bersama.Ponsel di atas nakas terus saja menjerit-jerit. Ada panggilan masuk, mengganggu aktivitas yang sedang aku lakukan bersama Reta. Aku mengabaikan panggilan itu karena pasti Luna yang menghubungi. Dia kan overprotektif. Kemanapun aku pergi, pasti selalu dicari-cari.Setelah selesai menyalurkan hasrat biologis kepada Reta dan mentransfer sejumlah uang kepadanya, gegas aku pulang karena hari sudah cukup malam. Aku tidak mau Luna curiga kalau aku memiliki wanita lain yang bisa memuaskanku diluaran. Bisa mengadu sama Papa dan semua fasilitas bisa dicabut oleh lelaki tua itu. Aku tidak mau. Reta pasti tidak akan mau lagi menjalin hubungan dengan diri ini, kalau aku tidak memiliki uang.Membuka pintu rumah, disambut oleh Luna dengan penampilan seksi, menggunakan lingerie merah muda serta dandanan cantik wa

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Perubahan Sikap Papa

    "Mbak Suci. Tolong bawa Fatur keluar dari ruangan ini!" Titah Papa sambil menatap nanar ke arah tembok.Aku tahu dia sangat kecewa sekaligus murka. Aku akan terima hukuman ini, Papa."Baik, Mas Atmojo!" Tanpa mendebat Bunda langsung mendorong kursi rodaku keluar dari ruang NICU.Menoleh sekali lagi. Menatap peri kecilku yang belum jua membuka mata. Aku lihat bahu Papa bergerak naik turun. Sepertinya dia sedang menangis. 'Maafkan aku, Papa. Maaf karena sudah membuat Papa kecewa. Izinkan aku untuk menebus segala dosaku, dengan merawat serta membesarkan putriku.' Bergumam sendiri dalam hati, merasakan rasa bersalah yang selalu menyergap hati."Kamu yang sabar ya, Tur. Mungkin Papa mertua kamu sedang banyak pikiran. Makanya dia marah-marah seperti itu sama kamu." Dengan lembut Bunda mengusap bahuku.Ah, andai saja Bunda tahu kalau selama ini aku sudah jahat kepada menantunya. Kalau saja dia tahu kalau diriku telah menikahi Margareta, wanita yang paling Bunda tidak sukai di muka bumi ini.

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Petugas Rumah Sakit Jiwa

    "Maaf, Pak Ngadiman. Bapak tahu kan siapa saya? Saya ini menantunya Pak Atmojo. Saya manajer di perusahaan ini. Bapak jangan menghalangi saya masuk, atau nanti Bapak saya pecat!" Gertakku, akan tetapi tidak membuat lelaki berkulit gelap itu gentar. Dia terus saja menghalangi jalanku, bahkan menutup gerbang dan menguncinya dari dalam. Sial! Kenapa semuanya jadi seperti ini?"Sekali lagi saya minta maaf, Pak. Saya hanya menjalankan tugas dari Pak Bos. Kalau saya melanggar, saya takut dipecat." Pria berseragam serba hitam itu melenggang masuk dan kembali berjaga di pos satpam.Merogoh saku celana, mencoba menghubungi Papa ingin menuntut penjelasan darinya. Tersambung, tetapi tidak kunjung ada jawaban. Sepertinya Papa sengaja mengabaikan panggilanku.Dengan perasaan dongkol beranjak menjauh dari halaman kantor Papa, mencari ojek online berniat mengambil mobil yang dibawa Sultan untuk mengantar Lani. Takut dikuasai bocah itu jika lama-lama aku dibiarkan berada di rumah orang tuanya Luna.

