Sekitar 200 tahun yang lalu, Kian pernah bertarung dengan Rafan dan Krisna. Saat ini, mungkin hanya dia yang paling tahu betapa mengerikannya mereka berdua.Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan mereka dalam keadaan seperti ini.Selain itu, sepertinya mereka berpihak pada Adelio. Hal ini membuatnya tercengang.Dia paling tahu betapa mengerikan dan ganasnya mereka berdua.Bahkan aura yang mereka pancarkan tadi pun membuatnya merasa terancam!Anak ini memang hebat, sanggup membuat Dua Penatua Gelap Terang memihak padanya.'Aura beberapa orang lainnya sangat kuat, tingkat kultivasi mereka nggak lebih lemah dariku.''Kalau aku bertarung dengan mereka, kemungkinan untuk menang nggak sampai 10%.'Kian sedang menyusun rencana lain. Meskipun sekarang dia memiliki Pedang Asura, dia tidak yakin bahwa Pedang Asura dapat membunuh Rafan dan Krisna!Bagaimanapun, kala itu Panglima Perang Neraka menyerahkan Pedang Asura pada Rafan secara pribadi dan Rafan-lah yang membawa
Terdengar suara raungan. Pedang Asura terlepas dari genggaman Kian dan menerjang ke luar istana!"Ternyata begitu." Kian mendengus dingin. Saat ini, dia sudah memahami segalanya.Dia baru menyadari betapa bodoh dan sombong dirinya, bisa-bisanya menganggap diri sendiri sebagai orang yang paling memahami Pedang Asura di dunia ini. Konyol sekali!Dia mengira dirinya sudah mengendalikan Pedang Asura, tetapi dia tidak menyangka bahwa Pedang Asura akan pergi dari genggamannya begitu saja.Ini adalah sesuatu yang tidak pernah dia pikirkan. Dia tahu jelas bahwa dirinya tidak akan bisa memiliki Pedang Asura lagi.Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja.Dia sudah lama tidak bertarung dengan Rafan dan Krisna. Sekarang adalah kesempatan yang bagus untuk menguji kemampuannya.Kemarahannya terhadap kepergian Pedang Asura tidak terlalu besar, karena dia lebih memahami Pedang Asura daripada Adelio.Dia tahu saat ini Pedang Asura bukan hanya mengakui Dirga sebagai majikan.Dilihat dari segi tertent
Kian memuntahkan seteguk darah.Dia nyaris pingsan karena tidak bisa menerima kenyataan ini. Setelah mengasingkan diri selama ratusan tahun, dia baru menghirup udara segar hari ini.Dia bertekad untuk memiliki Pedang Asura dan mengira dirinya adalah orang yang paling memahami Pedang Asura di dunia ini.Dia bahkan mengorbankan aura rajanya untuk menumpas Segel Leluhur Naga di Pedang Asura.Dia yakin bahwa segalanya berada di bawah kendalinya, tetapi dia tidak menyangka bahwa Pedang Asura yang berada di genggamannya akan pergi mencari Dirga.Dia tidak menyangka bahwa dirinya secara tidak langsung sudah meningkatkan kemampuan Dirga.Dia mengira Krisna dan Rafan akan takut dengan kekejaman dan keserakahannya. Setidaknya, mereka akan mempertimbangkan keselamatan Dinasti Tuyam.Namun, keduanya hanya diam ketika dia menghancurkan istana.Sekarang, dia menatap mereka berdua dengan kesal. Bisa-bisanya dia kalah dengan begitu tragis dan memalukan.Kemampuan Krisna jauh di atas Rafan, bisa dibila
Dirga mencium tangan Gesa tanpa menoleh ke belakang sambil memberi isyarat oke pada Lina.Lina mendelik mereka berdua, lalu pergi. Selanjutnya, dia akan menghadapi berbagai macam rintangan!Begitu memunculkan diri setelah mengasingkan diri selama ratusan tahun, Kian menimbulkan masalah yang begitu besar.Sekarang, seluruh anggota kerajaan tidak menyukainya. Saking marahnya, mereka bahkan ingin memutilasi mayatnya.Termasuk Adelio. Hanya Lina yang dapat mengendalikan seisi Dinasti Tuyam.Pada dasarnya, statusnya di Dinasti Tuyam cukup tinggi. Dia bukan hanya memperoleh dukungan dari para kerabat kerajaan, tetapi juga dijunjung oleh seluruh rakyat.Dalam situasi seperti ini, dia-lah yang paling cocok untuk mengambil alih. Namun, Kian dan Adelio tidak akan menyerahkan Dinasti Tuyam padanya begitu saja.Meskipun Kian dan Adelio ditaklukkan, mereka tidak kalah.Demi menerobos ke alam yang lebih tinggi, memperoleh Pedang Asura dan menjadi pendekar tiada tara, mereka sanggup melakukan apa pun
