Emily mengangkat cangkir teh di hadapannya, lalu berjalan mengelilingi ruang tamu sambil melihat ke arah jendela, seolah-olah sedang mencari sesuatu.Tepat ketika Dirga hendak bertanya padanya, dia sudah bertanya, "Pak Dirga, di mana kedua istrimu?""Apa aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengan kedua istrimu?"Meskipun Emily datang untuk mencari Dirga, dia memiliki tujuan lain, yaitu bertemu dengan dua istri Dirga, Gesa dan Quinza.Dia tidak yakin Dirga akan setuju untuk bekerja sama dengan Keluarga Tomson. Bagaimanapun, dia tidak bisa menebak isi pikiran Dirga dan memiliki suatu rasa takut saat menghadapi Dirga.Dia juga adalah wanita yang terkenal cantik di Kota Suwo. Apalagi dia berdandan sebelum datang. Baik dari segi tubuh, paras maupun otak, dia adalah wanita yang unggul.Namun, dia menyadari bahwa Dirga sama sekali tidak menatapnya. Sekarang, dia memiliki suatu firasat bahwa Dirga tidak menganggapnya sebagai wanita.Dia sudah mempersiapkan diri sebelum datang, tetapi setiba
Yunas tercengang. Dia segera bangkit untuk berlutut, jiwanya hampir melayang."Pergi, usir mereka semua. Sekarang aku nggak ingin bertemu dengan mereka, kamu pergi tangani satu hal. Cari tahu keberadaan Emily.""Aku mau mengetahui seluruh aktivitas dan orang-orang yang dia temui dalam bulan ini.""Aku mau tahu semua tetek bengeknya. Selain itu, utus orang untuk mengawasinya."Yunas yang mendengar ucapan ini seolah-olah disambar petir.Ucapan Adelio menyadarkannya!Ada yang aneh dengan Keluarga Tomson!Setelah menyadari hal ini, Yunas pun ketakutan setengah mati. Dialah yang bertanggung jawab atas seluruh keluarga besar di Kota Suwo.Kalau dia tidak tahu Keluarga Tomson berulah secara diam-diam, nyawanya terancam.'Berengsek kamu, Sandro!'Meskipun Yunas tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Keluarga Tomson di belakangnya, dia sudah bertekad untuk membunuh seluruh anggota Keluarga Tomson.Dia segera meninggalkan aula dan keluar untuk mengusir semua kepala keluarga yang datang. Kemudi
Namun, Emily agak kaget saat mengetahui Dirga tidak memiliki permintaan lain."Pak Dirga, coba pikirkan baik-baik. Kamu nggak punya permintaan lain?""Menurutmu aku bagaimana?"Begitu melontarkan pertanyaan ini, Emily langsung menyesal. Awalnya dia hanya ingin bercanda, tetapi entah mengapa saat mengajukan pertanyaan ini, wajahnya langsung memerah.Saat ini, dia kebetulan sedang bertatapan dengan Dirga. Seketika, Emily merasa udara di sekitar seolah-olah membeku.Dirga menjawab sambil tersenyum nakal, "Nona Emily, kalau kamu yang naik ke atas ranjangku, aku nggak peduli. Aku nggak rugi, kok.""Aku dan kedua istriku sedang mencoba gaya baru, apa kamu mau mempelajarinya?""Hah?""Eh ...."Perkataan Dirga membuat Emily tidak bisa berkata-kata. Saat ini, dia merasa sekujur tubuhnya memanas dan rasa malu pun memenuhi hatinya.Seketika, dia tidak tahu harus berkata apa dan hanya bisa tersenyum malu.Melihat reaksinya, Dirga pun tertawa terbahak-bahak."Nona Emily, aku nggak menyangka kamu be
Tak lama kemudian, Lina dan Adelio meninggalkan istana dan pergi mencari Dirga.Setengah jam kemudian, keduanya tiba di tempat tinggal Dirga!Tepat ketika Adelio hendak mengetuk pintu, Dirga tiba-tiba mendarat dari langit dan langsung menyerangnya.Menghadapi serangan mendadak seperti ini, Adelio pun membalas serangan!"Bum!""Buk dup!"Dirga tidak menggunakan senjata dan memilih untuk melangsungkan pertarungan jarak dekat dengan Adelio. Tinju keduanya bertabrakan.Energi sejati yang menakjubkan terpancar dari tubuh mereka. Lina langsung mempraktikkan kemampuan aktingnya. Dia kaget hingga mundur ke samping dan mencoba untuk menghentikan mereka berdua."Adelio, Dirga, hentikan.""Apa yang kalian lakukan?""Bum!"Lina terhempas oleh momentum yang menakutkan itu, tetapi Dirga dan Adelio tetap tidak berhenti bertarung.Setelah melayangkan sebuah tinju, keduanya terpelanting mundur sejauh seratus meter.Tadi mereka sedang menguji satu sama lain dan tidak mengerahkan seluruh tenaga, tetapi h