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Sesal Tiada Arti

    Awas saja kalian. Aku akan membuat perhitungan kepada kalian semua. Aku pastikan, semua orang yang berani mengganggu hidupku juga mempermalukan aku akan menanggung akibatnya. Termasuk si Sultan yang sok tampan itu."Mari, silahkan masuk!" Ucap salah satu orang petugas sambil membukan pintu mobil untukku."Kalian pikir saya ini gila, hah?! Saya masih waras. Kenapa musti dibawa ke rumah sakit jiwa!" Sentakku seraya menepis tangan lelaki jangkung yang terus saja memegangi."Maaf, Pak. Saya hanya menuruti perintah Pak Atmojo."Lagi-lagi Papa biang keroknya.Mendengkus kesal, berjalan menjauhi mobil ambulance sambil menggerutu. Enak saja dibilang orang gila. Mereka mungkin yang gila. Gila harta. Sebab, semua yang aku miliki mereka ambil. Terlalu serakah Papa mertuaku memang.Lagi dan lagi, aku harus menelan pil kecewa karena perlakuan Papa. Tadi di kantor aku dipermalukan. Dicegat scurity dan tidak diperbolehkan masuk. Sekarang, ketik

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Depresi

    Berdiri di balkon rumah. Memandangi hamparan langit penuh dengan bintang berpendar-pendar di sana. Aku seperti melihat Luna sedang menari-nari bersama bidadari. Melambaikan tangan kepadaku, seakan memanggilku untuk menghampiri.Kuulurkan tangan mencoba meraih jemarinya, akan tetapi lengan ini terlalu pendek sehingga tidak bisa menjangkau dia. Sambil tersenyum naik ke meja yang ada di balkon, berdiri di pagar pembatas hingga merasa tubuh ini seperti sedang melayang.Beberapa saat kemudian, aku mendengar seperti ada seseorang berteriak memanggil namaku. Tapi itu bukan suara Luna, melainkan suara Mbak Harti, asisten rumah tanggaku yang kebetulan masih berada di rumah ini.Luna terus saja tersenyum, menatap diriku tanpa berkedip. Wajah perempuan bergamis putih itu terlihat cerah ceria, tiada menampakkan kesedihan seperti biasa. Aku terus mengulurkan tangan berusaha meraih dirinya. Tetap tidak bisa. Dia malah memutar badan membelakangiku, berjalan dengan anggun menghampiri seorang lelaki

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Mengakhiri Hidup

    Deru mesin kendaraan membawaku menjauh dari pekarangan istana tempat tinggalku bersama Reta dulu. Memutar audio mobil, menghilangkan rasa sepi yang selalu mendera hati.Kini sendiri di siniMencarimu tak tahu di manaSemoga tenang kau di sanaSelamanya...Aku selalu mengingatmuDoakanmu setiap malamkuSemoga tenang kau di sana…Mendengar penggalan lagu tersebut justru membuat kian deras air mataku. Aku tak sanggup dan segera mematikan audio mobilku. Biarlah. Biarlah perjalanan ini hanya ditemani suara deru mesin kendaraan saja. Menepikan mobil di depan gerbang pekuburan, membuka pintu perlahan kemudian turun dari kendaraan roda empat tersebut dan lekas berjalan masuk. Kuterobos gelapnya malam di area pemakaman. Berjalan lurus kedepan tanpa menghiraukan suara burung hantu yang saling bersahutan. Ingin kuhabiskan malam ini bersama Luna, mengobati rindu yang kian menggebu di dalam kalbu.Kunyalakan senter pons

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Jelmaan Luna

    Tut...Tut...Suara klakson kereta api terdengar sudah melewati tubuhku. Tapi, kenapa tidak merasakan apa-apa. Mengapa masih bisa menghirup udara. Apa sebenarnya aku sudah terbang ke nirwana dan sebentar lagi Tuhan akan mempertemukan aku dengan Luna?Membuka mata perlahan, menatap gerbong terakhir kereta yang masih terlihat.Sial! Ternyata kereta api yang baru saja lewat melintas di jalur sebelahku berdiri. "Mau bunuh diri ceritanya, Mas?" Tanya seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian kumal sambil menatap mencemooh.Aku diam tidak menjawab. Dia malah terkekeh seakan apa yang dia lihat sekarang ini adalah sebuah lelucon."Memangnya sudah siap masuk neraka?" Dia bertanya lagi. Asap rokok dari mulutnya terus saja mengepul membuatku terbatuk."Bukan urusan Bapak!" Ketusku."Memang bukan urusan saya. Tapi saya miris melihat manusia yang terlihat berpendidikan tetapi pikirannya pendek seperti anda. Jangan anda pikir setelah anda mati semua urusan menjadi selesai.Dalam agama saya, bunuh