Gesa, Quinza, Emily dan Sisian sedang memasak di dapur sambil mengobrol riang. Sementara Dirga yang kelaparan berjalan masuk ke dalam dapur.Begitu melihat Dirga, Sisian langsung menyindirnya."Dasar pemalas. Matahari sudah terbit pun belum bangun.""Bawahan Tuan Putri Lina mengabari bahwa dia pergi ke perbatasan. Kalau kamu masih nggak pergi ke sana, kamu harus mengurus pemakamannya.""Oh ya, dia juga bilang dia membunuh sejumlah kerabat. Semuanya kaget dan setuju untuk membantu!""Kamu sudah lama mengurung Viona, kapan kamu akan membiarkannya keluar?""Tanpa Viona, aku sangat bosan dan marah."Sisian mengenakan celemek. Salah satu tangannya sedang memegang pisau dan tangan lainnya sedang memegang spatula. Dirga memandangnya dan merasa segel di tubuhnya mulai meregang.Seketika, Dirga sangat bimbang."Sisian, jangan seperti ini. Kamu membuatku takut!""Bagaimana kalau kita bicara baik-baik?""Apa kamu bisa mengontrol segel di tubuhmu? Kalau bisa, bisakah kamu memperkuatnya? Jangan mem
Sebuah siulan pedang menggema di udara seiring dengan munculnya energi pedang yang sangat menakutkan.Begitu energi pedang ini muncul, Dirga sendiri juga terkejut karena bahkan dia saja merasa terancam oleh energi pedang saat ini.Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Kian dan empat pendekar super dari dunia luar juga sangat terkejut dan takut saat merasakan energi pedang yang menakutkan ini.Terutama empat pendekar super dari dunia luar itu. Orang-orang dengan kultivasi setinggi mereka sudah sangat jarang merasa terancam!Namun, sekarang, energi pedang dari Pedang Asura yang menakutkan ini membuat mereka merasakan dan menyadari kalau selama ini mereka terlalu meremehkan kekuatan Pedang Asura.Sementara Kian sekarang hampir muntah darah karena kesal.Karena dia tahu jelas, saat ini alasan Pedang Asura bisa mengeluarkan kekuatan seperti ini adalah karena dia membuka Segel Leluhur Naga kedua yang ada di Pedang Asura."Energi pedang yang sangat menakutkan. Pedang Asura memang pantas di
Beberapa detik kemudian, Pedang Asura terbang kembali dengan membawa sebuah kepala. Kepala ini adalah kepala pendekar dunia luar yang kabur tadi.Dirga langsung melempar kepala itu ke depan Kian."Bagaimana Yang Mulia Kaisar Dinasti Tuyam? Suka nggak dengan kejutan dariku ini?""Sekarang, kamu masih ada kata-kata terakhir, nggak?"Dirga berkata sambil mengayunkan pedangnya. Energi pedang yang menakutkan seketika menelan pasukan dunia luar yang beranggotakan seratus ribu orang.Seketika, darah dan potongan daging beterbangan, di udara muncul hujan darah!Di hadapan energi pedang yang menakutkan, pasukan seratus ribu orang dari dunia luar itu sama sekali tidak bisa melawan.Mereka seperti kambing kurban yang dipotong oleh energi pedang. Di tempat yang bisa dijangkau mata, tempat ini menjadi sebuah medan perang, neraka di dunia manusia.Adegan bagian tubuh dari seratus ribu orang bertumpuk membuat Dirga yang sudah terbiasa dengan pembunuhan juga merinding.Kekuatan yang ditunjukkan Pedang
Mereka semua tidak ingin mati.Melihat ekspresi mereka, Lina tahu kalau mereka sudah membuat keputusan yang tepat. Kalau mereka masih tetap mau menangkapnya dan menghabiskan semua sumber daya Dinasti Tuyam seperti sebelumnya,Lina tidak keberatan untuk membunuh mereka semua. Meski Dinasti Tuyam yang sekarang sudah rusak secara internal maupun eksternal, Dinasti Tuyam berada di zaman terbaik.Karena ada Dirga, meski Lina tahu jelas dan khawatir dengan Dinasti Tuyam yang akan menghadapi amarah dari dunia luar,dia percaya seratus persen dengan Dirga."Yang Mulia, kami menyambut Yang Mulia duduk di kursi itu dan menganggap Yang Mulia sebagai ketua kami.""Yang Mulia akan menjadi ratu pertama di Dinasti Tuyam, juga akan menjadi ratu abadi!""Yang Mulia Ratu panjang umur!"Semua orang berlutut dan bersujud sambil berseru. Namun, tepat pada saat ini, Lina mengeluarkan energi sejati yang luar biasa untuk menekan suara mereka semua."Sudah kubilang, aku nggak pernah menginginkan posisi itu, ju