Seketika, suasana di istana menjadi sangat sengit. Hal yang tidak dia ketahui adalah seorang pendekar misterius sudah menyelinap masuk ke Kota Suwo."Raja Kino, apa kamu sudah gila?""Kamu mau memberontak?"Saat ini, Adelio dan bawahannya sudah membunuh separuh dari seratus ribu pasukan terlarang. Istana berlumuran darah dan mayat bertebaran di mana-mana.Seratus ribu pasukan itu sudah hampir tidak bisa menahan serangan Adelio dan para pendekar super lainnya.Meskipun ada banyak pendekar super di antara seratus ribu pasukan terlarang, mereka sudah lama tidak bertempur.Banyak orang yang tingkat kultivasinya tinggi, tetapi kurang pengalaman tempur. Terlebih lagi, Adelio dan bawahannya melancarkan serangan mendadak.Seratus ribu pasukan itu kewalahan, bahkan saat ini komandan pasukan terlarang yang paling kuat pun terluka.Komandan pasukan terlarang memegang tombak sambil menatap Adelio dan bawahannya dengan penuh amarah.Sebagai komandan pasukan terlarang, dia hanya setia pada kaisar. D
Pemilik tubuh ini tidak lain adalah kaisar Dinasti Tuyam, Kian.Saat ini, Kian yang sudah hidup lebih dari 500 tahun tampak seperti pria paruh baya berusia lima puluhan tahun. Dia sangat energik dan sekujur tubuhnya memancarkan momentum yang membara."Huft ... udara di luar sungguh segar.""Beri tahu aku, apa yang dilakukan oleh Adelio sekarang?"Kian mengambang ke udara sambil meregangkan tangan dan kakinya dengan santai.Sebelum para pendekar super yang bertugas untuk melindunginya menjawab, Lina yang juga berada di tengah udara berkata, "Keponakanku itu pasti sudah mendapatkan Pedang Asura.""Tercium bau darah dari istana."Kian yang mendengar ucapan ini langsung mendengus dingin. Dia menopang sepasang tangannya ke belakang punggung, lalu mengentakkan kakinya dengan pelan. Dia tampak seperti sehelai daun yang berembus ke arah istana.Lina dan para pendekar lainnya pun menyusul.Saat ini di istana, Adelio yang sudah memperoleh Pedang Asura sedang melakukan pembantaian.Dia mengira di
Kian dan pendekar super itu serempak melancarkan serangan pada Adelio.Tingkat kultivasi Adelio yang sekarang tidak kalah dari mereka berdua, tetapi dia memiliki Pedang Asura.Jadi, mereka tidak berani meremehkan Adelio dan mengerahkan seluruh tenaga untuk menyerangnya!"Ngung!"Pedang Asura bergema di langit. Energi pedang yang menakutkan seolah-olah akan menelan seisi bumi.Momentum yang mengerikan mengguncang daratan. Agar pertarungan mereka tidak merusak istana, Lina sudah membentuk formasi untuk melindungi istana!Energi pedang yang tak terhitung jumlahnya seperti meteor yang meraung di langit. Kian dan anak buahnya langsung terselimuti oleh energi pedang ini. Namun, energi pedang ini tidak membawakan banyak pengaruh buruk pada mereka.Terutama Kian, energi pedang hanya merobek sedikit pakaiannya, bahkan tidak mengenai kulitnya.Namun, keadaan anak buahnya kurang baik. Energi pedang menimbulkan belasan luka di tubuhnya.Namun, dia masih bisa bertarung, kemampuan tempurnya masih te
Sekitar 200 tahun yang lalu, Kian pernah bertarung dengan Rafan dan Krisna. Saat ini, mungkin hanya dia yang paling tahu betapa mengerikannya mereka berdua.Hanya saja, dia tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan mereka dalam keadaan seperti ini.Selain itu, sepertinya mereka berpihak pada Adelio. Hal ini membuatnya tercengang.Dia paling tahu betapa mengerikan dan ganasnya mereka berdua.Bahkan aura yang mereka pancarkan tadi pun membuatnya merasa terancam!Anak ini memang hebat, sanggup membuat Dua Penatua Gelap Terang memihak padanya.'Aura beberapa orang lainnya sangat kuat, tingkat kultivasi mereka nggak lebih lemah dariku.''Kalau aku bertarung dengan mereka, kemungkinan untuk menang nggak sampai 10%.'Kian sedang menyusun rencana lain. Meskipun sekarang dia memiliki Pedang Asura, dia tidak yakin bahwa Pedang Asura dapat membunuh Rafan dan Krisna!Bagaimanapun, kala itu Panglima Perang Neraka menyerahkan Pedang Asura pada Rafan secara pribadi dan Rafan-lah yang membawa