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Menjadi Rahwana

    Beberapa koleksi jam limited edition milikku kini sudah terjual. Kini tinggal mempromosikan rumah, supaya lekas terjual juga dan bisa membuka usaha untuk masa depanku dan si buah hati. Tidak akan lagi tergantung kepada Papa, apalagi sekarang sudah tidak ada Luna.Jadi, jika suatu saat semua rahasiaku terbongkar dan Papa mengambil semua yang aku miliki. Aku masih punya usaha. Bisa mencukupi kebutuhan permata hatiku juga.Sekali lagi, menatap Lani dari kejauhan lalu bergantian memandangi wajah Sultan yang sedang berdiri di sisinya. Mereka tidak serasi. Dan sepertinya tidak akan mungkin bisa bersatu.Mengangkat satu ujung bibir. Berjalan mengikuti kemana arah kaki ini melangkah hingga akhirnya memasuki sebuah toko obat yang lumayan cukup besar, untuk membeli beberapa obat tidur supaya aku tidak selalu terjaga di malam hari. Juga membeli sesuatu untuk kejutan Lani dan Sultan nanti.Bukannya jahat. Tetapi hati kecilku selalu me

Latest chapter

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Hukum Tabur Tuai

    Setelah tamunya pergi, dengan kasar Atmojo membanting badan di atas sofa. Memijat kepala yang terasa berdenyut nyeri, sambil mencoba meredam emosi yang kian meninggi.'Fatur. Semua penyebabnya adalah Fatur. Kalau dia tidak melecehkan Lani, mungkin semua tidak akan seperti ini. Sialan. Kurang ajar memang itu anak!" Atmojo kembali meninju meja, tidak memperdulikan punggung tangannya yang terasa nyeri serta memar.Dengan amarah yang kian membuncah dia keluar dari rumah. Meminta supir pribadinya untuk mengantar dia ke kantor polisi, ingin memberi pelajaran kepada menantunya yang perlahan mulai dia benci.Sepanjang jalan umpatan-umpatan terhadap Fatur terus saja meluncur dari mulut Atmojo. Rasanya hanya dengan mengumpat saja dia belum merasa puas. Ingin memberikan pelajaran lebih kepada suami mendiang anak sulungnya, supaya tidak lagi berulah serta membuat hidupnya menjadi susah.Mobil sedan berwarna putih menepi di parkiran sebuah kantor polisi. Atmoj

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Apa itu Karma?

    Di rumah sakit.Lani masuk ke dalam ruangan khusus didampingi oleh Faizah untuk menjalankan visum.Pertama. Lani menjalani pemeriksaan menyeluruh mulai dari tekanan darah, denyut nadi, bukti adanya tindak kekerasan, penularan penyakit kelamin, hingga pemeriksaan fisik. Setelah prosedur itu dilakukan, seorang dokter perempuan menyuruh Lani berbaring dengan posisi kaki ditekuk, persis seperti orang hendak melahirkan. Wajah Lani terlihat memucat serta ketakutan. Akan tetapi Faizah serta pihak penyidik terus saja meyakinkan dia kalau semuanya akan baik-baik saja. Lani harus menjalani serangkaian pemeriksaan susuai prosedur, supaya bisa menjadi bukti di persidangan nanti.Dokter berhijab putih yang memeriksa Lani mengerutkan dahi saat memeriksa bagian sensitif gadis itu. Sementara Lani, selain merasa takut dan trauma, ia juga merasa sangat malu karena harus memperlihatkan auratnya di depan orang lain."Maaf, Bu. Sepertinya tidak ada tanda-tan

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Masa Lalu Suci

    POV AuthorLani duduk terpaku di atas ranjang, dengan mode masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Dia juga akan menjerit histeris jika Faizah atau perawat mengganti pakaiannya.Lani masih trauma. Dalam angan-angan selalu terbayang saat Fatur menjamah tubuhnya, mengambil mahkota paling berharga miliknya ketika dia sedang tidak sadarkan diri."Aku kotor, Ma. Aku sudah kotor!" Hanya kata itu yang selalu terucap dari mulut gadis berusia dua puluh tahun tersebut.Dia begitu terpukul dan syok. Pun dengan Faizah yang sejak kemarin menungguinya di rumah sakit, hingga lupa pulang ataupun sekedar beranjak sebentar dari ruangan itu. Ia tetap saja menunggui anaknya dengan setia, tidak tega meninggalkan Lani sendiri dalam keadaan terpuruk seperti ini.Sultan. Laki-laki yang selalu mengisi hari-hari Lani dengan cinta, memberi warna di bidup perempuan berzodiak Taurus itu, yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi indahnya setiap malam, tidak menampakkan d

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Penangkapan Fatur

    Alisku bertaut mendengar jawaban Mbak Harti. Kenapa ada polisi datang ke rumah ini? Apa Papa yang melapor? Atau...Ah, dari pada terus menerka-nerka lebih baik kutemui mereka. Jika memang Papa melapor dan ingin memenjarakan aku, aku akan terima sebab aku memang salah.Dengan langkah hati-hati serta menahan nyeri berjalan menghampiri dua orang polisi itu, ingin tahu ada apa gerangan mereka bertamu tengah hari seperti ini."Selamat siang, Pak. Maaf kami mengganggu istirahat Bapak. Saya membawa surat penangkapan atas nama Bapak Fatur Ardiansyah, karena Pak Fatur terlibat kasus pelecehan seksual terhadap saudari Lani Vanessa Atmojo!" ucap salah satu dari mereka.Dua orang polisi itu langsung menghampiri, mengapit tanganku dan menarikku dengan kasar membawaku masuk ke dalam mobil patroli.Banyak pasang mata menyaksikan, berbisik sumbang karena mereka pikir aku ditangkap atas kasus kekerasan dalam rumah tangga yang kulakukan terhadap Reta.

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Ada Apa?

    #Kembali ke POV Fatur"Reta?" Mataku membulat sempurna menatap wanita yang sedang berdiri di muka pintu.Wajah Reta penuh dengan luka lebam seperti habis mengalami kekerasan fisik. Rambutnya yang biasa tergerai indah sudah dicukur habis dengan potongan tidak beraturan. Ada apa dengan wanita yang pernah menanamkan cinta begitu dalam di hatiku ini? Siapa yang telah melakukan kekerasan terhadap dia juga mencukur habis rambutnya yang selalu dia banggakan karena keindahannya. Apakah Rendi yang sudah melakukannya?"Mas!" Reta berjalan menghampiri dan bersimpuh sambil menangis tersedu."Aku minta maaf. Tolong terima aku kembali, Mas. Aku sangat mencintai kamu. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu, Mas. Tolong izinkan aku tinggal di rumah ini lagi. Aku janji tidak akan mengkhianati kamu dan akan menjadi istri yang baik!" pintanya mengiba.Aku mengangkat satu ujung bibir, sebab merasa yakin kalau air tangisannya saat ini hanya sandiwara belaka, supaya aku kasihan dan memberikan ampunan.Enak saja

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Siapa yang Datang?

    "Aku tidak akan pernah memberi tahu di mana Fatur sekarang, Mas." Jawab Suci tidak merasa gentar sedikit pun."Suci, tolong beri tahu saya, di mana kamu dan Fatur sekarang ini?!" tekannya sekali lagi.Suci menggeser tombol merah mengakhiri panggilan secara sepihak, menonaktifkan ponselnya sebab dia tahu kalau Atmojo pasti akan melecak keberadaannya sekarang. Bukan niat dia melindungi orang yang salah. Tetapi, Suci begitu takut kalau Atmojo sampai kalap dan menghabisi nyawa putranya.Sambil mengusap air mata Suci melungguh di kursi depan ruang dimana Fatur sedang menjalani tindakan, setelah mengalami penusukkan di kakinya. Dia juga sangat menyayangkan tindakan Fatur yang sudah diluar batas juga tidak bermoral. 'Dengan cara apa aku harus menebus kesalahan Fatur terhadap Lani. Apa lebih baik aku mengajak Mas Atmojo dan Faizah untuk bertabayyun, membicarakan masalah ini secara baik-baik, supaya tida ada seorang tetangga pun yang tahu tentang kasus ini?' Suci berbicara sendiri di dalam ha

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Depresi

    Melihat ayah mertuanya mengayunkan sebilah pisau, buru-buru Fatur beranjak menjauh. Namun naas, belum sempat dia lari. Atmojo sudah lebih dulu manancapkan ujung pisau di tangannya tepat mengenai betis Fatur.Lelaki berhidung bangir itu mengerang kesakitan, membuat suci yang sedang berdiri di muka pintu segera berlari menghampiri, menangis tergugu melihat anaknya meringis kesakitan dengan kaki bersimbah darah."Mas Atmojo, apa yang sudah Mas lakukan terhadap anak saya. Kenapa Mas kejam sekali?" pekik Suci seraya mencabut pisau yang menancap di kaki sang anak, mengambil kain untuk membalut luka tersebut dan segera menghubungi ambulance."Itu tidak seberapa dengan apa yang sudah dia lakukan terhadap putri saya, Suci. Dia sudah menyakiti hati Luna, sekarang dia malah berani menyentuh putriku hingga dia mengalami trauma. Manusia semacam Fatur itu tidak pantas dikasihani. Bahkan dia pantas mendapatkan lebih dari itu!" berang Atmojo sambil mengatur napas yang sudah tidak beraturan."Saya he

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Kemarahan Atmojo

    "Aku tidak pantas bersanding dengan Kak Sultan. Aku bukan wanita baik-baik. Aku audah kotor. Aku sudah tidak utuh, Ma!" Racau Lani sambil terus menyusut air mata. "Siapa yang melakukannya, Lani?" Suara Mama terdengar begitu syok."Ma–Mas Fatur!" Bagai mendengar suara petir yang menggelar, hati Sultan terasa sakit serta teriris mendapati kenyataan kalau calon istrinya sudah disentuh oleh laki-laki lain. Dia berjalan gontai menyusuri koridor rumah sakit, terus berpegangan tembok, sebab kakinya sudah terasa lemas tidak mampu menumpu tubuhnya.'Ya Allah, apa yang harus aku lakukan. Lani sudah ternoda. Apa kata keluargaku jika aku menikahi wanita yang sudah tidak lagi perawan. Ummi pasti akan membatalkan pernikahan ini jika mengetahui masalah yang tengah menimpa Lani.' Dia berbicara sendiri dalam hati, meremas dada yang terasa sakit seperti sedang disayat sembilu.Dengan perasaan hancur Sultan menuruni undakan rumah

  • Istriku Meninggal Saat Aku Sedang Selingkuh   Siapa yang Melakukannya?

    Papa yang sedang duduk bersama Sultan segera berlari menghampiri Mama yang tiba-tiba berteriak. Dia segera membopong tubuh sang putri lalu lekas membawanya ke rumah sakit terdekat."Sebenarnya ada apa, Ma. Kenapa anak kamu bisa pingsan seperti ini?" Tanya Papa ketika mereka sudah berada di dalam mobil yang sedang dikemudikan oleh Sultan."Mama nggak tahu, Pa. Memang sejak tadi kelakuan Lani agak aneh. Dia kelihatan lagi ada masalah besar, tapi mencoba menyembunyikannya dari kita, Pa." Jawab Mama Lani sambil terus menepuk-nepuk pelan pipi putrinya.Sedangkan Sultan. Dia berusaha tetap fokus mengemudi walaupun sebenarnya dalam hati merasa sangat khawatir dengan keadaan si calon istri. Dia takut terjadi sesuatu terhadap Lani, apalagi sebelumnya dia mengatakan ingin membatalkan pernikahan. Hal itu membuat pria dengan garis wajah tersebut semakin yakin kalau Lani sedang memiliki masalah besar yang berusaha dia sembunyikan darinya.Mobil sedan berwarna putih ditepikan tepat di depan gedung

DMCA.com Protection Status